cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Visual Art
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Humanities, Art,
The Visual Art section of ITB Undergraduate Journal of Visual Art and Design welcomes orginal articles exploring creative works and/or research in the area of visual art both practice and theory. It focuses, but not limited to, any creative ideas and pratical knowledge as results from exploring forms, materials and techniques in painting, sculpturing, print-making, ceramic-making, and/or intermedia art-work; as well as developing critical thoughts that suit as art-curation and critique.
Arjuna Subject : -
Articles 101 Documents
LANSEKAP VIRTUAL BANDUNG Nursalim, Ahmad; Hujatnika, Agung
Visual Art Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Abstrak Dalam karya tugas akhir ini, penulis merekonstruksi lansekap kota Bandung berdasarkan data sejarah, geografis, dongeng, dan imajinasi hingga membentuk sebuah lansekap yang benar-benar baru dan berbau fantasi. Kemudian disajikan melalui simulasi dalam sebuah virtual reality yang dapat dialami oleh audiens, seolah berada dalam dunia tersebut. Kata Kunci : simulasi, virtual reality, fantasi, maya, digital.   Abstract In this final project, the artist tries to reconstruct landscape of Bandung based on existing history, geography, tales of Bandung and artist’s imagination to create an entirely new landscape.  Then presented through a simulation in virtual reality to be experienced by audience, as they were lived in that world.
ANALISIS ESTETIS LUKISAN KACA CIREBON TEMA SEMAR DAN MACAN ALI Wulandari, Yustina Intan Intan; Adriati, Ira; Damajanti, Irma
Visual Art Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Abstrak Cirebon adalah kota yang terletak pada perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah, serta berbatasan dengan Laut Jawa. Posisinya sebagai kota pelabuhan membuat berbagai budaya masuk ke dalam Cirebon. Lukisan kaca Cirebon adalah salah satu seni tradisional yang berkembang di Cirebon dari masuknya berbagai kebudayaan seperti Cina, Islam, dan Hindu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat lebih lanjut perkembangan lukisan kaca Cirebon yang lebih difokuskan pada lukisan kaca Cirebon dengan obyek Semar dan Macan Ali. Sampel yang digunakan adalah lukisan kaca Semar dan Macan Ali. Pelukis yang menjadi sampel adalah salah satu pelukis yang menjadi pelopor kemajuan lukisan kaca yaitu Rastika, serta pelukis lain yang masih aktif menghasilkan lukisan hingga sekarang. Berbagai lukisan Semar dan Macan Ali akan dibandingkan untuk memperlihatkan variasi obyek dan latar belakang yang dibuat oleh pelukis kaca, seperti bentuk kaligrafi, bentuk dasar obyek, dan pengolahan latar belakang. Hasil perbandingan tersebut akan memperlihatkan sejauh mana pengrajin melakukan perubahan-perubahan dalam visual lukisan kaca yang mereka buat yang dibandingkan dengan karya-karya klasik yang sudah ada. Hasil analisis kualitatif pada penelitian menunjukkan pengrajin lukisan kaca melakukan perubahan visual berdasarkan kesadaran akan komposisi obyek lukisan kaca, pada kasus lain susunan visual dipertahankan sama dengan karya-karya klasik dengan penambahan maupun pengurangan obyek pendukung lainnya seperti mega mendung, wadasan, stilasi tumbuhan, dan bagian latar belakang lukisan. Obyek utama tidak mengalami banyak perubahan, Semar tetap mengikuti bentuk dasar wayang Cirebon, dan lukisan kaca Macan Ali masih mengikuti bentuk Macan Ali yang sudah ada pada karya-karya klasik. Kata Kunci : analisis estetis, Cirebon, lukisan kaca, Macan Ali , Semar  Abstract Cirebon is a city which located in the province of West Java, near the border of Central Java, and Java Sea. Its position as port city had attracts merchants and made Cirebon to be influenced with many cultures. Cirebon glass painting is a traditional craft which showed how several cultures such as Chinese, Islam, Hindu combined as one. This research was conducted to find the development in Cirebon glass painting compare to the classic works. Cirebon glass painting with primary object Semar and Macan Ali was chosen. One of glass painting pioneer, Rastika, also some artisan who still actively producing glass paintings. The glass paintings were compared to show how the object variation, background development, and caligraphy. Changes, especially in visual, will be compared with the classic works such as works those could be found in Cirebon palace, Keraton. The research showed some glass painting artisans made some changes in visual based of the composition. The primary objects, Semar or Macan Ali, dont have  lots of changes, the difference between paintings only in minor features. For example is the placing of minor objects mega mendung and wadasan, plant ornament, and the background. Semar visualization in glass painting is similar with Semar visualization in Cirebon traditional puppet. The visualization in Macan Ali glass painting have similarity with the classic works such as tlawungan and wall hangings made of animal skin.
