cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. tulungagung,
Jawa timur
INDONESIA
Research Collections
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
SEMANTIK Teori Memahami Makna Bahasa Jazeri, Mohamad
Research Collections Book Collections 2013
Publisher : Research Collections

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahasa tumbuh dan berkembang karena kebutuhan manusia untuk berinteraksi. Agar interaksi berjalan lancar dan tidak terjadi hambatan apalagi kesalahpahaman, diperlukan konvensi dalam memahami makna bahasa. Meski pada awal pertumbuhannya bahasa bersifat manasuka (arbitrer), dalam peng gunaannya diperlukan konvensi bersama antara pengguna bahasa. Itulah sebabnya mengapa bahasa bersifat manasuka, dinamis, dan konvensional. Dikatakan manasuka karena antara lambang dan acuan tidak memiliki hubungan logis. Sifat dinamis berkaitan erat dengan manusia sebagai penemu dan pengguna bahasa, yakni selalu melakukan inovasi dalam kehidupannya yang berimplikasi te rhadap b ahasa yang digun akannya. Ke manasukaan dan kedinamisan bahasa membuat bahasa tersebut sulit dipahami oleh manusia tanpa disertai dengan kesepakatan bersama dalam memberikan makna. Hal inilah yang menyebabkan mengapa bahasa bersifat konvensional.Makna, dalam kajian bahasa, menjadi isu utama karenabahasa dapat digunakan untuk berinteraksi sejauh bahasa itu dipahami maknanya. Mengenai makna bahasa ini, Aminuddin (2003) menyatakan bahwa makna memiliki tiga tingkatan. Pada tingkat pertama, makna menjadi isi abstraksi dalam kegiatan  bernalar secara logis sehingga melahirkan proposisi yang benar. Tingkat kedua, makna menjadi isi dari suatu bentuk kebahasaan. Tingkat ketiga, makna menjadi isi komunikasi ber upa pesan tertentu yang dikirim dan diterima oleh partisipan komunikasi. Mengkaji makna pada tingakt pertama melahirkan pemahaman tentang cara mengolah pesan secara benar. Mengkaji makna pada tingkat kedua melahirkan pemahaman tentang menata struktur kebahasaan secara benar sehingga menghadirkan makna seperti yang diinginkan partisipan komunikasi. Sementara mengkaji makna pada tingkat ketiga melahirkan pemahaman tentang cara mengungkapkan struktur kebahasaan dalam konteks komunikasi secara benar.Untuk memahami tiga tingkat makna tersebut diperlukan ilmu tentang makna bahasa. Salah satu ilmu yang mempelajari makna bahasa adalah SEMANTIK. Semantik mengandung pengertian studi tentang makna bahasa. Jika makna adalah bagian dari bahasa, maka semantik merupakan bagian dari linguistik (ilmu bahasa). Dalam kaitannya dengan ilmu lain yang sama- sam a m e n gkaji m akn a se p e r ti  p r agmat ik, sem io t ik, dan hermeneutik, semantik dianggap sebagai bagian sekaligus induk ilmu makna. Artinya, ada sebagaian ahli bahasa yang beranggapan bahawa semantik adalah bagian dari pragmatik, semiotik, atau hermeneutik, namun sebagian yang lain menganggap semantik sebagai induk dari pragmatik, semiotik, dan hermeneutik.
Mangapa Nabi Saw. Berpoligami: Kajian Normatif-Historis Badruzaman, Abad
Research Collections Book Collections 2013
Publisher : Research Collections

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muhammad Saw. adalah puncak segala kesempurnaan insani (insân kâmil). Tunjuk satu sifat terpuji! Kita akan menemukan puncak kesempurnaan sifat tersebut pada diri Muhammad. Sifat terpuji apa pun yang kita tunjuk, sifat utama mana pun yang kita sebut, semua akan bermuara pada sosok Muhammad sebagai puncak keterpujian dan keutamaan. Sebanyak apa pun pujian yang kita sampaikan, setinggi apa pun sanjungan yang kita beri- kan untuk Muhammad; semuanya tidak akan mampu meng- gambarkan keagungan, keluhuran dan kemuliaan akhlak serta pribadi Muhammad. Al-Qur‘an menyimpulkan tutur-laku serta sikap Muhammad dalam ayat:  Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung(QS al-Qalam/68: 4). Mengenai ayat ini Sayyid Quthb menulis dalam Fi Zhilâl al- Qur‘ân:Segenap alam-wujud mengamini pujian ini. Pujian yang memenuhi segenap wujud. Tidak ada pena yang sanggup menorehkan pujian ini. Tidak ada gambaran yang mampu  mengungkapkan sanjungan ini. Ini adalah sebuah kesaksian dari Tuhan, dalam kagung an-Nya, atas hamba-Nya. Sungguh sebuah pujian yang agung, dari Yang Mahaagung, untuk pribadi berbudi pekerti