cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
KES
Published by IKIP Veteran Semarang
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 40 Documents
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian Dalam Belajar Siswa Efendhi, Fahrizal
KES Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perumusan masalah dalam penelitian ini “Adakah Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemandirian dalam Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Cepiring tahun pelajaran 2013/2014”. Tujuan dalam penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui pola asuh orang tua terhadap kemandirian siswa  kelas VIII smester I tahun pelajaran 2013/2014 SMP Negeri 1 Cepiring. 2). Tingkat kemandirian siswa kelas VIII semester I tahun pelajaran 2013/2014 SMP Negeri 1 cepiring. 3). Untuk membuktikan hubungan antara pola asuh orang tua dalam pola kemandirian belajar siswa kelas VIII semester I tahun pelajaran 2013/2014 SMP Negeri 1 cepiring. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 142 siswa, namun karena penelitian dilakukan secara sampel maka diperoleh sampel sebanyak 35 siswa. Pengambilan sampel ini didasarkan pada random sampling dengan tehnik sampling 25%. Menurut Suharsimi Arikunto (1998). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1).Angket untuk mendapatkan data lingkungan belajar dan motivasi belajar siswa, dan 2).Dokumentasi untuk mengetahui jumlah kelas, nama-nama siswa, profil sekolah, dan dokumen sekolah lainya. Adapun analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif presentase dan analisis regresi linier sederhana. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui besar skor dari masing-masing variabel, sedangkan analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan kedua variabel tersebut. Kesimpulan yang diperoleh adalah : 1). Pola asuh orang tua terhadap siswa SMP Negeri 1 Cepiring dikategorikan baik, hal ini dinyatakan oleh 24 dari 35 responden dengan persentase 68,57%. Dan dikategorikan cukup baik, hal ini di nyatakan oleh 11 dari 35 responden dengan persentase 31,43%, 2). Kemandirian siswa kelas VIII semester I tahun pelajaran 2013/2014 SMP Negeri 1 Cepiring termasuk dalam kategori mandiri, hal ini dinyatakan oleh 32 dari 35 responden dengan persentase 91,43%. Dan dikategorikan cukup mandiri, hal ini dinyatakan oleh 3 dari 35 responden dengan persentase 8,57%, 3). Hasil hitung regresi linier sederhana diperoleh 0,570 dan ternyata angka tersebut lebih besar dari angka dalam tabel r product moment yaitu 0,314 ini berarti hasil hitung lebih besar dari angka dalam tabel, sehingga hipotesis kerja (Ha) yang berbumyi “npengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian dalam belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cepiring semester I tahun pelajaran 2013/2014. SMP Negeri 1 Cepiring di terima. Saran yang diberikan adalah ; 1). Bagi orang tua hendaknya untuk meningkatkan kemandirian anak dalam belajar, orang tua menerapkan pola asuh demokratis, 2). Bagi guru pembimbing lebih meningkatkan materi layanan dan bidang bimbingan mengenai belajar dan lebih memperhatikan siswa-siswa yang menunjukan gejala kemandirian rendah dengan cara memberikan layanan konseling individual. Kata Kunci : pola asuh, orang tua, belajar siswa 
Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Layanan Bimbingan Klasikal Supriyati, Supriyati
KES Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan program pendidikan tidak lepas dari Proses Belajar Mengajar (PBM). Keberhasilan proses belajar mengajar (PBM) sendiri dipengaruhi oleh bebagai aspek, seperti metode mengajar, sarana dan prasarana, materi pembelajaran, maupun kurikulum. Bila pendidikan di sekolah ditinjau dari segi murid mengalami suatu perkembangan di dalamnya dirinya selama dia bersekolah, perkembangan ini mengandung pola beberapa komponen atau aspek, antara lain perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan motivasi, dan perkembangan sosial. Secara tradisional perkembangan intelektual mendapat perhatian utama di sekolah, hal ini berlaku pula dewasa ini tetapi perkembangan murid dalam aspek – aspek yang lain semakin perlu juga diperhatikan disekolah, mengingat tujuan pendidikan nasional jauh lebih dari pada pemahaman dan pengetahuan ( prestasi intelektual). Hasil perkembangan yang bulat menyangkut perkembangan dari semua komponen atau aspek yang harus dikaitkan antara satu dengan yang lain. