cover
Contact Name
Yusep Ahmadi F
Contact Email
yusep-ahmadi-f@ikipsiliwangi.ac.id
Phone
+62226658680
Journal Mail Official
Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi 40526
Editorial Address
Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi 40526
Location
Kota cimahi,
Jawa barat
INDONESIA
Semantik : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
ISSN : 22524657     EISSN : 25496506     DOI : -
Core Subject : Education,
Focus Semantik journal is a medium for disseminating the result of research about language, literature, and language and literature education in Indonesia. Scope Semantik journal publishes the research article in language, literature, language and literature education in Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 177 Documents
PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Leuwigoong Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2006-2007) M. Dudung Jamiat
Jurnal Semantik Vol 1, No 1 (2012): Edisi Februari 2012
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.426 KB) | DOI: 10.22460/semantik.v1i1.p%p

Abstract

Keterampilan berbicara merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan manusia dalam berkomunikasi. Upaya meningkatkan keterampilan berbicara siswa di sekolah, merupakan satu tantangan yang harus dihadapi oleh guru. Dalam realitas pembelajaran, keterampilan berbicara ini sering kali terabaikan. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab hasil pembelajaran keterampilan berbicara hingga kini masih jauh dari harapan. Berkaitan dengan hal itu penulis tertarik untuk mengujicobakan suatu teknik berbicara khususnya dalam kaitan dengan menceritakan kembali isi sebuah cerita yaitu dengan teknik peta pikiran.
TEKNIK CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS (CDA) PADA PEMBELAJARAN CERPEN Didin Sahidin
Jurnal Semantik Vol 1, No 1 (2012): Edisi Februari 2012
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.26 KB) | DOI: 10.22460/semantik.v1i1.p%p

Abstract

Lontaran-lontaran tentang kekecewaan terhadap hasil pembelajaran sastra meneguhkan kenyataan tentang buruknya kondisi pembelajaran sastra di Indonesia. Kondisi ini ditandai dengan masih lemahnya pemahaman siswa mengenai hasil karya sastra yang dibacanya. Untuk menanggulangi fenomena tersebut, perlu dicari teknik dan metode pembelajaran sastra yang cocok untuk mencapai tujuan tersebut. Di antara sekian banyak teknik pengajaran sastra, kita mengenal adanya suatu teknik yang berupaya untuk memahami isi wacana atau karya sastra, yaitu teknik analisis wacana kritis atau teknik Critical Discourse Analysis (CDA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan membaca cerpen sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan teknik analisis wacana kritis atau serta untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Penelitian dilakukan di kelas VIII SMPN 2 Leuwigoong Garut Tahun Pelajaran 2005-2006 dengan menggunakan metode penelitian yaitu metode eksperimen. Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data berbentuk tes kemampuan memahami cerpen.
KEANEKARAGAMAN PANTUN DI INDONESIA Dinni Eka Maulina
Jurnal Semantik Vol 1, No 1 (2012): Edisi Februari 2012
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.708 KB) | DOI: 10.22460/semantik.v1i1.p%p

Abstract

Dari perbandingan sejumlah pantun Melayu, Sunda, Banjar, dan Betawi, jelaslah bahwa pantun di satu daerah dengan daerah selalu memperlihatkan adanya persamaan dan sekaligus juga perbedaan. Kesamaan umum terletak pada fungsi pantun yang secara sadar digunakan untuk kepentingan menyampaikan pesan-pesan moral dan etika tentang tata kehidupan. Kesamaan lain terletak pada ciri-ciri pantun yang ditandai dengan adanya sampiran dan isi. Hanya, jika sampiran pada pantun Melayu lebih ditujukan untuk mengantarkan isi, tanpa ada kaitan logis antara sampiran dan isi, dalam beberapa kasus, justru berfungsi untuk menegaskan isi. Oleh karena itu, sampiran kadangkala juga bermakna simbolik. Jadi, dengan demikian, kehadiran sampiran tidak sekadar sebagai pengantar memasuki kesamaan bunyi isi, tetapi sekaligus pengantar pada tema atau persoalan yang hendak disampaikan. Dari sejumlah perbandingan itu, makin jelas bagi kita, bahwa pantun selain sebagai sarana menyampaikan pesan moral dan pesan etika, juga di dalamnya merepresentasikan kultur tempatnya. Oleh karena itu, mempelajari pantun sesungguhnya dapat juga dijadikan sebagai pintu masuk untuk memahami kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Begitulah, masyarakat di wilayah Nusantara ini mengenal pantun tanpa meninggalkan ciri budaya tempatannya. Perkara lokalitas, terutama yang menyangkut nama tempat, istilah, dan ungkapan tempatan itulah yang sesungguhnya membedakan pantun dari satu daerah dengan pantun dari daerah yang lain. Meskipun di dalamnya tetap terungkapkan bahwa pantun yang dihasilkan masyarakat di berbagai daerah itu sebagai produk khas budaya mereka, mereka juga umumnya memahami konsepsi pantun dengan tetap mempertahankan adanya sampiran dan isi dengan pola persajakan a-b-a-b.
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERBASIS LINGKUNGAN (Studi Kasus Unsur Pengalaman dan unsur waktu individu pada siswa SMP Negeri 3 Cisurupan) Endang Kasupardi
Jurnal Semantik Vol 1, No 1 (2012): Edisi Februari 2012
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.558 KB) | DOI: 10.22460/semantik.v1i1.p%p

