cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
NATURALIS
Published by Universitas Bengkulu
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 175 Documents
PEMBUATAN ARANG DENGAN METODE TUNGKU PILORIS DOUBLE BURNER MENGGUNAKAN LIMBAH KAYU DENGAN METODE MANDUK DI KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN EMPAT LAWANG Jalin Elsaprike; Ridwan Yahya; Yuwana Yuwana
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6009

Abstract

Pemanfaatan limbah kayu hasil manduk menjadi arang di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang dengan metode tungku pirolis double burner dihasilkan nilai kalor sebesar 7371,7 Kcal/kg, kadar air sebesar 4,7%, kadar abu sebesar 1,657%, kadar zat terbang sebesar 19,87% dan kadar karbon terikat sebesar 73,77%. Sedangkan dengan metode brick kiln diperoleh  nilai  kalor  sebesar  7222,3  Kcal/kg,  kadar  air  sebesar  5,7%,  kadar  abu  sebesar 1,870%, kadar zat terbang sebesar 28,96 % dan kadar karbon terikat sebesar 64,19%. Hasil uji statistik menunjukan bahwa untuk nilai kalor dan nilai karbon terikat yang dihasilkan dengan metode tungku pirolis double burner signifikan lebih tinggi daripada metode brick kiln, tetapi nilai kadar air, nilai zat terbang dan kadar abunya signifikan lebih rendah. Nilai kalor, kadar air, kadar abu dan kadar karbon terikat yang dihasilkan melalui kedua metode telah memenuhi persyaratan SNI Arang Kayu 01-6235-2000 tetapi nilai kadar karbon terikat belum memenuhi persyaratan tersebut, sehingga dari kedua metode yang digunakan terdapat perbedaan nyata untuk nilai kalor, nilai kadar zat terbang dan nilai karbon terikat. Namun tidak demikian halnya dengan nilai kadar air  dan kadar abu dimana nilai tersebut tidak menunjukan perbedaan nyata. Dari hasil uji perbandingan tersebut untuk nilai kalor, nilai kadar air, nilai kadar zat terbang, dan nilai karbon terikat telah memenuhi standart SNI 01/6235/2000, kecuali nilai kadar zat-zat terbang.Kata Kunci: Limbah Kayu, Manduk, Kualitas Arang, Tungku Pirolis Double Burner Dan Tungku Brick Kiln
ANALISIS PERTUMBUHAN POPULASI CACING SUTERA (Tubifex sp) SEBAGAI SUMBER PAKAN ALAMI IKAN Novita Hamron; Yar Johan; Bieng Brata
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6026

Abstract

Cacing Sutera (Tubifex sp) merupakan pakan alami yang kebutuhannya sangat penting dalam budidaya perikanan terutama pada pemeliharaan larva dan benih ikan. Permintaan Pakan alami Cacing Sutera (Tubifex sp) semakin meningkat pesat, harga Cacing Sutera (Tubifex sp) yang sangat mahal tentunya dapat menjadi prospek dimasa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh komposisi media pemeliharaan yang terbaik guna meningkatkan pertumbuhan populasi Cacing Sutera (Tubifex sp) dengan melalui upaya pemanfaatan limbah-limbah organik agar pemanfaatannya lebih optimal. Penelitian ini menggunakan Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan  dan 6 kali ulangan  ketiga perlakuan tersebut yaitu Perlakuan A (Ampas Tahu), B (Tepung udang), dan C (Tepung dedak). Data hasil penelitian di analisis dengan menggunakan sidik ragam Anova dan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk melihat perbedaan  perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa tertinggi pada perlakuan B (Tepung Udang) dengan pertumbuhan bobot Cacing Sutera (Tubifex sp) sebesar 503,99 gram dan di ikuti oleh perlakuan C (Tepung dedak) dengan rata-rata biomassa sebesar 414,45 gram dan terendah pada perlakuan A (Ampas tahu) dengan rata-rata biomassa sebesar 309,41 gram..Kata Kunci: Cacing Sutera (Tubifex Sp), Sumber Protein, Pakan Ikan
Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat Dalam Upaya Konservasi Daerah Aliran Sungai Lubuk Langkap Desa Suka Maju Kecamatan Air Nipis Kabupaten Bengkulu Selatan Deki Andes Putra; Satria Putra Utama; Rohidin Mersyah
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.8.2.9211