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas Bimbingan dan Konseling (PTK BK).Metode penelitian komparatif menggunakan analisis diskriptif.Ada bermacam jenis layanan dalam BK, salah satunya adalah layanan bimbingan belajar. Cara ini diyakini dapat mengatasi masalah siswa karena keterdekatan dan kebersamaan diantara murid dapat dibangun kemandirian belajar siswa untuk pencapaian prestasi belajar. Padapenelitian tindakan kelas ini, sumberdata diperoleh dari : (1) Data (Proses) diperoleh dari peneliti dalam memberikan layanan bimbingan kelompok, dan siswa sewaktu mengikuti layanan dan situasi pada saat layanan. (2) Data (Hasil) diperoleh dari pengamatan terhadap siswa berupa hasil remedial teaching siswa dalam ulangan harian. Data ini merupakan hasil pengamatan dengan kolaborator yang dituangkan dalam tahap refleksi pada tiap – tiap siklus. Dari pengumpulan data melalui angketdari 20 siswa. Dari aspek yang diterapkan 15 siswa tidak sesuai dari aspek yang diterapkan karena masih menggantungkan kepada teman dan kurangnya kemandirian bejara siswa dan 5 siswa terlihat kurang sesuai karena masih ikut – ikutan temannya atau belum mempunyai sikap kemandirian. siklus I ini Setelah dilaksanakan layanan bimbingan klasikal dan siswa mengisi angket kemandirian belajar, hasilnya dibandingkan dengan kondisi awal dengan jumlah siswa yang pencapaian kemandirian belajar siswa kurang yang semula 20 siswa, menjadi 7 siswa yang masih kurang dalam kemandirian belajar, sehingga pada siklus I layanan bimbingan klasikal yang belum mencapai kemandirian belajar dengan jumlah  sebesar 35 %. Dengan kata lain layanan bimbingan klasikal dalam meningkatkan kemandirian belajar mengalami peningkatan 65 %. siklus II ini layanan bimbingan klasikal yang belum mencapai kemandirian belajar berjumlah 35 %. Dengan kata lain layanan bimbingan klasikal mencapai keberhasilan 100 %. Saran yang peneliti berikan kepada rekan-rekan guru BK untuk lebih meningkatkan kualitas layanan Bimbingan dan Konseling perlu mengeksplorasi model-model layanan bimbingan, khususnya bimbingan kelompok, sehingga memiliki kesiapan dan jika ada kesulitan dan/atau kelemahan dalam pelaksanaannya dapat diatasi dengan baik lewat budaya meneliti. Kata Kunci : Kemandirian, belajar siswa, bimbingan klaksial
Hubungan Layanan Informasi Sosial Dengan Kecenderungan Perilaku Sosial Siswa Supriyanto, Agus
KES Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku menyimpang merupakan suatu hal yang sangat dianggap sebagai momok masyarakat dan untuk memprbaikinya dapat melalui salah satu bimbingan layanan dan konseling yaitu layanan informasi sosial. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan pendekatan korelasional, teknik pengumpulan data; observasi, angket, dan. Teknik analisis; deskriptif, dan korelasi. Hasil penelitian ini adalah adanya hubungan antara layanan informasi sosial dengan kecenderungan perilaku sosial siswa, dengan semakin baik layanan informasi sosial yang diberikan maka semakin baik pula perilaku sosial siswa. Kata kunci : Informasi Sosial, Perilaku Sosial 
Peningkatan Intensitas Belajar Mandiri Dengan Layanan Informasi Di Kelas Anwar, Mochamad
