cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Andalas
Published by Universitas Andalas
ISSN : 23017406     EISSN : 26151138     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Andalas merupakan Jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Arjuna Subject : -
Articles 1,111 Documents
Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Berobat Pasien Yang Diterapi Dengan Tamoxifen Setelah Operasi Kanker Payudara Arif Budiman; Daan Khambri; Hafni Bachtiar
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i1.60

Abstract

Abstrak Banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat pasien yang diterapi dengan tamoxifen setelah operasi kanker payudara. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepatuhan berobat pasien di RS. Dr. M Djamil, Padang. Sehingga dapat menjadi masukan dan perbaikan untuk meningkatkan kepatuhan berobat pasien. Metode yang digunakan adalah wawancara langsung, penderita mengisi daftar pertanyaan (kuesioner) dan skala likert pelayanan tenaga medis. Periode penelitian dilakukan selama 3 bulan. Analisis univariat, bivariat dan multivariat dilakukan dengan memakai SPSS versi 18.00. Dari 61 pasien didapatkan 9 pasien tidak patuh terapi tamoxifen, hasil penelitian bivariat didapatkan hubungan yang bermakna antara kepatuhan dengan umur, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, ketersediaan asuransi kesehatan dan pelayanan tenaga medis (p<0,05) sedangkan efek samping tidak berhubungan dengan kepatuhan (p>0,05). Analisis multivariat didapatkan faktor yang paling berpengaruh adalah pelayanan tenaga medis dengan p= 0,06. Dapat disimpulkan bahwa pelayanan medis merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan berobat pasien yang diterapi tamoxifen setelah operasi kanker payudara, faktor lain yang berpengaruh adalah umur, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga dan ketersediaan asuransi kesehatan. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan pada tenaga medis sehingga dapat meningkatkan kepatuhan berobat pasien. Kata kunci: Kepatuhan, tamoxifen, kanker payudara.AbstractMany factors affect compliance of treatment in patients treated with tamoxifenAfter breast cancer surgery. This study aims to determine the factors that may affect treatment compliance of patients in the hospital. Dr.M.Djamil, Padang. So it can be sugestion and improvement to enhance patients treatment compliance.Methods. The method is a direct interview, patients filled out a questionnaire (questionnaire) and Likert scale medical services. Period of research carried out for 3 months. Analysis univariat, bivariat and multivariat performed by using SPSS version 18.00.Results. Of the 61 patients we found 9 patients not adherent tamoxifen therapy, the results bivariant a significant association between adherence to the age, level of education, familyIncome, availability of health insurance and medical care (p<0.05). Multivariate analysis found that the most influential factor is the care of medical personnel with p=0.06. Discussion. It can be concluded that the medical services are the most influential factor on treatment compliance of patients receiving tamoxifen after breast cancer surgery, other factors are age, education level, family income and the availability of health insurance. The results of this study can be suggestion on the medical staff so as to improve treatment compliance of patients.Keywords:Compliance, tamoxifen, breast cancer.
Pengaruh Timbal (Pb) Terhadap Kadar MDA Serum Tikus Putih Jantan Endrinaldi Endrinaldi; Asterina Asterina
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.197

