cover
Contact Name
Dr. Evi Mu'afiah
Contact Email
muafiahevi@gmail.com
Phone
(0352) 481277
Journal Mail Official
-
Editorial Address
LPPM IAIN Ponorogo Jl. Pramuka No.156 Ponorogo
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam
ISSN : 19076371     EISSN : 25279254     DOI : -
Kodifikasia: Jurnal Penelitian Islam is a journal based on Islamic research published by Institute for Research and Community Services, State Islamic Institute of Ponorogo. This journal first published in 2007 to facilitate the publication of research, articles, and book review. The Journal issued biannually in June and December.
Articles 338 Documents
TA’WIL DALAM EPISTEMOLOGI ULUM AL-QUR’AN IMAM AL-GHAZALI Muhsin, M.
Kodifikasia Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.461 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v7i1.783

Abstract

Karya Imam al­Ghazali yang berjudul Jawahir al­Qur?an, Faysal al­Tafriqah dan Qanun al­Ta?wil menjawab adanya dugaan absennya pemikir an  al­Ghazali di bidang ?Ulum al­Qur?an. Khusus dalam Fays al al­Tafriqah dan Qanun al­Ta?wil, ia membahas teori dan kaidah ta?wil. Dalam konsepsi al­Ghazali , bangunan dan struktur al­Qur?an terdiri dari ajaran kulit (al­ Sadf wa al­ Qasr), dan ajaran inti: rahasia (Asrar wa al­Jawhar). Demikian juga ilmu­ilmu al­Qur?an terdiri dari ilmu yang berkaitan dengan lapisan luar, ajaran kulit (al­Qasr); dan ilmu yang berkaitan dengan permata (ilmu Jawhar). Posisi al­Ghazali sebagai seorang sufi acapkali menjadikan hati sebagai ukuran dalam melakukan ta?wil. Di sisi lain, dia menyatakan bahwa ukuran penta?wilan adalah akal. Jika mengacu pada yang pertama, maka ta?wil al­Ghazali bercorak ta?wil batini; dan jika mengacu pada yang kedua ia bercorak ta?wil rasional. Bertolak pada latar belakang dan kegelisah an akademik tersebut, maka penelitian berfokus pada teori ta?wil al­Ghazali. Penelitian ini mennggunakan metode berfikir deduktif, dengan teori hermeneutika teoritis dan teori ta?wil. Hermeneutika teoritis di maksud kan untuk ?membaca? dan ?mengungkap secara obyektif? pemikiran al­Ghazali dibidang Ulum al­Qur?an, sedang alat yang akan digunakan untuk ?menilai? teori ta?wil al­Ghazali adalah teori ta?wil. Berangkat dari teori ta?wil al­Ghazali yang bercorak rasional serta berada di bawah naungan teori keilmuannya yang bercorak sufistik, bisa dikatakan teori ta?wil nya merupakan teori ta?wil rasional batini. Itu terlihat dari prinsip ta?wilnya, yakni menjadikan akal sebagai pijakan penta?wilan; di sisi lain, pembagian al­Qur?an yang menjadi dua kategori zahir dan batin, baik pada sisi struktur ajarannya maupun sisi maknanya pada lafaz.
Manusia Jawa Dalam Islamisasi Jawa Refleksi Filsafat Antropologi Metafisik terhadap Temuan Ricklefs Faruk, Ahmad
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.181 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.806

Abstract

Tulisan ini berlatarbelakangi oleh temuan-temuan Ricklefs tentang sejarah Islamisasi Jawa yang karenanya merupakan objek materialnya, yaitu manusia Jawa sejauh ditemukan oleh penelitian Ricklefs. Temuan tersebut akan dijadikan objek formal bagi penelitian kefilsafatan ini, yaitu: bagaimanakah gambaran manusia Jawa dalam sejarah Islamisasi manusia Jawa dan bagaimanakah refleksi filsafat manusia (antropologi metafisik) terhadap temuan tersebut? Dengan pendekatan filsafat antropologi metafisik, tulisan ini menemukan bahwa [1]  deskripsi tentang manusia Jawa dalam sejarah Islamisasinya menurut Ricklefs digambarkan dalam tiga kecenderungan atau kategori: pertama, [a] sinkretik-mistis [b] polarisasi masyarakat [c] intensifikasi keagamaan. Sementara [2] Refleksi antropologis metafisik atas temuan tersebut menemukan arti yang lebih dasariah, yaitu terjadinya peristiwa-peristiwa itu sendiri. ?Aku bersama yang-lain? merupakan ?sejarah konkret? dan real yang sedang berjalan dan dihayati. Manusia Jawa menyejarah; artinya manusia Jawa itu ? sebagaimana manusia lainnya dari manapun ? bersifat historis. Tidak ada sejarah di luar atau di samping manusia Jawa. Sejarah itu tak lain ialah manusia-yang-berkembang sendiri; sejarah dilaksanakan manusia. Motor ketiga perkembangan kecenderungan dan relasi oponensial yang digambarkan Ricklefs tersebut adalah ?otonomi-di-dalam-korelasi?. Namun sebenarnya bukan dasar untuk perkembangan. Perkembangan dan historisitas hanya dapat diterima sebagai fakta belaka. Kemungkinannya hanya dapat diketahui dari adanya; dan tidak memiliki dasar yang lebih mendalam lagi di dalam manusia.
PENGGUNAAN PODCAST DALAM (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK PADA MATA KULIAH LISTENINGI PRODI TADRIS INGGRIS JURUSAN TARBIYAH STAIN PONOROGO Toyib,dkk, Muhammad
Kodifikasia Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.171 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v6i1.766