PENGGAMBARAN SIMULASI MELALUI GERAK WAHANA TAMAN RIA -, Dwihandono Ahmad; -, Muksin
Visual Art Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Abstrak Persoalan mengenai representasi telah lama menjadi problematika seni rupa.  Seni lukis yang terfokus pada representasi dan persepsi telah mengalami berbagai perubahan terkait pemahaman akan cara pandang dan persepsi manusia itu sendiri. Perkembangan teknologi yang memungkinkan reproduksi digital dan produksi massal turut berperan dalam mengubah definisi akan representasi. Representasi, kini, dapat dilihat sebagai permasalahan yang subjektif. Agar dicapai visualisasi dari lukisan yang sesuai dengan permasalahan yang ingin dibahas, digunakan  suatu karakteristik/parameter yang dipandang  dapat berperan sebagai acuan untuk mendefinisikan. Setelah permasalahan tersebut didefinisikan, dilakukan analisis terhadap informasi dasar untuk kemudian diaplikasikan ke dalam lukisan.  Kata Kunci : Representasi, Penggambaran, Simulasi, dan seni lukis   Abstract Discourses on representation have been around the fine art since a long time. Painting which focused on representation, have undergo various changes concerning the way people see, and the human perception itself. Technology advancement, which accommodate digital and mass production have played a role in transforming the definition of representation. Now days, representation could be viewed as a subjective problem. In order to achieve visualizations of a painting which cohere with its issue, certain parameters/characteristics is applied to define what a painting is visualizing. After the issue is well defined, basic information were analyzed inordder to be applied in the painting.
CLAY SERIES -, Rezza Rainaldy; Siregar, Aminudin TH.
Visual Art Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Abstrak Ketertarikan penulis terhadap potensi estetis dari obyek-obyek sederhana yang ada di sekitarnya merupakan sebuah pencarian baru dalam memperkaya tema dalam berkarya. Selama berkuliah, penulis selalu berkarya dengan potret, atau manusia sebagai subject matter dalam karyanya, karena manusia merupakan obyek yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pada kesempatan ini penulis mencoba keluar dari zona nyamannya dengan mencari sesuatu yang baru baginya.   Pada awalnya penulis mencoba menggambar tekstur dari batu atau kayu. Patahan, guratan, atau sayatan pada batu dan kayu memiliki garis, tekstur, dan komposisi yang menarik untuk dieksplorasi. Namun kendala yang dialami pada saat mengolah obyek batu atau kayu adalah sulitnya mencari, membentuk, atau mengomposisikan tekstur yang sesuai dengan keinginan. Seiring proses berjalan penulis menemukan tanah liat sebagai obyek baru dalam karyanya. Meskipun memiliki karakter yang berbeda, baik batu, kayu, dan tanah liat memiliki kompleksitas yang mirip. Hanya saja pada tanah liat penulis dapat bebas bereksplorasi bentuk dan komposisi yang diinginkan. Selain mudah diperoleh, tanah liat memiliki tingkat plastisitas yang tinggi sehingga mudah dibentuk sesuai keinginan.   Pengerjaan karya tugas akhir ini menggunakan teknik drawing crosshatching. Hasil akhir dari pengerjaan tugas akhir ini menunjukkan kepekaan mata penulis dalam melihat obyek tapi bukan kamera, manusia dapat melihat menggunakan imajinasi. Imajinasi menjadi penting di sini karena dapat mencari dan memperkirakan bagaimana sebuah obyek sederhana bisa memiliki nilai estetis yang luar biasa bila dilihat dari sudut pandang berbeda. Kata Kunci : drawing, crosshatching, tekstur, tanah liat, potensi estetis Abstract The author interest of aesthetic potential from many simple objects near him is a new quest to enrich his themes in his work of art. During my study, I always work with a portrait or a human as my subject matter in my work, because it was the nearest objects to the daily life activities. On this occasion, the author tries to get out of his comfort zone to look for something new for him. At the first, the author tries to draw the texture from a stone and wood. Fractures, scratches, or cuts in a stone or wood have an interesting line, texture, and composition to be explored. However, the problem that the author got when processing objects such as stone and or wood is it was difficult to find, shape, or compose the texture as you wish. As the process goes, the author found clay as his new object for his work of art. Despite having a different character, whether stone, wood, and clay has a similar complexity. It’s just that in clay, the author can be free to explore the desired shape and composition. Beside being easily obtained, clay has a high rate plasticity, so it can be shaped as desired. The execution of this final works is using drawing crosshatching technique. The result of this final works shows sensitivity of the author’s eyes in observing an objects, not a camera, a human can see with their imagination. Imagination is important in here because it can find and predict how a simple object can have a beautiful aesthetic value when viewed from a different persepective.
