cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
DEMOCRATIA
Published by IKIP Veteran Semarang
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 30 Documents
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Penanaman Nilai-Nilai Kedisiplinan Siswa Bintari P, Novianita
DEMOCRATIA Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : DEMOCRATIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola asuh orang tua ada tiga jenis, yaitu demokratis, permisif dan otoriter. Pola asuh mana yang cocok dan sesuai dengan kondisi anak, bila dilihat ciri-cirinya adalah pola asuh demokratis. Di sisi lain, nilai-nilai kedisiplinan perlu dimiliki dan ditanamkan pada anak, sebab dengan nilai-nilai kedisiplinan yang dimilikioleh anak, maka segala kegiatan yang dilakukan oleh anak akan terjadwal, hal ini termasuk juga dalam proses belajarnya. Dengan demikian diharapkan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua, diharapkan  mampu dan berpengaruh dalam menanamkan nilai-nilai kedisiplinan pada anak. Permasalahan yang dimunculkan adalah;  (1) bagaimana pola asuh orang tua siswa ?, (2) seberapa besar nilai-nilai kedisiplinan yang dimiliki oleh anak ?, dan (3) apakah pola asuh yang diterapkan oleh orang tua mampu memberikan pengaruh terhadap penananaman nilai-nilai kedisiplinan  pada anak ? Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah :  (1) untuk mengetahui pola asuh orang tua siswa, (2) untuk mengetahui   nilai-nilai kedisiplinan yang dimiliki oleh siswa?, dan (3) untuk membuktikan ada-tidaknya pengaruh pola asuh yang diterapkan oleh orang tua terhadap  nilai-nilai kedisiplinan  yang dimiliki oleh siswa SD 2 Gajah Kabupoaten Demak. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan mengggunakan regresi sederhana, hal ini untuk mencari pengaruh dari kedua variabel, yaiu variabel pola asuh orang tua dan nilai-nilai kedisiplinan siswa. Kata Kunci : Pengaruh, Pola Asuh, Orang Tua, Penanaman, Kedisiplinan
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Dengan Pendekatan Inkuiri Pada Materi Pokok Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas Sofi, Mohamad
DEMOCRATIA Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : DEMOCRATIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan di kelas X. SMK Asy-Syairozi Jali Bonang Demak yaitu rendahnya minat belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Belajar tidak hanya diartikan sebagai pengumpulan informasi saja, tetapi juga diartikan sebagai pengumpulan pengalaman pengetahuan dan metode-metode untuk memecaahkan masalah. Inkuiri memberikan perhatian dalam menolong siswa menyelidiki secara independent, namun dalam suatu cara yang teratur. Ia menginginkan siswa menyatakan mengapa peristiwa itu terjadi, memperoleh dan mengolah data secara logis, dan agar siswa mengembangkan strategi intelektual secara umum yang mereka dapat gunakan untuk mendapatkan mengapa benda-benda itu seperti itu. Di dalam proses belajar mengajar tidak lagi sekedar menyampaikan dan menerima informasi, tetapi mengolah informasi sebagai masukan pada usaha peningkatan kemampuan. Strategi belajar mengajar apapun di usahakan kadar keterlibatan siswa setinggi atau semaksimal mungkin. Siswa diberi kesempatan luas untuk menyerap informasi, menghayati peristiwa-peristiwa untuk membentuk sikap serta melakukan ketrampilan melalui perbuatan langsung percobaan dengan mengkajian kritis secara fungsional dan bertanggung jawab. Hasil penelitian tindakan kelas ini mengalami peningkatan minat belajar siswa dari siklus I ke siklusII, hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh, yaitu data pendapat siswa secara tertulis meningkat dari siklus I ke siklus II, kenaikan minat belajar siswa sebesar 31,03%. Peningkatan minat belajar siswa ini didukung pula dengan hasil wawancara antara peneliti dengan siswa yaitu dari hasil pendapat siswa secara lisan, kesan siswa terhadap proses pembalajaran dengan metode inkuiri menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu sebesar 37,5%. Peningkatan minat belajar ini didukung pula dengan data hasil observasi peneliti soal proses pembelajaran berlangsung, yaitu terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 12,1%. Kata Kunci : Minat, Inkuiri, Hak Asasi Manusia, SMK 
