cover
Contact Name
Thema Arrisaldi
Contact Email
arrisaldi@gmail.com
Phone
+6282243576656
Journal Mail Official
jurnalmtg@upnyk.ac.id
Editorial Address
Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta, Jalan SWK Ringroad Utara,Condong Catur Kabupaten Sleman jurnalmtg@upnyk.ac.id
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah MTG
ISSN : 19790090     EISSN : -     DOI : -
Jurnal Ilmiah Kebumian MTG (JMTG) is an Indonesian scientific journal published by the Geological Engineering Department, Faculty of Mineral and Technology, UPN "Veteran" Yogyakarta. The journal receives Indonesian or English articles. Those articles are selected and reviewed by our professional editors and peer reviewers. The published article in JMTG covers all geoscience and technology fields including Geology, Geophysics, Petroleum, Mining,Geography and geo-environment. The subject covers a variety of topics including : geodynamics, sedimentology and stratigraphy, volcanology, engineering geology, environmental geology, hydrogeology, geo-hazard and mitigation, mineral resources, energy resources, medical geology, geo-archaeology, applied geophysics and geodesy.
Articles 130 Documents
SISTEM AKUIFER DAN CADANGAN AIR TANAH DI PROPINSI SULAWESI SELATAN Puji Pratiknyo
Jurnal Ilmiah MTG Vol 1, No 1 (2008)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Air tanah sebagai sumberdaya alam tidak dapat terlihat secara langsung karena terdapat di dalam tanah dan batuan tetapi hampir semua penduduk memanfaatkannya baik untuk keperluan domestik maupun industri. Lapisan pembawa air tanah di Propinsi Sulawesi Selatan dapat dikelompokkan menjadi 4 sistem akuifer, yaitu :1. Akuifer dengan aliran air melalui ruang antar butir.2. Akuifer dengan aliran air melalui ruang antar butir dan celahan.3. Akuifer dengan aliran air melalui celahan dan rekahan.4. Akuifer dengan aliran air melalui celahan, rekahan dan saluran.Besar imbuhan air tanah bebas pada cekungan air tanah yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan berkisar 56 – 1.484 juta m3/tahun. Imbuhan air tanah bebas yang terbesar ada pada CAT (Cekungan Air Tanah) Bone-Bone dengan debit 1.484 juta m3/tahun sedangkan imbuhan air tanah bebas terkecil ada pada CAT Sinjai dengan debit 56 juta m3/tahun. Besar debit aliran air tanah tertekan antara 1-10 juta m3/tahun. Debit aliran air tanah tertekan yang terbesar ada pada CAT Bone-Bone dengan debit 10 juta m3/tahun sedangkan debit aliran air tanah tertekan terkecil ada pada CAT Sinjai dengan debit 1 juta m3/tahun.
EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR “X“ DI LAPANGAN “Y“ Sefilra Andalucia
Jurnal Ilmiah MTG Vol 5, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Laju produksi fluida berpengaruh terhadap pemilihan jenis dan ukuran pompa. Hal ini terjadi karena setiap jenis pompa memiliki laju produksi optimum sesuai yang dianjurkan berdasarkan jenis dan ukuran pompa tersebut. Dengan berlalunya waktu dan jumlah fluida yang terproduksikan dari reservoar tersebut, maka saat ini sumur – sumur tersebut sudah mengalami penurunan tekanan sehingga sudah tidak dapat untuk mengalirkan fluida resevoar secara natural flow dengan produksi water cut tinggi sehingga digunakan artificial lift dalam hal ini yaitu Electric Submergible Pump. Tujuan utama ESP adalah meningkatkan produktivitas dan effisiensi pompa tersebut, dengan cara perlu dilakukannya desain ulang agar lebih optimal dalam penggunaan pompa.Kata-kata kunci : Pemilihan Pompa, umur pemakaian, laju alir optimal, dan efisiensi pompa.
INTERPRETASI ZONA STRUKTUR DAN ALTERASI BERDASARKAN GEOFISIKA IP DI DAERAH NIRMALA, BOGOR, JAWA-BARAT Herry Riswandi; Heru Sigit Purwanto
Jurnal Ilmiah MTG Vol 1, No 1 (2008)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Lokasi penelitian terletak di Dusun Nirmala, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Daerah ini sebagian besar masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) yang bertampalan dengan konsesi UBPE Pongkor PT. Aneka Tambang Tbk, (Persero) dan perkebunan teh PT. Nirmala Agung. Secara astronomis, berada pada 6°42’00”- 6°43’15” LS dan 106°30’45”- 106°32’15’’ BT, dengan luas daerah penelitian kurang lebih 4,5 km2. Tersusun atas dua satuan batuan yaitu satuan tuf lapili dan satuan breksi tuf dengan dua bentukan lahan geomorfik yaitu perbukitan vulkanik bergelombang kuat dan perbukitan bergelombang sedang. Alterasi hidrotermal yang terbentuk di daerah telitian dikelompokkan menjadi dua tipe alterasi yaitu alterasi argilik dan alterasi kloritisasi. Mineralisasi yang dijumpai di daerah telitian adalah pirit, kalkopirit, bornit dan galena. Di daerah telitian mineralisasi dikontrol oleh struktur geologi berupa sesar dan kekar. Dimana mineralisasi melimpah dan banyak dijumpai mengisi kekar-kekar terutama shear fracture yang memiliki trend arah timur laut – barat daya dan barat laut – tenggara, dengan arah tegasan pada kekar-kekar yang diukur di lapangan relatif berarah utara-selatan.