BERANGKAT DARI MASA KANAK-KANAK Mazianaomi, Yolanda; Sanjaya, Tisna
Visual Art Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Abstrak Masa kanak-kanak adalah masa-masa yang indah dan penuh warna namun merupakan masa yang paling rentan juga dalam kehidupan manusia sebagai titik awal pemberangkatan manusia menuju sebuah pribadi yang utuh. Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, penulis mencoba menggambarkan masa kecil sebagai fase penting dalam kehidupan manusia dalam membentuk sebuah kepribadian dalam diri individu. Hasil pengerjaan karya adalah drawing di atas kain dengan medium berbasis air yang dipadukan dengan benang sebagai tujuan menyajikan masa kecil yang ironis tersebut menurut pandangan pribadi penulis. Kata Kunci :childhood, drawing, kepribadian, organis, perkembangan, stitching   Abstract Childhood are the beautiful and colourful moments but it is also the most vulnerable time in human life, where it was our starting point as a person, a growing up phase where a person becomes a full individual. In this final assignment, the author try to portray childhood as an important phase in human’s life in shaping the personality of an individual. The result is a drawing on fabric with water-based medium combined with stitching technique using threads as the purpose of serving the ironism of childhood accordance to author’s opinion.
BEBAS X KEBEBASAN Fachamy, Junizar; Kusmara, Rikrik
Visual Art Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Kecenderungan untuk meraih kebebasan merupakan hakikat dasar setiap manusia. Sejak dilahirkan ke dunia, setiap manusia telah memiliki hak untuk hidup dan bebas melakukan hal yang diinginkan. Kebebasan merupakan hak yang dimiliki oleh tiap individu tanpa kecuali dan tidak bisa direnggut oleh siapapun.Penulis menyadari ada hal yang menarik mengenai pemahaman dan implementasi makna kebebasan di antara manusia. Adanya benturan yang membuat pihak lain merepresi keinginannya membuat makna kebebasan menjadi hal yang bertolak belakang. Konsepsi bebas dalam suatu kebebasan menimbulkan pertanyaan yang muncul dalam benak penulis. Hal tersebut membuat penulis memutuskan untuk melakukan pencarian kembali mengenai makna kebebasan bagi dirinya. Penulis berangkat dari makna kebebasan secara umum yang pada prosesnya direfleksikan menjadi suatu karya Tugas Akhir yang lebih personal. Pemahaman penulis diwujudkan secara metaforis dalam rangkaian metamorfosa karya patung mengenai kebebasan
TANPA TEMBOK Wirapraja, Anatasof; Sanjaya, Tisna
Visual Art Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Kegiatan berpameran merupakan suatu bentuk kegiatan untuk memediasikan karya seni kepada publik untuk memunculkan gagasan seniman melalui karyanya kepada publik. Karya seni merupakan visualisasi gagasan seniman yang merespon permasalahan yang dirasakan, yang juga memiliki kedekatan kepada publik. Karya seni sendiri melalui gagasan seniman memiliki lapisan-lapisan serta makna yang dalam untuk kemudian dapat diapresiasi dan menginspirasi.Dewasa ini praktik seni rupa telah menjadi sesuatu yang berjarak dari kehidupan publik di luar medan sosial seni. Praktik seni rupa seolah memiliki ruang-ruang bersekat yang harus dilalui satu per satu dalam jenjang kesenimanannya, juga bagi publik diluar medan sosial seni yang tidak memiliki frekuensi yang sama dalam mengapresiasi karya seni.Menempuh pendidikan di institusi seni rupa, penulis ingin melepaskan perasaan gundah tersebut melalui karya seni. Karya yang dibuat ini merupakan sebuah proses yang berfungsi sebagai simulasi mediasi seni secara digital yang kembali mengemukakan akan keadaan renggang yang terjadi antar praktik seni dengan publik diluar medan sosial seni ini.
