cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Craft
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
The Craft section of ITB Undergraduate Journal of Visual Art and Design welcomes orginal articles exploring creative works and/or research in the area of craft both as traditional and contemporary artifacts. It focuses, but not limited to, any creative ideas and pratical knowledge as results from tranforming forms, materials, meanings and values of textiles and/or ceramics into one-of-a kind objects in the form of clothes, deskwares, jewellry, and fashion accesories among others.
Arjuna Subject : -
Articles 77 Documents
EKSPLORASI TEKNIK LASER CUT PADA RAGAM HIAS BATIK SEBAGAI PRODUK FASHION Nayenggita, Larasya; Sunarya, Yan Yan
Craft Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Abstrak Proses perancangan karya ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis pada perkembangan teknik pemotongan berbasis teknologi laser dalam aplikasinya pada produk fashion. Teknik pemotongan dengan sinar laser atau yang dikenal sebagai laser cutting merupakan sebuah terobosan dalam dunia industri, khususnya dalam industri kreatif. Teknik laser cutting sendiri memang bukan merupakan teknik baru. Namun dalam industri fashion, teknik ini kurang populer dibandingkan aplikasinya pada bidang lain seperti interior, percetakan, dan lain-lain. Melalui karya ini, penulis melakukan serangkaian penelitian, analisis, dan eksplorasi untuk mendalami dan menelusuri potensi teknologi laser cutting ini untuk kepentingan dan pengolahan desain pada produk fashion. Khusus dalam proses eksplorasi dan pendalaman teknik ini, penulis mengangkat pengembangan ragam hias batik sebagai pola yang digunakan. Ragam hias yang dikembangkan dan digunakan sebagai pola tersebut secara spesifik adalah ragam hias batik Parang dan Kawung. Dalam karya Tugas Akhir ini, pengembangan geometris dari ragam hias batik tersebut dikembangkan oleh penulis sedemikian rupa menjadi fungsional dan aplikatif dalam konteks penerapan teknik laser cutting, terlebih untuk menciptakan citra modern dan kontemporer dengan tetap mengusung identitas budaya. Gunakan template ini untuk menulis dan mengedit artikel yang akan dikirim ke Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain ITB. Artikel yang dikirim harus menggunakan dimensi halaman (A4), margin semua sisi (2cm), jenis dan dimensi huruf pada artikel utama (Times New Roman 10), spasi badan teks 1.15, tata-cara perletakan tabel dan gambar, tata-cara penulisan nama tabel dan gambar, tata-cara penulisan referensi dan format lain-lain seperti yang dicontohkan atau dijelaskan pada template ini. Artikel berisi penjelasan ringkas tentang latar belakang/ permasalahan, proses studi kreatif yang dilakukan, hasil yang didapatkan dan pembahasannya serta catatan penutup/kesimpulan. Abstrak ditulis pada bagian ini, sepanjang satu paragraf dan maksimal 100 kata. Abstrak berisi bagian-bagian penting yang menggambarkan isi artikel (latar belakang/masalah, metoda/proses studi, hasil, dan kesimpulan yang didapatkan. Tuliskan kata-kunci di bawah judul artikel, maksimal 5 kata dan diurut mengikuti abjad huruf pertama setiap kata. Keseluruhan artikel berjumlah minimal 6 halaman dan maksimal 10 halaman, dengan komposisi 60% teks dan 40% visual (gambar, foto, dsb). Kata Kunci : jurnal, naskah, panduan, penulisan, template  Abstract This design process is inspired by the authors interest in the development of laser technology-based cutting techniques in their application to fashion products. With a laser beam cutting technique, also known as laser cutting, is a breakthrough in the industrial world, especially in the creative industries. Laser cutting technique itself is not a new technique. But in the fashion industry, this technique is less popular than its application in other fields such as interior, printing, and others. Through this work, the authors conducted a series of research, analysis, and exploration to deepen and explore the potential of this technology for the benefit of laser cutting and processing the design in fashion products. Specialized in the process of exploration and deepening of this technique, the authors raised the development of batik as the decorative patterns that is used, which is specific on Kawung and Parang. In this final project work, the geometric development of batik was developed by the author in such a way as to be functional and applicable in the context of the application of laser cutting techniques, especially for creating a modern and contemporary image while carrying cultural identity.
BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE Kardin, Tania Andina
Craft Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

AbstrakPerhiasan merupakan salah satu kebutuhan manusia modern saat ini. Perhiasan tidak lagi menjadi pelengkap, tetapi telah menjadi salah satu elemen penting yang digunakan manusia untuk mencitrakan dirinya. Berbagai jenis perhiasan dibuat berdasarkan perkembangan trend fashion, seni budaya, perekonomian, dan gaya hidup masyarakat saat ini. Perhiasan memiliki fungsi khusus sebagai elemen pencitraan ataupun berperan sebagai status simbol pemakai, sehingga perhiasan lekat dengan sisi emosional manusia. Beragam jenis perhiasan dihasilkan dari berbagai material dan desain. Pada umumnya, digunakan material logam mulia dan batuan mulia. Namun pada perkembangannya, perhiasan modern masa kini menggunakan berbagai material seperti keramik, tekstil, dan material alternatif lainnya. Berdasarkan hal-hal di atas, penulis memiliki ketertarikan untuk membuat perhiasan keramik dengan kombinasi material logam. Desain yang digunakan merujuk pada trend fashion 2013 yang dibagi menjadi tiga tema utama, yaitu Ocean Distortion, Simply Clarity, dan Color Riots. Sumber ide berasal dari batuan Agate yang mengalami penyesuaian desain terhadap fungsi utama produk.Kata Kunci : agate stones, agateware, jewelry.
APLIKASI TEMA NATAL PADA PERANGKAT MAKAN KERAMIK Gabriel, Ricko
Craft Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Abstrak Hari  raya Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember merupakan hari raya agama Kristen yang bertujuan untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dengan berbagai kegiatan seperti berkumpul bersama keluarga, pergi ke Gereja bersama, tukar menukar kado dan juga makan bersama keluarga Acara makan bersama dibagi menjadi makan malam natal, yang biasanya dilakukan oleh keluarga kecil yaitu ayah ibu dan anak, ataupun dengan orang yang dikasihi. Acara makan lainnya adalah makan bersama keluarga besar yang biasanya dilakukan oleh keluarga besar dan juga mengundang kerabat dekat. Acara makan bersama ini biasanya dilakukan di tanggal 25 atau 26 desember. Perangkat makan yang digunakan dalam acara makan pada tanggal 25 desember atau makan bersama keluarga besar dan kerabat adalah perangkat makan yang dipunyai oleh tuan rumah. Oleh karena itu perangkat makan tersebut kurang menunjang untuk acara Natal Hal tersebut mendorong penulis untuk mengkreasikan perangkat makan dengan tema Natal, yang dapat menunjang kemeriahan Natal, dan juga mengakomodir makan yang biasa ada serta cara makannya. Christmas day held by 25 December was one of Christian Feats for celebrating the birth of holy Jesus. On Christmas day people were celebrating in many ways, such as meet and dine together with family, go to church, gift present. Dine together separate by each family member, it’s like a group little family such as dad, mom, or child or people we care. Or big held dine together with a whole family and relatives. This dines ritual often held by 25 or 26 December. The tableware that’s been used at 25 December or dine together with whole family was the host properties. For that reason tableware often less supportive for the celebration. For that reason writers was driven to make creation for the tableware Christmas theme, by means to give a tension for Christmas celebration, and to accommodating the culinary that usually comes up and the way its eat.Kata kunci: Acara Makan, Natal, Perangkat Makan
EKSPLORASI SISA PERTENUNAN SERAT SUTERA DENGAN TEKNIK MAKRAME PADA PRODUK FASHION Hady, Devi Candraditya; Widiawati, Dian
Craft Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Abstrak Penelitian ini membahas tentang potensi sisa pertenunan serat sutera sebagai salah satu komoditi yang memiliki nilai tinggi. Sejauh ini pemanfaatan limbah benang dari industri pertenunan serat hanya terbatas digunakan sebagai bahan baku benang saja. Namun, volume sisa pertenunan serat sutera yang berlimpah terkadang juga dimusnahkan dengan cara dibakar agar tidak terlalu banyak memakan tempat. Belum banyak orang yang tertarik mengolah sisa pertenunan serat sutera sutera tersebut  menjadi barang siap pakai yang bernilai lebih. Studi kasus dilakukan di industri pertenunan sutera Tarogong, Garut, Jawa Barat. Melalui eksperimentasi material sisa pertenunan serat sutera dengan berbagai karakteristiknya, sisa pertenunan serat sutera tersebut ternyata dapat digunakan sebagai salah satu produk tekstil alternatif. Pada penelitian tahap awal ini dilakukan berbagai cara pengolahan sisa pertenunan serat sutera menjadi bahan baku serat tekstil, khususnya dengan teknik makrame.  