POTENSI MINERAL Au Cu PORPHYRY, PROSPEK SILUK, KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN Aris Luppa; Heru Sigit Purwanto
Jurnal Ilmiah MTG Vol 5, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Secara umum, geologi daerah Siluk didominasi oleh batuan volkanik Neogene (M-L Miocene) Bergman 1996, dengan batuan sedimentasi marine yang kadang beroverprint dengan volkanik sedimen dan volkanik breccia. Batuan sedimen tersebut tersingkap di sepanjang jalan utama khususnya di sebelah selatan wilayah Siluk. Tebal lapisan sedimen antara 1 hingga 10 m dengan orientasi strike umumnya antara 300 - 340° dengan kemiringan 50° SE, di sebelah timur diindikasikan dengan batuan intrusi, yaitu diorite - microdiorite.Struktur utama daerah telitian secara umum NE-SW dan N-S, umumnya paralel dengan struktur utama Walanae Fault yang membujur di sebelah timur.Sistem alterasi didominsai oleh silica - clay pirit, Illite dan halloysite yang diinterpretasikan sebagai akibat proses pelapukan batuan intrusi dan hydtothermal.Hasil analisa FA dari conto tersebut hanya menghasilkan beberapa trace element mineral precious metal seperti Au, Ag, dan minor base metal seperti Cu, Pb (galena), Zn.Hasil pengamatan dengan PIMA menunjukkan adanya mineral clay seperti Monmorillite, Illite dan dominasi halloysite.
PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDAPAN TERHADAP KUALITAS BATUBARA DAERAH BINDERANG, LOKPAIKAT,TAPIN, KALIMANTAN SELATAN Herry Riswandi
Jurnal Ilmiah MTG Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Daerah penelitian masuk dalam konsesi wilayah penambangan batubara PT. Kalimantan Prima Persada. Secara administratif berada di Desa Binderang Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Tapin Propinsi Kalimantan Selatan. Dan secara geografis terletak pada 303500 mE – 304500 mE dan 9673700 mN – 9676300 mN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek lingkungan pengendapan yang menyebabkan terjadinya perbedaan kualitas berdasarkan pada kadar abu, kandungan sulfur dan nilai kalori pada lapisan batubara daerah telitian.Daerah telitian secara geomorfologi termasuk dalam satuan bentuk lahan struktural dengan pola pengaliran dendritik. Stratigrafi merupakan Cekungan Barito dari Formasi Warukin Atas sebagai Formasi pembawa batubara yang brumur Miosen Tengah. Litologi terdiri atas Satuan Batulempung yang disusun oleh perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan batulanau, serpih dan batubara. Lingkungan pengendapan pada transitional lower delta plain, dengan sub-lingkungan terdiri dari marsh, levee-splay, creavasse-splay dan channel-fill. Pengamatan langsung di lapangan, setiap lokasi pengamatan lapisan batuan dan batubara dalam keadaan tidak lapuk. Batubara dengan ciri-ciri fisik berwarna hitam gelap, kilap kusam, relatif berat, parting berupa lempung karbonan. Lapisan batubara kontak dengan lapisan batupasir dan batulempung.Parameter kualitas yang digunakan adalah kadar abu, kandungan sulfur dan nilai kalori. Dari hasil analisa proksimat, batubara daerah telitian menunjukan kadar abu berkisar 1,7% adb – 14,5% adb, kandungan sulfur berkisar 0,09% adb – 0,2%adb, dan nilai kalori 5105 kcal/kg – 6023 kcal/kg. Kualitas batubara daerah telitian dipengaruhi oleh lingkungan pengendapan beserta genesa yang menyertai pembentukan batubara.