agung.1 Membincang pribadi Muhammad ibarat menyelami lautan nan luas. Mutiara yang ditemukan di dasarnya hanyalah satu dari sekian mutiara yang jumlahnya tak terhingga. Keindahan dasar laut yang terlihat di sekitar penyelam hanyalah satu dari berjuta panorama lautan yang mahakaya. Membicarakan manusia agung bernama Muhammad Saw. ibarat kerkelana di hamparan sahara yang teramat luas. Sebelum seluruh hamparan sahara terjelajahi, si pengelana mungkin sudah tutup usia. Segala kekaguman dan pujian kita tentang sosok Muhammad tidak lebih dari sebutir mutiara di antara mutiara-mutiara keagungan beliau yang tidak terhingga jumlahnya. Atau ibarat sebutir pasir di tengah hamparan sahara kemuliaan beliau yang tidak berbatas. Semua shalawat dan salam yang dipanjatkan umat Islam untuk Muhammad Saw. tidak akan mampu memenuhi hak beliau untuk dipuji, diagungkan dan dimuliakan. Betapa tidak, Allah dan malaikat-Nya sekali pun memanjatkan shalawat untuk pribadi agung itu (QS al-Ahzâb/: 56).Predikat apa pun yang disandangkan kepada beliau, padaakhirnya akan bermuara pada sosok kepribadian dan keagungan akhlaknya. Akhlak mulia dan budi pekerti luhur yang dimiliki oleh baginda Rasulullah merupakan kunci sukses dakwah yangdiemban oleh beliau.  1Sayyid Quthb, Fî Zhilâl al-Qur‘ân, Kairo: Dâr al-Syurûq, cet. XVI, 1990, jilid 6, hal. 3656  Sejarah Muhammad Saw. setelah diangkat menjadi nabi dan rasul, tepatnya perjuangan beliau pada masa-masa awal di Mekah, merupakan masa-masa sulit dalam perjalanan dakwah Islam. Masa di mana penentangan, cercaan, cemoohan, bahkan ganggu- an fisik tidak jarang diperagakan oleh kaum musyrik Mekah. Yaitu orang-orang yang dulu, sebelum Muhammad menyatakan diri sebagai utusan Allah, kerap memuji beliau akan keindahan dan kemuliaan akhlaknya. Tentu mereka masih ingat ketika menjuluki Muhammad sebagai al-Amîn (orang yang jujur terpercaya). Namun begitulah, para peng gede Quraisy dan pentolan kaum musyrik Mekah lebih melihat Muhammad sebagai ancaman ketimbang pembawa kebaikan bagi mereka.Namun ternyata penentangan, cercaan dan cemoohanterhadap Muhammad bukan hanya terjadi sewaktu ia masih hidup. Pasca meninggal dunia, bahkan jauh setelah ia tiada hingga sekarang pun penentangan, cercaan dan cemoohan itu terus bermunculan.Kisah kecintaan kita kepada Rasulullah Saw. pernah diusik dan dilecehkan. Anda tentu masih ingat, lebih dari dua puluh tahun yang lalu majalah Monitor menempatkan Muhammad Saw. pada ur utan kesebelas dari manusia-manusia yang paling digandrungi para pembaca majalah itu. Muhammad Saw., yang selama ini kita tempatkan para urutan pertama dalam hati, tiba- tiba para pembaca Monitor menempatkannya pada ur utan kesebelas. Para pembaca Monitor memang tidak dapat dipaksa untuk memilih Muhammad sebagai orang yang dicintai dan dikagumi. Namun sikap pemilik dan jajaran redaksi majalah itu yang patut kita sayangkan, mengapa tokoh sekaliber Muhammad  disejajarkan dengan Zainuddin MZ atau Iwan Fals? Seandainya pun Muhammad menempati urutan pertama, kita tidak akan begitu saja merasa senang melihatnya sebab orang-orang yang berada di bawahnya bukanlah orang-orang selevel beliau.Selain majalah Monitor, yang pernah menjadikan Nabi Muhammad Saw. sebagai sumber cemoohan dan permainan adalah Salman Rushdie. Ribuan orang berjalan di jalan-jalan kota London di bawah hujan salju yang lebat. Ada di antara mereka yang membawa anak-anak kecil di dadanya. Mereka berasal dari berbagai bangsa. Pada hari-hari biasa mereka menjalani ke- hidupan pada komunitas yang berbeda dengan cara yang ber- beda. Tetapi hari itu mereka dipersatukan oleh kemarahan yang sama: Seorang manusia bernama Salman Rushdie telah menjadikan Nabi Muhammad Saw. sebagai bahan cemoohan dan permainan.Ya, dari dulu hingga sekarang, dan juga di masa yang akan datang, Muhammad dengan segala keagungan dan kemuliaannya, akan tetap menjadi bahan cemoohan dan permainan orang- orang yang mata-hatinya entah terbuat dari apa. Salah satu sisi dari kehidupan Muhammad yang kerap dijadikan bahan cemoohan dan penghinaan adalah kenyataan bahwa dia beristri lebih dari satu. Bagi mereka, kenyataan ini menunjukkan bahwa Muhammad Saw. adalah seorang penggila sex.Sebelum menepis tuduhan tersebut, perhatikan data danfakta ini:1.   