cover
Contact Name
Fikri Zul Fahmi
Contact Email
jpwk@lppm.itb.ac.id
Phone
+6222-86010050
Journal Mail Official
jpwk@lppm.itb.ac.id
Editorial Address
The Institute for Research and Community Services (LPPM), Center for Research and Community Services (CRCS) Building, 6th Floor, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia,
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Journal of Regional and City Planning
ISSN : 25026429     EISSN : 25026429     DOI : https://doi.org/10.5614/jpwk
Journal of Regional and City Planning or JRCP is an open access journal mainly focusing on urban and regional studies and planning in transitional, developing and emerging economies. JRCP covers topics related to the analysis, sciences, development, intervention, and design of communities, cities, and regions including their physical, spatial, technological, economic, social and political environments. The journal is committed to create a multidisciplinary forum in the field by seeking original paper submissions from planners, architects, geographers, economists, sociologists, humanists, political scientists, environmentalists, engineers and other who are interested in the history, transformation and future of cities and regions in transitional, developing and emerging economies.
Articles 981 Documents
Hidup Bersama Risiko Bencana: Konstruksi Ruang dalam Perspektif Ruang Relasional (Living with Disaster Risk: A Relational Perspective to Space Construction) Yusup, Yasin
Journal of Regional and City Planning Vol 25, No 1 (2014)
Publisher : The ITB Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.767 KB) | DOI: 10.5614/jpwk.2014.25.1.4

Abstract

Abstrak: Komunitas di Kawasan Rawan Bencana (KRB) cenderung memiliki kelembaman geografis yang tinggi dan memilih “hidup bersama bencana”. Mereka seringkali melihat lingkungan hidupnya “tidak bermasalah” dan membangun sistem kepercayaan religi maupun praktik-praktik ekologis yang “mendomestifikasi” ancaman bahaya. Dengan menggunakankonsepsi produksi ruang Lefebvre dan Actor-Network Theory Latour, makalah ini mengeksplorasi bagaimana komunitas di KRB Merapi berupaya hidup bersama bencana, yakni beradaptasi terhadap letusan yang terus berevolusi dengan mengandalkan jejaring sosial danmemperluasnya dengan komunitas lain di luar KRB. Dalam konteks ini jejaring sosial bisa menjembatani isolasi suatu wilayah sehingga kedekatan dengan sumber ancaman tidak otomatis meningkatkan kerentanan dan risiko bencana komunitas di KRB.Kata kunci: Konstruksi ruang, hidup bersama bencana, jejaring, kawasan rawan bencana (KRB)Abstract: Community in Disaster-Prone Region (DPR) tends to have a high geographical inertia and have the preference of “living with risk”. They consider their environment “not problematic” and establish systems of religious beliefs and practices of ecological “mesticating” danger. Using Lefebvre’s conception of space production and Latour’s Actor-Network Theory,this paper explores how communities in Merapi DPR live with risk, adapting to evolving volcano eruption by relying on social network and extending it with wider communities outside the DPR. In this context, the network can bridge the isolation of an area thus the proximity to the source of the threat does not automatically increase vulnerabilities and disaster risks of the communities.Keywords: Construction of space, living with risk, network, disaster-prone region (DPR)
The Impact of the AFTA Tariff Reduction on Districs Economic Growth in Indonesia Aritenang, Adiwan Fahlan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 26, No 1 (2015)
Publisher : The ITB Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.621 KB) | DOI: 10.5614/jpwk.2015.26.1.3