Abstract

Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) dilakukan untuk mengatur hubungan timbal balik antara sumber daya alam dalam DAS dan manusia agar terwujud kelestarian ekosistem serta menjamin keberlanjutan manfaat sumber daya alam tersebut bagi manusia. Artinya, setiap bentuk pemanfaatan sumber daya alam dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek kelestarian DAS. Dengan demikian manusia dapat memperoleh manfaat sumber daya alam dan jasa lingkungan secara berkelanjutan dari generasi ke generasi. Pengelolaan sumber daya alam dapat dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat desa. Penelitian ini dilakukan di Desa Suka Maju Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan selama bulan Agustus 2018. Desa ini merupakan salah satu desa yang terletak di hulu DAS Lubuk Langkap. Variabel yang diamati meliputi aktivitas-aktivitas/fungsi pengelolaan sumber daya alam yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling) serta peran pihak luar dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut. Selanjutnya dilakukan analisis aspek-aspek community based dalam pengelolaan sumber daya alam, meliputi: equity (keadilan), empowerment (pemberdayaan), conflict resolution (resolusi konflik), knowledge and awarrenes (pengetahuan dan kesadaran), biodiversity protection (perlindungan keanekaragaman hayati), dan sustainable utilization (pemanfaatan berkelanjutan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sumberdaya alam sudah cukup baik dimana terlihat antusias perangkat desa dan masyarakat dalam mengembangkan daerah aliran sungai Lubuk Langkap telah berjalan, dengan adanya wisata ini menambah pendapatan masyarakat walaupun secara signifikan belum dapat dirasakan seluruh masyarakat karena baru mulai pengembangan, masyarakat mendapat pengalaman baru tentang pengetahuan dan kesadaran akan mengelolaan sumberdaya alam dan masyarakat mampu untuk melakukan perlindungan keanekaragan hayati.Kata Kunci : daerah aliran sungai, aktivitas pengelolaan sumberdaya alam
Persepsi Masyarakat Terhadap Program Percetakan Sawah Baru Di Desa Air Kering Kecamatan Padang Guci Hilir Kabupaten Kaur Dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan Reko Sastrawan; Faiz Barcia; Damres Uker
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.8.1.9171

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang dampak program percetakan sawah baru terhadap lingkungan serta sosial dan ekonomi. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan April 2018. Lokasi penelitian adalah wilayah Percetakan  Sawah Baru yang berada di  Kecamatan Padang Guci Hilir Desa Air Kering. Dipilihnya wilayah ini sebagai lokasi penelitian karena wilayah ini adalah pilot project perluasan sawah baru di Kabupaten Kaur. Pengumpulan data dilakukan menggunakan angket atau kuisoner serta interview (wawancara mendalam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase persepsi petani responden yang sudah melakukan budidaya pada lahan cetak sawah baru terhadap dampak dari program cetak sawah dari segi lingkungan adalah sebesar 72,50% dengan nilai rata-rata jawaban responden adalah sebesar 3,63 dengan kriteria setuju bahwa program cetak sawah baru berdampak negatif terhadap lingkungan. Sedangkan persentase persepsi petani responden yang belum melakukan budidaya pada lahan cetak sawah baru terhadap dampak dari program cetak sawah dari segi lingkungan adalah sebesar 77,89% dengan nilai rata-rata jawaban responden adalah sebesar 3,89 dengan kriteria setuju bahwa program cetak sawah baru berdampak negatif terhadap lingkungan.Persentase persepsi petani responden yang sudah melakukan budidaya pada lahan cetak sawah baru terhadap dampak dari program cetak sawah dari segi sosial dan ekonomi adalah sebesar 84,69% dengan nilai rata-rata jawaban responden adalah sebesar 4,23 dengan kriteria sangat setuju bahwa program cetak sawah baru mampu meningkatkan sosial dan ekonomi petani. Sedangkan persentase persepsi petani responden yang belum melakukan budidaya pada lahan cetak sawah baru terhadap dampak dari program cetak sawah dari segi sosial dan ekonomi adalah sebesar 54,61% dengan nilai rata-rata jawaban responden adalah sebesar 2,73 dengan kriteria cukup setuju bahwa program cetak sawah baru mampu meningkatkan sosial dan ekonomi petani.Kata kunci : persepsi, cetak sawah dampak lingkungan, dampak sosial dan ekonomi
Optimalisasi Lahan Pesisir Melalui Penanaman Sorgum Dengan Perlakuan Pupuk Kandang Dan Arang Bio Sri Mulyanti; Puji Harsono; Hery Suhartoyo
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 1 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.1.9269