KES Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang masalah penelitian ini adalah di lingkungan Sekolah Menengah Pertama anak didik dibimbing untuk belajar, dengan cara mandiri ataupun dengan cara berkelompok untuk merangsang sosialisasi anak. Kemandirian anak dalam aktivitas belajar bertujuan agar anak mengetahui secara sadar apa yang dilakukannya dan tahu apa yang menjadi tujuannya.   Anak akan merasa bahagia bahwa ia mempunyai arti bagi diri dan orang lain, ia mampu mengenali diri, mengetahui kekurangan dan kelebihan, dapat menerima diri dan orang lain seperti apa adanya, dapat bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya, pantang mundur meski ada kekurangan pada dirinya dan juga berani menghadapi kenyataan yang ada. Namun  pada  kenyataannya  di  kelas  VIII E  SMP  Negeri  1  Kradenan   bahwa dari 12 orang siswa hanya 4 orang yang sering mandiri dalam aktivitas belajar sedangkan 8 orang siswa cenderung belum dapat mandiri dalam aktivitas belajar. Kondisi ini terlihat dari adanya perilaku yang malas belajar. Kebanyakan dari mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah hanya menyalin dari teman atau sama sekali tidak mengerjakannya. Kemandirian pada anak berawal dari keluarga dan dipengaruhi oleh pola pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang berperan dalam membimbing, membantu dan mengarahkan anak untuk menjadi mandiri. Tujuan Penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui peningkatan intensitas belajar mandiri siswa kelas VIII di SMP N 1 Kradenan . 2) Untuk mengetahui bagaimana layanan informasi dapat membantu belajar  siswa kelas VIII di SMP N 1 Kradenan.Penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2013 di  SMP negeri 1 Kradenan. Subjek penelitian 12 siswa kelas VIII E. Studi penelitian menggunakan siklus I dan siklus II dengan media diskusi dengan lima kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukan pembekalan Layanan informasi dapat meningkatkan jumlah siswa yang mandiri dalam aktivitas belajar yaitu 3 orang atau 25% pada siklus I dengan dua kali pertemuan, meningkat menjadi 9 orang atau 75% pada siklus II dengan tiga kali pertemuan. Kesimpulan Layanan Informasi dapat meningkatkan intensitas siswa yang mandiri dalam aktivitas belajar yaitu 3 orang atau 25% pada siklus I, meningkat menjadi 9 orang atau 75% pada siklus II. Hasil ini menunjukkan telah memenuhi indikator kinerja dan hipotesis tindakan yang berbunyi : “jika digunakan layanan informasi maka belajar mandiri pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kradenan dapat ditingkatkan. Pemberian layanan informasi dapat meningkatkan motivasi dan kemandirian siswa dalam belajar bila guru bimbingan konseling dan individu siswa sama-sama lebih aktif. Kata Kunci : peningkatan, intensitas, belajar mandiri, layanan informasi
Upaya Meningkatkan Motivasi Berwirausaha Melalui Konseling Karir Pada Siswa Astuti, Tri Yuni
KES Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penanaman motivasi berwirausaha akan menjadi salah satu jalan keluar untuk mengatasi masalah pengangguran. Oleh sebab itu, pendidikan kewirausahaan seharusnya sudah mulai ditanamkan kepada siswa sedini mungkin, sehingga motivasi berwirausaha benar-benar dapat tertanam pada diri siswa. Salah satu media intervensi yang dapat digunakan adalah layanan konseling akrir. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas layanan konseling karir dalam meningkatkan motivasi berwirausaha pada siswa SMA Institut Indonesia Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). Hasil studi pendahuluan menunjukan bahwa layanan konseling karir yang dilaksanakan di SMA Institut Indonesia Semarang belum terintegrasi dengan pendidikan kewirausahaan, sehinga tingkat motivasi berwirausaha beberapa siswa di sekolah tersebut cenderung rendah. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut perlu dilaksanakan layanan konseling karir yang secara khusus ditujukan untuk meningkatkan motivasi berwirausaha siswa dalam wadah PTBK. Hasil pelaksanaan tindakan menunjukan motivasi berwirausaha siswa mengalami peningkatan. Sebelum pelaksanaan layanan konseling karir skor rata-rata motivasi berwirausaha siswa adalah 57,5. Setelah pelaksanaan tindakan skor rata-rata motivasi berwirausaha siswa adalah adalah 96,5. Hasil ini menunjukan bahwa layanan konseling karir efektif dalam meningkatkan motivasi berwirausaha siswa di SMA Institut Indonesia Semarang. Kata Kunci : layanan konseling karir, siswa SMA, motivasi berwirausaha
Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Disekolah Nartoyo, Nartoyo