Abstract

Abstrak. Saat ini telah banyak upaya pertumbuhan ekonomi melalui liberalisasi perdagangan dan integrasi ekonomi. Melalui kedua upaya ini diharapkan dapat mendorong pembangunan daerah melalui peningkatan keterkaitan ekonomi lokal dengan perdagangan global. Dalam dua dekade terakhir, Indonesia telah terlibat aktif dalam perdagangan bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area/AFTA) sebagai perjanjian perdagangan multilateral antar negara-negara Asia Tenggara. Artikel ini mengkaji dampak liberalisasi perdagangan AFTA terhadap inklusifitas pembangunan ekonomi kabupaten/kota pada era otonomi daerah. Artikel ini menganalisis dampak AFTA terhadap pembangunan kabupaten/kota di Indonesia. Artikel ini menunjukkan bahwa dampak AFTA masih pada pusat kegiatan industri manufaktur dan daerah maju. Selanjutnya, artikel ini berpendapat bahwa peran dominan pemerintah pusat tetap diperlukan untuk menjamin manfaat AFTA bagi pembangunan daerah.Kata kunci. ASEAN FTA, konvergensi wilayah, Tarif CEPTAbstract. Trade liberalization and economic integration have been globally adopted to accelerate the collective economic growth. Specifically trade liberalization is viewed as a crucial economic factor that promotes local economic development through promoting local economy into the global trade. This phenomenon is also found in Indonesia with its involvement in the ASEAN Free Trade Area (AFTA) as a multilateral agreement that selected specific industry sectors for trade inclusion. This article reviews the impact of AFTA trade liberalization on districts economic growth in the context of Indonesia’s decentralised domestic political system. The article argues that the persistent dominant role of central government is still needed to ensure the AFTA’s benefits for the district development.Keywords. ASEAN FTA, regional convergence, tariff CEPT
Kajian Investasi Pembangunan Jalan Tol di Indonesia Berdasarkan Sistem Syariah: Studi Kasus Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Study of Toll Road Development Investment in Indonesia Based on Syaria System: The Case of Cikampek-Palimanan Toll Road) Karsaman, Rudy Hermawan; Rodhiatun, Rodhiatun; Al Rasyid, Harun; Santoso, Idwan
Journal of Regional and City Planning Vol 26, No 2 (2015)
Publisher : The ITB Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.036 KB) | DOI: 10.5614/jpwk.2015.26.2.2

Abstract

Abstrak. Sebagai alternatif investasi pembangunan jalan tol di Indonesia yang biasanya  menggunakan metode konvensional berupa penanaman modal biasa, studi ini menunjukkan bahwa investasi tersebut dapat juga dilakukan menggunakan metode syariah yang berdasarkan prinsip bagi hasil dari marjin keuntungan. Dengan menggunakan studi kasus  proyek pembangunan jalan tol Cikampek – Palimanan, studi ini menemukan bahwa secara finansial keuntungan atau kerugian metode syariah dibandingkan dengan metode konvensional tergantung pada besarnya margin keuntungan/bagi hasil dibanding dengan bunga bank yang diterapkan. Selain itu pembiayaan metode syariah  mensyaratkan adanya pembagian risiko bersama dan merupakan salah satu perbedaan antara metode syariah dan metode konvensional. Kata kunci. Investasi, sistem pembiayaan syariah, analisis kelayakan dan risiko, jalan tol Abstract. As an alternative of toll road development investment in Indonesia, which generally uses conventional methods,  this study shows that the investment can also uses sharia method of financing which was based on sharing principle. Using a case study of Cikampek – Palimanan toll road development project, it  revealed that financially the advantages or disadvantages of sharia method  compared with the conventional ones depend on the amount of profit margin or share profit compared with applied bank interest. Furthermore, the sharia method of financing involves risk sharing, which was one of the differences between the sharia method of financing and the conventional one.Keywords. Investment, sharia financing system, viability and risk analysis, toll road
Efek Pengganda Infrastruktur Pekerjaan Umum dalam Perekonomian Provinsi Bali (Multiplier Effect of Public Works Infrastructure in Bali Province) Sukma, Andrio Firstiana
Journal of Regional and City Planning Vol 26, No 2 (2015)
Publisher : The ITB Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.76 KB) | DOI: 10.5614/jpwk.2015.26.2.3