Abstract

Pembelajaran menulis cerpen bagi siswa SMP cenderung kurang mampu memaksimalkan fungsi pengalaman individu dan lingkungan sebagai sumber ide dalam menulis. Akibatnya, keterampilan menulis cerpen sampai saat ini masih sulit dikuasai dan dipraktikkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Padahal siswa melalui pengalaman dan lingkungan memiliki peranan ganda yakni, sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Peranan ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kebebasan dalam menyikapi perbedaan dan pengaruh yang diterima sebagai sebuah pengalaman yang menarik bagi siswa itu sendiri dan atau bagi lingkungan sosial. Pengalaman dan lingkungan yang dimiliki siswa pada proses pembelajaran menulis cerpen, merupakan modal dasar dalam mengembangkan ide cerita menjadi sebuah tulisan yang menarik dan enak dibaca. Bagi Penulis, ide yang dipahami tersebut memiliki makna yang mendalam sehingga Ia menyadari kapan memulai dan bagaimana cerita diakhiri. Pada penelitian pengembangan ini, lingkungan dan pengalaman yang dimiliki siswa menjadi sebuah model pembelajaran menulis cerpen, sehingga hambatan dan kesuliatan siswa dalam menguasai keterampilan menulis dapat diatasi dan menjadi kemampuan yang dimiliki siswa.
PENGACUAN DALAM WACANA TULIS DI FACEBOOK Eulis Anggia Budiarti
Jurnal Semantik Vol 1, No 1 (2012): Edisi Februari 2012
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.062 KB) | DOI: 10.22460/semantik.v1i1.p%p

Abstract

This research includes qualitative research on the types of written discourse on facebook regarding the use of marker variation reference cohesion. The method used is the method intended by agih Sudaryanto (1993: 15), to analyze and interpret text using the theory of discourse analysis as Teun van Dijk microstruktur basis at the level of reference. Techniques of data analysis techniques used in the form disappeared, engineering change, read markup techniques. From the results of discourse analysis in the type and form reference bookmarks. Reference marker types based on where it comes endofora reference, while according to the type includes (1) reference first persona, a persona the second, and third person, (2) reference demonstrative public bookmarks, bookmark the pronouns, pronouns bookmark affairs, and the clock, and ( 3) reference comparative ekuatif level, the level of comparative, and superlative level. Being reference marker contained in the written discourse found in the facebook include saya, aku, -ku, gue, kita,  kamu, anda, kau-, -mu, sampean, ente, you, antum, dia, -nya, mereka, ini, itu, sini, situ, begini, begitu, saat ini, hari ini, kaya, macam, seperti, lebih…, kurang…., paling, dan semakin.
PENERAPAN TEKNIK SIKLUS BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN ILMIAH BERBASIS VOKASIONAL DI SMK Sobari, Teti
Jurnal Semantik Vol 1, No 1 (2012): Edisi Februari 2012
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.669 KB)

Abstract

Pembelajaran menulis adalah salah satu aktivitas yang dilakukan guru dan siswa di dalam mencapai tahap belajar. Aktivitas menulis sangat membutuhkan variasi dan cara pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat dalam memproduksi tulisan yang berkualitas. Kemampuan menulis yang harus dimiliki oleh siswa SMK atau kejuruan adalah menulis laporan ilmiah. Menulis laporan ilmiah ini dibutuhkan oleh siswa SMK karena 70% aktivitas siswa dalam kelas adalah melakukan praktik baik di kelas maupun di lapangan dalam menghadapi dunia kerja. Agar pembelajaran menulis lebih bervariasi, penulis mencoba menggunakan model siklus belajar. Siklus belajar (Learning Cycle) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Siklus belajar merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Menurut Karli (2003: 82), siklus belajar adalah suatu teknik pembelajaran dengan mengikuti pola tertentu. Pada tulisan ini dipaparkan suatu upaya dalam pembelajaran menulis laporan ilmiah yang berbasis vokasional pada siswa SMK.
SCAFFOLDING INTERACTION CYCLE IN READING TO LEARN PROGRAM Silvia Widianingsih
Jurnal Semantik Vol 1, No 1 (2012): Edisi Februari 2012
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.758 KB) | DOI: 10.22460/semantik.v1i1.p%p

