cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
PAWIYATAN
Published by IKIP Veteran Semarang
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 242 Documents
KEHIDUPAN SOSIAL RELIGIUS ISLAM MASYARAKAT DUKUH DELIK REJO SARI KELURAHAN KALISEGORO KECAMATAN GUNUNG PATI KOTA SEMARANG Khasanah, R. Soelistijanto,
PAWIYATAN Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dukuh Delikrejosari merupakan salah satu dukuh dalam kelurahan Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Semarang. Penduduk dukuh Delikrejosari merupakan penduduk yang heterogen dengan mayoritas pemeluk Agama Islam. Komposisi penduduk Dukuh Delikrejosari beragam ada yang PNS, Swasta dan mayoritas di pertanian. Kehidupan masyarakat Dukuh Delikrejosari adalah kehidupan masyarakat sederhana dan harmonis. Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui mengapa kehidupan masyarakat Dukuh Delikrejosari sederhana dan harmonis. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Delikrejosari memiliki elemen-elemen masyarakat yang berfungsi dengan baik sehingga tercapai keteraturan social. Elemen-elemen itu diantaranya adalah elemen Agama. Kehidupan beragama di Dukuh Delikrejosari berlangsung dengan baik. Pengajian dan sholat dilakukan baik di masjid maupun di rumah. Pengajian dan sholat yang utama adalah pada bulan Ramadhan dan hari Raya Kurban, selain nyadranan dan pengajian lainnya. Kehidupan remaja  dan anak-anak juga berlangsung dengan baik yaitu rebana dan pengajian anak-anak. Kata Kunci: Kehidupan Sosial Religius, Pengajian, Kerukunan.
Penanggulangan Narkoba Di Kalangan Remaja Rejeki, Sri
PAWIYATAN Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Narkoba merupakan obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan syaraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya kerja otak berubah, demikian juga fungsi vital organ tubuh lain ( jantung, peredaran darah, pernapasan dan lainnya). Dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba sudah terbukti pada generasi muda seperti kerusakan fisik (otak, paru-paru, jantung, syaraf-syaraf, gangguan mental, emosional dan spiritual, akibat lebih lanjut adalah daya tahan tubuh lemah. Remaja merupakan usia transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa. Usia ini sangat rentan dengan pengaruh dari luar termasuk penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu arahan dan bimbingan dari orang tua sangat dibutuhkan agar remaja terhindar dari penggunaan narkoba. Kualitas bangsa dimulai dari kualitas keluarga, oleh karena itu kesadaran para orang tua untuk menjaga anak-anaknya terutama remaja dari pencemaran akibat narkoba sangat signifikan. Upaya penanggulangan narkoba di kalangan remaja menjadi tanggung jawab bersama keluarga, sekolah dan masyarakat.Kata Kunci : Penyalahgunaan narkoba, Remaja
Pandangan Masyarakat Tentang Penyelenggaraan Program Studi PG PAUD Di IKIP Veteran Semarang Yulvia Sari, Khasanah,
PAWIYATAN Vol 20, No 4 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini kebutuhan untuk melakukan pembenahan penyelenggaraan pendidikan sebelum pendidikan dasar, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangatlah penting dalam rangka untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Kebutuhan akan pembenahan penyelenggaraan PAUD itu tentu dipicu oleh besarnya minat masyarakat seperti tampak pada banyaknya penyelenggaraan berbagai bentuk PAUD oleh masyarakat. IKIP Veteran sebagai salah satu LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) mempunyai peran sangat penting untuk mempersiapkan calon tenaga pendidik yang profesional sesuai standart yang berlaku. Dengan mengantisipasi kebutuhan masyarakat tersebut, lembaga IKIP Veteran melalui upayanya telah membuka jurusan/program baru yaitu program pendidikan guru PAUD, sejak bulan Juli tahun 2008 sesuai dengan ijin penyelenggaraan yang telah di keluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Setelah kurun waktu 3 tahun lebih semenjak SK ijin penyelenggaraan program studi PG PAUD S1 turun, maka dirasa perlu melakukan penelitian evaluasi secara mendalam tentang bagaimana pandangan masyarakat tentang penyelenggaraan program S1 (PAUD) di IKIP Veteran Semarang. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 150 orang responden dengan rincian sebagai berikut : untuk mahasiswa yang sudah lulus angkatan pertama PG PAUD sebanyak 100 orang (dari transfer) sedangkan yang 50 orang adalah mahasiswa reguler yang sekarang semester VIII. Data yang diambil dari responden meliputi data tentang identitas responden. Data lain yang diambil yaitu pengetahuan responden (sikap responden) tentang dibukanya program S1 PAUD di IKIP Veteran Semarang. Penilaian tentang penyelenggaraan program studi PG PAUD yang terdiri dari sistem penyelenggaraan dengan SKS, jumlah total SKS, masa studi, rata-rata bobot per mata kuliah, penilaian terhadap kurikulum, biaya penyelenggaraan dan cara pembayarannya. Disamping itu juga diperoleh data tentang bagaimana minat mereka untuk kuliah di IKIP Veteran Semarang jurusan PG PAUD. Untuk mengungkap data tersebut digunakan angket, kemudian hasilnya dideskripsikan dengan tabulasi melalui prosentase. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa evaluasi secara mendalam tentang bagaimana penyelenggaraan program PAUD diperoleh data sebagai berikut: bahwa hampir semua responden menyatakan setuju dengan pembukaan program studi PG PAUD di IKIP Veteran Semarang mengingat mereka merasa terbantu dengan adanya program studi ini, yaitu bisa kuliah tapi juga bisa tetap bekerja sebagai guru TK/RA atau di PAUD sejenis. Minat mereka juga masih tinggi. Hal ini juga didukung oleh instansi mereka untuk melanjutkan kuliah di program studi PG PAUD IKIP Veteran Semarang. Bahkan instansi mereka juga berminat memakai lulusan dari program studi PG PAUD IKIP Veteran Semarang, serta mereka juga menyarankan orang lain, teman sejawat atau rekan seprofesi untuk kuliah disini. Penilaian terhadap kurikulum umumnya dinyatakan baik. Hal ini berlaku untuk jumlah SKS 159, rata-rata bobot per mata kuliah 2 SKS dan lama studi 4 tahun. Dari penilaian kurikulum dan sejumlah mata kuliah yang disajikan ditemukan beberapa mata kuliah yang mereka anggap kurang baik karena mata kuliah tersebut terlalu over yaitu : Psikologi Perkembangan, Pembinaan Kompetensi Mengajar II (PKM II), PKL II (Praktek Kerja Lapangan II) dan Statistik. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pembukaan jurusan PG PAUD ternyata diminati oleh masyarakat (baik alumni dari D2 PGTK IKIP Veteran Semarang maupun masyarakat yang lain). Perombakan kurikulum untuk program studi PG PAUD penting dilakukan. Ada beberapa mata kuliah yang layak dipertimbangkan kemunculannya mengingat mata kuliah tersebut terlalu over atau tumpang tindih dengan mata kuliah yang lain.Kata Kunci : Masyarakat, PAUD, Pendidikan
MENANAMKAN JIWA WIRASWASTA MELALUI PENDIDIKAN Yanto, Tri
PAWIYATAN Vol 20, No 2 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masih ada sebagian orang beranggapan bahwa kewiraswastaan adalah merupakan dunianya para pengusaha besar dengan modal yang besar pula yang semata-mata menghasilkan untung. Pengertian kewiraswastaan sebenarnya tidaklah sesempit hanya mencari untung yang bersifat materi saja, tetapi menyangkut semua aktivitas baik yang bersifat profit oriented maupun yang di luar itu, misalnya di lingkungan BUMN, Koperasi, Pendidikan dan sebaginya. Kewiraswastaan adalah sifat-sifat keberanian, kekuatan dan keteladanan dalam mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri, pendekar kemajuan baik dalam kekaryaan pemerintahan maupun di luar pemerintahan dalam arti yang menjadi pangkal keberhasilan seseorang. Untuk menanamkan jiwa wiraswasta dapat dimulai sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal bisa mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai jenjang perguruan tinggi. Kata kunci: jiwa wiraswasta, pendidikan.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF Djaelani, Aunu Rofiq