KES Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang masalah yang di teliti adalah (1) Masih banyak siswa yang serimg tidak mengikuti pelajaran, (2) Masih banyak siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, (3) Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dari rata-rata. (4) Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan dalam proses pembelajaran berlangsung. Tujun penelitian ini adalah (1) Untuk memperoleh data tentang pelaksanaan Bimbingan kelompok di SMP NEGERI 3 GABUS Kabupaten Grobogan. (2) Untuk memperoleh data tentang Karakter Belajar siswa kelas di SMP NEGERI 3 Gabus, Kabupaten Grobogan. (3) Untuk mengetahui data objektif tentang pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Karakter Belajar Siswa kelas di SMP Negeri 3 Gabus, Kabupaten Grobogan. Jenis penelitian yang di gunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini populasi adalah siswa kelas SMP Negeri 3 Gabus Kabupaten Grobobogan tahun pelajaran 2013 / 2014 sejumplah 140 siswa dan di ambil sample sejumplah 170 siswa. Tehnik sampling yang digunakan adalah dengan melihat table krejcie. Tehnik pengumpulan data dengan tes dan tehnik analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif dan analisa korelasi (product moment). Uji validitas dikenakan pada 15 responden dari luar sample yaitu dengan   menggunakan rumus korelasi product moment, sedangkan uji reliabilitas menggunakn rumus dari Spearman Brown. Hasil perhitungan uji validitas diperoleh data bahwa 15 item Bimbingan Kelompok Valid, dan 15 item dari karakter belajar 15 valid, sedangkan perhitungan reliabilitas Bimbingan Kelompok  diperoleh angka 0,954>0,541, sehingga instrument variable Bimbingan Kelompok dinyatakn realibel, sedangkan untuk variable karakter belajar diperoleh angka sebesar 0,960>0,541 maka variable karakter belajar  juga dinyatakan realibel pada taraf kesalahan 5%. Hasil analisis korelasi diatas bahwa r hitung sebesar o,875, sehingga dapat dikatakan bahwa r hitung lebih besar dari r table yaitu sebesar 0,195, jadi terdapat korelasi antara bimbinga kelompok dengan karakter belajar siswa, dibuktikan juga dari hasil hipotesa diperoleh F peneliti sebesar 90,293. Dan harga F table sebesar 3,99 pada taraf kesalahan 5% , 90,293>3,99. Jadi koefisien arah regresi signifikan sifatnya, sehingga F regresi yang diperoleh adalah signifikan.                         Hasil analisis data deskriptif adalah bahwa ada pengaruh antara bimbingan kelompok 80% dan karakter belajar 83% ,dapat dikatakan baik karena dari hasil skor total diperoleh nilai sebesar yang apabila diprosentasikan kedalam table interprestasi termasuk dalam kategori baik. Saran-saran yang dapat di berikan berdasarkan kesimpulan tersebut adalah (1) Bimbingan Kelompok sangat efektif untuk meningkatkan karakter belajar siswa. (2) Masih ada beberapa siswa yang belum mengalami penngkatan dalam karakter belajarnya yaitu  17% maka dari itu perlu bimbingan lebih lanjut oleh guru BK , terutama untuk meningkatkan karakter siswa melalui bimbingan kelompok. (3) Bagi sekolah , meningkatkan sarana prasarana, dengan melengkapi buku dalam perpustakaan di sekolah dan memfasilitas siswa agar dapat belajar maksimal. Kata Kunci : bimbingan kelompok, siswa
Upaya Mengatasi Keterlambatan Masuk Kelas Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Media Sosiodrama Rahman, Ratna Nurani
KES Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah masih adanya sejumlah siswa yang belum dapat mematuhi tata tertib sekolah.Tata tertib yang belum dipatuhi adalah datang ke sekolah tepat waktu, sehingga siswa ini terlambat masuk kelas. Siswa terlambat masuk kelas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : Terlambat Sengaja : tidak dapat bangun pagi, mandi pagi terlalu lama, berangkat sekolah dengan waktu yang mepet, saling menunggu teman/ menjemput teman. Terlambat Tidak Sengaja : hujan deras/ banjir, akan berangkat sekolah tiba – tiba sakit, periksa ke dokter terlebih dahulu, keperluan keluarga mendadak, kendaraan mogok di tengah jalan. Banyak lagi sebab – sebab siswa terlambat masuk kelas yaitu yang bersumber dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan.Dampak dari berbagai sebab siswa terlambat masuk kelas adalah adanya tingkah laku menyimpang yang menyalahi aturan/ tata tertib yang ada di sekolah baik tertulis maupun tidak tertulis. Disamping itu juga merugikan siswa, karena akan tertinggal pelajarannya dan ini akan  berdampak pada perolehan nilai. Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengatasi keterlambatan masuk kelas melalui bimbingan kelompok dengan menggunakan media sosiodrama di SMA Kesatrian 2 Semarang hasil yang diharapkan untuk mengubah tingkah laku terlambat masuk kelas akan menjadi rajin dan tepat waktu. Subyek penelitian adalah siswa SMA Kesatrian 2 Semarang ajaran 2012 – 2013 sejumlah 6 orang.Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu dari bulan Februari sampai April 2013.Penelitian Tindakan Kelas Bimbingan dan Konseling (PTKBK) ini hanya meneliti dan melaporkan masalah yang terkait dengan keterlambatan masuk kelas.Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas Bimbingan dan Konseling (PTKBK).Metode penelitian komparatif menggunakan analisis deskriptif.Hasil analisis deskriptif menunjukkan keterlambatan masuk kelas dari kondisi awal, siklus I dan siklus II menunjukkan kearah yang lebih baik. Pendekatan layanan ini menggunakan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan media sosiodrama, subyek penelitian adalah siswa yang mempunyai maslah terlambat masuk kelas. Penelitian melakukan tindakan kelas dengan layanan bimbingan kelompok agar dapat menghadapi maslah yang muncul dan juga dapat mengembangkan budaya penelitian pada bidang tugasnya. Kata Kunci : Keterlambatan masuk kelas, bimbingan kelompok, media sosiodrama
Upaya Meningkatkan Resiliensi Melalui Pelaksanaan Pelatihan Peer Counseling Pada Siswa Lestariningsih, Lestariningsih
KES Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berangkat dari latar belakang masalah yakni rendahnya resiliensi siswa di SMK Negeri 2 Purwodadi yang ditandai dengan munculnya perilaku siswa di sekolah antara lain: (1) sering putus asa manakala nilai ujiannya rendah, (2) tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri, (3) susah beradaptasi dengan orang yang baru dikenal, (4) tidak fleksibel dalam berperilaku, (5) motivasi untuk maju rendah, dan (6) mudah menyerah dalam menghadapi tugas yang diberikan oleh guru. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengungkap apakah pelaksanaan konseling teman sebaya dapat meningkatkan resiliensi siswa di SMK Negeri 2 Purwodadi. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian tindakan bimbingan dan konseling dengan mengacu pada model spiral Kemmis dan Mc Taggart. Sesuai dengan prosedur, penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Keempat rangkaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Dalam pelaksanaan sesungguhnya ada 2 siklus yang dilakukan oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah 10 siswa yang dijadikan sebagai calon peer konselor dimana memiliki kriteria: (1) psikologis lebih dewasa dari teman pada umumnya, (2) populer secara positif, (3) memiliki kemampuan akademik lebih, minimal rerata, (4) proaktif, (5) emosi cukup stabil, dan (6) mampu menjaga rahasia dan dapat bekerjasama dengan konselor sekolah. Pengukuran tingkat resiliensi siswa subjek penelitian berdasarkan skala resiliensi yang meninjau indikator: (1) regulasi emosi, (2) pengendalian impuls, (3) optimisme, (4) empati, (5) analisis penyebab masalah, (6) efikasi diri, dan (7) reaching out. Setelah dilakukan penelitian dalam 2 (dua) siklus, bisa disimpulkan bahwa konseling teman sebaya secara efektif dapat meningkatkan resiliensi siswa subjek penelitian mencapai angka 97 (kategori tinggi). Disarankan guru bimbingan dan konseling tidak mengesampingkan masalah resiliensi siswa, tetapi sebaliknya harus serius menanganinya karena tinggi-rendahnya resliliensi siswa akan berdampak pada kualitas siswa saat proses pembelajaran. Kata Kunci : Resiliensi, Konseling Teman Sebaya, Siswa SMK
Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Kholis, Nur