Hingga usia 25 Muhammad Saw. tidak menikah.2.   Pada usia 25-50 Muhammad Saw. menikah dengan hanya seorang istri, yakni Khadîjah. Usia Khadijah 15 tahun lebih tua. Sebelum menikah dengan Muhammad Saw., Khadîjah  pernah menikah dua kali. Dari pernikahannya terdahulu ia memiliki banyak anak.3.   Pada usia 50-52 Muhammad Saw. tidak beristri sama sekali, karena sedih dan setia kepada istri pertamanya, Khadîjah, yang sudah meninggal dunia.4.   Dari usia 52-60 Muhammad Saw. menikah dengan beberapa istri, bukan atas dorongan syahwat melainkan karena faktor- faktor politik, keagamaan, dan sosial.Pertanyaannya, mungkinkah syahwat muncul secara tiba- tiba pada diri Muhammad Saw. di usia 52? Jika Muhammad Saw. seorang penggila wanita, mengapa ia lebih memilih menikah dengan seorang janda 15 tahun lebih tua yang pernah menikah dua kali sebelumnya, lalu hidup bersamanya selama kurun 25 tahun secara monogami? Jika Muhammad Saw. tidak bisa hidup tanpa seks, mengapa setelah Khadîjah meninggal, Muhammad Saw. tidak menikah selama dua tahun?Catat baik-baik, setelah dua tahun hidup sendiri, MuhammadSaw. kemudian menikah dengan Sawdah yang berusia 80. Sawdah adalah janda Muslimah pertama. Nabi Saw. hendak memuliakan- nya dengan menikahinya sendiri, tidak menyuruh para sahabat untuk menikahinya. Memberi teladan memang jauh lebih baik daripada menyuruh ini itu. Hingga di sini, satu hal menarik untuk dicatat, yaitu bahwa Muhammad menikah dengan dua cara: Pertama, Muhammad sebagai seorang rajul (laki-laki), dan kedua, Muhammad sebagai seorang rasûl (rasul, utusan Allah). Yang pertama adalah pernikahannya dengan Khadîjah, sedang yang kedua adalah pernikahannya dengan istri-istrinya yang lain pasca Khadîjah. Dalam posisi Muhammad Saw. sebagai seorang rasul,  pastilah apa yang dia perbuat—tidak terkecuali pernikahan— mengandung nilai risalah. Dalam posisi Muhammad Saw. sebagai rasul, tidak ada tindakan, perbuatan dan ucapannya yang keluar dari koridor kerasulan.Sejatinya Muhammad saw. bukan satu-satunya nabi yang berpoligami. Para nabi dan rasul terdahulu juga banyak yang berpoligami, seperti Nabi Ibrâhîm, Dâwud, dan Sulaymân. Hal ini tertulis dalam kitab-kitab suci samawi. Tapi aneh sekali, Barat tetap saja menghina Muhammad sebagai pria hobi kawin, padahal mereka tahu dan mengakui kitab-kitab suci yang mereka anut melaporkan bahwa nabi-nabi terdahulu juga beristri banyak. Seperti kata peribahasa, kuman di seberang lautan nampak jelas, gajah di pelupuk mata tak terlihat!Yang jelas, Muhammad adalah Muhammad. Manusia agung dalam sejarah manusia dan kemanusiaannya. Pujian setinggi apa pun yang kita berikan padanya, tidak akan memenuhi hak beliau atas pujian yang seharusnya. Cemoohan dan penghinaan senista apa pun yang dilemparkan sementara orang terhadap beliau, sama sekali tidak akan mengurangi keagungan, kemuliaan dan keluhur- an beliau barang sejengkal.Buku ini terlalu kecil untuk mengungkap kebesaran pribadi Muhammad; terlalu sederhana untuk menunjukkan keagungan budi-pekertinya. Buku ini tak lebih setitik pasir di hamparan padang sahara kemuliaan Sang Rasul yang tiada batas. Maafkan kami ya Nabi. Kami cuma pintar mengaku diri sebagai umatmu. Tapi ketika harga dirimu dicederai, kemuliaanmu dilukai, kehormatanmu dilecehkan, kami tak mampu berbuat selain mengutuk para penghina itu dalam kalbu. Maafkan kami ya  Rasul. Kami hanya pandai menyebut namamu sebagai idola. Tapi saat namamu diolok-olok, sosokmu dikarikaturkan, keluhuranmu direndahkan, kesucianmu diremehkan, kami tak bisa selain mengurut dada.Meski kecil, buku ini mengusung harapan besar; mem- bangkitkan kembali kecintaan serta kebanggaan pembaca—dan ter utama penulis—pada Sang Nabi pembawa rahmat bagi semesta. Meski mini, buku ini tetap memang gul asa mulia; mencerahkan hati dan pikiran orang-orang yang menatap Muhammad dengan sinis, orang-orang yang memandang sosok agung itu bukan dengan mata hati tapi dengan iri-dengki.Kepada Penerbit dan semua pihak yang berperan (langsung atau tidak langsung) atas terbitnya buku ini saya ucapkan terimakasih.Demikian, semoga apa yang tertuang dalam buku ini ber- manfaat bagi pembaca. Dari pembaca, manfaat itu mudah- mudahan memanjang kepada orang yang bertanya tentang isi buku ini, dan begitu seterusnya.Shallû ‘alâ al-Nabi!