Dengan melakukan pengolahan terhadap sisa pertenunan serat sutera diharapkan dapat dapat menjadi salah satu solusi alternatif dalam upaya pengurangan sampah yang diakibatkan oleh industri pertenunan yang ada di hampir beberapa sentra serat. Pengolahan sisa produksi pertenunan juga diharapkan memaksimalkan potensi dan meningkatkan kualitas juga nilai estetika sehingga dapat menjadi salah satu alternatif bahan tekstil dan produk fashion yang berkualitas. Kata Kunci : eco fashion,  limbah, makrame, serat sutera  Abstract The impact of various phenomena and issues upon the environtment that exist today should make the change in mindset of society of these days upon beholding the state of the natural environment. One of the efforts in supporting the environmental conservation movement was to manufacture the eco-fashion products which one of them was the use of weaving production residual material on reproducing the textile and fashion products. The case studies of this research discussed the potential of the weaving residual of silk fibers reproduced into such commodity with high value. So far, the utilization of this yarn waste from fiber weaving industry was only limited to be used as a raw material for the yarn. However, the remaining volume of the silk fiber was so overwhelming that sometimes be destroyed by fire so as to reduce the consuming of place. The availability of this waste was so abundant, especially in the area of Tarogong, Garut regency, West Java where not many people were keen to processing the rest of the silk weaving waste into ready-made goods with high value. Through the deep exploration of silk fiber weaving waste with its various characteristics, this weaving waste could apparently be used as an alternative textile products. On the early stage of research, many ways of tabulation were executed to achieve the manner of good textile product material, performed especially by the technique of macrame.The execution of the tabulation process to the silk fiber weaving waste as the main ingridient was to be expected to maximize the potential and also to improve the quality as well as the aesthetic value hence it could become one alternative for high quality textile material and fashion products. The tabulation process of the weaving waste was also expected to be able to facilitate an alternative solution in the effort of reducing the waste caused by the weaving industry in  nearly many fiber manufacturing centrals. Also, it could provide a great opportunity for small household industries which were expected to become a major players in tabulation process for the further weaving wasteproducts and also one which would have an impact on the economic empowerment of the community at large. Keywords : eco-fashion, macrame, silk fiber, waste product
EKSPLORASI TEKNIK OLAH REKA LATAR PADA SERAT KULIT KAYU SAEH Syafdini, Dennisa; Kahdar, Kahfiati
Craft Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Serat kulit kayu paper mulberry merupakan salah satu serat alam yang mempunyai banyak potensi untuk diolah. Serat saeh awalnya digunakan sebagai bahan pakaian ulama pada jaman masuknya pedagang Gujarat di Pulau Sumatra. Namun, di daerah lain seperti Kalimantan, beberapa suku telah menggunakan serat kulit kayu ini sebagai material utama pakaian mereka. Serat kulit kayu meiliki karakteristik seperti kertas, namun tetap lentur seperti kain. Potensi serat saeh ini dapat diusahakan menjadi pakaian yang lebih modern, dengan mengaplikasikan teknik olah latar. Olah latar sendiri merupakan teknik mengolah permukaan material kain dengan teknik sebagai berikut: sablon, jahit, laser cutting, celup ikat, bordir, dan sebagainya. Serat saeh juga dipadukan dengan kain lain seperti organdi dan taffeta, dengan tujuan membawa kesan modern itu sendiri. Desain pakaian yang digunakan juga jauh dari kesan tradisional, sehingga dapat membuktikan bahwa serat saeh dapat juga diaplikasikan pada pakaian modern dengan motif yang modern pula. Kata Kunci: printing, kayu saeh, olah reka latar, artwear, kulit kayu Abstract The woodskin of paper mulberry tree is one of those natural fibers who has a lot of good potential. Saeh fiber was genuinely used as the fabric of cleric wardrobe of the time the Gujarat traders entered the island of Sumatra.  However, in other tribal areas such as in Kalimantan, some tribes had been in using this bark fiber as the main material of their clothings since a long time before. This bark fiber had this character that of paper, but was still pliable like that of fabric. The potential of this Saeh fiber could definitely be cultivated into something more modern through the technique of applying the manner of background. The technique itself was a technique to process the surface of fabric alongside these following methods; screen-printing, sewing, laser cutting, tye-dye, embroidery and so forth. Saeh fibers could also be combined with the other fabrics such as Organdy and Taffeta, in aiming the modern impression itself. The applied design was also far from traditional, hence it too, could strongly prove that Saeh fiber could also be applied onto modern clothing design with modern motifs.
