cover
Contact Name
Surjono
Contact Email
surjono@ub.ac.id
Phone
+62817381534
Journal Mail Official
tatakota@ub.ac.id
Editorial Address
Jurusan Perencanaan WIlayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono No. 167 Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Tata Kota dan Daerah
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 2338168X     EISSN : 26865742     DOI : 10.21776/ub.takoda
Jurnal Tata Kota dan Daerah (TAKODA) is an Indonesian journal, peer-reviewed publication of original research and review article covering new concepts, theories, methods, and techniques related to urban and regional planning. The journal will cover, but is not limited to, the following topics: Urban planning and design Environment and settlement Regional planning and development Rural studies Disaster management Transportation planning
Articles 166 Documents
Pemaknaan Mitigasi Kutural Dan Struktural Masyarakat Lereng Selatan Gunung Api Merapi Purnomo, Nugroho Hari; Hariyono, Widodo
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 6, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Since 1960's the government of Indonesia has intensively built structural mitigation infrastructure on the slopes of Merapi before it erupted in 2010. In the other hand, the community has been introduced cultural mitigation inherited by their ancestors. The problem is the way how they understand both mitigation models.This study aims to determine people's interpretation towards cultural and structural mitigation before and after the eruption of Merapi volcano in 2010. The study used in-depth interviews method to victims of Merapi eruption in 2010, who live in disaster prone areas (KRB) II and III on the southern slope of Kepuharjo and Umbulharjo village, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. The hermeneutic analysis is applied to interpretative ideas associated with an analog understood from the oral and textual data. The analysis is supported by the historical literature, which gives an overview of Merapi for its community in the past.The study results that people’s interpretation of cultural and structural mitigation in Merapi society can be divided into two based on time before and after its eruption in 2010. The first groups or ones with ideas before the eruption, cultural mitigation is more meaningful for them and after eruption they combine it as an integrated cultural and structural mitigation. While the second community, before and after eruption, they have already made sense of integrated cultural and structural mitigation. In cultural mitigation, in interacting with nature, they understand about the fate of life that comes from the Javanese philosophy and beliefs of the Merapi volcano. In structural mitigation, the government constructs people to make sense that based on scientific rationality their life with nature on the slopes of Merapi volcano can emerge a risk of disaster anytime.Keywords: interpretation, mitigation, cultural, structural.
Perubahan Kerangka Penghidupan (Livelihood) Masyarakat Desa Sumberagung Akibat Perkembangan Wisata Pantai Pulau Merah Di Banyuwangi Sari, Nindya; Abita, Tias Sukma; Taufiq, A.R Rohman
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian perubahan kerangka penghidupan (livelihood) bertujuan untuk mengetahui perubahan kehidupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, yang didukung dengan adanya perkembangan wisata. Kondisi penghidupan rumah tangga dapat berubah apabila terjadi perubahan aset yang menopang kehidupannya. Perkembangan wisata Pantai Pulau Merah dimulai pada tahun 2013, dengan ditandai adanya kompetisi surfing internasional pada tanggal 24-26 mei 2013. Peningkatan kegiatan wisata mendorong perkembangan ekonomi masyarakat, diataranya munculnya usaha baru, perubahan kualitas sumber daya masyarakat, fasilitas sarana dan prasarana desa semakin lengkap dan peningkatan pendapatan. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif statistik. Proses analisis menggunakan metode skoring untuk mengetahui perubahan kerangka penghidupan masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi perubahan penghidupan masyarakat Desa Sumberagung akibat perkembangan wisata di Pantai Pulau Merah. Perubahan dari masyarakat tersebut memenuhi kriteria keberlanjutan, dengan status tingkat perubahan kehidupan pada tingkat tiga yaitu tingkat berkelanjutan.Kata Kunci: perkembangan wisata, penghidupan (livelihood), keberlanjutan (sustainable).