Abstract

Kegiatan  menyimak  yang  merupakan  proses  interaktif  harus  disampai kan  dalam  pembelajaran  sebagai  sebuah  proses  interaktif untuk meningkatkan motivasi mahasiswa. Pada umumnya, pelajaran listening di perguruan tinggi sangat bergantung pada kegiatan yang monoton. Masalah serupa muncul di mata kuliah Listening I pada prodi Tadris Inggris Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo. Oleh karena itu, penelitian berkaitan dengan strategi pengajaran yang memotivasi yang dapat meningkatkan kemampuan menyimak mahasiswa. Strategi yang diusulkan di sini termasuk penggunaan (STAD) dengan menggunakan  media  podcast.  Untuk  memecahkan  permasalahan  diatas maka peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang di sajikan  dalam  2  (dua)  siklus.  Dalam  setiap  siklusnya  melalui alur  PTK  yang  terdiri  dari  4  (empat)  tahap,  yaitu  perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan podcast dalam strategi (STAD) dapat meningkatkan:  (1)  partisipasi  mahasiswa  dalam  diskusi  kelompok, (2) prestasi belajar dan (3) respon positif.
KYAI, PENGANTIN DAN NETRALITAS MASYARAKAT: Studi Analisis Gender terhadap Ceramah Agama pada Acara Resepsi Pernikahan di Ponorogo Muafiah, Evi
Kodifikasia Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.338 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v4i1.747

Abstract

Abstarks: Resepsi pernikahan merupakan kegiatan penting dalam masyarakat dan biasanya disampakan ceramah agama oleh seorang tokoh agama, kyai. Penceramah menjelaskan nilai-nilai dan prinsip-prinsip ajaran Islam tentang pembentukan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Melalui analisis bahasa ditemukan beberapa ungkapan dan pernyataan yang bernuansa bias gender atau tidak sensitif gender. Ungkapan dan pernyataan tersebut diungkap dengan melalui 3 cara, yaitu diungkapkan dengan melalui kata atau kalimat yang lugas, melalui bahasa kiasan dan melalui konteksnya. Sedangkan pemetaan ceramah kyai melalui indikator-indikator gender dapat ditemukan bahwa pada indikator stereotype, semua kyai secara eksplisit bernuansa bias gender kecuali kyai MU. Pada indikator subordinasi, semua kyai bias gender. Sementara pada indikator marginalisasi dan double/multy burden hanya kyai PS saja mengutarakan secara jelas tentang bias gender. Sementara yang lainnya tidak menyentuh masalah gender ini atau tidak memberi berkomentar.
AN ANALYSIS OF DEPRESSION ON THE MAIN CHARACTER KYLE KINGSON ON THE BEASTLY FILM. Widyawati, Wiwin
Kodifikasia Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.815 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v8i1.793

Abstract

This research is a literary criticism which uses psychological approach. It employs a literary criticism because the writer conducts discussion of literary works which is related with the personality of the main character in the Beastly film namely Kyle Kingson. The findings showed that there are five symptoms of depression from the main character Kyle Kingson namely, (1) feeling sad or unhappy, (2) loss of interest or pleasure daily activity that be loved before, (3) easy to be angry or easy to be offended, (4) difficult to take decision, less to concentrate, (5) feeling worthless, guilty and always thinking about past failures. Moreover, Kyle can solve his depression by himself and Zola and Will make Kyle confidence with his ugly face.
MAKNA SCHOOL CULTURE DAN BUDAYA MUTU BAGI STAKEHOLDER DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) DEMANGAN KOTA MADIUN TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Choiri, Miftachul
Kodifikasia Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.716 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v9i1.464