EKSPLORASI TEKNIK EMBOSS DAN PRINTING DENGAN ENERGI PANAS DARI KAIN SINTETIS -, Diza Diandra; -, Zaini Rais
Craft Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Abstrak Teknik emboss merupakan salah satu teknik olah latar yang memberikan tekstur efek timbul sesuai dengan motif yang sudah didesain pada plat cetakan. Teknik emboss dapat dilakukan dengan bantuan mesin heat press. Kurangnya inovasi teknik emboss sehingga teknik emboss hanya identik pada produk seperti kerajinan kulit ataupun kertas undangan. Kain sintetis bersifat thermoplastic, strukturnya berubah jika menangkap energi panas pada suhu tertentu. Adanya relasi antara teknik emboss dan kain sintetis dalam penggunaan energi panas, menimbulkan gagasan untuk menerapkan teknik emboss pada kain sintetis. Energi panas juga digunakan dalam proses printing seperti flocking, foiling, dan sablon puff. Penambahan teknik olah latar dipakai untuk memberikan ragam tekstur. Kata Kunci: emboss, kain sintetis, heat embossing, termoplastik, cetak saring, olah latar  Abstract Embossing is one of the surface design techniques which render a unique texture due to the application of three-dimensional effects suitable to the designed motifs. Limited development and innovation in embossing techniques has resulted the technique to be associated only with leather products or invitation cards or similar kinds of products. Embossing can be done with heat press machine. As there are similarities in terms of production between thermoplastic synthetic fabric and embossing techniques in terms of the application of heat in certain temperature, the research shows that there is a possibility to apply embossing technique into synthetic fabric. Heat energy could also similarly be applied in printing process which may include flocking, heat-reactive ink, and foiling. Additional surface design techniques could be implemented to add variety into the texture.
EKSPLORASI MOTIF BATU NGAMPAR DENGAN TEKNIK BORDIR PADA BUSANA KASUAL ELEGAN -, Prafitra Viniani; -, Kahfiati Kahdar
Craft Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Abstrak Motif batu ngampar memiliki ciri berwarna coklat dengan bentuk yang sederhana. Batik dengan motif ini tidak diproduksi lagi karena sebagian besar konsumen kini cenderung menyukai batik tasikmalaya dengan motif yang rumit dengan warna yang cerah dan sudah tidak dikenal lagi oleh masyarakat. Eksplorasi motif batu ngampar pada penelitian ini dilakukan karena  memiliki motif yang sederhana tapi dapat menjadi menarik jika  dipadukan dalam bentuk bordir. Busana kasual merupakan pilihan ketika penampilan ingin terlihat santai namun masih terlihat rapi, merupakan sebuah gagasan yang tepat untuk menghasilkan gabungan yang baik antara eksplorasi dengan trend yang sedang berkembang di masyakat. Mengingat motif yang dikembangkan tidak memiliki struktur yang kaku dan rumit maka dapat sejalan dengan busana kasual yang dipadankan dengan olah latar bordir sebagai pembentuk motif tersebut untuk menambah kesan elegan. Kata Kunci: tasikmalaya, batu ngampar, bordir, kasual elegan  Abstract Batu Ngampar motif has a characteristic with brown color dan simple pattren shapes. Batik with Batu Ngampar motif no longer manufactured because most consumers like batik tasikmalaya with bright colors and attractive motif then no longer recognized by the community. Exploration of Batu Ngampar motif in the research is because it has a simple motif, but can be interesting if combined with embroidery. Casual elegant clothing is an option when it looks like to look casual but still looks neat is an appropriate idea to produce a good combination between explorations with a growing trend in society. Given the motives which have not developed a rigid and complex structure, it can be in line with a casual elegant dress paired with embroidery as forming the elegant image.
PEMANFAATAN SISA POTONGAN KAIN UNTUK PEMBUATAN GHILLIE SUIT Wicaksono, Khairul Umam; Rais, Zaini; Respati, Nining
Craft Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Abstrak Limbah merupakan sisa-sisa produksi yang memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih rendah daripada produk jadi. Namun limbah dapat diolah kembali menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Sisa potongan kain merupakan jenis limbah yang dapat diolah kembali. Sisa potongan kain dapat dimanfaatkan kembali untuk pembuatan suatu produk militer bernama ghillie suit. Produk ini dapat dibuat dengan cara menggabungkan sisa potongan kain tersebut pada lembaran jaring tentara. Kata Kunci: ghillie, kamuflase, limbah, militer, sniper Abstract Waste is a leftover from a factory which is less economical value compare to the product that produced from the factory. Waste can also be recycled to be a product that has high economical value. Fabric waste is an example of recycleable waste. Fabric waste can be recycled into military product called ghillie suit. These product can be made by assembling fabric waste to military net.
