cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 20855842     EISSN : 25280759     DOI : -
Core Subject : Science,
JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN (JIPK) /SCIENTIFIC JOURNAL OF FISHERIES AND MARINE is a peer-reviewed and open access biannually (April and November) journal that publishes empirical research, recent science development in fisheries and marine, and significant and important research from high quality of research paper and review in the interest of the field of fisheries between the researchers, academics, students and general public. This journal gives readers the state of art of the theory and its applications of all aspects of fisheries.
Arjuna Subject : -
Articles 447 Documents
Jumlah Koloni pada Media Kultur Bakteri yang Berasal dari Thallus dan Perairan Sentra Budidaya Kappaphycus alvarezii di Sumenep [Number of Colonies in Bacterial Culture Media from Thallus and Waters of Cultivation Center of Kappaphycus alvarezii in Sumenep] Apri Arisandi; Badrud Tamam; Raini Yuliandari
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.242 KB) | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7633

Abstract

                                                                             AbstrakKappaphycus alvarezii merupakan salah satu rumput laut yang banyak diminta oleh pasar internasional, tetapi saat itu terjadi kegagalan budidaya akibat bakteri pathogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelompok bakteri apa yang menginfeksi rumput laut (Kappaphycus alvarezii). Penelitian ini dilakukan dengan kultur bakteri yang berasal dari thallus dan perairan pada media PCA, selanjutnya dilakukan pengujian angka lempeng total (ALT). ALT menunjukkan jumlah koloni bakteri yang mendominasi pada suatu media kultur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah koloni bakteri yang berasal dari media perairan lebih tinggi dibanding yang berasal dari thallus Kappaphycus alvarezii                                                                                                                                                  AbstractKappaphycus alvarezii is widely demanding seaweed in the global market, although many farmers face crop failure which is caused by pathogenic bacteria. This research aims to investigate the group of infectious bacteria from Kappaphycus alvarezii seaweed. Bacteria isolated from thallus were cultivated on PCA medium, then the total plate count was determined. The total plate count demontrates the the number of colony dominated on the culture medium. This research showed that bacterium colony derived from aquatic medium is greater than from Kappaphycus alvarezii thallus.
Potensi Bakteri Lactococcus sp. dan Lactobacillus sp. untuk Peningkatan Kualitas Limbah Kulit Kacang Sebagai Alternatif Bahan Pakan [Potential of Lactococcus sp. and Lactobacillus sp. Bacteria for Quality Improvement of Peanut Peel Waste as Alternative Feed Ingredients] Widya Paramita Lokapirnasari; Oky Setyo Widodo; Emy Koestanti
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.226 KB) | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8547

Abstract

                                                    AbstrakTujuan penelitian ini untuk menterminasi peningkatan kandungan nutrien dalam fermentasi makanan yang terdapat dari kulit kacang sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak dan ikan. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan dan lima replikasi P0: kulit kacang+isolat 0%; P1: kulit kacang+1% Lactococus sp. ; P2 : kulit kacang+1% Lactobacillus sp. Proses fermentasi dilakukan selama 5 hari dalam keadaan aerob. Hasil menunjukan bahwa terdapat berdedaan yang signifikan antara perlakuan (p<0,05). Penggunaan isolat Lactococcus sp. dan Lactobacillus sp. dapat meningkatkan kandungan nutrient dari limbah kulit kanang. Terdapat penurunan aerob mentah dari 3,80 sampai 7,70% terdapat peningkatan elestrak nitrogen bebas dari 3,925 sampai 4,38% terdapat peningkatan kandungan energi pencernaan 7.13% sampai 9.30%. berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengguna 1% Lactococcus sp. dan 1% Lactococcus sp. dapat meningkatkan nilai nutrisi di limbah kulit kacang yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan pakan ternak dan ikan.                                                   AbstractThis study aims to determine the increasing of nutrient content in the fermentation of feed stuff derived from peanut wastes as an alternative feed material for livestock and fish. The study consisted of three treatments and five replications, namely P0: peanut peel + 0% isolate, P1: peanut peel + 1% Lactococcus sp, P2: peanut peel +1% Lactobacillus sp. The fermentation process was carried out for 5 days under a facultative anaerobic condition. The results showed that there was a significant difference between treatments (p <0.05). The use of Lactococcus sp and Lactobacillus sp isolates can increase the nutritional content of peanut peel wastes. There was a decrease in crude fiber content (CF) of 3.80 to 7.70%, there was an increase of Nitrogen free extract (NFE) of 3.925 to 4.38%, there is an increase in digestible energy (DE) content of 7.13% to 9.30%, there was the increasing metabolizable energy (ME) of 7.13% to 9.12% compared to control. Based on the results it can be concluded that the using of 1% Lactococcus sp and 1% Lactobacillus sp. can increase nutritional value of peanut peel waste that can be used as an alternative ingredients of animal and fish.
Studi Kegiatan Budidaya Pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) dengan Penerapan Sistem Pemeliharaan Berbeda [Study of Vaname Shrimp Culture (Litopenaeus vannamei) in Different Rearing System] Sulastri Arsad; Ahmad Afandy; Atika P Purwadhi; Betrina Maya V; Dhira K Saputra; Nanik Retno Buwono
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.944 KB) | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7624

