cover
Contact Name
Sujarwo
Contact Email
sujarwo@ub.ac.id
Phone
+62341-551665
Journal Mail Official
agrise@ub.ac.id
Editorial Address
Socio-Economics/Agribusiness, Faculty of Agriculture, University of Brawijaya, Jl. Veteran Malang, 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
AGRISE
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 14121425     EISSN : 22526757     DOI : 10.21776/ub.agrise
AGRISE adalah Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian yang berada di lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait. Jurnal ini diterbitkan pertama kali pada tahun 2001 oleh Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian FPUB. Pada tahun 2011, Jurnal Agrise bekerjasama dengan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penerbitan. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Agrise diterbitkan tiga kali setahun (bulan Januari, Mei, dan Agustus). Frekuensi penerbitan akan ditambah bila diperlukan. ISSN cetak : 1412-1425 ISSN Elektronik : 2252-6757
Arjuna Subject : -
Articles 435 Documents
Kebijakan Otonomi Daerah Dan Dampaknya Terhadap Kinerja Industri Gula Di Kabupaten Pasuruan Fahriyah Fahriyah; Hermanto Siregar; Rina Oktaviani
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 10, No 1 (2010)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.027 KB)

Abstract

Pada awalnya kebijakan otonomi daerah di Indonesia didasarkan pada UU No 22/1999 dan UU No 25/1999  yang kemudian diamandemen dengan UU No 32/2004 dan UU No 33/2004. Pelaksanaan otonomi daerah akan berdampak baik pada struktur organisasi pemerintah daerah juga pada kewenangan terhadap keuangan/pembelanjaan daerah. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: (1) mengevaluasi perubahan kelembagaan pemerintah daerah dan (2) menganalisis dampak dari peningkatan kewenangan keuangan daerah terhadap kinerja industri gula. Metode analisis  menggunakan model input-output. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa rendahnya kemampuan aparat pemerintah daerah menyebabkan kebijakan otonomi daerah belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. Penerapan otonomi daerah akan berdampak positif terhadap kinerja industri gula jika pemerintah daerah  memberikan dukungan yang besar terhadap aktivitas perdagangan daerah. Kata kunci: Otonomi Daerah, Industri Gula, Kewenangan
Analisis Efisiensi Pemasaran Jeruk Manis Djoko Koestiono; Ahmad Agil
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 10, No 1 (2010)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.387 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini antara lain : (1) Menginventarisir berbagai saluran pemasaran serta fungsi-fungsi pemasaran jeruk manis di daerah penelitian. (2) Menganalisis tingkat efisiensi pemasaran jeruk manis melalui analisis marjin pemasaran, pendekatan efisiensi harga dan operasional pada setiap saluran pemasaran di daerah penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, hasil analisis marjin pemasaran menunjukkan pada saluran I marjin total adalah sebesar Rp. 2.500/kg dan saluran II marjin total adalah sebesar Rp. 3.500/kg. Hasil analisis efisiensi pemasaran dengan pendekatan analisis efisiensi harga pada lembaga pemasaran jeruk manis di daerah penelitian sudah dapat dikatakan efisien. Hal ini disebabkan karena rata-rata biaya yang dikeluarkan masih relatif lebih kecil dibandingkan dengan selisih harga yang didapat oleh masing-masing lembaga pemasaran jeruk manis (output lebih besar daripada input). Sedangkan analisis efisiensi operasional pada fungsi transportasi sudah tercapai pada masing-masing saluran pemasaran. Hal ini dikarenakan rata-rata kapasitas angkut di tiap-tiap lembaga pemasaran sudah sesuai dengan kapasitas angkut normalnya.   Kata kunci : efisiensi pemasaran, saluran pemasaran
Pengambilan Keputusan Dalam Pembelian Bunga Sedap Malam (Aspek Sikap Dan Tindakan Konsumen Individu Dan Hotel Di Kabupaten Denpasar, Propinsi Bali) Rini Dwiastuti; Rosihan Asmara; Putu Laksmi Pramita
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 10, No 1 (2010)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.942 KB)