Abstract

AbstrakTimbal (Pb) merupakan logam berat bersifat toksik yang konsentrasinya di lingkungan saat ini dipandang sebagai zat berbahaya. Pb dalam bentuk senyawa berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, emisi industry dan dari penggunaan cat bangunan yang mengandung Pb. Toksisitas Pb menghambat enzim yang berperan sebagai antioksidan dan merusak sel hati.Tujuan studi ini adalah untuk melihat pengaruh timbal (Pb) terhadap kadar malondialdehid (MDA) tikus putih jantan. Desain penelitian ini adalah eksperimental menggunakan 25 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok kontrol, dan kelompok perlakuan dengan pemberian Pb asetat dengan dosis konsentrasi 5, 10, 20 dan 40 mg/kg BB selama 26 hari.Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan rerata kadar MDA serum secara bermakna (p < 0,05), setelah pemberian Pb asetat selama 26 hari. Peningkatan kadar MDA secara bermakna terjadi antara kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok tikus yang diberi dosis 5, 10, 20 dan 40 mg/kg BB.Kesimpulan yang dapat diambil dari studi ini adalah bahwa pemberian Pb asetat meningkatkan kadar MDA serum tikus.Kata kunci: Pb asetat, MDAAbstractLead (Pb) is atoxi cheavy metal concentrationsin the environment are now seenas a dangerous substance. Pb in the form of compounds derived from burningmotor vehicle fuel. Pb toxicityinhibitsan enzyme that acts as an antioxidant and liver cell damage.The purpose of this study was to observe the effect of lead (Pb) on levels of malondialdehyde (MDA) male whiterats. Experimental research design was used 25 white male rats were divided into five groups, namely the control group and the group treated with the administration of Pb acetate at a dose concentration of 5, 10, 20, and 40 mg / kg body weight for 26 days.The results showed an average increase in level of MDA, after administration of Pb acetate for 26 days were significantly (p <0.05). Increase in level of MDA of serum were significantly (p <0.05) occurred between the control group compared with the group of mice given a dose of 5, 10, 20 and 40 mg / kg bw.The conclusion from this study is that the administration of Pb acetate can increase the level of MDA serum mice.Keywords: Pb acetate, MDA
Penatalaksanaan Trauma Tembus Leher Akibat Luka Sayat Rahman, Sukri; ., Novialdi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Faculty of Medicine Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pendahuluan :Trauma tembus leher merupakan keadaan gawat darurat yang bersifat mengancam nyawa karena dapat menyebabkan cedera terhadap struktur-struktur vital di leher seperti jalan nafas, pembuluh darah besar, esofagus dan saraf.Sebagian besar penyebab luka tembus leher adalah luka tembak diikuti luka tusuk/ sayat. Trauma ini memerlukan penanganan yang segera. Keberhasilan penatalaksanaan trauma tembus leher bergantung pada waktu mulai mendapat pertolongan, ketepatan diagnosis dan ketepatan penanganan. Tujuan : Laporan kasus ini diajukan untuk memberikan gambaran penatalaksanaan pada kasus trauma tembus leher akibat luka sayat. Kasus :Dilaporkan satu kasus luka tembus leher pada seorang laki-laki umur 15 tahun akibat luka sayat (digorok). Penatalaksanaan : Pada pasien ini dilakukan penatalaksanaan keadaan gawat darurat dan eksplorasi segera terhadap luka.Kesimpulan:Keberhasilan penatalaksanaan trauma tembus leher bergantung pada waktu mulai mendapat pertolongan, ketepatan diagnosis dan ketepatan penatalaksanaan. Kata kunci: trauma tembus leher, penatalaksanaan, luka sayat leher (gorok) Abstract Introduction: Penetrating neck trauma is life threatening emergency because of the potential injury to vital structures of the neck such as the air passages, major vascular vessels, esophagus and neurological structures. The majority of penetrating neck trauma is presenting as result from gunshot followed by stab wound.Penetrating neck traumas require emergency treatment. Successful management of penetrating neck trauma depends on prompt recognition of injury, appropriate diagnosis and proper treatment.Purpose :This case reportpresentedto give an overviewon themanagement ofpenetratingnecktraumadue tocuts. Case :A case of 15 years old man with penetratingneck trauma due to cut throat is presented. Case Management :This case was managed with emergency resuscitation and immediate neck exploration. Conclusion :Successful management of penetrating neck trauma depends on prompt recognition of injury, appropriate diagnosis and proper management. Keywords:penetrating neck trauma, management ,cut throat
Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Diabetikum pada Pasien Diabetes Mellitus yang Dirawat Jalan dan Inap di RSUP Dr. M. Djamil dan RSI Ibnu Sina Padang Rizky Loviana Roza; Rudy Afriant; Zulkarnain Edward
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.229