Penataan Sempadan Pantai Seseh Berdasarkan Konsepsi Penataan Ruang Tradisional Bali (Studi Kasus: Desa Adat Seseh Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung) Wiradana, I Putu Gede; Putra, I Gusti Putu Anindya; Budi, Endratno
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep keseimbangan yang harmonis dalam filosofi Bali, baik antara sekala dan niskala, maupun antar kosmos, dipercaya sebagai landasan pencapaian kemakmuran dan kesejahteraan dimana dalam penerapannya telah berkembang dan mengkristal menjadi ajaran religius yang disebut Tri Hita Karana atau tiga penyebab kebaikan.dalam perancangan pemukiman, ajaran ini ditujukan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia dan entitas spritual-Sang Hyang Widi , Dewa-dewa dan para leluhur, mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya, serta diantara manusia. penelitian ini dilakukan mengikuti kaedah penelitian kualitatif dengan menggunakan methode penelitian budaya yang bersifat deskriptif-kualitatif dengan pendekatan yang bersifat normatif. Tujuan studi ini yaitu memberikan arahan penataan sempadan Pantai Seseh berdasarkan konsepsi penataan ruang tradisional Bali. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan metode penelitian deskripsi kualtitatif normatif yang diperoleh melalui wawancara kepada tokoh masyarakat yang memiliki pengalaman dan kompetensi. Dari keseluruhan hasil penelitian di Desa Adat Seseh terdapat lima elemen yang menjadi landasannya sebagai analisa untuk mencapai rencana .yaitu analisa terhadap pola kegiatan dan perkembangan fungsi kawasan, analisa terhadap peranan adat, analisa hirarki dan orientasi penataan (Tri Hita Karana, pembagian ruang (Tri Angga)/luan teben ,Catus patha, Sanga Mandala, konsep Manik Ring Cucupu Dan konflik permasalahan dengan Pola tata ruang tradisional Bali. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan dasar perencanaan dan penataan sempadan Pantai Seseh berdasarkan konsepsi penataan ruang tradisional Bali.Kata kunci: Manusia, Lingkungan, Konsepsi ruang tradisional Bali
Konsep Relokasi Permukiman Berdasarkan Tingkat Kerentanan di Sempadan Sungai Bengawan Solo Kecamatan Bojonegoro Widayanti, Reny; Anggraeni, Mustika; Subagyo, Aris
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 5, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Urban Rapid growth is accompanied by population growth. The existence of population growth cause greater demand for housing. This right cause to the growth of settlement along Bengawan Solo River District of Bojonegoro. Residential areas that have only a distance of 0-20 meters from Bengawan Solo River areas vulnerable to flooding every year. Treatment for settlement locate along the Bengawan Solo River in the form of relocating to area vulnerable to flooding. Therefore conduct the study with the aim of identifying the direction of the concept of relocation settlements in the Bengawan Solo River District of Bojonegoro. Analysis method in this study using analyzes the level of vulnerability areas based on several parameters and lesson learn best practice. Analysis methods consist of weighting the parameter of four aspect of vulnerability. Whereas for the method lesson learn best practice analysis is to analyze some examples of the application that can be apply to the relocation of the study region, seen from similiarity of physical characteristics, sosial characteristics, economic characteristics, and cultural characteristics. With the result that are flood vulnerable areas as the direction of the concept relocation settlement: (a)mechanism with the establishment of budgets and operational teams, dissemination;(b) partisipatif; (c) negotiation; (d)ownership of land; (e)relocation sites; (f) priority of the relocation.Keywords: Settlement, Vulnerability, Relocation
Keberlanjutan Livelihood Asset Pada Kawasan Terdampak Bencana Lumpur Sidoarjo Dinanti, Dian; Permata, Wawargita; Taufiq, Ar Rahman
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 7, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi keberlanjutan livelihood asset di kawasan yang terdampak bencana lumpur kabupaten Sidoarjo. Perubahan dan keberlanjutan livelihood asset perlu dikaji untuk mengindentifikasi apakah terjadi perubahan signifikan ataupun tidak pada asset ekonomi dan social kawasan serta tingkat keberlanjutannya.Tujuan Penelitian adalah mengidentifikasi perubahan pada livelihood asset sebelum dan sesudah bencana serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutannya. Metode yang digunakan terdiri dari analisis before after dengan menggunakan Pentagon Asset. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, baik analisis di tiap desa dan dalam satu cakupan Kecamatan Porong, perubahan livelihood assets yang paling menonjol adalah human assets. Dari hasil analisis, penurunan yang paling banyak terletak pada human assets. Penurunan assets yang kedua terletak pada social assets dan penurunan yang paling kecil terletak pada financial asssets. Dari hasil pemetaan dapat diketahui bahwa desa yang mengalami perubahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan desa lainnya di Kecamatan Porong adalah Desa Mindi. Desa Mindi merupakan desa terdekat dengan lokasi lumpur Sidoarjo. Jika dilihat dari nilai masing-masing aset pada Livelihood Assets tidak ada aset yang bisa berlanjut, karena semua aset mengalami penurunan nilai. Namun pada aset yang mengalami penurunan tidak terlalu signifikan yakni financial assets, masih bisa diusahakan untuk tetap berlanjut setelah terjadinya bencana Lumpur Sidoarjo. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Keberlanjutan Finansial Asset pada desa-desa di Kecamatan Porong sebagian besar dipengaruhi oleh faktor kondisi ekonomi sedangkan Human asset sebagian besar dipengaruhi oleh faktor intensitas sakit dan sosial asset sebagian besar dipengaruhi oleh faktor hubungan antar kelompok masyarakatKata Kunci :Livelihood, berkelanjutan, bencana