Abstract

Peran dunia pendidikan untuk melahirkan generasi muda yang berkarakter sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Oleh karena itu kehadiran lembaga pendidikan yang bermutu tidak bisa dihindarkan lagi. Obyek penelitian ini adalah bagaimana para stakeholders di MIN Demangan memaknai school culture dan budaya mutu. Adapun subyek penelitiannya adalah kepala madrasah, 4 para guru, dan 2 orang anggota komite madrasah. Ini adalah Fenomenologi yang berusaha memahami makna dari sebuah pengalaman dari perspektif partisipan. Data dalam penelitian ini bersifat kualitatif, berbentuk tindakan, pernyataan-pernyataan secara lisan, dan berbagai artefak. Pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi-non partisipasi dan wawancara mendalam. Penelitian ini menemukan tiga hal: pertama, Kepala MIN Demangan memaknai budaya mutu sebagai strategi mewujudkan madrasahnya sebagai lembaga pendidikan Islam yang unggul; kedua, stakeholders MIN Demangan memaknai budaya mutu sebagai upaya untuk menumbuhkan perasaan kompetitif dalam diri warga MIN Demangan; ketiga, Kepala MIN Demangan telah melakukan berbagai hal dalam rangka menumbuhkan budaya mutu, antara lain: menumbuhkan budaya kompetitif bagi warga madrasah, memberikan penghargaan bagi warga madrasah yang berprestasi, mempublikasikan kegiatan budaya mutu di MIN Demangan melalui media massa, melaporkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara transparan, dan menjadikan MIN Demangan sebagai madrasah Adiwiyata
KITAB AL-RISĀLAH DALAM TILIKAN POSITIVISME HUKUM Munim, Abdul; Santoso, Lukman; Hidayati, Niswatul
Kodifikasia Vol 11, No 1 (2017)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v11i1.1147

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian literatur dengan pendekatan kualitatif-filosofis. Dari hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa: Pertama, Menurut al-Shafi’i, hakikat hadirnya hukum adalah kebaikan manusia di dunia dan akhirat. Hukum Islam dipahami al-Shafi’i  sebagai institusi yang tidak berakar maupun dicangkokkan pada sosiologi sebagaimana positivisme hukum. Hukum Islam merupakan sarana mengabdi kepada Tuhan, dan bukan kepada masyarakat, meskipun pada aspek teknisnya sangat memahami kondisi masyarakat. Kedua, Al-Shafi’i  membangun teori hirarkhi hukum Islam didasarkan pada empat sumber yaitu, al-Quran, sunnah Nabi, konsensus ulama (ijma’), dan metode analogi (qiyas). Jika ditilik secara konseptual dari perspektif positivisme hukum, maka teori sumber hukum Islam yang dibangun oleh al-Shafi’i kurang lebih sama dengan teori tingkatan norma Hans Kelsen. Ketiga, Dalam konteks  eksistensi positivisme hukum ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia selaku anggota masyarakat agar tercipta kepastian hukum. Tentu eksistensi ini berbeda dalam sistem hukum Islam, hukum hadir dalam Islam untuk mengatur kehidupan manusia, baik selaku pribadi maupun selaku anggota masyarakat agar dapat bertingkah laku yang sesuai dengan kehendak Sang pencipta. Keempat, Sumber positivisme hukum yang terbagi dalam hukum material dan formal juga memiliki aspek perbedaan dengan hukum Islam. Hukum Islam juga mempunyai sumber hukum material, namun memiliki substansi berbeda dengan positivisme, yaitu bahwa sumber hukum Islam berasal dari wahyu, sedangkan hukum positif bersumber kepada perilaku dan realitas dalam masyarakat.
Fiqh Parenting Dan HAk Asasi Anak Perspektif Kyai Di Ponorogo Maulidia, Rahmah
Kodifikasia Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.987 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v5i1.754

Abstract

Abstrak: Artikel  ini  akan  menelaah  parenting  perspektif  kyai,  dengan tiga pertanyaan inti yang diajukan, yaitu pertama, bagaimana pandangan para kyai tentang konsep parenting dan Hak Asasi Anak; Kedua, bagaimana  dan  sejauhmana  peran  kyai  membangun  kesadaran parenting,  hak  asasi  dan perlindungan  anak;  ketiga,  bagaimana pendapat mereka melihat fenomena sosial menyangkut pekerja anak (child labour), pekerja seks anak (prostituted children), perdagangan anak  (child  trafficking),  perlakuan  kekerasan  (violation)  dan penyiksaan  (turtore)  terhadap  anak.  Masing-masing  kyai  memiliki konsep  yang  khas  tentang  parenting  dan  HAM  anak. Argumentasi yang  dibangun  dideduksi  dari  al-Qur?an  dan  hadis.  Dalil  yang digunakan adalah surah al-Fatihah, QS al-Tahrim: 6, QS. al-A?raf: 189, QS: al-Baqarah: 233, dan hadis-hadis pendidikan.Semua kyai memprihatinkan  kasus  kekerasan  seksual  dan  pemukulan  pada anak.  Namun  peran  keterlibatan  dan  sosialisasi  yang  dilakukan masih  minim.  Menurut  mereka  persoalan  ini  dapat  diselesaikan dengan  membangun  sikap  orangtua  yang  berilmu  (well-educated). Namun solusi yang ditawarkan ini belum menjadi aksi nyata dengan membentuk wadah sekolah parenting bagi orangtua atau sejenisnya.
MOTIV DAN MAKNA SOSIAL IBADAH HAJI PADA JAMAAH MASJID DARUSSALAM PERUMAHAN WISMA TROPODO WARU SIDOARJO Saputra, Agus Romdlon
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.002 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.812