Abstract

AbstrakUlkus diabetikum adalah keadaan ditemukannya infeksi, tukak dan atau destruksi ke jaringan kulit yang paling dalam di kaki pada pasien Diabetes Mellitus (DM) akibat abnormalitas saraf dan gangguan pembuluh darah arteri perifer. Ulkus diabetikum dapat dicegah dengan melakukan intervensi sederhana sehingga kejadian angka amputasi dapat diturunkan hingga 80%. Amputasi memberikan pengaruh besar terhadap seorang individu, tidak hanya dari segi kosmetik tapi juga kehilangan produktivitas, meningkatkan ketergantungan terhadap orang lain serta biaya mahal yang dikeluarkan untuk penyembuhan. Penelitian ini memberikan pengetahuan tentang faktor risiko terjadinya ulkus diabetikum agar angka mortalitas dan morbiditas dapat di kurangi. Jenis penelitian ini adalah retrospektif observasional dengan mengumpulkan data menggunakan wawancara, kuisoner, dan pemeriksaan fisik pada pasien diabetes mellitus yang di rawat jalan dan inap di RSUP DR. M. Djamil dan RSI Ibnu Sina Padang periode Januari-Maret 2014. Analisis data terhadap 6 variabel di dapatkan Jenis kelamin (p =0,595; OR=0,654) lama DM (p=1,000; OR = 1,158), neuropati (p=0,411; OR=1,833), PAD (p=0,004; OR), trauma (p=0, 02; OR= 4), dan perawatan kaki (p=1,000; OR=1,158). Berdasarkan uji statistik Chi-Square didapatkan 2 variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian ulkus diabetikum yaitu PAD dan trauma. Sedangkan, hasil uji statistik regresi logistik ganda menyatakan bahwa lama DM, neuropati, PAD, riwayat trauma, dan perawatn kaki merupakan faktor risiko terjadinya ulkus diabetikum. PAD dan trauma adalah faktor yang paling berpengaruh.Kata kunci: faktor risiko, DM, ulkus diabetikumAbstractDiabetic foot ulcer is defined as the presence of infection, ulceration and/or destruction of deep tissues associated with neurologic abnormalities and various degrees of peripheral arterial disease (PAD) in the lower limb on patients with diabetes. Foot ulceration is preventable, and relatively simple interventions can reduce amputations by up to 80%. Amputation has a major impact on individual, not only in distorting body image, but also loss of productivity, increasing dependency, and expensive cost of treating foot ulcer. This study provides knowledge about risk factors for diabetic ulcers that mortality and morbidity can be reduced. This research is an observational retrospective by collecting data using interviews, questionnaires, and physical examination in patients with diabetes mellitus in outpatient and inpatient department of DR. M. Djamil and RSI Ibnu Sina Padang from January until March 2014. The result from the analyze data from 6 variable known gender (p =0,595; OR=0,654), duration of DM (p=1,000; OR = 1,158), neuropathy (p=0,411; OR=1,833), PAD (p=0,004; OR= 5,5), trauma (p=0,02; OR= 4), and foot care (p=1,000; OR=1,158). Based on Chi-Square test statistic obtained two variables that have a significant relationship with the occurrence of diabetic ulcers is PAD and trauma. Meanwhile, the results of multiple logistic regression statistical tests that the old DM, neuropathy, PAD, history of trauma, and foot care a risk factor for diabetic ulcers. PAD and trauma are the most influential.Keywords: risk factor, DM, diabetic foot ulcer
Insiden Malaria di Puskesmas Sungai Durian dan Puskesmas Talawi Kota Sawahlunto Bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012 Mareza Dwithania; Nuzulia Irawati; Rosfita Rasyid
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v2i2.124

