cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Pembangunan Pedesaan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 199 Documents
ANALISIS IDENTIFIKASI DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI IDENTIFICATION ANALYSIS AND ROLE OF AGRICULTURAL SECTOR IN FACING REGIONAL AUTONOMY AT BOYOLALI REGENCY , Ropingi; , Agustono
Pembangunan Pedesaan Vol 4, No 3 (2004)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengidentifikasi sektor pertanian dalam menghadapi otonomi daerah di Kabupaten Boyolali berdasarkan komponen pertumbuhannya. (b) mengidentifikasi sektor pertanian berdasarkan basis ekonomi di Kabupaten Boyolali. (c) mengetahui peranan sektor pertanian dalam perekonomian wilayah Kabupaten Boyolali. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Boyolali dengan mengunakan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Boyolali dan PDRB Provinsi Jawa Tengah tahun 1998-2002, Data Boyolali dalam Angka tahun 1998- 2002. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Boyolali. Analisis yang digunakan adalah shift share konvensional, analisis Location Quotion (LQ), dan Analisis Pengganda Pendapatan dan Tenaga Kerja. Hasil penelitian menunjukkan: (i) Sektor pertanian yang mempunyai pertumbuhan di atas pertumbuhan provinsi adalah perkebunan, kehutanan, dan perikanan; sedangkan sektor tanaman bahan makanan dan peternakan berada di bawah pertumbuhan provinsi. (ii) Berdasarkan komponen pertumbuhannya, sektor pertanian di Kabupaten Boyolali tahun 1998-2002 termasuk ke dalam sektor yang progresif (PP positif) tetapi tidak mempunyai daya saing wilayah yang baik (PPW negatif). (iii) Berdasarkan komponen pertumbuhan proporsional, sektor peternakan dan perikanan merupakan sektor yang progresif, sedangkan sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, dan kehutanan merupakan sektor yang tergolong lamban pertumbuhannya. (iv) Berdasarkan komponen pertumbuhan pangsa wilayah, sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor yang mempunyai daya saing wilayah yang baik, sedangkan sektor peternakan merupakan sektor yang tidak mempunyai daya saing wilayah yang baik. (v) Peranan sektor petanian dalam perekonomian wilayah Kabupaten Boyolali selama periode tahun 1998-2002 cenderung meningkat, kecuali pada tahun 2001 mengalami penurunan.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN(Studi Kasus Perumusan Kebijakan Desa Wisata di Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas)TOURISM DEVELOPMENT POLICY(A Case Study of Tourism Village Policy in the Village of Ketenger, Subdistrict of Baturraden, Banyumas Regency) Wardoyo, Muchtar Wisnu; , Bahtarudin
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berawal dari ketertarikan mengkaji proses perumusan kebijakan di Desa Wisata Ketenger yang merupakan salah satu bentuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Banyumas. Melalui penelitian ini dikaji bagaimana proses perumusan kebijakan Desa Wisata itu terjadi ? Seberapa jauh keterlibatan masyarakat setempat dalam proses tersebut, bagaimana perkembangan kebijakan tersebut selanjutnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk studi kasus. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Lokasi penelitian, di Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Analisis data dilakukan menggunakan model analisis interaktif. Untuk menetapkan keabsahan data, digunakan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas kriteria derajat kepercayaan, keteralihan, ketergantungan, dan kepastian. Hasil penelitian menunjukkan proses perumusan kebijakan Desa Wisata berlangsung secara bottoms up, artinya gagasan maupun ide dan perencanaannya berasal dari masyarakat desa itu sendiri, sedangkan pemerintah kabupaten sampai desa hanya memberikan bimbingan dan pembinaan. Keterlibatan masyarakat sangat tinggi dan penyusunan agenda berjalan secara demokratis. Sikap para pejabat pemerintah kabupaten sampai desa sangat mendukung. Prospeknya cukup menjanjikan, namun untuk penyerapan tenaga kerja sementara belum dapat dilaksanakan. Desa Wisata Ketenger hendaknya mulai memikirkan untuk mengupayakan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan yang sudah direncanakan dan membuat publikasi sebagai sarana penyebaran informasi kepada publik, agar mereka tertarik mengunjungi dan mengetahui keberadaan Desa Wisata Ketenger.