KES Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan: kesalahpahaman tentang pelaksanaan, tugas dan wewenang layanan bimbingan dan konseling , anggapan pelaksanaan layanan bimbingan  dan  konseling  sebagai  "polisi  sekolah",  atau  berbagai  persepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan konseling. Tujuan   penelitian, untuk mengetahui secara pasti Sejauh mana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dan kendala-kendala yang ada dalam   pelaksanaan   layanan   bimbingan   dan   konseling   di   MTs.   Negeri Mranggen kabupaten Demak.. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis: Menambah wawasan dalam penelitian   bagi   peneliti,   Manfaat   praktis:   sebagai   bahan   informasi   dan masukan   petugas   bimbingan   dan   konseling   di  MTs   Negeri   Mranggen Kabupaten Demak pada dan pembuat kebijakan instansi terkait dalam pengambilan kebijakan selanjutnya. Metode pengumpulan data menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan langkah-langkah pengumpulan data dan informasi dengan teknik (1) wawancara, (2) pengamatan, dan (3) dokumentasi. Metode analisis data: dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian: latar belakang pendidikan petugas bimbingan yang tidak  relevan  dengan  disiplin  ilmunya,  peranan  masing-masing  komponen belum kompak, sarana kurang memadai, pemahaman tentang bimbingan dan koseling masih awam, dan pelaksanaan layananan   bimbingan dan konseling hanya sebatas kedisiplinan, pelanggaran tata tertib, pemberian sangsi, point pelanggaran dan hukuman, sehingga beranggapan pelaksanaan bimbingan dan konseling di MTs Negeri Mranggen sebagai polisi sekolah. Kesimpulan dan saran: pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di MTs.Negeri Mranggen berdasarkan hasil penelitian Secara umum peneliti dapat menyimpulkan masih dalam katagori “kurang” Saran-saran: (1) Petugas pelaksana layanan bimbingan dan konseling harus benar-benar mengoptimalkan  diri, (2) mensosialisasikan fungsi dan peranan bimbingan dan konseling, agar memiliki kesamaan  pemahaman  dan persepsi  keberadaan  layanan  bimbingan  dan  konseling. (3)   Tanamkan   pada   siswa   tentang   pemahaman   sistem   aturan   perilaku, kesadaran dalam mentaati peraturan, penerapan disiplin yang baik (4) jelaskan pada siswa tentang fungsi dan manfaat pelayanan bimbingan dan konseling sehingga dapat membantu siswa menemukan pribadinya, dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, serta menerima dirinya secara positif dan dinamis. Kata Kunci : Layanan, bimbingan dan konseling
Upaya Meningkatkan Motivasi Membaca Melalui Layanan Bimbingan Belajar Teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Pada Siswa Rohman, Minanur
KES Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : KES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai bagian integral dalam diri siswa, motivasi memiliki kontribusi paling besar untuk kemajuan siswa menuju aktivitas membaca dan memanfaatkan media-media belajar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas layanan bimbingan belajar teknik SQ3R dalam meningkatkan motivasi membaca siswa di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan di MTs Bandar Alim Demak, dapat disimpulkan bahwa banyak keluhan dari para guru mata pelajaran mengenai animo siswa untuk membaca sangat lemah. Berdasarkan hasil prasurvey tersebut maka perlu dilaksanakan PTBK dengan mengimplementasikan layanan bimbingan belajar teknik SQ3R untuk meningkatkan motivasi membaca siswa. Hasil pelaksanaan tindakan menunjukan motivasi membaca siswa mengalami peningkatan. Rata-rata skor sebelum pelaksanaan tindakan adalah 55% (masuk dalam kategori rendah), setelah siklus 1 adalah 69% (masuk dalam kategori sedang), dan setelah siklus 2 adalah 80,75% (masuk dalam kategori tinggi). Data ini menunjukan bahwa layanan bimbingan belajar teknik SQ3R secara efektif dapat meningkatkan motivasi membaca siswa di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak. Kata Kunci : layanan bimbingan belajar teknik SQ3R, motivasi membaca, siswa MTS

Page 2 of 4 | Total Record : 40