Pembinaan Karakter Siswa Di SMP Nasional Pati Lestari, Dwi Yuni
DEMOCRATIA Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : DEMOCRATIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perlu adanya perhatian tegas diberbagai pihak untuk mengatasi berbagai permasalahan yang di hadapi bangsa ini. Terutama kepribadian remaja berkaitan dengan karakter, sebab remaja menentukan nasinb dan masa depan bangsa serta kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Salah satu cara yang tepat yaitu pendidikan pembinaan dan pengembangan karakter harus dilakukan sedini mungkin karena pendidikan pengembangan karakter adalah sebuah proses berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never ending process) dan karakter adalah sifat pribadi yang relative stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standart nilai dan norma yang tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan Kualitatif, Fokus dari penelitian ini adalah pelaksanaan dan pembinaan karakter yang ditanamkan siswa untuk membentuk karakter siswa SMP Nasional Pati.Program pembinaan penerapan karakter yang telah di lakukan SMP Nasional Pati adalah Setiap guru memasukkan nilai-nilai karakter dalam setiap proses pembelajaran melalui mata pelajaran yang ada di sekolah dengan pelaksanaannya penerapan pembinaan karakter disampaikan sesuai dengan pokok bahasan dalam mata pelajaran yang sesuai dengan nilai-nilai karakter yang terdiri dari 18 nilai. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah pembentukan karakter yaitu melalui proses pendidikan penanaman karakter yang di lakukan di SMP Nasional Pati dan guru berperan mengembangkan karakter kepada siswa dengan berbagai strategi pembentukan karakter yaitu keteladanan, penanaman disiplin, pembiasaan ,menciptakan suasana yang kondusi, intregrasi dan internalisasi setelah pembentukan karakter kepada siswa oleh guru dan karakter itu dapat di kembangkan ke dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SMP Nasional Pati telah menempuh berbagai cara untuk pembinan karakter siswa yang disertai dengan perwujudan nyata dalam kehidupan keseharian dan didalam materi pembelajaran di sekolah. Namun begitu di SMP Nasional Pati masih banyak siswa yang belum memahami nilai karakter seperti masih kurangnya mentaati peraturan dan tata tertib yang dibuat oleh sekolah dan masalah kecil memerlukan perhatian khusus untuk menangani masalah ini. Pihak sekolah bekerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam bidangnya diantaranya dengan guru bimbingan konseling mengadakan pembinaan karakter secara mendekat dengan siswanya diharapkan siswa bias menjadi baik dan peran orang tua juga diharapkan bias membantu dalam pelaksanaannya dan bias mengawasi putra-putrinya dengan baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah SMP Nasional Pati dalam pembinaan karakter siswa dimasukkan ke dalam kegiatan Intrakurikuler dan Ekstrakulikuler demi terciptanya pembinaan karakter ini pihak sekolah bekerja sama dengan orang tua siswa, diharapkan bias meningkatkan karakter yang baik, maka proses belajar mengajar menjadi lancer sehingga tujuan pendidikan yang utama mewujudkan manusia yang seutuhnya akan terwujud. Dengan demikian niat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi akan semakin besar bila didukung dengan karakter yang baik. Saran yang diajukan oleh peneliti adalah agar tujuan pendidikan melalui pembinaan karakter dapat tercapai dengan maksimal dan siswa yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka harus ditingkatkan sikap karakter baik dan bias bertanggung jawabkan sehingga tujuannya dapat dicapai dan direalisasikan. Kata Kunci : pembinaan karakter, orang tua, siswa