PENGEMBANGAN AGROWISATA DI PULAU NUSAKAMBANGAN(AGRITOARISM DEWLOPMENT OF NUSAKAMBANGAN ISI.AND)KAJIAN POPULASI DAN SERANGAN HAMA LALAT DAUN KENTANG SERTA POLA PENGGUNAAN PESTISIDA DI SENTRA PRODUKSI SAYURAN KABTIPATEN BANJARNEGARA (STUDY OF POPULATIONS AND INVASION OF POTATO LEAF FLY AND PATTERN OF PESTICIDE UTILIZATION AT THE VEGETABLE PRODACTION CENTRE IN BANJARNEGARA REGENCY) Handayaningrum, Tyas; , Mujiono; , Herminanto
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 2 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian telah dilakukan di sentra produksi sayuran wilayah Kabupaten Banjarnegara untuk mengetahui populasi dan serangan hama lalat daun kentang Liriomyzas pp., pola penggunaan pestisida, residu insektisida dan keuntungan usaha tani kentang. Penelitian dilakukan secara survei dengan metode stratified random sarnpling. Hasil penelitian menunjukan bahwa populasi lalat daun kentang di wilayah penelitian Pada tanaman umur 20; 40:60; dan 80 hari setelah tanam untuk lokasi SL-PHT masing masing sebesar 0 ,00, 0,33, 0,47, dan 0,55 lalat, sedangkan untuk lokasi non SL – PHT Sebesar 0 ,00, 0,23, 2,01, dan 0,85 lalat. Intensitas serangan hama lalat daun kentang meningkat dengan bertambahnya umur tanaman, tertinggi mencapai 99,47% pada tanaman berumur 80 hari untuk lokasi SL-PHT dan 98,07% pada tanaman berumur 80 hari untuk lokasi non SL-PHT. Residu insektisida yang diternukan pada contoh umbi kentang berbahan aktif kartaphidroklorida, karbosulfan, dimehipo dan ,λ" sihalotrin dengan kandungan di bawah BMR. Pola penggunaan pestisida relatif sama untuk lokasi SL-PHT dan non SL-PHT dalam jenis, jurnlah, frekuensi penyemprotan dalam Mengendalikan hama dan penyakit tanaman kentang. Produksi kentang di lokasi S L-PHT Sebesar 15,72 ton / ha dengan RC ratio 2,32 dan di lokasi non SL-PHT sebesar 13 .91 ton / ha dengan RC ratio 1,78. Kata kunci : Liriomyza spp., residu, dan RC ratio
DAMPAK PEMBENAHAN ULTISOL BANYUMAS DENGAN ASAM ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI GOGO ( IMPACT OF BANYUMAS ULTISOL AMELIORATION WITH ORGANIC ACID ON GROWTH AND PRODUCTION OF UPLAND RICE ) , Haryanto; Widarawati, R.
Pembangunan Pedesaan Vol 10, No 2 (2010)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A study at the Faculty of Agriculture experiment station Navan General Soedirman University aims to 1) determine the impact of organic acids on growth and production of upland rice, 2) find the best varieties of varieties of response which is attempted, and 3) understand the interaction between the organic acid concentration with rice varieties gogo a try, which was conducted in July through October 2009. The experiment was arranged in a randomized block design (RAK) factorial pattern. Three different varieties of upland rice varieties Bagendit Situ, Ciherang, and Cirata as the first factor. The second factor in the form of organic acid concentrations: 0, 50, 100, and 150 g/L distilled water. The parameters observed were plant height, root length, total number of tillers per hill, dry weight of canopy, root dry weight, number of panicles per hill, number of filled grain per panicle, total grain weight, grain and 1000 grain weight. The results showed that the citric acid concentration significantly affected all variable except the number of filled grain per panicle and 1000 grain weight of grain; highest variable achieved at concentrations of 50 g/L distilled water. The use of varieties significant effect on all observed variables except root length. Variety Situ Bagendit provide the best response compared with Ciherang and Cirata; is the interaction between concentration of citric acid and varieties that will try only to give real effect on root dry weight and number of panicle per hill.