Abstract

Abstrak. Infrastruktur merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Efek pengganda  dapat digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa besar peran infrastruktur dalam perekonomian. Melalui efek multiplier  juga dapat dilakukan perbandingan berbagai sektor dalam perekonomian sehingga pada akhirnya akan dapat diketahui sektor mana yang paling dominan dalam perekonomian di suatu wilayah. Dengan kata lain semakin tinggi efek multipliernya  maka semakin besar pula peran sektor tersebut dalam perekonomian. Artikel ini mencari tahu seberapa besar efek multiplier infrastruktur Pekerjaan Umum (PU) dalam perekonomian Provinsi Bali. Infrastruktur disini dibatasi hanya untuk infrastruktur PU dengan pertimbangan karena Kementerian Pekerjaan Umum merupakan Kementerian yang mengurusi infrastruktur dengan porsi anggaran terbesar dalam APBN. Sementara pemilihan Provinsi Bali dilandasi atas pemikiran bahwa Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi termaju di Indonesia dengan perekonomian yang sudah bertumpu pada sektor tersier. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah analisis input-output dengan bersumber dari Tabel Inter Regional Input Output (IRIO) Provinsi Bali Tahun 2005 untuk menghitung 3 efek multiplier yaitu output multiplier (OM), single household income multiplier (SHIM) dan simple employment multiplier (SEM). Berdasarkan analisis yang dilakukan maka ditemukan bahwa peran infrastruktur PU dalam perekonomian Provinsi Bali ternyata tidak terlalu besar. Kemampuan infrastruktur PU dalam menggerakkan perekonomian, meningkatkan pendapatan rumah tangga dan penyerapan tenaga kerja masih sangat kecil terutama jika dibandingkan dengan sektor industri.Kata kunci. Infrastruktur, analisis input-output, efek pengganda, Bali Abstract. Infrastructure is one of sectors which can encourage regional economic growth in a region. Multiplier effect can be used as a tool to determine the role of infrastructure in the economy. Multiplier effect also can be used to compare sectors in economy so in the end it can be revealed the dominant sector in a region. The higher the multiplier effect, the bigger the sector role in the economy. This article tried to determine the multiplier effect of PU infrastructure in Bali Province economy. Infrastructure here was limited only to PU infrastructure because the Ministry of Public Work (PU) is the Ministry that administer infrastructure with bigest allocation budget from the state budget (APBN). Meanwhile Bali Province was chosen because Bali is one of the most developed provinces in Indonesia. The method used in this article was input – output analysis by using 2005 Bali Province inter regional input output (IRIO) table. There are 3 (three) multiplier effects revealed: output multiplier (OM), single household income multiplier (SHIM) and simple employment multiplier (SEM). The conclusion is that the ability of PU infrastructure to generate the economy, raise the household income and absorb the employment is insignificant compared to the industrial sectors.Keywords. Infrastructure, input – output analysis, multiplier effect, Bali
Spatial Segregation of Large Scale Housing: The Case of Kota Harapan Indah New Town, Bekasi Diningrat, Rendy Adriyan
Journal of Regional and City Planning Vol 26, No 2 (2015)
Publisher : The ITB Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1055.409 KB) | DOI: 10.5614/jpwk.2015.26.2.4

Abstract

Abstrak. Pembangunan kota baru di Indonesia memiliki tren untuk menyediakan perumahan eksklusif yang menyebabkan segregasi spasial. Artikel ini mendeskripsikan fenomena tersebut di Kota Harapan Indah, yakni salah satu kota baru di kawasan Metropolitan Jakarta. Dengan menggunakan pendekatan deduktif-kualitatif, tulisan ini menunjukkan bagaimana segregasi  spasial tersebut terjadi dalam dua bentuk, yakni (1) segregasi spasial antara kota baru dengan wilayah sekitarnaya dan (2) segregasi spasial antar kluster dalam kota baru. Kedua bentuk segregasi ini sebenarnya merupakan fenomena yang sengaja didesain oleh pengembang perumahan untuk mewadahi keinginan penduduk kelas menengah ke atas dalam rangka mengeksklusifkan diri. Artikel ini pun membuktikan bahwa segregasi fisik beresiko menggagalkan ikhtiar kota baru untuk meningkatkan hubungan kekerabatan antar penduduknya.Kata kunci. Segregasi spasial, kota baru, perumahan, BekasiAbstract.  New town development in Indonesia has a trend to encourage exclusive housing which reinforce the spatial segregation. This article describes how that phenomenon happened in Kota Harapan Indah (KHI), one of the self-sufficient new towns in Jakarta Metropolitan Area. Using the deductive-qualitative approach, this article shows that the spatial segregation occurs in two ways, which are (1) the spatial segregation between new town and the surrounding areas; and (2) the spatial segregation within clusters in the new town. Both forms of segregation are actually a phenomenon that is deliberately designed by the housing developer to accommodate the desire of the upper-middle class to become more exclusive. This study also shown that physical segregation can hinder to the initiative of new town development to improve the kinship between their residences.Keywords. Spatial segregation, new town, housing, Bekasi
Dampak Pertambangan Terhadap Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesuaian Peruntukan Ruang (Studi Kasus Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan) Hidayat, Wahyu; Rustiadi, Ernan; Kartodihardjo, Hariadi
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 26, No 2 (2015)
Publisher : The ITB Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.025 KB) | DOI: 10.5614/jpwk.2015.26.2.5