Abstract

AbstrakMalaria masih merupakan masalah kesehatan dunia, termasuk Indonesia karena angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini cukup tinggi. Tingginya insiden malaria pada suatu daerah dapat dipengaruhi oleh parasit, hospes, dan vektor. Sawahlunto sebagai suatu daerah perbukitan memiliki risiko tinggi untuk penyebaran dan penularan penyakit malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui insiden dan distribusi malaria menurut spesies parasit penyebab malaria, derajat infeksi berdasarkan hitung parasit, umur, dan jenis kelamin penderita. Penelitian ini dilakukan terhadap pasien dengan gejala klinis malaria yang berobat ke Puskesmas Sungai Durian dan Puskesmas Talawi dari Oktober 2011 sampai Februari 2012. Data diperoleh dengan pemeriksaan secara mikroskopik sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis dari sampel darah tepi yang telah dipulas dengan pewarnaan Giemsa. Hasil penelitian dari 312 sampel terdapat 13 sediaan darah positif malaria. Parasit penyebab malaria yang ditemukan adalah Plasmodium vivax (76,92%), Plasmodium falciparum (15,38%) dan Plasmodium malariae (7,69%). Berdasarkan distribusi derajat infeksi (hitung parasit), semua sampel merupakan infeksi ringan (100%) dan frekuensi tertinggi ditemukan pada umur ≥15 tahun (61,54%) dan jenis kelamin laki-laki (53,85%). Insiden malaria di Puskesmas Sungai Durian dan Puskesmas Talawi dominan disebabkan Plasmodium vivax, semua kasus tergolong infeksi ringan, sedangkan distribusi penderita terbanyak pada umur ≥15 tahun dan jenis kelamin laki-laki. Penelitian ini menunjukkan penurunan kasus dari tahun sebelumnya.Kata kunci: Plasmodium, Anopheles, malariaAbstractMalaria is still a global health problem, including in Indonesia due to its high morbidity and mortality. The high incidence of malaria in an area can be influenced by the parasites, hospes, and vectors. Sawahlunto as an area that is surrounded with many hills has a high risk for the spreading and transmission of malaria. The purpose of this study is to determine the incidence and distribution by species of malaria parasite that causes malaria, the degree of infection by the parasite count in positive malaria preparations, age, and sex of the patients. The research was done to the patients who came to the Sungai Durian and Talawi Public Health Center in October 2011 to February 2012. The data was obtained by microscopic examination of thick and thin blood preparations from peripheral blood samples that had been daubed with Giemsa staining. From 312 samples, there were 13 positive malaria blood preparations. This study found the parasites that caused malaria are P.vivax (76.92%), P.falciparum (15.38%) and P.malariae (7.69%). Based on the distribution of parasite count, age and sex of patients, all of the samples are a mild infections (100%) and the highest frequency was found at age the ≥ 15 years old (61.54%) and in male (53.85%). Most of incidence of malaria at Sungai Durian and Talawi Public Health Center in October 2011 to February 2012 were caused by P.vivax, all cases were classified as mild infection degrees, the highest frequency of malaria parasite was found at age ≥ 15 years old and according to the sex, most found in male. This study showed decrease cases from the previous year.Keywords: Plasmodium, Anopheles, malaria
Pengaruh Lamanya Pemberian Citicoline dalam Memperbaiki Retinal Nerve Fiber Layer (Rnfl) dan Lapang Pandangan pada Primary Open Angle Glaucoma (Poag) Kemala Sayuti; Harmen Harmen; Hondrizal Hondrizal
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i1.28

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk menilai pengaruh lamanya pemberian citicoline dalam memperbaiki kualitas RNFL dan lapang pandangan pada POAG. Penelitian ini dilakukan pada pasien POAG yang datang dari bulan September 2010 – Januari 2011 dengan tehnik consecutive sampling. Semua subjek penelitian yang sudah diskrining dilakukan pemeriksaan OCT dan perimetri segera sebelum pemberian citicoline, pemeriksaan ulangan dilakukan setelah 10 hari pertama, 10 hari kedua, dan 10 hari ketiga pemberian citicoline. Dari penelitian ini didapatkan perbaikan ketebalan RNFL dengan pemeriksaan OCT lebih banyak terjadi pada pemberian citicoline selama 10 hari III (45.7%) dibandingkan dengan pemberian 10 hari I (25,7%) dan 10 hari II (42,9%). Perbaikan mean sensitivity lapang pandangan dengan pemeriksaan perimetri lebih banyak terjadi pada pemberian citicoline selama 10 hari III (51,4%) dibandingkan dengan pemberian 10 hari I (32.4%) dan 10 hari II (37.2%). Lama pemberian citicoline sangat berpengaruh meningkatkan ketebalan RNFL dengan pemeriksaan OCT dan mean sensitivity lapang pandangan dengan pemeriksaan perimetri pada pasien POAG dan bermakna secara statistik dengan p=0.000 dan p=0.001Kata kunci: Primary Open Angle Glaucoma, Retinal Nerve Fiber Layer, CiticolineAbstractThe objective of this study was to assessing the influence of duration of citicoline administration in improve the quality of RNFL and visual field in POAG. The study was conducted in patients with POAG who take place in September 2010 - January 2011 with consecutive sampling technique. After screening examination, subjects underwent OCT examination and early perimetry after the administration of citicoline, re-examination were in first 10 days, second 10 days, and third 10 days. RNFL thickness by OCT examination were much more going in citicoline administered for the third 10 days (45.7%) compared with the provision of first 10 days (25.7%) and second 10 day (42.9%). Mean sensitivity improvements with visual field perimetry examination occurs more frequently in the administration of citicoline for the third 10 days (51.4%), compared with 10 days of first administration (32.4%) and second 10 days (37.2%). Length of citicoline administration is influencing of RNFL thickness in OCT examination and improvement of the mean sensitivity of perimetry examination in patients with POAG and statistically significant, each with p = 0.000 and p = 0.001.Keywords: Primary Open Angle Glaucoma, Retinal Nerve Fiber Layer, Citicoline
Hubungan Asupan Energi Sarapan terhadap Tingkat Konsentrasi pada Siswa-Siswi Kelas XII SMA Negeri 1 Padang Tahun Ajaran 2013/2014 Kurnia Maidarmi Handayani; Masrul Masrul; Adrial Adrial
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.156

