cover
Contact Name
Zaffril Syam
Contact Email
zaffril.syam@uin-suska.ac.id
Phone
+6282385365000
Journal Mail Official
imam.hanafi@uin-suska.ac.id
Editorial Address
LPPM UIN SUSKA Riau Jl. H.R. Soebrantas KM. 15,5 Panam – Pekanbaru
Location
Kab. kampar,
Riau
INDONESIA
Toleransi: Media Ilmiah komunikasi Umat Beragama
ISSN : 20860315     EISSN : 24071595     DOI : https://doi.org/10.24014/trs.v12i2.13542
Core Subject : Religion,
Jurnal Toleransi mempublikasikan hasil-hasil penelitian, baik hasil kajian lapangan maupun kepustakaan. Fokus utama Jurnal Toleransi meliputi: Relasi antar dan intern umat beragama; Pluralisme; Multikulturalisme; Hubungan antar etnik.
Articles 189 Documents
‘A COMMON WORD’: Sebagai Titik Kesepahaman Muslim – Kristen Sulanam Sulanam
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 11, No 1 (2019): Januari - Juni
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v11i1.8287

Abstract

“A Common Word between Us and You” dari cendekiawan dan pemuka Islam kepada pemuka Kristen. Hal ini merupakan inisiatif Muslim yang kemudian direspon secara positif oleh umat Kristen. Banyak yang mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi pada tahun 2007 ini merupakan babak baru dialog Islam-Kristen sebagai dua kutub agama besar dunia. Harmoni yang terjadi antara Islam-Kristen adalah harmoni dunia. Karenanya, merajut hubungan baik antara keduanya, dengan mencari titik kesepahaman dikatakan sebagai peristiwa besar sekaligus positif (a high level dialogue). Meski bukan sebuah bangunan teori, tetapi praksis inisiatif Muslim dan respon positif umat Kristen terhadap surat menyurat ini dapat dijadikan sebagai pijakan dalam pembangunan perdamaian dunia. Tulisan ini hendak memberikan gambaran terhadap pemikiran Waleed el-Anshary dalam upayanya membangun argumentasi akademis terhadap peristiwa ini dengan memberikan perspektif terhadap “A Common Word between Us and You” secara teoritis dan praktis. Hasil yang diharapkan dari tulisan ini adalah dapat memberikan perspektif metodologis dalam kajian Islam, utamanya yang dihasilkan dari peristiwa praksis dialog antar agama
INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT ISLAM DAN KRISTEN DI DUSUN IV TARAB MULIA DESA TARAI BANGUN KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR Alpizar Alpizar
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 3, No 2 (2011): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v3i2.1058

Abstract

The research, entitled the social interaction of Islam and Christian communities in dusun iv tarab mulia desa tarai bangun kecamatan tambang kabupaten kamparisa research field that talked about the two communities of different religious communities namely Muslims and Christian communities. Although they are different religions, but they still happen interactions are woven fine. It can be applied in the form of positive communication that can be seen in the activities of mutual cooperation, patrolling, attending between the two communities, as well as mutual assistance in getting disaster. A factor driving the occurrence of social interaction is dominated by ethnic similarities that exist; it is certainly the main driver on the substance because of cultural similarities that exist.
KEKERASAN DAN PROBLEMATIKA DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA Mawardi Mawardi
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 2, No 2 (2010): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v2i2.431

Abstract

This article declares that violence of religions because of sacred text, dogma and the interpretation of text. Absolutely versus relatively, and humanism versus god. Violenceof religions departs from ulama, pastor, religious leader, missionaries and religious teacher, religions ambivalence between peace and violence, because in the religion on text and context are very rigid. The holy war was justified by religious text. Among problems of religious dialogue are collective identity, minority and majority issues, Christianization and islamization issues, and the conversion of religion. Continued dialogue with cutting crucial issues, collective identity, minority-majority, Christinization and Islamization and conversion.
FITNAH (HOAX); Etika Berbicara dalam Pandangan Hadits di Era Digital Ahmad Zikri
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 11, No 2 (2019): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v11i2.10624

Abstract

Tulisan ini mendiskusikan akan pentingnya upaya pentingnya penggunaan media sosial dan digital, yang bertanggungjawab. Bukan sebagai media dan sarana bagi penyebaran informasi palsu (hoax), fitnah, ghibah (penyampaian informasi faktual seseorang atau kelompok yang tak disukai), namimah (adu domba), gosip, pemutarbalikan fakta sampai ujaran kebencian dan permusuhan. Berbasis pada beberapa hadits, tulisan ini menegaskan akan keselamatan atau kedamaian merupakan hak setiap muslim karena itu orang yang mengaku muslim tentu mengetahui ada hak orang lain yang tak boleh diabaikan dan status non muslim juga di antaranya yang masuk dalam kategori “orang lain” itu. Mereka tidak boleh diganggu apalagi disakiti dengan aneka kejahatan fisik atau non fisik. Sebagaimana penelusuran penulis bahwa pemahaman ini karena didasarkan pada sebuah hadis lain dengan redaksi yang berbeda,  “Muslim ideal adalah muslim yang orang lain selamat..” Redaksi hadis tersebut menunjuk umum bukan hanya untuk orang Islam saja. Selanjutnya, sebuah negara tidak akan mencapai kemajuannya jika sesama warganya tidak tercipta toleransi antar sesama.
PEMETAAN KERUKUNAN DAN KERAWANAN SOSIAL KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Kurnial Ilahi; Jamaluddin Rabain
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 3, No 2 (2011): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v3i2.1063