PENGARUH URBAN CONFIGURATION KAMPUNG KOLONIAL TERHADAP IKLIM MIKRO DI KOTA SURABAYA Amanda, Dita Rizky; Maulidi, Chairul; Nugroho, Agung Murti
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbedaan karakteristik urban configuration pada ruang kampung membentuk iklim mikro dan kenyamanan termal yang berbeda. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi mengenai perbandingan tipologi kenyamanan berdasarkan nilai THI (Temperature Humidity Index) terkecil di Kampung Bubutan yang memiliki karakteristik kampung kolonial dan Kampung Kalidami yang mewakili permukiman masa kini. Metode untuk mendapatkan nilai THI delakukan dengan mengidentifikasi sebaran iklim mikro yang berupa suhu, kelembaban relatif, dan kecepatan angin menggunakan software ENVI-met yang disimulasikan dalam tiga kondisi waktu yaitu pagi (09.00), siang (12.00), dan sore (15.00). Sebaran iklim mikro digeneralisasikan menggunakan rumus THI Nieuwolt untuk mengetahui tingkat kenyamanan termal pada ruang kampung. Kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh urban configuration terhadap iklim mikro di Kampung Bubutan dan Kampung Kalidami. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 15 tipologi ruang kampung dengan kenyamanan sedang, 20 tipologi ruang kampung dengan kenyamanan termal tidak nyaman, dan tidak ditemukan ruang dengan tipologi nyaman.
Pengembangan Sentra Agroindustri Kerajinan Mendong Kabupaten Malang dengan Pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal Abdillah, Fellan Fatih; Surjono, Surjono; Prayitno, Gunawan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 2, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan agroindustri sebagai prioritas industri masa depan Indonesia memerlukan pendekatan lokalitas dan menitikberatkan pada endogeneous development dengan melibatkan sumber daya lokal yang ada. Salah satu model pengembangan agroindustri adalah dengan mengembangkan sentra-klaster agroindustri. Pengembangan Sentra Agroindustri Kerajinan Mendong di Kabupaten Malang mengalami beberapa kendala antara lain kondisi infrastruktur yang belum memadahi, rendahnya kapasitas diklat, dominasi tengkulak, belum berfungsinya kelembagaan, dan rendahnya spesialisasi dan daya saing sentra. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dengan analisis multivariat faktor, menyusun konsep dan strategi dengan analisis SWOT dan IFAS-EFAS, serta menyusun arahan pengembangan (fisik spasial) dari sentra agroindustri Kerajinan Mendong Kabupaten Malang. Sentra agroindustri Kerajinan Mendong Kabupaten Malang telah memiliki karakteristik pengembangan ekonomi lokal kecuali struktur organisasi, litbang, badan hukum, dan kerjasama dengan lembaga permodalan. Karakteristik klaster yang dimiliki adalah kedekatan spasial, interaksi, kombinasi kompetensi, dan identitas. Berdasarkan hasil analisis faktor didapatkan enam komponen faktor yang mempengaruhi perkembangan, Hasil dari strategi SWOT dan IFAS-EFAS menempatkan sentra dalam kuadran IVB yang berarti strategi diversivikasi konglomeratis dengan konsep pengembangan berupa peningkatan daya saing dengan merencanakan spesialisasi dan pemasaran. Arahan fisik spasial yang dihasilkan antara lain adalah penentuan tiga area pengembangan (Blayu, Sukoanyar, dan Jembesari) dan satu area pemasaran (Desa Wajak), serta pengembangan jaringan jalan dan angkutan dalam sentra.Kata kunci : pengembangan ekonomi lokal, sentra-klaster, agroindustri, kerajinan mendong
Proyeksi Jumlah Pergerakan Dalam Menentukan Kapasitas Dan Jumlah Armada Perintis Kabupaten Maluku Barat Daya Johannes, Standy; Anwar, M. Ruslin; Kurniawan, Edd Basuki
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 4, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The splitting of Southwest Maluku District from the central district has been encouraging the increase of marine transport services demand. The condition of the region consisted of islands whose main access is by the sea and the low level of economic are the reasons why people prefer cheap rates rather than security and comfort in traveling. This can be seen in pioneering fleet cruise route (KM. Sabuk Nusantara 31) with a capacity of 400 passengers and 50 tons of goods covering 3.096 mile distance by 10 harbors on West Southeast Maluku route and 12 harbors on Southwest Maluku. Therefore, based on previously describred condition, the aim of this research was to investigate the loading condition by comparing existing supply and supply demand according to the existing movement data projected using trend projection method by liniar trend equation and forecasting accuracy assessment by squared error average value (MAPE). Consequently, this would lead to the finding of movement value in the next 10 year used to determine the type, number and capacity of the appropriate fleet. As a result of this study, fleet services condition of KM. Sabuk Nusantara 31 was not optimal based on capacity and range of services so that it required 1 additional pioneering fleet, 2000 type with the capacity of 2000 passengers, operated specifically to serve B route (Southwest Maluku District).Keywords : Forecast, Movement, Capacity, Southwest Maluku.