Abstract

Dalam pengambilan keputusan pembelian, mempelajari dan memahami konsumen adalah hal yang penting karena pengetahuan mengenai sikap konsumen dapat dijadikan dasar dalam menciptakan strategi yang tepat guna meningkatkan volume penjualan suatu produk. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sikap terhadap atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian bunga sedap malam berdasarkan Model Multiciri Fishbean. Menganalisis keinginan berperilaku konsumen yang dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap kelompok referensi dan motivasi untuk mengikuti pendapat dari kelompok referensi serta sikap konsumen berdasarkan Model Keinginan Berperilaku (Theory of Reasoned Action). Hasil dari analisis Cochran Q Test didapatkan bahwa terdapat 4 atribut intrinsik yang dipertimbangkan konsumen individu dan 9 atribut dipertimbangkan konsumen hotel. Terdapat 2 atribut ekstrinsik yang dipertimbangkan  konsumen individu maupun hotel. Bagi konsumen individu hasil analisis sikap menunjukkan bahwa secara keseluruhan memiliki sikap netral cenderung positif terhadap bunga sedap malam. Sedangkan dari hasil analisis keinginan berperilaku dapat diketahui bahwa konsumen individu memiliki keinginan cenderung tidak membeli bunga sedap malam. Kondisi ini terjadi karena pendapat dari kelompok referensi yaitu keluarga, teman, penjual dan tetangga dipercaya oleh konsumen sehingga konsumen termotivasi untuk mengikuti pendapat dari kelompok referensi tersebut. Bagi konsumen hotel hasil analisis sikap menunjukkan bahwa secara keseluruhan memiliki sikap sangat positif terhadap bunga sedap malam. Hal ini sejalan dengan hasil analisis keinginan berperilakunya yaitu pasti membeli bunga sedap malam. Konsumen percaya terhadap pendapat dari kelompok referensi yaitu rekan kerja, atasan, penjual dan hotel lain serta termotivasi untuk mengikuti pendapat kelompok referensi. Namun, sikap lebih dominan mempengaruhi daripada kelompok referensi   Kata kunci : atribut, model keinginan bertindak
Strategi Pengembangan Agroindustri Emping Jagung Silvana Maulidah; Johannes Maruli Tua
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 10, No 1 (2010)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.602 KB)

Abstract

Kota Malang mempunyai sederet industri mulai dari industri yang memakai bahan baku non-pertanian sampai dengan industri yang menggunakan bahan baku pertanian atau  dikatakan sebagai agroindustri. Salah satu produk unggulan Kota Malang adalah produk emping jagung.  Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah untuk menganalisis seberapa besar nilai tambah emping jagung siap goreng maupun emping jagung siap konsumsi; menganalisis biaya, penerimaan, dan keuntungan emping jagung siap goreng maupun emping jagung konsumsi, serta merumuskan strategi pengembangan yang tepat berdasarkan kondisi kekuatan, kelemahan, ancaman, serta peluang yang ada. Hasil dari penelitian ini antara lain : (1) Agroindustri emping jagung siap konsumsi menghasilkan nilai tambah yang lebih besar dibanding agroindustri emping jagung siap goreng. Nilai tambah yang diberikan dari agroindustri emping jagung siap konsumsi adalah Rp 5.678,- atau 69% dari nilai produk. Sedangkan nilai tambah yang diberikan dari agroindustri emping jagung siap goreng adalah Rp 503,- atau 18% dari nilai produk. (2) Agroindustri emping jagung siap konsumsi lebih menguntungkan dibanding agroindustri emping jagung siap goreng, dimana agroindustri emping jagung siap konsumsi menghasilkan keuntungan sebesar Rp 2.449.632,8,- selama satu kali proses produksi, sedangkan agroindustri emping jagung siap goreng menghasilkan keuntungan Rp 142.395,1,- selama satu kali proses produksi. (3) Dari hasil analisis QSPM strategi yang harus dilakukan dan didahulukan antara lain adalah: a) Meningkatkan kuantitas, kontinuitas, kualitas atau inovasi produk disertai dengan pemanfaatan teknologi yang tepat dan efisien; b) Mengelola proses manajemen, baik manajemen produksi, manajemen keuangan dan manajemen tenaga kerja agar proses produksi berjalan dengan baik; c) Meningkatkan kegiatan promosi guna menarik minat konsumen terhadap produk emping jagung disertai dengan kerjasama dengan pemerintah daerah untuk hal promosi maupun administrasi perizinan. Kata Kunci : nilai tambah, biaya, penerimaan, keuntungan, strategi pengembangan
Analisis Pendapatan Dan Penyerapan Tenaga Kerja Keluarga Petani Tatiek Koerniawati Andajani; Djoko Koestiono; Iman Yushendra
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 10, No 1 (2010)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.16 KB)