KARAKTERISTIK DUA TIPE ENDAPAN MANGAAN DI DAERAH SINGINGI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU Askari Askari
Jurnal Ilmiah MTG Vol 5, No 2 (2012)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Daerah penelitian, terletak di wilayah desa Pulau Padang, Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Litologi daerah penelitian tersusun oleh dua satuan batuan, yaitu satuan batusabak-serpih yang merupakan Anggota Batusabak dan Serpih Formasi Tuhur yang berumur Trias (Silitonga dan Kastowo, 1995) mengisi perbukitan yang berlereng curam di bagian baratdaya dan satuan batulempung-batupasir yang merupakan Anggota Bawah Formasi Telisa (Tmtl) yang berumur Miosen Bawah (Silitonga dan Kastowo, 1995) mengisi pernukitan berlereng landai di bagian timur laut. Kedua satuan batuan ini dipisahkan satu sama lainnya oleh sesar naik (thrust fault) berarah baratlaut – tenggara.Sebaran bijih mangan di daerah penelitian relatif berarah baratlaut – tenggara sama dengan sesar naik yang berarah baratlaut – tenggara. Mineral-mineral yang dijumpai adalah pirolusit (MnO2), psilomelan (Ba(H2O)Mn.Mn4O10), kriptomelan (K-Mn8O16), manganit (Mn2O3.H2O), yang bercampur dengan mineral-mineral lain sebagai pengotor, seperti hematit (Fe2O3), kuarsa (SiO2), limonit (Fe(OH)2) dan rijang (SiO2).
PENDEKATAN TERPADU DALAM PENGELOLAAN DAN PEREMAJAAN LAPANGAN MINYAK TUA Muhammad Asfamudi
Jurnal Ilmiah MTG Vol 2, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Makalah ini menyajikan pendekatan menyeluruh (holistic approach) untuk pengelolaan dan peremajaan lapangan-lapangan minyak yang sudah berumur (brown field). Keberhasilan dari program ini hanya bisa dicapai melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu pendekatan yang terintegrasi (menyeluruh) termasuk pengembangan, optimasi produksi dan penerapan operasi terbaik. Kegiatan ini dilakukan oleh suatu tim terpadu yang meliputi GGRE (geologi,geofisika dan teknik reservoir), Drilling, teknik Produksi, fasilitas produksi permukaan dan teknik operasi melalui keunggulan teknis, inovasi dan kerjasama tim untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Hasil akhir yang diharapkan adalah agar bisa mengoptimalkan produksi minyak dan memaksimalkan arus kas melalui pelaksanaan eksploitasi yang terpadu; mulai dari bawah permukaan (subsurface), sumur produksi dan fasilitas permukaan. Untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan, dalam pelaksanaannya diperlukan penerapan teknologi mutakhir dan teknik-teknik yang baru.Adapun strategi kunci untuk pengelolaan dan peremajaan lapangan minyak tua yang dibahas dalam makalah ini diantaranya:1. Optimasi subsurface dengan secara terus menerus meningkatkan dan memperbaharui pemahaman tentang reservoir yang ada yang menyangkut geofisika, pemetaan geologi yang baru atau urutan stratigrafi, penghitungan reserves baik secara analisa “decline curve” maupun volumetrik, simulasi reservoir dan material balance untuk mengidentifikasi adanya hidrokarbon yang ketinggalan (bypass hydrocarbon), khususnya dilokasi yang secara struktur relative tinggi atau yang umum disebut lokasi attic.2. Optimasi sumur dengan mengidentifikasi potensi yang ada untuk re-completions, tambahan perforasi, pindah zona produksi, water shut off, dan perbaikan integritas dari tubing.3. Optimasi sumur dan falilitas produksi permukaan dengan menggunakan jaringan pemodelan terintegrasi atau terpadu baik komponen-komponen bawah permukaan maupun komponen permukaan yang terdiri dari sumur, artificial liftt, pipa-pipa produksi, separator dan kompresor dalam lingkaran tertutup (close loop), termasuk juga memperhitungkan kendala-kendala yang ada dari masing-masing komponen.
EKSPLORASI MINERAL LOGAM DENGAN METODE INDUKSI POLARISASI DAERAH MEKAR JAYA - CIDOLOG, KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT Sapto Heru Yuwanto
Jurnal Ilmiah MTG Vol 6, No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Penelitian menggunakan metode geofisika resistivitas dan induksi polarisasi (IP) kawasan waktu (time domain) dengan masing – masing parameter pengukuran adalah tahanan jenis batuan dan chargeability batuan. Pengambilan data lapangan menggunakan konfigurasi elektroda dipole – dipole dengan panjang lintasan pengukuran 250 m yang berjumlah 14 lintasan. Hasil penelitian dan interpretasi terpadu dari beberapa lintasan, berdasar data anomali resistivitas daerah telitian tersusun oleh batuan yang telah mengalami alterasi (ubahan), alterasi argilik dan alterasi propilitik dicirikan dengan nilai resistivitas < 100 Ohm.m dan alterasi silisifikasi dicirikan dengan nilai resistivitas > 200 Ohm.m. Berdasarkan data anomali chargeability secara horizontal penyebaran alterasi – mineralisasi mengikuti arah dugaan vein sesuai dengan arah sebaran singkapan geologi permukaan yang secara umum berarah Barat Laut (NW) – Tenggara (SE), daerah potensi mineralisasi ditandai dengan nilai chargeability > 100 M.sec.