Studi Korelasi Keteladanan Orang Tua Dengan Budi Pekerti Siswa Sahdun, Ahmad
DEMOCRATIA Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : DEMOCRATIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini diawali dengan suatu permasalahan mengenai keteladanan dan budi pekerti orang tua serta hubungan antara Keteladanan Orang  Tua Dengan Budi Pekerti siswadalam keluarga siswa MTs Tuan Sokolangu Mojolawaran Gabus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Keteladanan Orang Tua siswa kelas VIII-3 dan VIII-4 MTs Tuan Sokolangu MojolawaranKecamatan Gabus Kabupaten Pati. 2) Budi Pekerti siswa kelas VIII-3 dan VIII-4 MTs Tuan Sokolangu MojolawaranKecamatan Gabus Kabupaten Pati. 3) Hubungan antara Keteladanan Orang Tua Dengan Budi Pekerti siswa kelas VIII-3 dan VIII-4  MTs Tuan Sokolangu MojolawaranKecamatan Gabus Kabupaten Pati. Penelitian ini menggunakan metode jenis penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian untuk mencari hubungan antara dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Pada penelitian ini hubungan variabelnya menggunakan hubungan simetris, adapun rumus yang digunakan adalah korelasi product moment  dengan analisa data statistik kuaantitatif. Data berupa angka – angka dari variabel (X) dan variabel (Y) keduanya dihubungkan, dicari taraf hubungan apakah keduanya mempunyai hubungan atau kaitan. Dengan demikian dalam penelitian ini populasi yang dipilih erat kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, populasi pada skripsi ini adalah siswa kelas VIII-3 dan VIII-4 MTs Tuan Sokolangu Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati berjumlah 70 siswa. Hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu: 1) Tingkat Keteladanan Orang Tua siswa kelas VIII-3 dan VIII-4 MTs Tuan Sokolangu Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati adalah sebesar29,64 masuk dalam interval 26 – 33, yang berarti berkategori baik. 2) Tingkat Budi Pekerti siswa kelas VIII-3 dan VIII-4 MTs Tuan Sokolangu Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati adalah sebesar 26,7 masuk dalam interval 26 –33, yang berarti berkategori baik. 3) adanya hubungan yang positif dan signifikan antara Keteladanan Orang Tua dengan Budi Pekerti siswa kelas VIII-3 dan VIII-4 MTs Tuan Sokolangu Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati dengan koefisien korelasi sebesar 0,728 yang lebih besar dari rt= 0,235 (taraf signifikasi 5 %) dan r = 0,306 (taraf signifikasi 1 %). Dengan demikian berarti bahwa ada korelasi yang positif dan signifikan antara keteladanan orang tua dengan budi pekerti siswa MTs Tuan Sokolangu Mojolawaran Gabus Pati. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terbukti bahwa ada korelasi yang positif dan signifikan antara keteladanan orang tua dengan budi pekerti siswa MTs Tuan Sokolangu Mojolawaran Gabus Pati. Saran yang diajukan adalah bagi Kepala Madrasah hendaknya Kepala Madrasah menjadi Orang Tua pertama disekolah yang selalu memberikan keteladanan bagi siswanya demi terciptanya siswa yang berbudi pekerti luhur. Bagi Guru untuk memonitoring perilaku anak, sehingga anak tidak terjerumus dalam perilaku dan lingkungan yang negatif. Bagi Orang Tua untuk  meningkatkan tingkat keteladanan orang tua terutama yang berkaitan dengan pendidikan jiwa anak, contohnya ialah : membuat tata tertib bagi anak yang berkaitan dengan aturan belajar, waktu beribadah dan beretika sehingga anak terbiasa dengan hal-hal yang baik.  Kata Kunci : budi pekerti, studi korelasi, keteladanan