Abstract

Abstrak. Penelitian tentang perubahan tutupan/penggunaan lahan dan kesesuaian peruntukan ruang sangat penting, karena perubahan tutupan/penggunaan lahan memiliki dampak terhadap lingkungan fisik dan kesesuaian peruntukan ruang memiliki dampak terhadap peraturan dan perundang-undangan yang mengatur tata ruang. Adapun tujuan artikel ini adalah mengetahui perubahan tutupan/penggunaan lahan dengan menggunakan data citra satelit, memprediksi tutupan/penggunaan lahan 10 tahun ke depan, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan tutupan/penggunaan lahan. Lokasi studi penelitian adalah Kabupaten Luwu Timur. Metode penelitian yang digunakan yaitu Land Change Modeler, Ca-Markov, Enter dan  Overlay. Hasil Analisis terhadap perubahan tutupan/penggunaan lahan menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan tipe penggunaan lahan tahun 2002 dan 2013. Penggunaan lahan terbuka yang disebabkan oleh perusahaan tambang mengalami perubahan  seluas 15. 375.93 ha. Kontribusi terbesar dari kelas lahan terbuka berasal dari kelas lahan hutan. Hasil prediksi tutupan/penggunaan lahan tahun 2024 menunjukkan bahwa lahan pemukiman akan bertambah sebesar  23 172.63 ha diikuti oleh lahan terbuka sebesar 19 947.56 ha. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan lahan dari semua kelas tutupan/penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan hutan ke lahan terbuka dan perubahan lahan hutan ke lahan terbangun/permukiman adalah alokasi RTRW untuk kawasan, lokasi pertambangan dan lereng.Kata kunci. Perubahan tutupan/penggunaan lahan, kesesuaian peruntukan ruang, pertambanganAbstract. The studies of land use/cover changes (LUCC) and suitability of land utilization are very important because the LUCC affects the physical environment and suitability of space utilization affects regulations and laws on spatial planning. This article aims to measure  LUCC by using satellite imaginery, to predict the results of LUCC 10 years on, to explain out factors affecting  LUCC and to analyse out mining locations which are consistent or inconsistent with regional spatial planning (RTRW). This research is located in East Luwu Regency. The research methods used are land change modeler, Ca-Markov, Enter and Overlay. The results show that there have been changes inseveral  land use types in 2002 and 2013. The use of open land as a result of mining activities has changed with an area of 15,375.93 ha. The biggest contribution of the open space comes from forest area. The prediction of land use/cover in 2024 shows that settlement area will increase by 23,172.63 ha, followed by open space with an area of 19,947.56  ha. Factors that influence the changes of all land use/cover classes, forest land use change to open land and forest land use change to built-up land are the Regional Spatial Plan, the location of the mining and the slopes.Keywords.  Land use cover change, land use suitability, mining
Balancing Local Government Capacity for a Sustainable Peri-Urban Development: The Case of Karawang Regency Novianty, Eva
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 26, No 2 (2015)
Publisher : The ITB Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.834 KB) | DOI: 10.5614/jpwk.2015.26.2.1