Abstract

Research works through effort build and nurse aught social harmonies all this time, at a swoop look for more new altenative mengena and gets social reality basis that Current deep society . This study is constituted an assumption, that problem indonesian nation national reconciliation that observable at current surface, was obviously of cause of that very simple as it were dipersepsikan there are many circle, and was obviously too same problem which is faced among one nation with another nation at this. Therefore, seen to need pengkajian in order to map reconciliation condition and society social crisis at areas that its heterogeneous resident included at Kuantan Singingi.
PANDANGAN DAN SIKAP SISWA MADRASAH ALIYAH TERHADAP NONMUSLIM Zuriatul Khairi
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 3, No 1 (2011): Januari - Juni
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v3i1.1068

Abstract

This research look for Senior High School Student Attitude to non muslem. Research utilizes attitude scale to non muslem by gathers 242 Senior High School Student at Pekanbaru. Finding analysed by quantitave descriptive method. This research finds that Senior High School Student at Pekanbaru gets ekslusif’s view. And attitude to non moslen differenting to terminological its object.
SKEPTISME TERHADAP AGAMA DALAM FILSAFAT DAVID HUME ( 1711-1776) Saidul Amin
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 2, No 2 (2010): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v2i2.436

Abstract

History of Western civilization can not be separated from philosophy and religion. At first the philosophy was born as a force infantry to break thought the dogmas and ideas of superstition that has been ingrained in the public body. Then came the religion as a "golden bridge" toward the ultimate truth "via a toll road" called revelation. But the two do not always go hand in hand. There are times when utilizing the philosophy of religion, but not infrequently refuse philosophy of religion, either vulgar or skeptical as performed by David Hume who argue that religion is superstition and only adikudrati busy talking about aspects that are far away from human observation. This article will discuss these the issues
UNIVERSALITAS NILAI-NILAI ISLAM Mengungkap Makna al-Din Munzir Hitami
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 12, No 1 (2020): Januari - Juni
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v12i1.10636

Abstract

Konsep tentang Islam seringkali disalahfahami secara tekstual, tidak utuh. Al-Quran sendiri mensinyalir tentang betapa pentingnya memahami teks-teks itu secara menyeluruh, tidak partikular, sehingga akan menemukan makna yang universal. Konsep-konsep tentang al-Din, al-Islam, dan lainnya, perlu dipahami sebagai sebuah teks yang tidak berdiri-sendiri, ia dirangkai sehingga melahirkan makna tertentu berdasarkan makna-makna relasionalnya. Kosakata jika ditempatkan secara berdiri sendiri tentu saja tidak akan menghasilkan makna yang utuh. Karena itu, semuanya ditata ke dalam suatu sistem relasi menyeluruh yang interdependen sehingga membentuk suatu keutuhan yang tertata dalam jaringan asosiasi-asosiasi konseptual
EKSPRESI KEBERAGAMAAN MASYARAKAT ISLAM INDONESIA:MOZAIK MULTIKULTURALISME INDONESIA Fahrurrozi Fahrurrozi
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 7, No 1 (2015): Januari - Juni
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v7i1.1419

Abstract

Ekspresi religiusitas umat Islam Indonesia merupakan respons umat Islam terhadap perkembangan modernitas zaman, sehingga payung besar dari kebangkitan Islam tersebut terbagi dalam tiga kelompok, yakni revivalisme Islam, reformisme Islam dan fundamentalisme Islam. Islam revivalis melahirkan beberapa kelompok gerakan, di antaranya: Islam puritan, Islam tradisionalis, Islam ortodoks, Neo-revivalis, dan Islam konservatif. Sedangkan Islam reformis melahirkan beberapa gerakan, seperti: Islam modernis, Islam liberal, Islam substansial, dan Neo-modernis. Sementara Islam fundamentalis melahirkan Islam radikal, Islam militan bahkan terorisme. Secara metodologis pemahaman terhadap Islam, gerakan pemikiran Islam abad modern dan kontemporer, sebagaimana dikatakan oleh Louay Safi terdiri dari dua, yakni kelompok yang menggunakan dan menerapkan sistem Islam klasik dan kelompok yang memakai paradigma metodologi epistemologi modern Barat secara total atau dengan proses integrasi antara keilmuan modern Barat dengan khazanah keilmuan Islam. Berdasarkan hal tersebut, layak disebut bahwa kebhinekaan Umat Islam Indonesia sebagai khazanah bangsa yang harus dirajut sehingga tercipta keharmonisan antarumat beragama sebagai ciri karakter bangsa Indonesia yang sesungguhnya
Pluralisme Islami “ Menelusuri dan Mengaktualisasikan Konsep La Convivencia di atas Pentas Global Saidul Amin
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 1, No 1 (2009): Januari - Juni
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v1i1.441

Abstract

When the veil and hijjab in one hemisphere to the other hemisphere has been revealed, then every religion and ideology appear transparent on the one stage of civilization. This pluralism sometimes not capable of biting but rarely have to compete. Then the concept of what Islam has to offer in creating community harmony pluralism to remain living in harmony and work together to build civilization. Perhaps now is the time to look back, to medieval times, when convivencia form and become the model of Islamic pluralism

Page 2 of 19 | Total Record : 189