Abstract

Salah satu teknologi budidaya padi yang mampu menghemat penggunaan tenaga kerja adalah teknologi tanam benih langsung (tabela). Teknologi tabela menjadi alternatif inovasi yang strategis sebab selain menghemat alokasi tenaga kerja juga dapat menekan biaya produksi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Menganalisis pendapatan rumah tangga petani padi sistem Tabela dan sistem Tapin, 2). Menganalisis penyerapan tenaga kerja keluarga petani padi sistem Tabela dan sistem Tapin. Dari hasil analisis diketahui bahwa pendapatan rumah tangga petani padi sistem Tabela dan sistem Tapin berbeda nyata. Hal ini disebabkan oleh petani padi sistem Tabela dapat mengalokasikan modal dan tenaga kerja pada kegiatan off farm dan non farm. Penyerapan tenaga kerja keluarga petani padi sistem Tapin juga berbeda nyata dengan penyerapan tenaga kerja keluarga petani padi sistem Tabela. Hal ini dikarenakan petani padi sistem Tabela berkesempatan mengalokasikan tenaga kerja dalam rumah tangga pada kegiatan kegiatan off farm dan non farm, sedangkan alokasi tenaga kerja dalam rumah tangga petani padi sistem Tapin masih dipusatkan pada kegiatan usahatani padi.   Kata Kunci: Pendapatan rumahtangga, tenaga kerja keluarga, sistem tanam tabela dan tapin
Analisis Keunggulan Komparatif Dan Kompetitif Usahatani Apel Di Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Dwi Retno Andriani; Nuhfil Hanani
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 10, No 1 (2010)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.327 KB)