Pengaruh Pembauran Etnis Tionghoa Terhadap Peningkatan Partisipasi Gotong Royong dan Tolong Menolong Pada Masyarakat Nikmah, Mu’sodatun
DEMOCRATIA Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : DEMOCRATIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang masalah adalah; Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk. Kemajemukan itu ditandai dengan adanya berbagai macam suku, etnis, budaya yang beraneka ragam yang hidup bersama dalam kelompok masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari terjadi interaksi antar etnis yang berbeda sehingga terjadi pembauran. Pembauran aka terjadi apabila perorangan atau kelompok masyarakat saling bekerja sama, gotong royong , tolong menolong, saling berbicara untuk mencapai tujuan bersama, termasuk masyarakat Desa Welahan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Diharapkan dengan pembauran ini, terjadi penigkatan partisipasi gotong royong dan tolong menolong dalam masyarakat Desa Welahan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yakni; dokumentasi dan angket. (1) Dokumentasi digunakan untuk mengetahui letak, luas,dan batas-batas desa, jumlah penduduk,keadaan sosial budaya dan daa lain sebagai sebagai pendukung penelitian. (2) Angket digunakan untuk mengetahui besarnya skor dari variabel pembauran etnis Tioghoa dan peningkatan partisipasi gotong royong dan tolong menolong. Teknik analisa data yang digunakan ada dua, yakni; (1) analisa deskriptif persentase, digunakan untuk mengetahui besarnya skor yang diperoleh dari masing-masing variabel dan sekaligus menjawab rumusan masalah, dan (2) analisis korelasi product moment, digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel pembauran etnis Tionghoa dengan peningkatan partisipasi gotong royong dan tolong menolong dan sekaligus untuk membuktikan hipotesis yang diajukan. Kata Kunci : Etnis Tionghoa, Partisipasi, Gotong royong, Tolong menolong 
Peran Wayang Kulit Dalam Penguatan Kebudayaan Nasional Artik, Artik
DEMOCRATIA Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : DEMOCRATIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang masalah  yang diteliti adalah Peran Kesenian Tradisional Wayang Kulit di Desa Bulusan di mana keberadaan Wayang Kulit   sebagai  media ritual (merti desa) tetap dilestarikan. Walaupun bersaing dengan kesenian modern namun kesenian wayang kulit tetap diuri-uri dan dipentaskan setiap satu tahun sekali. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui  perkembangan wayang kulit di Desa Bulusan Kecamatan Tembalang. 2) Untuk mengetahui peran wayang kulit di masyarakat Desa Bulusan yang  hubungannya  pendidikan moral. 3) Untuk mengetahui bagaimana peran wayang kulit dalam penguatan kebudayaan  nasional di Desa Bulusan . Hasil penelitian tentang peran wayang kulit dalam penguatan kebudayaan nasional di desa Bulusan ini diharapkan  menjadi bahan masukan dan menambah wawasan bagi penulis dan  bagi pembacanya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif  yang  menggambarkan di mana peneliti berusaha mengungkapkan  suatu fenomena/ obyek yang terjadi secara terus- menerus tanpa memberikan suatu perubahan  pada obyek yang bersangkutan. Tempat penelitian  ini dilaksanakan di wilayah Desa Bulusan Kecamatan Tembalang Semarang. Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni  sampai dengan Agustus 2012. Dari hasil pengumpulan data,  peneliti memperoleh data sebagai berikut bahwa: Peran wayang Kulit Dalam Penguatan Kebudayaan Nasional Di Desa Bulusan Kecamatan Tembalang  cukup bagus/cukup berperan. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya pagelaran wayang kulit di desa tersebut. Adapun kesimpulan dari skripsi ini yaitu : 1) Perkembangan wayang kulit di desa Bulusan Tembalang masih dipertahankan kelestariannya walaupun bersaing dengan kesenian modern. 2) Wayang kulit cukup berperan terhadap pendidikan moral masyarakat Desa Bulusan terbukti di sana masih ada gotong –royong, musyawarah , kegiatan sosial. 3) Kesenian wayang kulit di Desa Bulusan cukup berperan dalam penguatan kebudayaan nasional yaitu dengan adanya modifikasi musik, lagu, dan kepandaian dalang dalam menyampaikan cerita menambah antusias masyarakat untuk menyaksikan dan memahami cerita dari wayang tersebut. Kata Kunci : Peran, Wayang Kulit, Kebudayaan, Nasional