Abstract

Abstrak. Sebagai suatu wilayah yang berdekatan dengan Wilayah Metropolitan Jakarta, Kabupaten Karawang menghadapi perubahan karakteristik dari perdesaan menjadi perkotaan. Sebagai wilayah peri-urban yang baru dari Wilayah Metropolitan Jakarta, Pemerintah Kabupaten Karawang membutuhkan kemampuan yang besar untuk melindungi wilayah ini dan mendukung pengembangan ekonomi dan pertumbuhan perkotaan di Wilayah Metropolitan Jakarta. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi usaha-usaha pemerintah dalam beradaptasi dengan perubahan karakteristik tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana program-program pemerintah menggambarkan usaha pemerintah dalam mencapai keberlanjutan wilayah mereka. Sebagai mesin pertumbuhan wilayah metropolitan Jakarta, Kabupaten Karawang perlu memperkuat kapasitas lokal mereka untuk melindungi dan melestarikan wilayah mereka. Fokus pembangunan adalah peningkatan kemampuan institusional yang dibagi menjadi tiga modal yakni modal intelektual, modal sosial dan modal politik. Keseimbangan dalam pengimplementasian modal-modal tersebut akan menghasilkan suatu wilayah peri-urban yang berkelanjutan.Kata kunci. Wilayah Metropolitan Jakarta, Kabupaten Karawang, kemampuan lokal, peri-urbanisasiAbstract. As an adjacent region of the Jakarta Metropolitan Area (JMA), Karawang Regency is facing the change from rural to urban characteristics. As a new peri-urban area of the Greater JMA (GJMA), Karawang Regency needs a strong capacity to protect the area while at the same time supporting the economic development and urban growth of the GJMA. This research is an attempt to identify government efforts in adapting to the characteristics change. It shows how local government programs exemplify local government efforts in achieving sustainability in the region. Metropolitan expansion is transforming the peri-urban area of Karawang Regency. As a growth machine for the JMA, Karawang Regency needs to strengthen its local capacity in order to protect and preserve the area. Institutional capacity building is aimed at three capitals: intellectual capital, social capital and political capital. A balanced implementation of all three capitals will lead to a sustainable peri-urbanization.Keywords. Jakarta Metropolitan Area, Karawang Regency, local capacity, peri-urbanization
Analisis Kebijakan Distribusi Bahan Baku Rotan Dengan Pendekatan Dinamik Sistem Studi Kasus Rotan Indonesia (Rattan Raw Material Distribution Using Dynamic System Approach: The Case of Indonesian) Dewi, Nurlaela Kumala; Miharja, Miming; Yudoko, Gatot
Journal of Regional and City Planning Vol 26, No 3 (2015)
Publisher : The ITB Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.828 KB) | DOI: 10.5614/jpwk.2015.26.3.3