Abstract

Allah telah menjamin bahwa tiap-tiap apa yang dikerjakan hamba-Nya dalam ibadah haji mengandung manfaat luar biasa, tetapi manfaat itu harus digali dan diraih dengan perjuangan manusia itu sendiri. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang sarat dengan nilai-nilai. Sumbangsih nilai-nilai haji akan terasa sangat besar bagi kehidupan sosial jika dimiliki oleh pelaku haji. Hubungannya dengan motiv dan makna sosial ibadah haji bagi Jamaah Masjid Darussalam di Perumahan wisma Tropodo Waru Sidoarjo, sementara informasi yang mereka sampaikan dari beberapa jamaah rata-rata mengatakan motivasi melakukan ibadah haji karena semata-mata menjalankan titah dan perintah Allah Swt, dalam menyempurnakan rukun Islam yang lima. Mereka juga mengatakan bahwa setelah melaksanakan ibadah haji, bukan tujuan untuk mendapatkan sebutan haji atau  hajjah melainkan kemabruran ibadah haji itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk memperoleh gambaran kualitas dari motiv yang melatarbelakangi Jamaah Masjid Darussalam Perumahan Wisma Tropodo Waru Sidoarjo menunaikan ibadah haji. 2) Untuk memperoleh gambaran kualitas pandangan Jamaah Masjid Darussalam Perumahan Wisma Tropodo Waru Sidoarjo tentang makna sosial dari pelaksanaan ibadah haji. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara secara langsung. Sedangkan untuk menganalisis data yang diperoleh, peneliti memakai metode ?deskriptif analisis?. Dari analisis data ditemukan: 1) Motiv yang muncul dari kebutuhan biologis sebagai makhluk yang hidup, dalam menunaikan ibadah haji, Jamaah Masjid Darussalam Wisma Tropodo Waru Sidoarjo, rata-rata dominan. Sedangkan motiv yang ada hubungan dan pengaruhnya dari lingkungan sosial, tidak dominan. Adapun motiv yang berasal dari interaksi dengan Tuhan (Allah Swt.) sangat kuat dan dominan sekali. 2) Dalam memahami makna sosial ibadah haji, JamaahMasjid Darussalam Wisma Tropodo Waru Sidoarjo, sudah mengarah kepada pemahaman yang komprehensif. Ibadah haji difahami sebagai ibadah ritual dan ibadah sosial. Ibadah haji lebih banyak makna sosialnya daripada makna ritual (transendental). Hal ini didasarkan pada substansi Islam sebagai agama Rahmatan Lil?alamin. 
MAHASISWA DAN KEPATUHAN HUKUM: Studi Pelaksanaan Pasal 106 UU No. 22 TH. 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Roihanah, Rif’ah
Kodifikasia Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/kodifikasia.v7i1.778

Abstract

Kepatuhan terhadap hukum adalah merupakan hal yang substansial dalam membangun budaya hukum. Masyarakat Indonesia banyak yang tidak patuh terhadap hukum, hal ini karena individu dan masyarakat dihadapkan pada dua tuntutan kesetiaan dimana antara tuntutan kesetiaan yang satu bertentangan dengan tuntutan kesetiaan yang lain, yaitu antara “setia terhadap hukum” atau “setia terhadap kepentingan pribadi”. Kenyataan yang terjadi bahwa masyarakat menjadi lebih berani untuk tidak patuh terhadap hukum demi ke­pentingan pribadinya. Mahasiswa STAIN Ponorogo dengan status mahasiswa dapat mewakili sekelompok masyarakat yang mempunyai latar belakang dan tingkat pendidikan yang boleh dibilang tinggi, tentunya dapat menjadi obyek dari penelitian ini. Bertitik tolak pada pasal 106 ayat (8) UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkut an Jalan yang berbunyi:“Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor dan penumpang sepeda motor wajib menggunakan helm yang memenuhi Standar Nasional Indonesia”. Suatu ketentuan yang di ciptakan demi keamanan dan keselamatan masyarakat itu sendiri. Walaupun di dalam praktiknya banyak terjadi penyimpangan­-penyimpang an di dalam pelaksanaannya.

Page 5 of 34 | Total Record : 338