ISLAM DIALEKTIS Ikhtiar Membumikan Wahyu Maftukhin, Maftukhin
Research Collections Book Collections 2013
Publisher : Research Collections

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemikiran Islam merupakan aspek yang selalu lekat dengan ajaran Islam. Islam sebagai agama bersumber dari wahyu yang kebenarannya bersifat mutlak. Sedangkan pemikiran Islam adalah kebenaran subyektif sebagai hasil daya tangkap terhadap pesan wahyu yang obyektif. Oleh karena itu, pemikiran Islam bersifat dinamis. Ia selalu tumbuh dan berkembang. Ada masa ketika pemikiran Islam begitu mewarnai kehidupan dalam berbagai dimensinya. Dalam masa ini, segala sesuatu direspon secara kreatif  dan produktif  sehingga ajaran Islam pun mengalami fungsionalisasi. Namun ada juga masa ketika pemikiran Islam kehilangan relevansi dan konteksnya. Pemikiran Islam menjadi sesuatu yang melangit dan jauh dari realitas sesungguhnya yang dihadapi oleh umat Islam. Pada kondisi semacam ini, terdapat jurang yang lebar antara idealitas ajaran Islam dengan fakta obyektif.
AKUNTANSI Estiningrum, Sri Dwi
Research Collections Book Collections 2013
Publisher : Research Collections

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak orang yang berfikir bahwa Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang terlalu “tinggi” untuk dapat dipahami dengan mudah. Buku ini disusun dengan maksud membantu bagi para pembaca dalam mempelajari akuntansi. Dengan mempelajari buku ini, diharapkan para pembaca dapat memahami bagaimana proses pencatatan transaksi sampai dengan dihasilkan laporan keuangan dan dapat juga memperoleh gambaran yang jelas, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan karier di masa depan dalam bidang akuntansi.Akuntansi merupakan pengetahuan yang luas dan komplek, kesalahan dalam memahami akan mengakibatkan kesalahan persepsi dan interpretasi terhadap pengertian dan pelaporan akuntansi.Buku in i mer upakan pe ngan tar di dalam m emah amiakuntansi, sehingga pembahasannya disajikan dengan bahasa yang sederhana, dengan tujuan untuk memudahkan para pembaca dalam mempelajari dan memahami tanpa harus menyimpang dari konsep-konsep yang mendasarinya.Pe n ulis  m e n y ada r i  b ah wa  b uk u  in i  m a sih  b an y ak kekurangannya. Oleh karena itu penulis akan sangat berterima kasih, apabila pembaca sudi memberikan tanggapan baik berupa kritik maupun saran demi kesempurnaannya
DIMENSI-DIMENSI SYARI’AH (Dari Teologi, Hukum, Akhlaq Sampai Sejarah Pemikiran) Asmawi, Asmawi
Research Collections Book Collections 2013
Publisher : Research Collections

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kata Syari’ah berakar kata syara’a () yang berarti “sesuatu yang dibuka secara lebar kepadanya”. Dari sinilah ter- bentuk kata syari’ah yang berarti “sumber air minum”. Kata inikemudian dikonotasikan oleh bangsa Arab dengan jalan lurus yang harus diikuti (Ahmad bin Faris bin Zakaria, Mesir: 1979, III). Syekh Mahmud Syaltut mengartikan syari’ah sebagai hukum- hukum dan tata aturan yang disyariatkan oleh Allah bagi hamba- Nya untuk diikuti, (Syari’ah adalah aturan-aturan yang ditetapkan Allah atau ketetapan oleh dasar-dasarnya (al-Qur’an dan al-Sunnah) supaya manusia dapat menjadikannya sebagai pedoman untuk dirinya sendiri dalam berhubungan dengan Tuhannya, hubungan dengan saudaranya sesama muslim, berhubungan dengan sesama manusia serta dengan alam dan sekitarnya) (Mahmud Syaltut, Kairo: Dar al-Syur uq, 1980).Dari pengertian yang dijelaskan di atas, baik menurut bahasa maupun istilah, dapat dipahami syari’ah adalah firman-fir man Allah Swt. yang tertuang dalam kitab sucinya, menyangkut bidang aqidah (teologi), fi’liyah (hukum Islam), dan khuluqiyah (etika/ akhlaq). Perinciannya adalah aqidah/teologi merupakan realisasi syari’ah yang berhubungan dengan keyakinan manusia terhadap Tuhannya dan semua ajaran-ajaran-Nya. Hukum Islam sebagai bagian dari syari’ah mengatur semua perilaku manusia dalam aspek perbuatannya (fi’liyah) manusia. Dalam hal ini aspek perbuatan manusia di beri status hukum, boleh dilakukan atau tidak. Sedangkan akhlaq merupakan aspek syari’ah yang memberikan tinjauan kebaikan dan keburukan terhadap perbuatan manusia.Dari ketiga aspek syari’at itu, semua perbuatan manusia mendapat landasan teologis (dimensi ilahiyah) dari syari’at Is- lam. B er hub un gan  den gan hal t er se but , dituntut adan ya aktualisasi ketiga dimensi syari’at Allah dalam kehidupan sehari- hari seorang muslim. Artinya aturan firman-firman Tuhan Swt. idealnya dapat menyikapi kebekuan dan kesenjangan antara idealisme syari’at Islam yang tertuang dalam al-Qur’an dan al- Sunah dengan realitas masyarakat yang dinamis akibat tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari usaha ini, terobosan demi terobosan dilakukan supaya syari’at Islam dapat menjawab problematika yang dihadapi umat Islam pada masa modern. Maksudnya har us ada usaha untuk memahami aturan-aturan syari’ah yang tertuang dalam kitab suci, sehingga tetap relevan dengan dunia modern sekarang ini. Inilah kemudian yang disebut dengan modernisasi Islam.  