Model Pembelajaran Demokrasi Melalui Pengembangan Organisasi Kesiswaan Pada Siswa Listiarini, Endang
DEMOCRATIA Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : DEMOCRATIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi di SMP PGRI 5 Winong Pati, dimana siswa memiliki pemahaman tentang pembelajaran demokrasi yang masih rendah. Rendahnya pemahaman tentang pembelajaran demokrasi ini disebabkan karena siswa kurang berani dalam berpendapat, mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain, kurangnya berpikir kritis, kreatif dan inovatif serta kurangnya rasa tanggung jawab dalam diri siswa. Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan pembelajaran demokrasi siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran melalui pengembangan organisasi kesiswaan pada siswa kelas VII SMP PGRI 5 Winong Pati tahun pelajaran 2012/2013. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis: dari hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber pengetahuan dan pemikiran khususnya dalam bidang pembelajaran PKn, menambah khasanah pustaka pendidikan serta sebagai sumber informasi atau masukan untuk penelitian sejenisnya. 2. Manfaat Praktis: a. Bagi peneliti: melalui penelitian ini dapat diperoleh pengalaman baru tentang pembelajaran demokrasi melalui pengembangan organisasi kesiswaan, sehingga dapat menjadi bekal bagi peneliti bagi peneliti sebagai tenaga pendidikan nantinya. b. Bagi sekolah: menciptakan lingkungan belajar yang demokratis dalam rangka mengembangkan daya pikir kreatif siswa, memberikan masukan untuk melakssiswaan pembelajaran melalui penerapan metode demokrasi untuk mengembangkan daya pikir kreatif siswa, sebagai bahan masukan bagi siswa akan pentingnya demokrasi dalam pembelajaran, sebagai pertimbangan dan masukan kepada orangtua agar dalam mendidik dan membimbing anaknya untuk mengembangkan sikap demokrasi. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran demokrasi dan organisasi kesiswaan. Hipotesis penelitian ini adalah melalui pengembangan organisasi kesiswaan dapat meningkatkan pembelajaran demokrasi siswa kelas VII SMP PGRI 5 Winong Pati tahun pelajaran 2012/2013. Lokasi penelitian ini di SMP PGRI 5 Winong Pati mulai Januari sampai dengan akhir Juni 2013. Subjek penelitian berjumlah 21 siswa. Variabel penelitian: variabel X (oragnisasi kesiswaan) dan variabel Y (pembelajaran demokrasi). Metode pengumpulan data melalui lembar observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini dengan pelaksanaan penelitian sebanyak 3 siklus, setiap siklus 2 kali pertemuan. Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal indikator 1 (suka berpendapat) dari 32,0 menjadi 73,1 poin. Indikator 2 (Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain) dari 33,8 menjadi 76,5 poin. Indikator 3 (Berfikir kritis, kreatif dan inovatif) dari 36,8 menjadi 77,0 poin. Dan pada indikator 4 (memiliki rasa tanggung jawab) dari 37,8 menjadi 78,0 poin. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasn maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan organisasi kesiswaan dapat meningkatkan pembelajaran demokrasi siswa. Saran yang diberikan (1) Guru mata pelajaran, khususnya guru PKn hendaknya menggunakan organisasi kesiswaan untuk meningkatkan pembelajaran siswa, (2) Guru mata PKn hendaknya melaksanakan pembelajaran dengan baik dan teratur. Kata Kunci : Pembelajaran Demokrasi, Organisasi Kesiswaan
Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimahtemuroso Guntur Demak Huri, Ainul
DEMOCRATIA Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : DEMOCRATIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang masalah yaitu  berkurangnya sikap nasionalisme anak remaja saat ini sangat memperhatinkan terlebih jika dikaitkan dengan kemajuan dibidang IPTEK yang sedemikian pesat dan modren. Berdasarkan kenyataan tersebut maka perlu adanya pembudayaan nasionalisme yang dilaksanakan secara terarah dan terencana yang melibatkan peran wali murid, peran guru, dan peran pendidik kwarganegaraan. Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah : 1) Bagaimana Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013?; 2) Bagaimana Kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013? 3) Bagaimana Upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-KarimahTemuroso GunturDemak Tahun Pelajaran 2012/2013?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan: 1) Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-KarimahTemurosoGunturDemak Tahun Pelajaran 2012/2013?; 2) Kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso GunturDemak Tahun Pelajaran 2012/2013?; 3) Upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso GunturDemak Tahun Pelajaran 2012/2013?. Metode penelitian ini, dalam teknik pengumpulan data yang digunakan ada tiga, yakni; (1) observasi, (2) wawancara mendalam, (3) dokumentasi. Observasi digunakan untuk melihat kondisi nyata di lapangan berkaitan dengan permasalahan penelitian, wawancara mendalam yaitu wawancara yang digunakan untuk mencari data yang lebih rinci kepada subyek atau informan mengenai permasalahan yang dimunculkan dan peneliti tidak terfokus dalam pedoman wawancara, dan dokumentasi digunakan sebagai data pendukung pelaksanaan penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini adalah; Kepala Sekolah, guru, perwakilan wali murid, dan perwakilan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif dari Milles dan Huberman, meliputi empat komponen, yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan simpulan. Berdasarkan hasil sajian dan analisis data serta pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa SMP Islam Al-Karimah dalam melaksanakan Pembudayaan Nasionalisme belum bisa berjalan secara maksimal karena dipengaruhi oleh beberapa kendala baik dari  lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah. Yang nantinya akan dijelaskan sebagai berikut : 1) Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013, belum bisa berjalan dengan maksimal karena ditemukan bebagai kendala. Proses Pembudayaan Nasionalisme di SMP Islam Al-Karimah dilakukan melalui proses enkulturasi dan penerapannya melaluiPembelaan Negara, Kegiatan sebagai wujud rasa cinta terhadap tanah air, Mata pelajaran PKN, Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Upacara Bendera, Ekstrakurikuler pramuka. 2)Kendala-kendala yang dihadapi SMP  Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013, yaitu dari lingkungan keluarga ada beberapa wali murid yang tidak setuju dengan diadakannya ekstrakurikuler pramuka sedangkan dari lingkungan sekolah, terdapat pada kurangnya sarana dan prasarananya misalnya kurangnya jumlah buku paket pada mata pelajaran PKN dan mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan kurangnya tenda untuk kegiatan persami serta alat pengaras suara yang jumlahnya sangat terbatas pada saat diadakan Upacara Bendera. 3) Upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013, yaitu dari pihak sekolah bersepakat untuk mengadakan sosialisasi kepada wali murid di lingkungan sekolah agar diberikan pengetahuan tentang arti penting dari Pembudayaan Nasionalisme melalui ekstrakurikuler pramuka dan mengenai kurangnya tenda pada saat diadakan persami para siswa diperkenankan untuk meminjam tenda di sekolah lain dengan dana akomodasi dari sekolah, sedangkan kurangnya sarana dan prasarananya pada saat melaksanakan Upacara Bendera, kurangnya jumlah buku paket pada mata pelajaran PKN dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam  semua dewan guru juga bersepakat untuk melengkapi perlengkapan tersebut secara bertahap. Sarannya; (1) Bagi Pendidik. Hendaknya mengikuti kegiatan dalam bentuk peningkatan kompetensi pendidik dengan wawasan kebangsaan dan nasionalisme di LPMP Jawa Tengah yang nantinya dapat di terapkan kepada anak didik serta lebih meningkatkan mutu, kuwalitas dan kinerja untuk dapat  mendidik anak supaya menjadi generasi yang lebih baik. (2)Bagi Lembaga. Hendaknya segera melengkapi kurangnya sarana dan prasarananya guna menunjang terlaksananya Pembudayaan Nasionalisme di SMP Islam Al-Karimah. (3) Bagi Wali Murid. Hendaknya wali murid mendukung segala aktivitas anak di sekolah yang berhubungan dengan Pembudayaan Nasionalisme misalnya ekstrakurikuler pramuka, serta memberikan pengetahuan kepada anak tentang arti pentingnnya Pembudayaan Nasionalisme. (4)Bagi Siswa. Hendaknya siswa rajin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah serta lebih mengontrol prilaku yang menyimpang yang dapat merusak jiwa nasionalisme mereka. Kata Kunci : nasionalisme, PKN, pembudayaan
Pengaruh Intensitas Komunikasi Orang Tua Terhadap Kedisiplinan Siswa Hidayah, Rohmiyatul
DEMOCRATIA Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : DEMOCRATIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan  : 1) untuk mendapatkan data tentang tingkat intensitas komunikasi orang tua dan siswa, 2) Untuk mengetahui pengaruh intensitas komunikasi orang tua terhadap kedisiplinan  siswa  di MTs Miftahul Falah Betahwalang, 3) Untuk mencari besar pengaruh intensitas komunikasi orang tua terhadap kedisiplinan  siswa di MTs Miftahul Falah Betahwalang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian sampel artinya dari jumlah populasi sebanyak 188 siswa diambil sampel sebanyak 62 siswa dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yang dinamakan Multistage Sampling. Metode pengumpulan data yang dipakai ialah metode angket, dokumentasi agar data tersebut dapat diperoleh secara valid. Untuk menentukan validitas dan reliabilitas alat penelitian maka alat penelitian diuji cobakan pada 12 responden. Adapun untuk mencari reliabilitasnya dengan teknik belah dua. Langkah selanjutnya adalah menghitung validitas dan relibilitas angket penelitian. Dari perhitungan validitas orang tua didapatkan hasil perhitungan 0,797; 0,738 dan 0,720 yang masuk dalam kategori tinggi karena berada pada rentangan antara 0,600 – 0,800. Sedangkan dari perhitungan validitas kedisiplinan siswadidapatkan hasil perhitungan 0,768; 0,859; 0,898; dan 0,828 yang masuk kategori tinggi dan sangat tinggi karena masuk pada rentangan antara 0,600 – 0,800 dan 0,800 – 1,000. Adapun dari perhitungan reliabelitas yang dilakukan untuk variabel intensitas komunikasi orang tua didapatkan hasil perhitungan 0,877 yang masuk pada kategori sangat tinggi karena masuk pada rentangan antara 0,800 – 1,000 dan untuk variabel kedisiplinan anak didapatkan hasil perhitungan 0,808 yang juga masuk pada kategori sangat tinggi kaera masuk pada rentangan antara 0,800 – 1,000. Pada analisis deskriptif yang dilakukan, maka didapatkan hasil intensitas komunikasi orang tua dengan kriteria tinggi sebanyak 61 responden (98,39 %) dan sebanyak 1 responden ( 1,61 % ) yang dapat ditafsirkan lebih jauh bahwa intensitas komunikasi orang tua siswa MTs Miftahul Falah Betahwalang rata-rata tinggi, sedangkan untuk variabel kedisiplinan anak di MTs Miftahul Falah Betahwalang diperoleh hasil dengan kriteria 60 responden ( 96,77 % ) dan