Kajian Kinerja Operasional Dan Strategi Pengembangan Pelabuhan Umum Gresik Triyono, Agus; Wicaksono, Achmad; Anwar, M. Ruslin
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan jumlah kunjungan kapal dan arus barang di Pelabuhan Umum Gresik yang tidak diikuti dengan penambahan infrastruktur pelabuhan berpotensi menimbulkan antrian sandar kapal yang lama. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kinerja operasional Pelabuhan Umum Gresik serta strategi pengembangannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Important Performance Analysis, analisa regresi berganda dan SWOT IFAS EFAS. Hasil penelitian menunjukan kinerja operasional Pelabuhan umum Gresik sesuai peraturan Dirjen Hubla secara umum baik, hanya ada tiga indikator yang kurang baik yaitu waiting time, approach time dan produktivitas bongkar muat curah kering. Sedangkan menurut persepsi user indikator kinerja operasional pelabuhan yang mendapatkan prioritas utama perbaikan adalah waiting time pilot, waiting time ship, berthing time, pelayanan sandar kapal pelra, produktivitas bongkar muat general cargo, produktivitas bongkar muat bag cargo, produktivitas bongkar muat curah kering, Panjang/jumlah dermaga, Berthing Occupancy Ratio (BOR), kondisi fender, dan kedalaman kolam pelabuhan. Dari hasil pemodelan dengan regresi linear berganda dan peramalan data, didapatkan bahwa pada tahun 2024 jumlah kunjungan kapal Pelnas naik 64,17 % , jumlah kunjungan kapal Pelra turun 67,7 %, volume bongkar naik 80,03 %, volume muat naik 81,56 % , nilai BOR naik 80,41 % dan nilai YOR naik 26,57 % . Sedangkan dari analisa SWOT IFAS EFAS diperoleh strategi rencana pengembangan pelabuhan yang dapat diterapkan di Pelabuhan Umum Gresik adalah strategi agresif yaitu : memaksimalkan penggunaan lapangan penumpukan dan mengoperasikan kembali gudang untuk menanngulangi kenaikan arus barang serta memaksimalkan kolam pelabuhan untuk lego jangkar kapal dan memaksimalkan waktu pelayanan pandu kapal guna mengantisipasi kenaikan kunjungan kapal.Kata kunci: evaluasi kinerja pelabuhan, metode IPA, analisa regresi linear berganda, metode SWOT IFAS EFAS, Pelabuhan Umum Gresik.
Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Sekitar Danau Limboto Di Kabupaten Gorontalo Umar, Indriani; Marsoyo, Agam; Setiawan, Bakti
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2018.010.02.3

Abstract

Limboto Lake in Gorontalo Province has been around since 1932 with an area of ± 7,000 Ha. In 1991 the area of the lake shrank to ± 3,644.5 Ha and in 2017 the area of the lake again declined to ± 2,693.9 Ha. The purpose of this research was to identify the type of change in lake land use into non-lake land and the process of changing land use around Limboto Lake. The method used is an overlay analysis of regional Landsat imagery maps around Lake Limboto using the Geographic Information System (GIS) and then described descriptively qualitatively to explain the types and processes of land use change around Limboto Lake from 1991 to 2017. Methods of data collection are secondary data studies related maps of Landsat area images around Limboto Lake in 1991, 2001, 2015, and 2017 and also field observations and interviews to clarify changes in land use that occurred around Limboto Lake from 1991 - 2017. The results of this research indicate that within 26 years (1991 - 2017), there has been a change in the use of lake land around Limboto Lake in the amount of ± 936.56 Ha to agricultural and plantation land, ± 14.29 Ha to become residential land, and ± 0.35 Ha to become a tourist area. The process of changing the physical land use around Limboto Lake, namely: (1) lake land is turned into swamps and then turned into agricultural land (wetlands and dry land) and plantations (coconut); (2) the lake area becomes swamps and then becomes agricultural land (wetlands and dry land) and then turns into residential land; (3) lake land changes into residential land; and (4) lake land directly turns into a tourist area.Keywords: Gorontalo Regency, Limboto Lake Depreciation, Land Use Changes

Page 3 of 17 | Total Record : 166