Memang Harun Nasution mengatakan modernisme berasal dari Barat. Modernisme ini mengandung pengertian pikiran- pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk mengubah faham-faham, adat istiadat, institusi-institusi lama, untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern (Harun Nasution, Jakarta: 1975, 11) (Dede Rosyada, Jakarta: 1996, 174). Menurut pendapat ini, pikiran dan aliran kehidupan keagamaan Barat, bertujuan untuk menyesuai- kan ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama katolik dan protestan dengan ilmu pengetahuan dan falsafah modern, yang berakhir dengan munculnya sekularisme di barat. Lalu adanya kontak dunia muslim dengan Barat di awal abad ke-19, ide-ide demikian masuk pula ke dunia Islam, sehingga memunculkan pikiran dan gerakan untuk menyesuaikan paham keagamaan Is- lam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (ibid, 11-12).Dari pendapat Harun Nasution di atas, modernisasi Islam merupakan rasionalisasi pemahaman Islam dan kontekstualisasi nilai- nilai I slam ke dalam keh idupan. Seb agai salah  satu pendekatan pembar uan Islam, rasionalisasi mengandung arti sebagai upaya menemukan substansi dan penanggalan lambang- lambang, sedangkan kontekstualisasi mengandung arti sebagai upaya pengaitan substansi tersebut dengan pelataran sosial- budaya tertentu dan penggunaan lambang-lambang tersebut un tuk m emb un gkus kem bali sub stansi t erseb ut. De ngan ungkapan lain bahwa rasionalisasi dan kontekstualisasi dapat disebut sebagai proses substansi (pemaknaan secara hakiki etika dan moralitas) Islam ke dalam proses kebudayaan dengan  melakukan desimbolisasi (penanggalan lambang-lambang) budaya asal (baca: Arab), dan pengalokasian nilai-nilai tersebut ke dalam budaya baru (lokal) (Din Syamsudin, Jurnal Ulumul Qur’an, Vol. IV, No. 3 Tahun 1993, 69). Dari sini modernisasi sebagai proses substansiasi pembar uan Islam yang melibatkan pendekatan substantivistik, bukan formalistik terhadap Islam.Salah satu contoh kajian tentang syaria’h dilakukan oleh Modernis Muslim India yakni Syekh Wali Allah al-Dihlawi. Seorang pembaru India yang hidup pada abad 18 M, tepatnya pada masa kerajaan Mughal. Sebuah era di mana masyarakat muslim Indo-Pakistan dihadapkan pada krisis Ekonomi, Politik dan spiritual. Krisis ini disikapi oleh Syekh Waliyullah dengan mengajukan konsep syari’ah. Menurutnya tujuan utama Agama adalah adanya keta’atan kepada Allah baik dalam kehidupan personal maupun kehidupan sosial, dengan berdasar pada prinsip- prinsip kebaikan (usul al-bir), menjaga keseimbangan antara sisi angelic (dimensi kemalaikatan) dan bestial (kebinatangan) serta ada improvisasi institusi sosial yang oleh syekh Wali Allah disebut den gan irt ifaqat . ( Al- D ih lawi, B eir ut :  2000, I, 133).  Dia mengatakan, muamalah adalah salah satu bagian dari pendukung p e r adab an  yan g  di dalam n ya  t e r wujud p e laksan aan  dan penegakan prinsip tukar-menukar dan tolong-menolong antar sesama manusia. Dengan membahas syari’ah dalam bidang muamalah, akan terlihat aplikasi dan relevansi dari ajaran Islam dalam merespon permasalahan yang sarat dengan perubahan dan perkembangan, akibat dari dinamika masyarakat modern. Pada zaman ini mendesak kebutuhan kepada ilmu-ilmu yang dapat merespon, memberikan jawaban terhadap semua problematika  masyarakat yang dinamis. Di sinilah nanti terlihat kelebihan syari’at Islam menyikapi kesenjangan antara idealisme teori dengan realita masyarakat di sekitarnya yang selalu dinamis dan kompleks.Lebih jauh Syekh Wali Allah mengelaborasi asal-usul dari syari’ah Islam, dengan menyatakan bahwa syari’ah Islam tidaklah mengambil bentuk dalam r uang kosong, tetapi syari’ah hidup dalam masyarakat yang di dalamnya berkembang adat kebiasaan masyarakat dan urf tertentu. Dalam hal ini Syekh Wali Allah me njelaskan o rigin alitas syari’ah I slam dalam  keh idup an masyarakat Arab pra-Islam dengan mengklasifikasi syari’ah dalam dua bagian. Pertama disebut dengan irtifaqat (Social Institusion ) yang masuk di dalamnya bentuk-bentuk hukum politik, hukum civil, adat kebiasaan (custom). Bagian kedua dia sebut dengan ibadat yang konsisten untuk mengatur masalah-masalah ritual dan kepatuhan kepada Tuhan. Demikian juga improvisasi syari’ah dia lakukan dengan mengatakan bahwa syari’ah didasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan maslahah (general good).Dari beberapa ide pemikiran hasil elaborasi syari’ah tersebutdapat diambil sebuah pemahaman terhadap tipe pemikiran syari’ah oleh Syekh Wali Allah sebagai modernist rasionalis yang telah memberikan inspirasi pembaruan di dunia Islam di masa kontemporer ini. Statemen ini juga menjadi antitesis terhadap pendapat Schacht yang mengatakan bahwa ide dan pemikiran modernisasi sebenarnya datang dari Barat, pernyataan ini juga didukung oleh Gibb yang menyatakan bahwa modernism adalah pengarus utamaan fungsi liberalisasi Barat atau lebih umumnya adalah Eropa (Muhamad al-Ghazali, Islamic of Social Saciences, 2000).  