Abstract

AbstrakIndonesia menduduki peringkat terakhir dalam cognitive skills dan pencapaian pendidikan menurut penelitian yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit. Cognitive skills memerlukan fungsi otak yang adekuat yang dipertahankan oleh nutrisi berupa konsumsi pangan yang baik dan beragam, terutama sarapan. Penelitian di Amerika Serikat pada anak usia sekolah remaja (15-18 tahun) menunjukkan bahwa sebesar 30% remaja tidak biasa sarapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi sarapan dan tingkat konsentrasi pada siswa SMAN 1 Padang. Studi dilakukan di SMAN 1 Padang pada bulan November 2013 terhadap 116 siswa kelas XII. Desain penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional. Pengolahan data dilakukan dengan uji chi-square menggunakan sistem komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tingkat konsentrasi menggunakan digit symbol test antara siswa dengan asupan energi sarapan baik, kurang, dan sangat kurang (p=0,001) dan tidak terdapat perbedaan tingkat konsentrasi menggunakan digit span test antara siswa dengan asupan energi sarapan baik, kurang, dan sangat kurang (p=0,345). Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi sarapan dengan tingkat konsentrasi menggunakan digit symbol test (p<0,05).Kata kunci: sarapan, asupan energi, konsentrasi, digit symbol test, digit span testAbstractIndonesia was ranked last in the cognitive skills and educational attainment according to research conducted by the Economist Intelligence Unit.Cognitive skills require brain function is maintained by adequate intake of nutrients such as good and varied food, especially breakfast. Research in the United States in children of school age youth (15-18 years) showed that 30% of teenagers are not usually did breakfast.This study aimed to determine the relationship between energy intake at breakfast and the level of concentration of students of SMAN 1 Padang. The study was conducted at SMAN 1 Padang in November 2013 to 116 students of class XII. The research was an analytical study with cross-sectional design.Data processing is performed by the chi-square test using a computerized system. The results showed there were differences in the level of concentration using the digit symbol test between students with a good breakfast energy intake,less,and much less (p = 0.001) and there was no difference in the level of concentration using the digit span test between students with a good breakfast energy intake, less, and very less (p = 0.345). There is a significant relationship between breakfast energy intake with the level of concentration using digit symbol test (p < 0.05).Keywords: breakfast, energy intake, concentration, digit symbol test, digit span test
Hubungan Pemberian ASI dengan Tumbuh Kembang Bayi Umur 6 Bulan di Puskesmas Nanggalo Dian Insana Fitri; Eva Chundrayetti; Rima Semiarty
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.51