PENGGUNAAN BUBUK KULIT BUAH MANGGIS SEBAGAI LARU ALAMI NIRA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA GULA KELAPA The Application of Mangosteen Rind Powder as Natural Preservation on Physochochemical Characteristic of Coconut Sugar , Karseno; Setyawati, Retno; Haryanti, Pepita
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gula kelapa merupakan bahan pangan yang terbuat dari nira kelapa. Nira mudah mengalami kerusakan karena kontaminasi mikroba. Kerusakan nira dapat dicegah dengan penambahan campuran bubuk kapur dengan bubuk kulit buah manggis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi antara persentase bubuk kulit buah manggis terhadap laru dengan jumlah pemberian laru dalam satu liter nira yang menghasilkan gula kelapa terbaik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang dikaji meliputi persentase bubuk kulit buah manggis terhadap laru (M) (b/b) yaitu 2,5%; 5%; 7,5%; dan 10%; jumlah pemberian laru ke dalam nira kelapa (P) yaitu 1 g/liter (P1) dan 2 g/liter (P2). Pengamatan dilakukan terhadap pH nira kelapa dan gula kelapa cetak yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar gula reduksi, total fenolik, total padatan terlarut, tekstur, warna, aroma khas gula, tingkatan rasa manis dan kesukaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan yang menghasilkan gula kelapa dengan sifat fisik, kimia dan sensorik terbaik adalah perlakuan persentase bubuk kulit buah manggis terhadap laru; 7,5% (b/b) dengan jumlah pemberian laru ke dalam nira sebanyak 1 g/liter. Kombinasi tersebut menghasilkan nira dengan pH 5,78 dan gula kelapa dengan kadar gula reduksi 12,29 %bb; kadar air 8,32 %bb; total padatan terlarut 4,83oBrix; tekstur 0,0021 mm.det/g; kadar abu 2,28 %bb; total fenolik 0,928 mg/g; warna : coklat tua (1,91); aroma khas gula kelapa cetak : agak kuat (2,38); tingkatan rasa manis : manis (2,78); dan kesukaan : agak suka (2,45).
MODEL HUBUNGAN INTI-PLASMA PADA INDUSTRI AKUAKULTUR TAMBAK UDANG A RELATIONSHIP MODEL OF NUCLEAR-PLASMA IN AQUACULTURE INDUSTRY OF PRAWN POND Sukardi, Purnama; Margiwiyatno, Agus ; Rosyad, Anisur; , Tobari; Santoso, Jarot; Anwar, Nurul
Pembangunan Pedesaan Vol 6, No 1 (2006)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The relationship between nuclear and plasma in aquaculture businesses as one of several agricultural businesses were observed in two regions, i.e., Lampung and West Java. CP Bahari and Triasta Citarate Ltd. were used as a sample of this relationship. The results showed that the education level of aqua-culturist was 80% senior high school and 20% secondary school. CP Bahari (nuclear) had already fulfilled the duties to the plasma aqua-culturist. However, cooperation (Bima Utama) as a channelling agent did not work properly. There was not self-help group; the only group was a neighborhood from which the company controlled aqua-culturist. Extension from Fisheries Agency Office was not properly done. Local government autonomy resulted in too many tax regulations from which overlapping taxes had been happened. Aqua-culturist cooperation (KUD) did not work as in agreement with Central Bank of Indonesia. The information of plasma credit was not clear as well as the balance position of their money. In Triasta Citarate, the existing of KUD was just to speed up the process of money transfer to the nuclear.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP KEWIRAUSAHAAN KELOMPOK PETERNAK SAPI PERAH DI KABUPATEN BANYUMAS FACTORS AFFECTING ENTREPRENEURSHIP ATTITUDE OF DAIRY CATTLE BREEDER GROUP IN BANYUMAS REGENCY Nuskhi, Muhammad; Setiana, Lucie
Pembangunan Pedesaan Vol 4, No 3 (2004)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui tingkat sikap kewirausahaan anggota kelompok peternak sapi perah, (2) mengetahui hubungan antara faktor umur, pendidikan, minat berwirausaha, pengalaman berusaha, dan pandangan terhadap sifat inovasi dengan sikap kewirausahaan anggota kelompok peternak sapi perah, dan (3) mengetahui hubungan antara faktor umur, pendidikan, minat berwirausaha, pengalaman berusaha, dan pandangan terhadap sifat inovasi dan sikap kewirausahaan terhadap tingkat pendapatan anggota kelompok peternak sapi perah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat sikap kewirausahaan anggota berada pada kategori sedang, (2) tidak terdapat hubungan yang nyata antara faktor umur, pendidikan, minat berwirausaha, pengalaman berusaha, dan pandangan terhadap sifat inovasi dengan sikap kewirausahaan anggota kelompok peternak sapi perah, dan (3) tidak terdapat hubungan yang nyata antara faktor umur dan pendidikan terhadap pendapatan, di samping itu terdapat hubungan yang nyata antara faktor minat, pengalaman berusaha, dan sikap kewirausahaan terhadap pendapatan anggota. Kata kunci: Kewirausahaan, Kelompok peternak sapi perah, Pendapatan anggota
UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL PADI GOGO PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN TANAMAN UBIKAYU DI KABUPATEN PURBALINGGA(ADAPTABILITY OF HIGH YIELDING UPLAND RICE VARIETY ON THE INTERCROPPING WITH CASSAVA IN PARBALINGGA REGENCY) , Suwarto
Pembangunan Pedesaan Vol 1, No 1 (2001)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini telah dilakukanp ada musim penghujan tahun 2000 di Dcsa Pesunggingan, Pengadegan Purbalingga. Tujuan penelitian ini adalah untuk rnengevaluasi varietas padi gogo yang cocok untuk tumpangsari dengan tanaman ubi kayu. Empat varates tanaman padi gogo yang sempat diuji adalah danau tempe, poso, jatiluhur, IR 64. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tumpangsari padi gogo Dengan tanaman ubikayu dapat dikembangkan di Purbalingga. Padi gogo varietas danau Tempe memberikan hasil dan keuntungan terbesar.