PAWIYATAN Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang utama adalah observasi partisipatif dan wawancara mendalam, ditambah kajian dokumen, yang bertujuan tidak hanya untuk menggali data, tetapi juga untuk mengungkap makna yang terkandung dalam latar penelitian. Dalam melakukan observasi partisipatif, peneliti berperan aktif dalam kegiatan di lapang, sehingga peneliti dengan mudah mengamati, karena berbaur dengan yang diteliti. Penggunaan cheklist  hanya sebagai pelengkap, utamanya adalah membuat catatan lapangan yang terdiri dari catatan deskriptif yang berisi gambaran tempat, orang dan kegiatannya, termasuk pembicaraan dan ekspresinya, serta catatan reflektif yang berisi pendapat, gagasan dan kesimpulan sementara peneliti beserta rencana berikutnya. Dalam wawancara mendalam sebaiknya digunakan wawancara terbuka yang dapat secara leluasa menggali data selengkap mungkin dan sedalam mungkin sehingga pemahaman peneliti terhadap fenomena yang ada sesuai dengan pemahaman para pelaku itu sendiri, jika perlu dibantu alat perekam. FGD atau diskusi kelompok terarah dapat digunakan untuk mengungkap data dan pemaknaannya dari sekelompok orang berdasarkan hasil diskusi yang terfokus atau terarah pada suatu permasalahan yang akan diteliti. FGD merupakan bagian dari wawancara kelompok, karena kebenaran data bukan lagi subyektif individual, tetapi menjadi kebenaran kelompok. Kajian dokumen dilakukan dengan cara menyelidiki data yang didapat dari dokumen, catatan, manuskrip, file, foto dan hal-hal lain yang sudah didokumentasikan. Keabsahan data dilakukan pada saat pengumpulan data untuk menjaga agar hasil penelitian tetap valid dan reliabel. Dengan cara meningkatkan derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan dan kepastian. Analisis data dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data dilakukan. Kata Kunci : Teknik Pengumpulan data, Penelitian Kualitatif, Makna  
Peningkatan Kualitas Pemukiman Berwawasan Lingkungan Djaelani, Aunu Rofiq
PAWIYATAN Vol 20, No 4 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan yang begitu pesat di berbagai sektor dan pertambahan penduduk telah mendorong timbulnya masalah-masalah baru yang mendesak, salah satunya adalah masalah kebutuhan pemukiman yang memadai. Banyak kawasan hunian atau pemukiman yang dulunya tertata dengan baik dan berkualitas, lama-lama menurun kualitasnya, menjadi tidak kurang nyaman,kurang sehat, menjadi kumuh bahkan tidak layak huni. Dahulu air sungai dan selokan cukup jernih, sekarang menjadi coklat bahkan hitam pekat, dahulu air tanah mudah di didapat, sekarang sulit didapat. Banjir, rob, dan longsor menjadi langganan, dan masih banyak hal-hal yang menimbulkan masalah karena ulah kita sendiri. Masalah pemukiman merupakan masalah yang sangat kompleks, karena begitu banyak faktor yang saling berkaitan satu sama yang lainnya. Pemukiman sebagai wadah kehidupan manusia bukan hanya menyangkut aspek fisik dan teknis semata, tetapi juga aspek-aspek sosial, ekonomi dan budaya dari para penghuni nya.Tidak hanya menyangkut kuantitas melainkan juga kualitas, tidak hanya menyangkut rumah tinggal saja, tetapi juga tempat kerja, bersantai, sarana dan prasarana dan lain-lain. Untuk meningkatkan kualitas pemukiman ada banyak hal yang harus dilakukan,antara lain; (1) Dirancangnya Peraturan yang baku sebagai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bagi perencanaan dan pelaksanaan serta pengawasan pembangunan pemukiman berwawasan lingkungan yang sejalan dengan UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; (2) Sosialisasi Peraturan Pembangunan Pemukiman yang Berwawasan kepada masyarakat secara menyeluruh dan berkesinambungan; (3) Pemukiman sehat tidak hanya dijadikan program apalagi proyek, tetapi dijadikan suatu gerakan masif yang berkesinambungan; (4) Pemantauan yang terus menerus