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pertumbuhan sorgum pada lahan pesisir, membandingkan kombinasi pupuk kandang dan arang bio dalam budidaya Sorgum dan mengetahui pengaruh interaksi antara kombinasi pupuk kandang dan arang bio pada 3 (tiga) varietas sorgum yaitu Kawali, Keller dan Pahat.Berbagai langkah rekayasa agronomis perlu diambil dalam rangka optimalisasi lahan suboptimal diantaranya adalah dengan pemanfaatan pupuk organik dan arang bio dalam sistem budidaya sorgum.Upaya optimalisasi lahan pesisir dengan pupuk kandang dan arang bio pada sorgum bertujuan untuk mengkaji pemberian formulasi antara pupuk kandang dengan biocharcoal terhadap karakter lingkungan tanah dengan indikator tanaman sorgum. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap faktorial dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah 3 varietas sorgum; Kawali (V1), Keller (V2) dan Pahat(V3). Faktor kedua berupa aplikasi pupuk kandang sapi 10ton/ha + arang bio1 ton/ha (B2), pupuk kandang sapi 5 ton/ha + arang bio 0,5 ton/ha (B1) dan tanpa pupuk kandang + arang bio sebagai pembanding (B0). Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Keller menghasilkan BKT dan Berat 1000 biji yang berbeda nyata dengan varietas Kawali dan Pahat. Pemberian campuran pupuk kandang dan arang bio mampu meningkatkan kualitas tanah terbukti dengan meningkatnya tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tanaman,  bobot kering tanaman,jumlah ruas.Kata kunci; arang bio, optimalisasi lahan, sorgum
PERSEPSI PEKERJA TAMBANG BATUBARA PT. FIRMAN KETAUN Windi Mayasari; Hery Suhartoyo; Zainal Muktamar
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.8.1.9157

Abstract

Perusahaan pertambangan batubara yang memiliki ijin beroperasi di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara adalah PT.  Firman Ketaun (FK) berada di Desa Tanjung Dalam Kecamatan Ulok Kupai,  Kabupaten Bengkulu Utara. Luas wilayah  PT.  Firman Ketaun (FK) adalah 1259,6 ha, dengan besarnya luas wilayah tersebut, maka PT. Firman Ketaun memiliki aktivitas penambangan yang besar. Aktivitas kegiatan penambangan yang besar  menjadi dasar berpengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi para pekerja, baik itu secara positif maupun negatif. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimana persepsi pekerja terhadap kondisi sosial ekonomi pekerja tambang batubara PT. Firman Ketaun , (b) Bagaimana hubungan persepsi pekerja akibat keberadaan pertambangan batubara terhadap kondisi sosial ekonomi PT. Firman Ketaun. Tujuan dari penelitian ini  adalah: (a) Menentukan faktor yang mempengaruhi persepsi pekerja terhadap kondisi sosial ekonomi pekerja tambang batubara PT. Firman Ketaun, (b) Menentukan rata-rata penilaian persepsi pekerja terhadap kondisi sosial ekonomi pekerja tambang batubara PT. Firman Ketaun. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif. Sebagai alat pengumpul data primer, instrumen atau alat ukur yang digunnakan dalam penelitian ini sebagian besar adalah kuisioner dengan pertanyaan tertutup dan alternatif jawaban menggunakan 5 point Skala Likert. Hasil dari penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi persepsi pekerja terhadap kondisi sosial ekonomi pekerja tambang batubara PT. Firman Ketaun adalah: (a)  Bidang pekerjaan, (b) Status pekerja, (c) Lokasi  bekerja. Rata-rata penilaian persepsi pekerja terhadap kondisi ekonomi pekerja tambang batubara PT. Firman Ketaun sebesar 84%  dan rata-rata penilaian persepsi pekerja terhadap kondisi sosial pekerja tambang batubara PT. Firman Ketaun sebesar 76,47%.
Kajian Kelayakan Teknis Dan Lingkungan Pemilihan Dan Penetapan Tpa Regional Provinsi Bengkulu Siti Pahlawati; Faiz Barchia; Bieng Brata
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.8.2.9219