Abstract

Penghentian ekspor bahan baku rotan, ternyata belum membuat industri mebel di Tanah Air mendapat pasokan bahan baku yang memadai. Sejumlah pengrajin di daerah asal bahan baku rotan seperti Cirebon, Semarang, Surabaya, Jakarta dan daerah industri pengolah bahan baku rotan tetap mengeluh kekurangan bahan baku. Kalau pun ada, harganya sudah naik sampai 30%. Beberapa penelitian tentang cara pendistribusian bahan baku rotan sampai saat ini belum ada yang membahas tentang bagaimana cara mendistribusikan bahan baku dari upstream (hutan, asal bahan baku rotan) ke downstream (industri pengolahan baha baku rotan menjadi mebel rotan) sehingga masalah ini menjadi menarik dan seperti kita ketahui bahwa bahan baku rotan merupakan komoditi yang dimiliki oleh Indonesia sebagai penghasil rotan nomer satu dunia. Tujuan penelitian ini adalah membangun suatu model dinamika yang dapat menerangkan keterkaitan antar faktor di dalam jalur distribusi bahan baku rotan dalam upaya memahami interaksi dari sektor transportasi, logistic dan kebijakan pemerintah dalam mendukung industri rotan nasional. Dengan mengacu pada kebijakan yang telah ada maka dalam penelitian ini ingin dikaji apakah kebijakan pemerintah tersebut saat ini dapat meningkatkan kondisi bahan baku rotan tetap stabil dan meningkatkan perekonomian di daerah asal bahan baku rotan. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah simulasi dinamika sistem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan yang ada saat ini ternyata belum berpengaruh dalam menstabilkan kondisi pasokan bahan baku rotan dan meningkatkan perekonomian daerah penghasil rotan yang ada di Indonesia. Untuk itu disusunlah beberapa skenario yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan pasokan bahan baku rotan ke industri rotan nasiona. Adapun skenario itu adalah sebagai berikut : meningkatkan pendapatan petani dan pengepul dengan menitik beratkan pada investasi  dan skenario meningkatkan tingkat pendapatan daerah dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya alam.Kata kunci. Dinamik Sistem, model dinamik, kebijakan transportasi, persediaan Export termination of rattan raw materials has not resulted in the local Indonesian furniture industry to have an adequate supply of raw materials. In areas of origin of rattan raw materials (such as Cirebon, Semarang, Surabaya, and Jakarta) and in industrial processing areas of rattan raw materials, craftsmen are still complaining about the lack of raw materials. Even if  the supply is there, the price has gone up with 30%. Up until now, researches on the distribution of rattan raw materials have not discussed how to distribute materials from ‘upstream’ (forest, origin of raw materials) to ‘downstream’ (processing of raw materials to rattan furniture), which is an interesting problem because rattan constitutes a commodity for Indonesia as the world’s number one rattan producer. The purpose of this study was to build a dynamic model that can explain the relationships between different factors in the distribution channel of rattan in an attempt to understand the interaction between the transportation sector, logistics, and government policies in support of the national rattan industry. With reference to existing policies, this study wanted to assess whether the current government policies can stabilize the supply conditions of rattan raw materials and improve the economy in the areas of origin of rattan raw materials. The approach used in this study was system dynamics simulation. The results show that the existing policies have not succeeded in stabilizing the supply conditions of rattan raw materials or improve the economics of the rattan raw materials producing areas in Indonesia. Therefore, some scenarios were drafted that are expected to be able to solve the problem of rattan raw materials supply in the national rattan industry. The scenarios are: improving the income of farmers and collectors by emphasizing investment and improving the level of regional income by maintaining the sustainability of natural resources.Keywords: dynamic systems simulation, dynamic models, transport policy, supplies
Kontributor Almira, Yoninur
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 26, No 3 (2015)
Publisher : School of Architecture Planning and Policy Development, Bandung Insitute of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.842 KB)

Abstract

The Implementation of Zero Run-off and Agroforestry Concept Based on River Discharge in Belik Sub Watershed, Yogyakarta Fitri, Arnellya; Ulfa, Azura
Journal of Regional and City Planning Vol 26, No 3 (2015)
Publisher : The ITB Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.928 KB) | DOI: 10.5614/jpwk.2015.26.3.4

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Belik merupakan salah satu Daerah Tampungan Air (DTA) yang berada di daerah perkotaan Kabupaten Sleman. Akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman yang padat menyebabkan semakin berkurangnya area resapan air hujan. Kurangnya area resapan air hujan menyebabkan kapasitas saluran drainase Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Belik pada saat hujan  tidak mampu menampung air sehingga banjir di sekitar saluran drainase terjadi. Tujuan penelitian ini untuk memberikan solusi dengan menggunakan konsep zero run-off  dalam upaya  mencegah genangan banjir di perkotaan yang kurang memiliki ruang terbuka hijau dan area resapan air hujan. Kajian debit banjir yang dilakukan pada sungai Belik menggunakan metode rasional dan metode SCS CN yaitu metode yang digunakan dalam penentuan debit puncak pada satu kejadian hujan. Perhitungan debit diperlukan untuk mengetahui besar limpasan maksimum pada drainase saluran DAS Belik. Metode hidrograf  SCS CN  menggunakan parameter tekstur tanah, tebal hujan, CN wilayah, retensi potensial maksimum air oleh tanah, dan kedalaman hujan efektif. Sedangkan metode rasional menggunakan parameter koefesien aliran, intensitas hujan, dan luas daerah pengaliran dalam menghitung debit limpasan. Keseluruhan hasil perhitungan kedua metode melebihi besar debit pengukuran langsung menggunakan Metode Slope Area, artinya keseluruhan hasil menunjukkan banjir atau limpasan permukaan yang melebihi kapasitas drainase.Kata kunci. Limpasan permukaan, metode SCS CN, metode rasional, zero run-off Belik Watershed is one of the Water Catchment Areas  located in urban areas of Sleman District. Land conversion from agricultural to residential area cause the descending of rain water catchment area. Lack of rain water catchment area can cause drainage channel capacity of Belik sub zone cannot hold rain water, so that flooding occurred around the drainage channel. The aim of this research is to give a way out to overcome the flood problem by using zero run-off concepts, to prevent the flood in urban area which does not have sufficient green room and rain water penetration area. The study of flood discharge using the rational method and SCS CN method which is a method used to determine peak flow when the rain pour in Belik sub zone. The discharge calculations are necessary to determine the maximum runoff drainage of Belik sub zone channel. The hydrograph SCS CN method uses soil texture parameters, thick of the rain, CN region, the maximum potential water retention by the soil, and the depth of the effective rain. Meanwhile, the rational method uses flow coefficient parameter, rainfall intensity, and area of drainage in calculating discharge runoff. All of the calculations results from both methods are bigger than the result using direct measurement with slope area method. This means that all of the result shows that flood or run off is bigger than the drainage capacity.Keywords. Run-off, SCS CN method, rational method, zero run-off