kondisi bangunan dan lingkungan yang melibatkan berbagai fihak, termasuk di dalamnya Instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Tokoh Masyarakat serta masyarakat itu sendiri; (5) Pemberian sanksi yang tegas terhadap pelanggar lingkungan, tanpa pandang bulu,sehingga menimbulkan efek jera; (6) Penataan kembali secara menyeluruh tata guna lahan dan kondisi bangunan di seluruh Indonesia. Dan kemudahan dalam mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); (7) Perlu adanya Evaluasi yang berkesinambungan terhadap pelaksanaan program peningkatan bangunan berwawasan lingkungan.Kata Kunci : Peningkatan Kualitas, Pemukiman Berwawasan Lingkungan
Spirit dan Aktualisasi Nilai Kesejarahan Untuk Pemahaman Rasa Kebangsaan Widiastuti, Eko Heri
PAWIYATAN Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rasa kebangsaan atau nasionalisme adalah suatu untuk sikap kesetiaan atau cinta pada bangsa dan negara. Penanamannya bisa melewati berbagai cara, salah satunya adalah lewat pendidikan, terutama pendidikan sejarah. Sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari masa lalu manusia, dengan mempelajari masa lalu, maka kita akan dapat mengambil makna dan hikmahnya, sehingga dapat dijadikan modal untuk berperilaku di masa kini dan masa yang akan datang. Semangat dan aktualisasi rasa kebangsanaan dalam kehidupan sehari-hari anak merupakan suatu keharusan, agar sebagai generasi penerus anak mempunyai suasana kehidupan yang tenang, tentram dan damai yang berujung pada tercapainya kesejahteraan rakyat. Dengan demikian rasa kebangsaan ini dapat dijadikan modal bagi pembangunan bangsa dan negara Indonesia, lebih khusus lagi bagi anak-anak kita dalam menatap hari esoknya. Oleh karenanya pemerintah perlu mencari cara yang tepat untuk menanamkan nasionalisme atau rasa kebangsaan kepada bangsa Indonesia. Kata Kunci : Rasa Kebangsaan (Nasionalisme), Aktualisasi
PENDIDIKAN KARAKTER, SEBUAH WACANA INTEGRASI PEMBELAJARAN Susiatik, Titik
PAWIYATAN Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian materi pendidikan karakter bagi anak di sekolah dirasa penting karena di dalamnya  menanamkan dan membentuk sifat atau karakter yang diperoleh dari cobaan, pengorbanan, pengalaman hidup, serta nilai yang ditanamkan sehingga dapat membentuk nilai intrinsik yang akan menjadi sikap dan perilaku bagi anak. Nilai-nilai yang ditanamkan berupa sikap dan tingkah laku diberikan secara terus-menerus, sehingga membentuk sebuah kebiasaan dan akhirnya dari kebiasaan itu akan menjadi karakter khusus bagi anak baik secara individu maupun secara  kelompok. Pendidikan karakter bangsa dapat dipadukan  dengan semua mata pelajaran. Konsekuensi dari pembelajaran terpadu, maka modus belajar para siswa harus bervariasi sesuai dengan karakter masing-masing anak. Variasi belajar dapat berupa mem-baca bahan rujukan, melakukan pengamatan, melakukan per-cobaan, mewawancarai nara sumber, dan sebagainya dengan cara kelompok maupun individual. Terselenggaranya variasi modus belajar siswa perlu ditunjang berbagai variasi modus penyampaian  oleh guru. Kebiasaan penyampaian pelajaran secara eksklusif dan pendekatan ekspositorik hendaknya dikembangkan kepada pen-dekatan yang lebih beragam seperti diskoveri dan inkuiri. Kegiatan penyampaian informasi, pemantapan konsep, pengungkapan pengalaman para siswa melalui monolog oleh guru perlu diganti dengan modus penyampaian yang ditandai oleh pelibatan aktif para siswa baik secara intelektual (bermakna) maupun secara emosional (dihayati kemanfaatannya) sehingga lebih responsif terhadap upaya mewujudkan tujuan utuh pendidikan. Dengan demikian sangat beralasan jika karakter bangsa dalam pembelajaran diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Alasan itu  karena meningkatkan akhlak luhur para siswa adalah tanggung jawab semua guru dan semua guru harus menjadi teladan yang memiliki kewibawaan yang semu. Kata Kunci : Pendidikan karakter, integrasi pembelajaran.