Abstract

Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan suatu paradigma pengelolaan lingkungan hidup yang dijadikan dasar dalam pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan, didefinisikan sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan generasi yang akan datang untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Pemerintah Provinsi Bengkulu merupakan salah satu pemerintahan yang mengadopsi konsep pembangunan berkelanjutan, dimana setiap program pembangunan berpedoman kepada pembangunan berwawasan lingkungan. Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang masih menjadi permasalahan yaitu permasalahan sampah. Meningkatnya aktivitas masyarakat Provinsi Bengkulu Khususnya Kota Bengkulu mengakibatkan volume sampah yang dihasilkan semakin meningkat dan menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di daerah pasar, permukiman penduduk, perkantoran, pesisir pantai dan tempat-tempat lainnya. Laju pertumbuhan sampah yang dihasilkan oleh industri, pasar dan rumah tangga tidak sejalan lagi dengan kemampuan alam untuk mereduksinya. Permasalahan sampah ini harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari penghasil sampah sampai ke pembuangan akhir sampah. Saat ini Provinsi Bengkulu Khususnya Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Kepahiang memerlukan adanya lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah regional yang sesuai ketentuan baik dari aspek teknik, sosial ekonomi serta lingkungan. Besarnya potensi yang ditimbulkan terhadap lingkungan dari TPA, maka pemilihan lokasi TPA harus dilakukan dengan seksama dan hati-hati. Studi pemilihan TPA Sampah Regional Provinsi Bengkulu diawali dengan penentuan kriteria pemilihan lokasi TPA sampah berdasarkan SNI 19-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah 17 kriteria lingkungan fisik Hasil pembobotan berdasarkan SNI 19-3241-1994 berdasarkan 3 calon lokasi yang potensial untuk lokasi TPA Sampah Regional Provinsi Bengkulu adalah Kabupaten Bengkulu Tengah, Kecamatan Pondok Kubang dengan bobot nilai 549.Kata Kunci : bobot nilai, provinsi bengkulu, kajian kelayakan, tpa regional
Studi Evaluasi Pascatambang Pt. Ratu Samban Mining Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu Arief Huzeini; Hery Suhartoyo; Agus Susatya
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No. 2 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.8.2.9207

Abstract

PT. Ratu Samban Mining adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan Batubara dengan luas izin Operasi Produksi seluas 1.955.06 Ha, secara administratif terletak di desa Renah Kandis Kecamatan Pagar Jati, daerah Sekayun Kecamatan Bang Haji, Desa Air Kotok dan Desa Batu Beriang Kecamatan Pematang Tiga Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Pada suatu saat industri pertambangan akan berakhir atau ditutup, baik dikarenakan sumber daya alam habis maupun hal-hal yang menyebabkan industri pertambangan tersebut berhenti sehingga pada saat kegiatan pertambangan tersebut berhenti atau ditutup, maka akan timbul permasalahan-permasalahan, antara lain terganggunya fungsi lingkungan hidup. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran kondisi akhir pasca operasional penambangan, melakukan evaluasi kinerja PT. Ratu Samban Mining serta memberikan rekomendasi pascatambang. Metode analisis data yang digunakan adalah metode desk study dengan data-data utamanya adalah Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2014. Hasil evaluasi pascatambang  PT. Ratu Samban Mining Berdasarkan  Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2014 didapatkan bahwa pelaksanaan pascatambang yang telah direalisasikan mendapatkan nilai 28,57 %. Hal ini berarti bernilai Jelek. Untuk pengembalian Izin usaha Pertambangan (IUP) ke Menteri, gubernur, atau bupati/ walikota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku, maka program pascatambang dapat dilaksanakan kembali masa perbaikannya selama 5 tahun, sehingga program pascatambang dapat mencapai nilai yang memadai yaitu > 80.Kata Kunci : ratu samban mining, pascatambang, reklamai
Profil Asam Amino Dan Nutrien Limbah Biji Durian (Durio Zibethinus Murr) Yang Difermentasi Dengan Ragi Tape (Saccharomyces Cerevisiae) Dan Ragi Tempe (Rhizopus Oligosporus) Lezita Malianti; Endang Sulistiyowati; Yosi Fenita
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 8 No. 1 (2019)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.8.1.9167