Abstract

Hasil penelitian mengemukakan bahwa Keunggulan komparatif usahatani apel di Kecamatan Poncokusumo lebih besar daripada keunggulan kompetitifnya yaitu dengan nilai Koefisien Biaya Sumberdaya Domestik harga sosialnya adalah 0,236 dan Koefisien Biaya Sumberdaya Domestik harga aktualnya sebesar 0,793. Keunggulan kompetitif yang rendah menyebabkan komoditas apel lokal sulit menembus pasar ekspor serta menimbulkan banyaknya apel impor di  pasar domestik, sehingga menyebabkan turunnya harga apel yang berakibat menurunnya pendapatan dan keuntungan produsen apel lokal. Divergensi kebijakan pemerintah yang terjadi pada input, output maupun input-ouput masih merugikan petani apel. Pada input, divergensi mengakibatkan petani harus membayar harga input tradabel lebih mahal dari yang seharusnya dengan indikator positifnya nilai transfer input (Rp 6.621.395) dan Nominal Coefficient on Input lebih dari satu (1,08). Divergensi dan kebijaksanaan pada output menyebabkan petani  menerima harga yang lebih rendah dari yang seharusnya dengan indikator negatifnya output transfer (- Rp 413.691.246) dan  Nominal Coefficient on Output kurang dari satu (0,38). Hal ini berimplikasi pada harga domestik menjadi lebih rendah dari harga impor atau ekspor dan tidak adanya proteksi pada sistem usahatani apel di Kecamatan Poncokusumo. Dampak divergensi dan kebijaksanaan pada input-output secara keseluruhan merugikan  petani karena  usahatani ini belum menguntungkan karena masih memerlukan  proteksi, petani menerima keuntungan lebih rendah dari yang seharusnya dengan indikator negtifnya transfer output, Effective Protection Coefficient kurang dari satu (0,28), dan Subsidy Ratio to Producer kurang dari 1(-0,62) Perubahan nilai rupiah terhadap dollar, harga output, harga input tradabel, harga input domestik dan tingkat bunga berpengaruh terhadap tingkat keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif usahatani apel. Tingkat keunggulan komparatif dan kompetitif akan meningkat jika terjadi terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap US $, kenaikan harga ouput, penurunan harga input tradabel dan domestik, dan penurunan tingkat bunga. Sedangkan  turunnya tingkat keunggulan komparatif dan kompetitif diakibatkan oleh terapresiasinya nilai tukar rupiah terhadap US $, penurunan harga output, kenaikan harga input, dan kenaikan tingkat bunga
Tingkat Adopsi Sistem Usahatani Konservasi Dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Pendapatan Petani (Studi Kasus Di Das Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu) Nuhfil Hanani; Mochammad Muslich Mustadjab; Condro Puspo Nugroho
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.474 KB)

Abstract

Banyaknya permasalahan degradasi lingkungan di Kecamatan Bumiaji yang diakibatkan adanya praktek usahatani yang kurang memperhatikan konservasi lahan dan air, sehingga menyebabkan adanya erosi yang cukup tinggi yang dapat berdampak pada pendapatan usahatani mereka. Adanya kondisi demikian dirasa perlu dilakukannya penelitian mengenai tingkat adopsi yang telah dilakukan oleh beberapa petani terhadap sistem usahatani konservasi. Dengan menggunakan alat analisis scoring dan analisis path diperoleh hasil bahwa semakin mengadopsi atau menerapkan sistem usahatani konservasi maka akan semakin meningkatkan produktivitas usahatani sayuran, artinya tingkat adopsi sistem usahatani konservasi pada daerah penelitian mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat pendapatan petani. Kata Kunci: usahatani konservasi, tingkat adopsi, analisis path
Analisis Harga Temporal Dan Integrasi Pasar Bawang Putih Jawa Timur Dengan Pasar Cina Herdinastiti Herdinastiti; Ratya Anindita; Budi Setiawan
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.499 KB)

Abstract

Di Cina harga bawang putih lebih murah dibandingkan harga di Jawa Timur. Pada tingkat konsumen Jawa Timur secara umum harga bawang putih lebih tinggi daripada lembaga lain dan Cina, sedangkan pada tingkat produsen harga lebih fluktuatif daripada tingkat grosir dan konsumen. Harga bawang putih di Jawa Timur untuk produsen, grosir, dan konsumen diramalkan mengalami kenaikan hingga 5 tahun kedepan yaitu mengalami kenaikan harga dari bulan Januari 2011 hingga Desember 2015. Terjadi integrasi jangka panjang antara harga bawang putih Jawa Timur terhadap harga di pasar Cina. Dalam jangka pendek harga bawang putih di grosir dan konsumen tidak terintegrasi dengan harga di pasar Cina, sedangkan di produsen dan importir terintegrasi. Harga bawang putih di pasar Jawa Timur berperan sebagai leader dalam pergerakan harga bawang putih di Cina, adapun pasar importir tidak menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan harga di Cina. Integrasi jangka panjang terjadi di antara semua tingkat pasar di Jawa Timur, sedangkan dalam jangka pendek hampir semua tingkat pasar di Jawa Timur terintegrasi kecuali pada model grosir – importir dan konsumen – importir. Pasar konsumen dan pasar importir berperan sebagai follower dalam pergerakan harga bawang putih di pasar produsen, sementara itu pasar konsumen berperan sebagai leader dalam pergerakan dalam pergerakan harga bawang putih di pasar importir.   Kata kunci: bawang putih, harga, peramalan, integrasi pasar
Identifikasi Potensi Komoditi Pertanian Unggulan Dalam Penerapan Konsep Agropolitan Di Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang Nur Baladina; Ratya Anindita; Riyanti Isaskar; Sukardi Sukardi
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.84 KB)