PERLINDUNGAN HUKUM LAHAN PERTANIAN PRODUKTIF DALAM SWASEMBADA PANGAN Srihadi, Sri Muryati,
PAWIYATAN Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai praktek explorasi lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung lahannya hendaknya dihindari. Penggunaan lahan  harus disertai dengan upaya konvervasi yang efektif. Oleh karana itu, untuk menjamin keberlanjutan pengusahaan lahan, dapat dilakukan upaya strategis dalam menghindari degradasi lahan pengendalian pemanfaatan lahan produktif yang diubah menjadi lahan perumahan atau pemukiman. Urgensi penelitian ini, antara lain terjadai perubahan penggunaan lahan di desa gubug  yang pesat dan sulit dikendalikan, perubahan penggunaan lahan yang terjadi tidak dapat diketahui seberapa luas untuk tiap unit penggunaan lahan, dan belum ada data komprehensif mengenai intensitas dan frekuensi perubahan penggunaan lahan.Penggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas manusia terhadap sebagaian fisik permukaan bumi. Daerah perkotaan dan atau pedesaan mempunyai kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau perkembangannya,karena sering pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan peruntukannya danlahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan penggunaan lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, lokasi atau latar penelitian ini adalah desa gubug. Sumber data penelitian ini adalah perangkat desa,tokoh masyarakat dan pengumpulan data menggunakan observasi partisipan,wawancara mendalam dan dokumen. Kata Kunci : perlindungan hukum, hukum swasembada
Implementai Pembinaan Teritorial Dalam Penanggulangan Kemiskinan Apriyanto, Nuraedhi
PAWIYATAN Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Undang-Undang RI No. 34 Tahun 2004 tentang TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dalam Pasal 8, salah satu tugas Angkatan Darat adalah “Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat” atau yang dikenal dengan pembinaan teritorial. Pembinaan teritorial yang pada hakekatnya merupakan setiap usaha dan kegiatan menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dengan meningkatkan kepekaan dan daya tangkal setiap ancaman terhadap NKRI. Pembinaan teritorial semestinya juga ikut membuat masyarakat sadar akan berbangsa dan bernegara yang baik. Dalam kondisi sekarang, pembinaan teritorial merupakan alat sistem pertahanan dan keamanan untuk membina agar rakyat waspada terhadap ancaman-ancaman instabilitas. Fungsi teritorial melekat dengan tentara. Salah satu ancaman instabilitas adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan potensi ancaman yang berkembang di masyarakat khususnya ancaman dari sumber daya manusia (SDM) yang berakibat ancaman bagi keutuhan Bangsa dan Negara yang harus diperangi oleh seluruh masyarakat. Implementasi Binter Dalam Penanganan Kemiskinan Melalui Kebijakan Pemerintah. Kebijakan yang ditempuh Provinsi Jawa Tengah dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah pada acara rakor Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) tanggal 15 Nopember 2010 mencakup: (1)Kebijakan ekonomi, (2)Kebijakan perluasan kesempatan kerja dan berusaha, (3)Kebijakan pengurangan kesenjangan antar wilayah, (4)Kebijakan pemenuhan hak dasar. Target implementasi binter dalam penanggulangan kemiskinan adalah tumbuhnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dengan meningkatkan kepekaan dan daya tangkal setiap ancaman terhadap keutuhan NKRI. Dalam hal ini kemiskinan merupakan salah satu bentuk potensi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan (AGHT) yang berkembang di masyarakat yang mempengaruhi ketahanan wilayah. Untuk mewujudkan target tadi tidak bisa lepas dari target pengentasan kemiskinan itu sendiri. Sasaran implementasi binter dalam penanggulangan kemiskinan adalah pelaku dan pemanfaat langsung penanggulangan kemiskinan, khususnya untuk PNPM-MP di tingkat Kabupaten/Kota sasarannya Kelompok Belajar Perkotaan (KBP), sedangkan ditingkat masyarakat sasarannya angggota BKM/LKM, relawan, Kelompok swadaya Masyarakat (KSM). Sedangkan sasaran penanggulangan kemiskinan sendiri. Monitoring/pemantauan dan evaluasi penanggulangan kemiskinan dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi kemiskinan dan kinerja kebijakan/program secara obyektif dan sistematik. Monitoring/pemantauan dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan kemiskinan, baik institusi pemerintah maupun non pemerintah, di pusat maupun di daerah termasuk dalam hal ini TNI. Hasil monitoring/pemantauan dan evaluasi oleh berbagai pihak harus diverifikasi dan dikonsolidasi agar menghasilkan informasi yang akurat dan sistematis. Diharapkan dengan monev partisipatif masyarakat dapat tumbuh kesadaran dan partisipasinya yang dapat meningkatkan kepekaan dan daya tangkal setiap ancamanterhadap keutuhan NKRI.Kata Kunci : NKRI, kemiskinan, territorial

Page 5 of 25 | Total Record : 242