GELISAH DALAM KOSONG Octavianingrum R.P, Nurfitrianah; Sudrajat, Dadang
Visual Art Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Sebuah karya adalah buah hasil dari pencapaian kesadaran untuk apa terjun dalam dunia seni yang dijalani dalam institusi. Ketika kesadaran itu muncul maka terciptalah ilham-ilham yang membentuk konsep dalam berkarya dan ide-ide yang keluar dari pikiran dan hati. Sebuah wadah yang memberikan kebebasan berfikir dan berkarya bukan berartitanpa kesadaran atau pembenaran seperti fiktif. Saya berkarya dengan gaya ekspresionis karena kesadaran atas sebuah bidang kosong yang memberikan kebebasan tampa batasan media untuk berkarya menuangkan kegelisahan. Dan terinspirasi dari perjalanan hidup yang selama ini saya jalani. Ekspresi dapat menimbulkan pro dan kontra dalam ruang seni karena sebuah karya seni itu relatif. Namun saya tidak peduli atas kerelatifan sebuah karya seni, karena saya dapat mempertanggung jawabkannya dan melampiaskan apa yang saya rasakan atas dasar kejujuran dari pancaindera dan hati. Gejolak dalam kejiwaan diberi media yang sangat tepat oleh dunia seni. Tidak peduli lagi akan media yang dipakai atau pun seni tinggi dan rendah. Tapi esensi dari sebuah karya seni yang ditampilkan.
HOMAGE TO A FATHERHOOD Bezharie, Agung; Hujatnika, Agung
Visual Art Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Sosok seorang ayah merupakan salah satu model yang keberadaannya penting untuk setiap individu, sosok ayah mengajarkan tentang law, order, kegiatan fisik dan memberikan pengertian tentang pekerjaan dan posisi seorang individu di dalam masyarakat. Hilangnya sosok ayah memberikan dampak hilangnya sebuah model yang memberikan banyak pelajaran terutama tentang maskulinitas. Penulis membuat karya ini sebagai bentuk usaha pencapaia kedewasaan ditengah permasalahan diatas, dan melalui karya ini seniman berusaha menciptakan definisi sosok ayah yang selama ini penulis raba-raba dan pelajari dari luar tubuh ayah penulis yang absen. Karya ini juga memberikan sebuah pernyataan akan keadaan zaman dan bagaimana media-media digital memberi pengaruh yang besar pada generasi penulis.
KAJIAN KARYA SENI PERFORMANS MELATI SURYODARMO Pradipta, Btari Widya; Damajanti, Irma
Visual Art Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Melihat perkembangan dunia seni kontemporer, penggunaan media dalam seni rupa tidak lagi berkisar pada media tradisional belaka. Seni performans sebagai salah satu jenis dari seni intermedia merupakan salah satu medium yang banyak digunakan seniman Indonesia saat ini, namun masih jarang dikaji secara keilmuan. Penelitian ini difokuskan pada representasi visual dan nilai estetik Melati Suryodarmo, seniman performans Indonesia yang aktif berkarya di Indonesia, Eropa, dan Amerika, dengan memperhatikan kajian tubuh berdasarkan teori Michel Foucault. Karya performans Melati dapat dikategorikan menjadi tema sosial, cinta, budaya, pribadi, psikologis, medan seni, dan spiritual. Representasi visual karya performans I’m a Ghost in My Own House yang diambil sebagai sampel adalah sebagai perlambang kegelisahan Melati akan keberadaannya yang dirasa terasing dari lingkungannya, sementara nilai estetik yang dicapai adalah intensitas karyanya yang mampu meraih hati publik, baik penikmat seni maupun kaum awam.

Page 1 of 11 | Total Record : 101