Abstract

This study aims to investigate three steps (Prepare, Task and Elaborate) of scaffolding interaction cycle (Rose, 2008) in Reading to Learn program (Rose & Acevedo, 2006; Rose, 2008) with one teacher and fifteen students as the participants at a vocational high school. This study used a case study research design which employed two data collection techniques, i.e. observation and document analysis of students’ writing in Independent Writing stage. The study reveals three findings related to the research questions. First, the teacher used scaffolding interaction cycle almost in all stages in Reading to Learn program except for Preparing for Writing stage due to teacher’s misunderstanding toward the strategies used in this stage. Second, Prepare moves were mostly employed by the teacher in scaffolding interaction cycle because the students were still reluctant to actively engage in this program. Finally, the problems that the teacher found in the use of scaffolding interaction cycle in Reading to Learn program were related to teacher’s understanding, students’ questions, students’ passivity and big class. It is thus recommended to the teachers to more carefully plan the use of scaffolding interaction cycle in Reading to Learn program. Besides that, further research is expected to deal with more texts, more intensive support, bigger number of participants and longer time in conducting the program.
MENULIS POSTER DAN SLOGAN MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING): Suatu Alternatif Peningkatan Keterampilan Menulis Abdul Azis
Jurnal Semantik Vol 1, No 1 (2012): Edisi Februari 2012
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.821 KB) | DOI: 10.22460/semantik.v1i1.p%p

Abstract

Kegiatan menulis poster dan slogan adalah kegiatan yang  bersifat produktif-kreatif. Slogan dan poster dipergunakan oleh produsen, pemerintah, atau sebuah organisasi untuk memperkenalkan produknya, atau untuk menyampaikan suatu gagasan, pengumuman, dan imbauan kepada masyarakat umum. Poster dan Slogan adalah salah satu pesan visual. Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, pengembangan kemampuan berpikir kreatif (kreativitas) akan lebih tepat bila diintergrasikan dengan pembelajaran menulis. Kegiatan menulis akan mempertajam kreativitas siswa.
HUBUNGANMINAT BACA DAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI Ika Mustika; Riana Dwi Lestari
Jurnal Semantik Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 Number 2, September 2016
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.843 KB) | DOI: 10.22460/semantik.v5i2.p%p

Abstract

Penelitian deskriptif korelasional ini bertujuan untuk mengetahui (1)hubunganantara minat baca dan kebiasaan membaca karya sastra terhadapkemampuanmenulis puisi, dan (2) hubungan mana yang lebih dominanantara minat bacadan kebiasaan membaca terhadap kemampuan menulis puisi. Subjek penelitianini mahasiswa reguler kelas A1, A2 dan A3 sejumlah 126 orang. Paramahasiswa tersebut tengah mengikuti perkuliahansemester IVpadaProgramStudi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi BandungTahun Akademik 2015/2016. Data penelitian mencakup data kualitatif dandata kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan teknik deskriptif, sedangkandata kuantitatif dianalisis secara statistik melalui program SPSS versi 22.0.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat hubunganantara minat bacadan kebiasaan membaca terhadap kemampuan menulis puisibaikdi kelas A1,A2, maupun A3, dan (2) kebiasaan membaca memiliki hubunganyang lebihdominan terhadap kemampuan menulis puisi dibandingkan dengan minat bacabaik di kelas A1, A2 maupun A3. Mengacu hasil penelitian, kebiasaanmembaca dipengaruhi oleh minat baca, akan tetapi jika tidak ada minat baca,kebiasaan membaca tetap terbentuk. Dengan demikian, minat baca dankebiasaan membaca karya sastra merupakan faktor yang saling menunjangdalam membangun kultur membaca karya sastra.Kultur membacakarya sastrayang tertata dengan baik memunculkan kemampuanmenulis puisi.Kata kunci:pengaruh, minat baca, kebiasaan membaca, menulis puisi
PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERBANDINGAN PADA KUMPULAN CERPEN MAHASISWA Riana Dwi Lestari; Ely Syarifah Aeni
Jurnal Semantik Vol 7, No 1 (2018): Volume 7 Number 1, February 2018
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.311 KB) | DOI: 10.22460/semantik.v7i1.p%p

Abstract

Page 1 of 18 | Total Record : 177