Abstract

Pemanfaatan limbah yang belum mempunyai nilai ekonomis, berlimpah dan mengandung gizi relatif baik bahkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan adalah tindakan bijaksana.   Biji durian adalah salah satu limbah yang cenderung meresahkan masyarakat disaat musim buah durian.  Namun pemanfaatannya sebagai sumber pakan masih sangat terbatas.  Hal ini disebabkan rendahnya kualitas gizi biji durian merupakan faktor pembatas dalam pemanfaatanya sebagai pakan ternak. biji durian harus diolah terlebih dahulu agar nilai gizinya meningkat.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fermentasi dengan beberapa level Saccharomyces cerevisiae  dan Rhizopus oligosporus terhadap peningkatan kualitas nutrisi tepung biji durian. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari-November 2018 di Desa Sri Kuncoro Kabupaten Bengkulu Tengah, analisa Proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Bahan Makanan Ternak Universitas Bengkulu serta analisa Asam Amino dilakukan Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan.   Steel dan Torrie (1991), dengan  perlakuan yang diujikan sebagai berikut : F0 (kontrol) = Tepung Biji Durian Kukus; FS 0,5 = Fermentasi dengan  0,5 %  Saccharomyces cerevisiae; FS 0,75 = Fermentasi dengan  0,75 %  Saccharomyces cerevisiae; FR 0,5 = Fermentasi dengan  0,5 %  Rhizopus oligosporus; FR 0,75  = Fermentasi dengan  0,75 %  Rhizopus oligosporus.  parameter yang diamati adalah asam amino, protein kasar, kadar air, bahan kering, bahan organik, serat kasar, lemak kasar dan abu tepung biji durian yang difermentasi dengan Saccharomyces cerevisiae  dan Rhizopus oligosporus pada lama penyimpanan 48 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan fermentasi tepung limbah biji durian dengan ragi tape (Saccharomyces cerevisiae)  dan ragi tempe (Rhizopus oligosporus) tidak meningkatkan kandungan asam amino dan nutrisi hanya terjadi penurunan pada nilai serat kasar.  Hasil terbaik yang menunjukkan perubahan nilai nutrisi yaitu pada perlakuan dengan menggunakan ragi tape 0,75% mengacu pada kemampuan menguraikan serat kasar.Kata Kunci : : limbah biji durian, fermentasi, saccharomyces cerevisiae, rhizopus oligosporus, asam amino
Kajian Penambangan Emas Tanpa Izin (Peti) Di Kecamatan Lebong Utara Kabupaten Lebong Lesta Trimiska; Wiryono Wiryono; Hery Suhartoyo
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 1 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.1.9259

Abstract

Penambangan emas primer telah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda dan masih berlangsung hingga sekarang.Kurangnya kesadaran keluarga penambang emas tradisional tentang arti pentingnya pelestarian lingkungan, menyebabkan mereka kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Limbah proses pengolahan ditampung dalam bak penampung yang tidak permanen, sehingga limbah cair dialirkan langsung ke selokan, parit, kolam atau sungai yang akhirnya digunakan sebagai air irigasi lahan pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kegiatan PETI dan dampak PETI terhadap sosial ekonomi dan kesehatan di Kecamatan Lebong Utara Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu.Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling dengan pertimbangan banyak masyarakat yang menambang emas illegal sehingga memungkinkan peneliti mencari informasi dan data peneliti perlukan.Metode dan instrument penelitian yang digunakan adalah dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.Pada penelitian ini dapat disimpulkan  bahwa Kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kecamatan Lebong Utara Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu dilakukan secara turun temurun, jumlah bongkahan batu yang digunakan sebanyak 1-2 karung/hari yang menghasilkan emas sebanyak 1-1,5 gram setiap 1 gelundung. Kegiatan penggelundungan dimulai dari jam 07.00 pagi hingga jam 16.00 selama 9 jam. Karakteristik PETI di Kecamatan Lebong Utara rata-rata berumur  antara 26 – 30 Tahundengan tingkat pendidikan tamatan SMA yang memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 3-5 orang yang didominasi dengan suku jawa sebesar 43,33%.Pekerjaan sebagai penambang emas merupakan pekerjaan pokok (96,66%). Masyarakat merasakan bahwa akibat penambangan menyebabkan hampir 57% mengalami gangguan kesehatan seperti batuk, gangguan paru-paru, TBC.Selanjutnya gangguan ISPA lebih banyak dibandingkan penyakit kulit.Kata kunci: PETI, Evaluasi

Page 3 of 18 | Total Record : 175