PRODUK FASHION Ramadhan, Budi; Widiawati, Dian
Craft Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Abstrak Bulu binatang telah digunakan selama berabad-abad sebagai material penghangat tubuh dikala musim dingin. Dengan seiring berjalannya waktu, bulu binatang dijadikan salah satu material yang menggambarkan keberadaan kalangan mengengah ke atas mengingat harga produksinya yang sangat mahal. Penggunaan bulu binatang dalam industri fashion menimbulkan beberapa kontroversi termasuk proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan bulu tersebut, seperti menguliti sampai membunuh binatang. Hal tersebut mengakibatkan banyak binatang punah atau berkurang jumlahnya. Untuk mengimbangi hal tersebut, kemudian diciptakanlah bulu sintetis yang diharapkan bisa menjadi solusi terhadap kekerasan terhadap binatang yang marak dilakukan. Tapi pengembangan bulu sintetis juga bukan tanpa masalah, proses pembuatan bulu sintetis menghasilkan berbagai limbah kimia yang berdampak sangat buruk pada lingkungan. Masalah yang timbul dari proses produksi bulu binatang asli maupun sintetis itulah yang kemudian menjadi inspirasi untuk memberikan pilihan lain kepada konsumen agar bisa mendapatkan material yang memberikan kesan bulu binatang tanpa menyakiti binatang maupun merusak lingkungan. Sesuai dengan konsep eco-fashion yang sedang berlangsung, digunakanlah material ramah lingkungan terbuat dari serat alam yang dieksplorasi sedemikian rupa agar mendapatkan hasil yang paling mendekati dengan material bulu binatang yang ada untuk tugas akhir ini.  Kata Kunci : animal fur; fashion; serat alam, tekstil.   Abstract   Animal fur is a material that has been used to warm up living things for centuries. As the time goes by, animal fur becomes a high-end material as its production cost is expensive.  In fashion industry, the use of animal fur has been an unstoppable controversial issue related to the unethical animal treatment in the manufacturing process. It causes a great loss and even extinction of certain animal population. Thus, the invention of syntactic fur is in the hope of becoming the solution for this situation.  The manufacture of syntactic fur, however, disposes chemical waste that endangers environment. Problems caused by both of manufacturing process are the underlying reason for creating fur-look material.  In accordance with eco-fashion concept, eco-friendly material made from natural fibers would be explored in order to get material that has the most resembling look to the original one for this final project.
EKSPLORASI RAGAM HIAS PAPUA DENGAN TEKNIK CELUP RINTANG -, Aurora Revianissa; -, Ratna Panggabean
Craft Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Abstrak Papua merupakan daerah yang masih belum dikenal luas masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia bagian barat. Ragam hias Papua yang diciptakan dengan craftmentship tinggi merupakan suatu  potensi yang menjadi daya tarik pengenalan daerah tersebut. Karena tergerus arus globalisasi dan perubahan kultur kebudayaan yang terjadi di masyarakatnya, Papua mengalami penurunan produksi barang-barang yang mengandung kekayaan  ragam hias Papua sendiri. Dikhawatirkan tanpa adanya pelestarian dan pengenalan ragam hias Papua terhadap dunia luar, ragam hias tersebut akan hilang dimakan waktu. Celup rintang menjadi sebuah solusi baru untuk mengenalkan ragam hias Papua. Celup rintang merupakan teknik mendesain permukaan kain selain ditenun dan usianya cukup tua. Di Indonesia, teknik celup rintang lebih dikenal dengan batik. Namun, batik Indonesia sangat kait eratannya dengan batik keraton dan batik yang berkembang di daerah Pulau Jawa. Eksplorasi ragam hias Papua dengan teknik celup rintang diharapkan dapat menghasilkan tekstil kontemporer dan bercitra visual Papua. Kata Kunci: celup rintang, ragam hias Papua Abstract Papua is a rich province with potential ethnical ornaments to be explored and discovered. This is supported by the fact that Papuas ethnical ornaments are not widely recognized in western Indonesia. It created with the high craftmentship and become one of intersting selling point to make Papua being recognized. Because of globalization and cultural change that occurred in society, Papua decreased production of goods that contain of decorative Papua’s ornaments itself. It is feared that without the introduction of conservation and Papua’s ethnical ornaments to the world, these ornaments will be gone by time. Resist dye is one of solution to introduced Papua’s ornament Resist dye  is an old textile surface design. In principal, this technique is used to block color pigment on a cloth. In Indonesia, this technique is highly affected with Javanese ornaments and used for batik crafting. By using this technique, Papua’s ornaments that generally found on wood and tree barks can be brough into textile as the media. Hopefully these products can make Papua’s ornaments widely known and recognized in Indonesia neither the world.