Dalam kasus Syekh Wali Allah adalah berbeda, dia dengan kreativitas pemikirannya berusaha mencarikan solusi kebekuan syari’at Islam dalam menyikapi krisis multidimensi, dengan mengekplorasi originalitas Islam, pra Islam di Arab, direlevansikan dengan dunia yang mengitarinya yaitu anak benua India. Sehingga sampai sekarang banyak ulama India dan Pakistan dalam hal pembar uan pemikiran Islam banyak yang berafiliasi kepada Syekh Wali Allah.Demikian juga Syekh Wali Allah dalam pemikiran Syari’ahkhususnya bidang hukum Islam mempunyai konsep bermadhab, taqlid, dan perbandingan madhhab yang tertuang dalam kitabnya al-Inshaf fi Bayani Ikhtilaf al-fuqaha’. Sebagai responnya al- Dihlawi terhadap masyarakat Hindia yang pada saat ini tengah mengalami kemunduran dan stagnasi dalam ranah intelektual. Berhubungan dengan ini, kalau dilihat dari paradigma Weberian, maka timbul pertanyaan, apa makna religius yang dapat ditangkap dari g erakan p em bar uan yang dilakukan oleh  al-D ih lawi khususnya tentang syari’at tersebut? Apakah dalam rangka pemurnian ajaran, atau sikap sebagai tradisi bermadhab, atau menginginkan perubahan dan rasionalitas ajaran. Di sini akan di lihat dialektika antara ide pemikiran al-Dihlawi yang tertuang dalam konsepnya al-Syari’ah dengan suasana sosial politik yang terjadi kala itu, mer upakan upaya al-Dihlawi dalam rangka melaksanakan purifikasi (pemurnian) ajaran dengan melakukan interpretasi rasionalitas tradisi bermadhab dalam konteks sosial budaya masyarakat Indo-pakistan tersebut.Untuk itu, buku ini mer upakan refleksi penulis dalamm e n y ika p i  p r o b l e m at ika  M usl im  I n do n e sia ,  ke m udi andikonfirmasi dengan ajaran-ajaran Islam yang tertuang al-Qur’an dan al-Sunnah. Dalam bahasanya meliputi muqadimah (kata pengantar), wacana tentang syari’ah dalam bidang tauhid dan akidah, dinamika pemikiran fiqih atau hukum Islam, akhlaq atau etika yang dari hari ke hari semakin mengkhawatirkan, sejarah dan pemikiran Islam yang selalu dinamis, kemudian di akhiri dengan penutup dan bibliografi.
STRATEGI DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Mufarokah, Anissatul
Research Collections Book Collections 2013
Publisher : Research Collections

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah dan inayah- Nya buku“STATEGI & MODEL- MODEL PEMBELAJARAN (S&MP)” ini dapat terselesaikan. Penulisan buku ini sebenarnya sudah terselesaikan sejak tahun2010, namun barumemperoleh kesempatan dalam penerbitannya pada tahun 2013 ini. Dan semoga shalawat beserta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar MuhammadSAW, beserta seluruh keluarga dan para sahabatnya.Salah satu masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam p r o se s   p e m b e laj ar an   an a k   ku r an g   did o r o n g   un t uk mengembangkan kemampuan berfikir. Secara umum proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa memahami informasi tersebut dalam konteks yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga anak didik hanya pintar secara teoritis, akan tetapi mereka kurang mampu mengaplikasikan teori tersebut di dalam kehidupan sehari-harinya.  Guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang secara professional-pedagodis mempunyai tanggung jawab besar di dalam proses pembelajaran menujukeberhasilan pendidikan, khususnya keberhasilan para siswanya untuk masa depannya nanti.Berdasarkan kompetensi profesional-pedagogisnya, seoranggur u dituntut mampu mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien, melalui pemahamam dan penguasaannya ter- hadap berbagai setrategi dan model pembelajaran yang diaplikasi- kan dalam proses pembelajaran.Pada dasarnya telah banyak buku-buku dan diktat teori dan konsep tentang Stategi & Model Pembelajaran yang dapat diguna- kan sebagai pedoman dalam mempelajari ilmu pembelajaran, tetapi masih terasa kurang lengkap dan perlu pengembangan dari berbagai literatur, terutama S&MP dengan pendekatan proses pembelajaran konstr uktivistik.Atas pertimbangan tersebut dan beberapa referensi dari kajian empiris hasil penelitian, buku S&MP ini dapat digunakan sebagai bahan belajar mahasiswa Program S-1 Jurusan Tarbiyah, khususnya prodi PAI yang nantinya akan menjadi guru di tingkat lanjutan baik di SLTP maupun di SLTA. Namun demikian buku ini bukanlah merupakan satu-satunya sumber bahan yang dipakai dalam perkuliahan mahasiswa S-1 Tarbiyah-PAI, tentu saja dosen dan mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan dan me- lengkapi materi yang telah ada.