sedang sebanyak 2 responden ( 3,23 % ) yang dapat ditafsirkan lebih jauh bahwa tingkat kedisiplinan siswa di MTs Miftahul Falah Betahwalang rata-rata tinggi. Langkah terakhir adalah menghilangkan r hitng untuk 62 orang responden dan didapatkan nilai r hitung = 0,622 yang lebih tinggi dari r tabel = 0,330 sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dengan kedisiplinan anak di MTs Miftahul Falah Betahwalang. Setelah diketahui adanya hubungan antara intensitas komunikasi orang tua dengan kedisiplinan ank di di MTs Miftahul Falah Betahwalang, baru dihitung besarnya pengaruh yang diberikan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh yang signifikansi dari intensitas komunikasi orang tua terhadap kedisiplinan anak di MTs Miftahul Falah Betahwalang. Dari perhitungan yang dilakukan didapatkan hasil F hitung yang lebih besar dari F tabel ( 38,035 > 7,08 ) pada taraf signifikansi 99 % yang menunjukkan bahwa memang ada pengaruh intensitas komunikasi orang tua terhadap kedisiplinan anak di MTs Miftahul Falah Betahwalang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak sehingga hipotesis kerja (Ha) yang diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Perhitungan selanjutnya adalah menghitung sumbangan efektif yang diberikan oleh intensitas komunikasi orang tua terhadap kedisiplinan anak di MTs Miftahul Falah Betahwalang dan didapatkan hasil 38,797 % yang berarti bahwa intensitas komunikasi orang terhadap kedisiplinan anak mempunyai pengaruh sebesar 38,797 % sedangkan faktor lain memberikan sumbangan sebanyak 61,203%. Kata Kunci : Komikasi, disiplin, orang tua
Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Malam Satu Suro Hidayah, Djihan Nisa Arini
DEMOCRATIA Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : DEMOCRATIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk, yang mempunyai kekayaan kebudayaan. Salah satu dari kebudayaan itu sebagai hasil perpaduan dan akulturasi berbagai unsur yang datang sejalan dengan perkembangan zaman selama ribuan tahun. Perpaduan unsur budaya tersebut menghasilkan ciri-ciri khas daerah yang kadang kala mempunyai kemiripan antara daerah satu dengan daerah lain.Suatu bentuk unsur budaya tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia, kita dikenalkan dengan adanya masyarakat. Malam Satu Suro(Suroan) merupakan adat atau tradisi yang sudah melekat dan bahkan sudah mendarah daging pada masyarakat tertentu (karena tidak semua masyarakat mengetahui dan melaksanakan tradisi tersebut). Tradisi Malam Satu Suro ini dilakukan secara terus menerus untuk dipertahankan serta dilaksanakan sampai sekarang. Tradisi tersebut biasanya berupa upacara trdisional. Masyarakat yang masih melestarikan tradisi ini dan sering melaksanakan ritual hal ini biasanya dijumpai pada daerah pedesaan di pulau jawa. Analisa data yang dipilih yakni siklus interaktif analisis deskriptif kualitatif  yang disesuaikan dengan permasalahan atau sasaran penelitian yang intinya adalah untuk mengetahui status dan fenomena mengenai persepsi masyarakat terhadap tradisi Malam Satu Suro di Desa Brangkal Kecamatan Karanganom Kabupaten Klaten. Pada model ini, peneliti bergerak pada  pada empat komponen utama ialah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kegiatan ´´Suroan´´ merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Syuro atau Muharram dalam hitungan islam. Satu  suro di pandang hari yang sakral, secara turun-temurun kebanyakan orang  mengharapkan “ngalap berkah” mendapatkan berkah pada hari besar yang suci ini. Kegiatan Malam Satu Suro  yang dilaksanakan masyarakat di Desa Brangkal diisi dengan pertunjukan atau pagelaran wayang kulit semalam suntuk dan makan bubur suran bersama setiap tanggal tujuh malam di bulan Suro. Kata Kunci : Presepsi, Tradisi, Satu Suro

Page 1 of 3 | Total Record : 30