Abstract

AbstrakBayi mengalami proses tumbuh kembang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah gizi. Unsur gizi pada bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI, bahkan sampai umur 6 bulan sesuai rekomendasi WHO tahun 2001 diberikan ASI eksklusif. Namun, angka pencapaian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah yaitu 61,5% dan puskesmas Nanggalo 65%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pemberian ASI dengan tumbuh kembang bayi umur 6 bulan di Puskesmas Nanggalo. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain cross sectional. Pertumbuhan dinilai melalui status gizi dan perkembangan melalui Tes Denver II, dengan jumlah sampel 50 bayi. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square dengan derajat kemaknaan 0,05.Hasil penelitian menunjukkan pemberian ASI eksklusif masih rendah (30%) dibandingkan ASI non eksklusif (70%). Bayi ASI eksklusif berpeluang mengalami pertumbuhan normal 1,62 kali lebih besar dibandingkan bayi ASI non eksklusif (nilai OR = 1,62) dan perkembangan sesuai umur 5,474 kali lebih besar dibandingkan bayi ASI non eksklusif. Namun, pada pertumbuhan diperoleh nilai p = 0,696 dan nilai p perkembangan= 0,062 sehingga hubungan pemberian ASI terhadap tumbuh kembangan tidak signifikan. Penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan tumbuh kembang bayi umur 6 bulan di Puskesmas Nanggalo Kota Padang.Kata kunci: Bayi umur 6 bulan, Pemberian ASI, Tumbuh KembangAbstractThe infant has a process of growth and development that is affected by several factors, one of them is nutrition. The element of nutrition for infant can be fulfilled by breast feeding, WHO (2011) recommends the infant should be given the exclusive breast feeding until it reaches 6 months old. However, the achievement number of exclusive breast feeding in Indonesia is still low (61.5%) and in the Nanggalo Community Health Center (65%). The aim of this research is to know the relationship between the breast feeding with the growth and development of 6 months old infants in the Nanggalo Community Health Center.This research was analytical study using cross sectional design, by assessing the nutritional status of infants through growth and development that assessed with tests of the Denver II, sample size 50 infants which were given the breast feeding. The statistical analysis test that used was chi square with the degree of significancy 0.05.The results shows that the exclusive breast feeding is still low (30%) compared to the non-exclusive breast feeding (70%). The infants who get the exclusive breast feeding have chance to experience the normal growth 1,62 times more than the non-exclusive breast feeding infants (OR value = 1,62) and the development which is appropriated to ages 5,474 times more than the non-exclusive breast feeding infants. But, p value of growth 0,696 and p value of development 0,062, so there is no significant relationship between the breast feeding with growth and development.This research shows that there is no relationship between the breast feeding with the growth and development of 6 months old infants in the Nanggalo Community Health Center.Keywords:6 months old infants, Breast feeding, Growth and development
Pengaruh Kebisingan Lalulintas terhadap Konsentrasi Belajar Siswa SMP N 1 Padang Amwal Halil; Amel Yanis; Mustafa Noer
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i1.188