Page 3 of 99 | Total Record : 981


Filter by Year

1990 2023


Filter By Issues
All Issue Vol. 34 No. 2 (2023) Vol. 34 No. 1 (2023) Vol. 33 No. 3 (2022) Vol. 33 No. 2 (2022) Vol. 33 No. 1 (2022) Vol. 32 No. 3 (2021) Vol. 32 No. 2 (2021) Vol. 32 No. 1 (2021) Vol. 31 No. 3 (2020) Vol. 31 No. 2 (2020) Vol. 31 No. 1 (2020) Vol 31, No 1 (2020) Vol 30, No 3 (2019) Vol. 30 No. 3 (2019) Vol. 30 No. 2 (2019) Vol 30, No 2 (2019) Vol 30, No 1 (2019) Vol. 30 No. 1 (2019) Vol. 29 No. 3 (2018) Vol 29, No 3 (2018) Vol 29, No 2 (2018) Vol. 29 No. 2 (2018) Vol. 29 No. 1 (2018) Vol 29, No 1 (2018) Vol 28, No 3 (2017) Vol. 28 No. 3 (2017) Vol 28, No 2 (2017) Vol. 28 No. 2 (2017) Vol 28, No 1 (2017) Vol 28, No 1 (2017) Vol. 28 No. 1 (2017) Vol 27, No 3 (2016) Vol. 27 No. 3 (2016) Vol 27, No 2 (2016) Vol. 27 No. 2 (2016) Vol. 27 No. 1 (2016) Vol 27, No 1 (2016) Vol. 26 No. 3 (2015) Vol 26, No 3 (2015) Vol 26, No 2 (2015) Vol. 26 No. 2 (2015) Vol. 26 No. 1 (2015) Vol 26, No 1 (2015) Vol 25, No 3 (2014) Vol. 25 No. 3 (2014) Vol 25, No 2 (2014) Vol. 25 No. 2 (2014) Vol. 25 No. 1 (2014) Vol 25, No 1 (2014) Vol 24, No 3 (2013) Vol. 24 No. 3 (2013) Vol 24, No 2 (2013) Vol 24, No 2 (2013) Vol. 24 No. 2 (2013) Vol. 24 No. 1 (2013) Vol 24, No 1 (2013) Vol 23, No 3 (2012) Vol. 23 No. 3 (2012) Vol 23, No 3 (2012) Vol 23, No 2 (2012) Vol. 23 No. 2 (2012) Vol. 23 No. 1 (2012) Vol 23, No 1 (2012) Vol. 22 No. 3 (2011) Vol 22, No 3 (2011) Vol. 22 No. 2 (2011) Vol 22, No 2 (2011) Vol 22, No 2 (2011) Vol. 22 No. 1 (2011) Vol 22, No 1 (2011) Vol. 21 No. 3 (2010) Vol 21, No 3 (2010) Vol. 21 No. 2 (2010) Vol 21, No 2 (2010) Vol 21, No 1 (2010) Vol. 21 No. 1 (2010) Vol. 20 No. 3 (2009) Vol 20, No 3 (2009) Vol 20, No 3 (2009) Vol 20, No 2 (2009) Vol. 20 No. 2 (2009) Vol 20, No 1 (2009) Vol. 20 No. 1 (2009) Vol 19, No 3 (2008) Vol. 19 No. 3 (2008) Vol. 19 No. 2 (2008) Vol 19, No 2 (2008) Vol. 19 No. 1 (2008) Vol 19, No 1 (2008) Vol 18, No 3 (2007) Vol. 18 No. 3 (2007) Vol. 18 No. 2 (2007) Vol 18, No 2 (2007) Vol 18, No 1 (2007) Vol. 18 No. 1 (2007) Vol 17, No 3 (2006) Vol. 17 No. 3 (2006) Vol. 17 No. 2 (2006) Vol 17, No 2 (2006) Vol. 17 No. 1 (2006) Vol 17, No 1 (2006) Vol. 16 No. 3 (2005) Vol 16, No 3 (2005) Vol 16, No 2 (2005) Vol. 16 No. 2 (2005) Vol. 16 No. 1 (2005) Vol 16, No 1 (2005) Vol 15, No 3 (2004) Vol. 15 No. 3 (2004) Vol 15, No 2 (2004) Vol. 15 No. 2 (2004) Vol. 15 No. 1 (2004) Vol 15, No 1 (2004) Vol. 14 No. 3 (2003) Vol 14, No 3 (2003) Vol. 14 No. 2 (2003) Vol 14, No 2 (2003) Vol. 12 No. 4 (2001) Vol 12, No 4 (2001) Vol 12, No 3 (2001) Vol. 12 No. 3 (2001) Vol. 12 No. 1 (2001) Vol 12, No 1 (2001) Vol. 11 No. 3 (2000) Vol 11, No 3 (2000) Vol. 11 No. 2 (2000) Vol 11, No 2 (2000) Vol. 10 No. 3 (1999) Vol 10, No 3 (1999) Vol 10, No 1 (1999) Vol. 10 No. 1 (1999) Vol. 9 No. 2 (1998) Vol 9, No 2 (1998) Vol 8, No 3 (1997) Vol. 8 No. 3 (1997) Vol. 8 No. 1 (1997) Vol 8, No 1 (1997) Vol 7, No 22 (1996) Vol. 7 No. 22 (1996) Vol. 7 No. 21 (1996) Vol 7, No 21 (1996) Vol. 7 No. 20 (1996) Vol 7, No 20 (1996) Vol 6, No 19 (1995) Vol. 6 No. 19 (1995) Vol. 6 No. 18 (1995) Vol 6, No 18 (1995) Vol. 6 No. 17 (1995) Vol 6, No 17 (1995) Vol 5, No 16 (1994) Vol 5, No 16a (1994): Edisi Khusus Vol 5, No 16 (1994) Vol. 5 No. 16a (1994): Edisi Khusus Vol. 5 No. 16 (1994) Vol 5, No 11 (1994) Vol. 5 No. 11 (1994) Vol. 4 No. 9b (1993): Edisi Khusus Juli Vol 4, No 9c (1993): Edisi Khusus Oktober Vol. 4 No. 9c (1993): Edisi Khusus Oktober Vol. 4 No. 9a (1993): Edisi Khusus Februari Vol 4, No 9 (1993) Vol. 4 No. 9 (1993) Vol 4, No 9b (1993): Edisi Khusus Juli Vol 4, No 9a (1993): Edisi Khusus Februari Vol. 4 No. 8 (1993) Vol 4, No 8 (1993) Vol 4, No 8 (1993) Vol 4, No 7 (1993) Vol. 4 No. 7 (1993) Vol. 3 No. 4a (1992): Edisi Khusus Juli Vol 3, No 4a (1992): Edisi Khusus Juli Vol 3, No 4 (1992) Vol. 3 No. 4 (1992) Vol 3, No 3 (1992) Vol. 3 No. 3 (1992) Vol 2, No 1 (1991) Vol 2, No 1 (1991) Vol. 2 No. 1 (1991) Vol. 1 No. 1 (1990): Perkenalan Vol 1, No 1 (1990): Perkenalan More Issue