Abstract

Paradigma pendekatan pembangunan ekonomi berbasis pertanian telah mengalami perubahan, dari yang semula bertumpu pada pembangunan produksi pertanian (sub sistem budidaya/produksi), beralih pada pembangunan sistem dan usaha agribisnis dimana seluruh sub sistem agribisnis (budidaya, saprodi, pengolahan hasil pertanian, pemasaran produk, dan jasa) dibangun secara simultan dan harmonis. Sebagai salah satu aplikasi dari kebijakan industrialisasi pertanian, Pemerintah Kabupaten Malang pada tahun 2007 mulai mengembangkan Program Sentra Kawasan Agropolitan di Kecamatan Poncokusumo. Agar potensi sektor pertanian dapat dioptimalkan dalam penerapan konsep agropolitan, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi komoditi pertanian unggulan di Kecamatan Poncokusomo. Dengan menggunakan analisis Location Quation (LQ), diperoleh hasil bahwa potensi komoditi unggulan untuk industrialisasi pertanian di Kecamatan Poncokusumo adalah ubi kayu dan jagung untuk sub sektor tanaman pangan dan palawija; apel, belimbing, dan kelengkeng untuk sub sektor tanaman buah-buahan; kentang, tomat, kubis, dan cabe besar untuk sub sektor tanaman sayur-sayuran; kopi arabika dan kelapa untuk sub sektor tanaman perkebunan rakyat; bunga krisan untuk sub sektor tanaman bunga; serta jahe untuk sub sektor tanaman rempah dan obat. Diharapkan pemilihan komoditi untuk industrialisasi pertanian dapat memaksimalkan potensi dari komoditi-komoditi  pertanian unggulan tersebut.   Kata kunci: komoditi pertanian unggulan, agropolitan, industrialisasi pertanian
Pemetaan Ketersediaan Pangan Tingkat Kecamatan Di Kabupaten Trenggalek Alia Fibrianingtyas; Nuhfil Hanani; Rosihan Asmara
Agricultural Socio-Economics Journal Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Socio-Economics/Agribusiness Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.42 KB)

Abstract

Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu sasaran pengembangan wilayah di bagian selatan Jawa Timur, karena selain memiliki keunggulan dalam sektor pertanian, Kabupaten Trenggalek memiliki potensi-potensi sumber daya alam yang cukup besar. Namun kenyataannya, perkembangan sektor pertanian di Kabupaten Trenggalek belum mampu berperan secara optimal dalam peningkatan perekonomian wilayahnya. Hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya tingkat pendapatan penduduk. Maka pemerintah daerah setempat berupaya untuk andil dan ikut serta guna mewujudkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005 hingga 2025.  Tujuan dari penelitian ini adalah membuat peta ketersediaan pangan tingkat kecamatan di Kabupaten Trenggalek dalam rangka memantapkan program pembangunan pangan nasional, dimana ketahanan pangan sebagai fokus perhatian. Dari hasil penelitian mengenai pemetaan ketersediaan pangan tingkat kecamatan di Kabupaten Trenggalek ini, terdapat delapan kecamatan yang tergolong kedalam kategori V (sedikit tersedia). Delapan kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Panggul, Kampak, Gandusari, Pogalan, Munjungan, Watulimo, Dongko dan Trenggalek.   Kata kunci: Pembangunan pangan nasional, ketersediaan pangan, pemetaan

Page 3 of 44 | Total Record : 435