PENGANGGARAN Astutiningsih, Sri Eka
Research Collections Book Collections 2013
Publisher : Research Collections

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menyusun ang garan suatu perusahaan, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, akan tetapi hal ini dapat menjadi suatu pekerjaan yang tidak terlalu sulit apabila didorong oleh kemauan dan menyukai melakukannya. Agar kita mempunyai kemauan untuk melakukan pekerjaan itu sebauk-baiknya maka kita harus menyukai juga pekerjaan tersebut. Bila kita menyukai terhadap pekerjaan yang kita lakukan, maka kita akan mengerjakan pekerjaan tersebut dengan senang hatinya. Akan tetapi, masalah- nya adalah apakah kita menyukai pekerjaan yang mudah ataukah pekerjaan yang penuh dengan tantangan serta kita harus memper- hitungkan resikonya.Pengang garan per usahaan mer upakan salah satu cara memperhitungkan resiko dari persoalan yang penuh tantangan. Persoalan yang penuh tantangan maksudnya persoalan pekerjaan yang perlu dijawab dan diselesaikan, baik persoalan sederhana maupun yang rumit.Kami menuliskan buku ini dalam rangka melakukan peningkatan pengetahuan dan perwujudan komitmen kami terhadap kebutuhan para konsumen, yaitu para pengajar dan mahasiswa, serta kami mencoba memberikan yang terbaik kepada para pembaca sebuah buku penganggaran yang dapat diperguna-  kan sebagai bahan perkuliahan.Tak dapat disangkal lagi, para mahasiswa memerlukan pengetahuan mengenai pengang garan karena mereka akan banyak mengalami kesulitan dalam menghadapi kehidupan sehari-harinya yang terus bergejolak dari waktu ke waktu, apabila mereka tidak mempersiapkan dan membekali diri mereka dengan ilmu pengetahuan demi karier dan kehidupan mereka. Mereka harus dapat memanfaatkan membangun dasar yang kuat dalam proses belajar yang tak kan pernah berakhir serta mengembangkan profesi yang tiada henti, pada saat mereka sedang menuntun ilmu di pergur uan ting gi. Hal ini berarti mahasiswa perlu untuk membangun segala macam ketrampilan dan kecakapan atau kompetensi diri mereka sehingga dapat memenuhi tuntutan jaman.
MANAJEMEN MUTU DAN ORGANISASI PERGURUAN TINGGI Fitri, Agus Zainul
Research Collections Book Collections 2013
Publisher : Research Collections

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, yang telah menganugrahkan segala nikmat, rahmat dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga buku MANAJAMEN MUTU DAN ORGANISASI DI PERGURUAN TINGGI ini dapat segera ditelaah dan dikaji oleh para pemikir, pemerhati, pengembang dan praktisi pendidikan, khususnya pengelola Perguruan Tinggi (PT).Sejarah pertumbuhan manajemen dan organisasi sebenar-nya mirip dan cenderung sama jika dikaji dari aspek sejarah, tetapi mengalami perbedaan orientasi dan kajian manakala sudah masuk ke substansi. Buku ini membas kedua secara komprehensif.Secara tematis, buku ini membahas aspek manajemen dan organisasi perguruan tinggi mulai dari tinjauan filosofis, teoritis sampai praktis yang diimplementasikan dan dikembangkan dalam bidang pendidikan kh ususnya pergur uan ting gi. B uku ini merupakan pengembangan dari hasil riset yang telah dilakukan, namun yang penulis paparkan dalam buku ini sengaja dipilih aspe k-aspe k yan g y an g t elah ber hasil diimp le men tasikan dibeberapa PT.Pengembangan PT mer upakan upaya yang secara ter usmenerus diupayakan karena persaingan antar lembaga tidak bisa  dihindarkan, karena menjadi tuntutan masyarakat yang ber- orientasi pada kualitas. Hal tersebut penting dilakukan, karena PT mer upakan satu institusi yang strategis berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada suatu Negara. Dengan demikian, kondisi ini me- nunjukkan bahwa kebutuhan dan keunggulan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas PT yang ada di Negara-negara tersebut.Buku ini sangat bermanfaat bagi pengelola dan pimpinan PT, dosen, praktisi pendidikan, dan penggiat pendidikan yang sedang berupaya untuk meningkatkan performansi pergur uan tingginya. Selain itu, buku ini juga dapat dijadikan referensi atau bahan r ujukan bagi mahasiswa yang sedang menekuni bidang manajemen pendidikan atau yang sedang menempuh pendidikan S1. S2 dan S3 pada jur usan atau program studi pendidikan, khususnya manajemen penedidikan, para pemerhati, peneliti dan pengembang serta praktisi pendidikan.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat menantikan saran konstruktif yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tulisan ini. Atas segala masukan dan perhatiannya diucapkan terima kasih.