UJI DAYA HASIL GALUR - GALUR F1 HIBRIDA MENTIMUN (Cucumis sativus L) DI BANDUNG, BLITAR, BOGOR, GARUT DAN SUBANG , Luthfi; Sumpena, U.; Kusandriani, Yeni
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 1 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengujian hasil galur-galur F1 hibirida dilakukan di wilayah Jawa Barat (Bandung, Bogor, Garut, Subang) dan di wilayah Jawa Timur (Blitar) pada ketinggian 20-400 m dpl. Jenis tanahnya adalah aluvial latosol dan berpasir. Penelitian dilakukan pada tahun 2007-2008 selama musim kering. Rancangan yang digunakan adalah RAK dengan tiga kali ulangan. Faktor yang dicoba ada 12 genotip yaitu 10 galur F1 hibrida dan 2 varietas hibrida yang beredar dipasaran (Hercules dan Asian Star) . Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan galur hibrid mentimun terbaik yang akan dikeluarkan sebagai varietas. Hasil analisis statistik DMRT menunjukkan bahwa F1 hibrida genotip 1 dan 7 secara nyata menunjukkan total hasil yang lebih tinggi dibanding varietas hibrida Hercules tetapi tidak berbeda dengan varietas Asian Star.
PENGARUH INTERAKSI GENOTIP X LOKASI TANAM TERHADAP KOMPONEN HASIL GALUR POTENSIAL PADI GOGO AROMATIK GENOTYPE X LOCATION INTERACTION EFFECT ON YIELD COMPONENTS OF POTENTIAL PURE LINES AROMATIC UPLAND RICE D.H., Totok Agung
Pembangunan Pedesaan Vol 7, No 1 (2007)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Crossing between Mentikwangi (aromatic rice variety) and Poso (high yielding upland rice variety) has been conducted. So far, amount of 9 pure of high yielding and aromatic genotypes have been obtained. The objectives of the research were: 1) to evaluate the effect of genotype x location interaction on the yield and yield components of pure lines progeny of crossing between Mentikwangi and Poso, 2) to select pure lines having high yielding across locations, and 3) to select pure lines having high yielding in specific location. An experimental method with randomized completely block design was used in the research. Amount of 13 genotypes (9 pure lines and 4 comparative cultivars) was sown in the field of 8 different locations, namely Cirebon, Purworejo, Tegal, Kebumen, Banyumas, Batang, Kudus, Banjarnegara. The conclusions are as follow. 1. All of the upland rice pure lines perform the good growth and production across 8 different locations. 2. There are genotype x locations interaction on yield components (number of tiller, panicle length, number of grain, and 1000 seed weight) that is showed by changing of the rank of genotypes in different locations. 3. The pure lines which have high yielding across locations are G10 (4,05 t/ha), G19 (4,00 t/ha), G39 (4,18 t/ha), G12 (3.70 t/ha), and G136 (4,10 t/ha). The pure lines having high yielding in a specific location are Situpatenggang (5,40 t/ha) at the fertile locations (Purworejo dan Kebumen).

Page 1 of 20 | Total Record : 199