STRUKTUR GEOLOGI DAN SEDIMENTASI BATUBARA FORMASI BERAU Achmad Rodhi; Basuki Rahmad
Jurnal Ilmiah MTG Vol 2, No 1 (2009)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Perkembangan Sub-Cekungan Batubara Berau selama Tersier di Kalimantan Timur berada di continental plate margin dalam suatu sistem passive margin, berhubungan dengan regangan (rifting) Selat Makasar. Formasi Berau merupakan formasi pembawa batubara di Sub-Cekungan Berau yang berumur Miosen Tengah. Proses pengendapan batubara Formasi Berau di lingkungan delta melalui sisi flexure bidang sesar normal halfgraben berupa sliding gravity.Pengaruh struktur geologi terhadap lapisan batubara baik vertikal maupun lateral secara langsung berpengaruh terhadap ketebalan lapisan batubara, kualitas dan kelayakan penambangannya. Baik dalam skala besar maupun kecil khususnya karakter internal dan eksternal susunan lapisan batubara atau sedimen pengapitnya. Karakter struktur endapan batubara dapat untuk memecahkan permasalahan korelasi stratigrafi, perhitungan cadangan / sumber daya batubara dan sebaran kualitas batubara sebelum dilakukan rancangan penambangan. Pertimbangan struktur geologi tersebut untuk mengetahui pola sebaran batubara dan sejauh mana pengaruh sebaran batubaranya. Tulisan ini disusun selama penulis mengikuti kegiatan eksplorasi di Binungan Blok 1 – 4, dan pengamatan singkapan di Binungan Blok 1 - 4 PIT K, dan Sambarata PIT Gaharu.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI SEISMIK 4D DALAM PENGELOLAAN LAPANGAN MINYAK TUA ( USULAN SUMUR TAMBAHAN UNTUK PENGURASAN “BYPASS-OIL” ) Sugiharto Danudjaja
Jurnal Ilmiah MTG Vol 2, No 2 (2009)
Publisher : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9.277 KB)

Abstract

Eksplorasi minyak dan gas selalu melibatkan evaluasi dari berbagai informasi. Informasi yang didapatkan dari sumur akan memberikan informasi yang rinci mengenai keadaan geologi disekitar sumur tersebut.Dengan memanfaatkan pengetahuan mengenai ciri khas lingkungan pengendapan, informasi dari sumur-sumur ini dikembangkan untuk memperkirakan penyebaran batuan dan sifat fisik antar sumur ke seluruh daerah penelitian.Metode seismik refleksi dapat dipergunakan untuk membantu memperkirakan gambaran dari perubahan geologi antara sumur yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan dalam pemilihan lokasi baik untuk pemboran di masa mendatang. Metode Seismik adalah alat bantu yang efektif untuk dapat memberikan gambaran yang bermakna dan bermanfaat untuk tujuan ini. Seismik 3D telah menjadi metode yang umum dan merupakan alat bantu untuk eksplorasi dan produksi sebuah lapangan minyak. Dengan interpretasi dari data seismik 3-D akan didapatkan informasi yang lebih rinci mengenai stratigrafi dan keadaan geologi daerah dibandingkan interpretasi dari seismic 2-D data apalagi korelasi antar sumur. Namun gambaran geologi yang didapatkan adalah gambaran keadaan geologi dan reservoir pada saat data tersebut di akusisi sehingga tidak dapat dipergunakan untuk memperkirakan keadaan reservoir pada masa sekarang dan tidak dapat dipergunakan untuk memperkirakan karakter dari pergerakan fluida didalam reservoir akibat dari proses produksi pada suatu lapangan minyak.Karena itu metode seismik 4D diperkenalkan untuk menjawab tantangan dari kebutuhan informasi untuk lapangan-lapangan minyak tua yang telah berproduksi cukup lama namun masih diharapkan untuk dapat dikembangkan lebih lanjut. Informasi yang didapatkan dari metode seismik 4D ini mengandung informasi terkini dan berdasarkan karakter perbedaan reservoir dalam selang waktu dapat pula dipergunakan untuk memperkirakan arah pergerakan daru fluida didalam reservoir.Makalah ini menyajikan tentang teknologi seismic 4D dan pemanfaatan teknologi seismik 4D ini didalam pengelolaan lapangan-lapangan minyak tua, terutama untuk mengindentifikasi kantong-kantong minyak yang terlewatkan (Bypass-Oil) pada masa pengurasan lapangan minyak tua.

Page 2 of 13 | Total Record : 130