ENGLISH PHONETICS Nurhayati, Dwi Astuti Wahyu
Research Collections Book Collections 2013
Publisher : Research Collections

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This English Phonetics Dictate in the form of  summary and completed with exercises is designed for students of the English Department, Faculty of Tarbiyah, State College For Is- lamic Studies Tulungagung.It is a six-month course, and it is hoped, may help the stu-dents to improve their speech as well as the future teachers to correct their students’ mistake in pronouncing English, so that in the next or future they will be able  to practice, pronounce their English correctly.As English phonetics covers the production, transmission, and reception of speech sounds, this book only discuss the study of the production of speech sounds.It is based on Daniel Jones” An Outline of English Phonet- ics’ as standard English Pronunciation and some American En- glish intonation  added by Kelly materials. The terminology is based on Jones’ book. The Materials are also taken partly from: Ann Baker, Gerald Kelly, A. Kusuma, Marianne Celce Murcia: all of them are professors of Phonetics, and partly from other references like website.My sincere thanks are due to all of them mentioned above. I gratefully acknowledge my indebtedness to my lectures, among others Mr. A.Kusuma, Wisasaongko,Soekamto, Univer-sity of Jember.
ILMU MUKHTALIF AL-HADIST Kajian Metodologis dan Praktis Abidin, A. Zainal
Research Collections Book Collections 2013
Publisher : Research Collections

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alhamdulillah, puji  syukur  penulis  panjatkan   kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada penulis, sehingga  buku ILMU MUKHTALIF AL-H{{ADI<S| (Kajian Metodologis dan Praktis) ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada umatnya melalui hadis-hadis yang beliau sabdakan.Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang kedua setelah al- Quran, bagi umat Islam merupakan peninggalan yang sangat berharga. Mereka menjaganya dari segala usaha dan dugaan yang negatif seta kebohongan yang menyesatkan. Di antara usaha tersebut adalah adanya keharusan meriwayatkan hadis secara  tekstual   (ar-riwa>yah   bi  al-lafz).   Namun  mengingat bahwa pada zaman Nabi Muhammad saw, periwayatan hadis banyak berlangsung secara oral (lisan) berdasarkan hafalan masing-masing sahabat, maka hal ini membuka peluang terjadinya periwayatan secara makna (al-riwa>yah bi al-mana>).Hadis Nabi yang dimungkinkan diriwayatkan secara lafal hanyalah hadis yang dalam bentuk sabda (h}adi>s qauliyyah) dan ini pun sangat sulit dilakukan kecuali untuk sabda-sabda tertentu. Sedangkan hadis Nabi yang tidak berupa sabda, periwayatannya hanya mungkin dilakukan oleh sahabat secara makna.  Oleh  karena  itu,  tidak  diragukan  lagi  bahwa kebanyakan hadis-hadis Nabi diriwayatkan secara makna. Hal ini  ditunjukkan  oleh  adanya  perbedaan-perbedaan lafal  dari para periwayat yang tsiqat untuk satu hadis. Namun demikian, al-riwa>yah bi al-mana> dengan berbagai alasannya, merupakan fenomena yang tak dapat dielakkan. Sebagai alasan utamanya adalah  ketidakmungkinannya  seluruh  sabda dan  perbuatan Nabi untuk diriwayatkan secara lafal. Namun jelas, bahwa adanya  al-riwa>yah  bi  al-mana>  secara otomatis  akan berimplikasi pada perbedaan redaksi,  karena adanya proses al- ikhtis}a>r dan at-taqt}i>’, at-taqdi>m dan at-takhi>r, al-ibda>l, az- ziya>dah  wa  al-nuqs}a>n  dari  para perawi.  Perbedaan  redaksi hadis ini ada yang tidak mempengaruhi makna atau maksud hadis, namun ada juga yang menyebabkan perbedaan makna.Ikhtila>f  (perbedaan) adalah suatu  hal yang pasti,  tidakmungkin dipungkiri. Karena ia adalah sunnatullah yang akan selalu terjadi pada setiap umat dan seluruh manusia, sekaligus merupakan rahmat Allah. Walaupun demikian, banyak ayat- ayat al-Qur`an maupun hadis yang menyebutkaAAn tentang larangan ber-ikhtila>f (berselisih) karena –seringkali- berakibat kepada iftira>q (perpecahan) yang disebabkan oleh adanya perbedaan pertentangan antar hadis-hadis

Page 1 of 2 | Total Record : 16


Filter by Year

2013 2013