Abstract

AbstrakMasalah kebisingan karena lalulintas yang padat di daerah perkotaan menyebabkan sulitnya untuk mendapatkan lokasi sekolah yang tenang. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Padang merupakan sarana pendidikan yang terletak di daerah perkotaan dan berada di pinggir jalan raya yang arus lalulintasnya padat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebisingan lalulintas terhadap konsentrasi belajar siswa SMP N 1 Padang. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional comparative, dimana tingkat kebisingan dan tingkat konsentrasi belajar siswa dikumpulkan secara bersamaan. Pengukuran tingkat kebisingan menggunakan alat ukur sound level meter yang diukur pada dua titik yang berbeda, yaitu di sekitar kelas yang dekat dengan jalan raya dan di sekitar kelas yang jauh dari jalan raya. Tingkat konsentrasi belajar siswa diukur dengan menggunakan digit symbol test dan digit span test. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik chi square dengan derajat kepercayaan 95% (p=0,05). Hasil pengukuran tingkat kebisingan di sekitar kelas yang dekat dengan jalan raya sebesar 69.62 dB dan tingkat kebisingan di sekitar kelas yang jauh dari jalan raya sebesar 72.80 dB. Tingkat konsentrasi belajar siswa yang dekat dengan jalan raya menggunakan digit symbol test didapatkan jumlah siswa yang: kurang konsentrasi = 7, cukup konsentrasi = 33, dan dengan digit span test di dapatkan yang kurang konsentrasi =7 dan cukup konsentrasi = 33. Tingkat konsentrasi belajar siswa yang jauh dari jalan raya dengan menggunakan digit symbol test didapatkan: kurang konsentrasi = 5, cukup konsentrasi = 34 dan dengan digit span test di dapatkan: kurang konsentrasi = 9 dan cukup konsentrasi = 30. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat konsentrasi yang bermakna antara kelas yang dekat dengan jalan raya dan kelas yang jauh dari jalan raya.Kata kunci: kebisingan lalulintas, siswa, konsentrasi belajarAbstractNoise problems due to heavy traffic in urban area making it is difficult to get a quiet location. SMP N 1 Padang is educational facilities that is located alongside the borderline street in the center of city that has heavy traffic. The objective of this study was to determine the effect of traffic noise upon learning concentration of students in SMP N 1 Padang. The design of the research was cross-sectional comparative study. The instrument to measure the noise level was sound level meter. The noise is measured at two different point, the classroom that was close to the highway and the classroom that is away from the highway. Learning concentration level of student was measured by using digit symbol test and digit span test. Hypothesis analysis was done by chi square test with 95% of confidence level (p = 0.05). The measurement result of noise level around the classroom that was close to the highway was 69.62 dB and the noise level around the classroom that was away from the highway was 72.80 dB. The learning concentration level of the student that was close to the highway by using digit symbol test were: less concentration= 7, moderate concentration= 33, and by digit span test were: less concentration= 7, moderate concentration= 33. The learning concentration level of the student that was away from the highway by using the digit symbol test were: less concentration= 5, moderate concentration= 34, and by using the digit span test the result were: less concentration= 9, moderate concentration= 30. The result showed that there was no significant different level of learning concentration between students in classes that were close to the highway and classes that were away from the highway.Keywords: traffic noises, students, learning concentration
Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kota Padang Tahun 2012 Mahaputri Ulva Lestari; Gustina Lubis; Dian Pertiwi
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.83

Abstract

AbstrakMakanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan padat yang mengandung nutrien lengkap yang diberikan kepada bayi mulai usia 6 bulan disamping ASI eksklusif untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara usia pemberian MP-ASI dan jenis MP-ASI dengan status gizi. Penelitian ini merupakan studi cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Mei-November 2012 pada anak usia 1-3 tahun yang berdomisili di Kota Padang. Pengumpulan data karakteristik responden, usia pemberian MP-ASI, dan jenis MP-ASI dilakukan dengan wawancara terpimpin. Pengukuran status gizi dilakukan berdasarkan BB/TB Z-score. Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square. Hasil penelitian menunjukan dari 200 anak, 51% anak diberi diberi MP-ASI sesuai jadwal dengan jenis MP-ASI buatan pabrik. Status gizi kurang, lebih banyak didapatkan pada anak yang diberi MP-ASI dini (33%). Tidak ditemukan anak dengan status gizi buruk.Terdapat hubungan antara usia pemberian MP-ASI dengan status gizi p= 0,001 (P < 0,05) dan tidak ada hubungan antara jenis MP-ASI dengan status gizi p= 0,456 (p > 0,05).Kata kunci: MP-ASI, Status gizi, Anak usia 1-3 tahunAbstractComplementary feeding is a solid and nutrient dense foods that contain complete given to infants from 6 months of age are exclusively breastfed in addition to achieve optimal growth and development. The research objective was to determine the relationship between the age of complementary feeding and provision of complementary feeding types with nutritional status. This study is a cross-sectional study that was conducted in May-November 2012 on children aged 1-3 years who live in Padang. The characteristics of the respondents, aged giving complementary feeding, and the type of complementary feeding by the guided interview. Measurement of nutritional status is based on weight / height Z-score.The statistical analysis used was chi square test. The results showed that of 200 children, 51% children were given complementary feeding schedule. The type was given is complementary feeding of factory. Nutritional status is much less than was found in children who were given complementary feeding early (33%). There are no children with poor nutritional status. There is a significant association between age of Complementary feeding with nutritional status p = 0.001 (P < 0.05) and there was no significant association between the type of Complementary feeding with nutritional status p = 0.456 (p >0.05).Keywords:Complementary feeding, nutritional status, children aged 1-3 years

Page 1 of 112 | Total Record : 1111