Abstract

                                                               AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk melakukan monitoring kualitas air di tambak budidaya udang vaname, membandingkan efektivitas penerapan budidaya dengan sistem pemeliharaan berbeda pada tambak dan variasi pemberian pakan. Pada kegiatan ini, empat tambak budidaya digunakan sebagai tempat pembesaran udang vaname (Litopenaeus vannamei). Parameter yang diukur meliputi parameter fisika dan kimia yaitu suhu, kecerahan, pH, oksigen terlarut, salinitas, amonia, dan alkalinitas; sedangkan performa pertumbuhan organisme budidaya dilihat dengan cara menghitung tingkat kelulushidupan (survival rate) udang pada akhir pemeliharaan, efisiensi konsumsi pakan melalui perhitungan FCR, dan laju pertumbuhan spesifik udang (SGR) dengan menghitung ABW (Average Body weight) dan ADG (Average Daily Growth) udang. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan kisaran kualitas air yang diperoleh masih dalam keadaan layak untuk kegiatan budidaya dan bahkan Tambak 3 dan 4 menunjukkan kisaran optimum untuk kualitas air budidaya, sedangkan untuk parameter performa pertumbuhan, pada Tambak 3 dan 4 diperoleh nilai SR lebih dari 80 %, dan Tambak 1 dan 2 mempunyai SR di bawah 70 %. Selain itu, nilai FCR berada di bawah 1.7 pada tambak 3 dan 4, sedangkan pada Tambak 1 dan 2 nilainya lebih dari 1.7. Terakhir untuk nilai SGR, Tambak 3 dan 4 juga menunjukkan presentasi yang bagus jika dibandingkan Tambak 1 dan 2. Secara komprehensif, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem pemeliharaan dengan menggunakan sistem flok pada Tambak 3 dan 4 meningkatkan performa kualitas air dan hasil produksi dibandingkan pada Tambak 1 dan 2.                                                                 AbstractThe aim of this study was to monitor water quality in vaname culture pond and compare the application of different rearing culture system and feeding variations. Four ponds culture were used as vaname (Litopenaeus vannamei) growth place. Measured parameters include physical and chemical factors such as temperature,brightness, pH, DO, salinity, ammonia, and alkalinity, while growth shrimp performance showed by SGR, SR and FCR. The research result of the water quality parameters show an adequate range values for all of the ponds and good enough for shrimp growth, and especially an optimum range value presented in pond three and four. Survival rate (SR) both pond 3 and 4 exhibit a good presentation that is more than 80%, whereas pond 1 and 2 were just less than 70% of SR value. The specific growth rate (SGR) presents also a good presentation in Pond 3 and 4 rather than pond 1 and 2. Based on the feed consumption, pond 1 and 2 show high FCR that is more than 1.7 while pond 3 and 4 present smaller FCR value which is less than 1.7. Finally, it could be concluded that application of floc in culture rearing system of pond 3 and 4 increase water quality and production value than pond 1 and 2.
Analisis Nilai Tambah Olahan Ikan Peperek (Leiognathus equulus ) Menjadi Ikan Peperek Crispy Menggunakan Metode Value Engineering [Value Added Analysis of Peperek Fish (Leiognathus equulus) Being Peperek Crispy Fish Using Value Engineering Method] Mardiana Rosita; Khoirul Hidayat; Iffan Maflahah
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.188 KB) | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8367

Abstract

AbstrakIkan peperek merupakan salah satu jenis ikan demersal yang biasa hidup di dasar perairan. Data statistik perikanan tangkap tahun 2015 menunjukkan ikan peperek berkontribusi besar dengan urutan kelima dari 33 jenis ikan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang diberikan dari pengolahan ikan peperek crispy. Metode yang digunakan yaitu metode value engineering dengan pencarian atlernatif dari beberapa tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisis, tahap pengembangan dan tahap rekomendasi. Hasil yang diperoleh dari analisis metode value engineering untuk produk ikan peperek crispy yaitu terdapat lima alternatif meliputi: Alternatif 1 dengan rasa balado, kemasan plastik PP, ukuran ikan sedang dan berat bersih 100–125 gram. Alternatif 2 dengan rasa original, kemasan plastik PP, ukuran ikan sedang dan berat bersih 100–125 gram. Alternatif 3 dengan rasa manis, kemasan plastik PP, ukuran ikan sedang dan berat bersih 100–125 gram. Alternatif 4 dengan rasa balado, kemasan plastik PP, ukuran ikan sedang dan berat bersih 125–150 gram dan Alternatif 5 dengan rasa balado, kemasan toples, ukuran ikan sedang dan berat bersih 100–125 gram. Desain alternatif terpilih dengan menggunakan metode value engineering yaitu alternatif ke 2. Nilai tambah produk ikan peperek crispy adalah Rp. 3.732 per kemasan dengan tingkat keuntungan sebesar 37,32% per kemasan dengan berat 100–125 gram. Abstract Peperek fish is one of the demersal fish species that usually lives in the bottom of the waters, which contributes greatly to the fifth order of 33 other fish species. This study aims to determine the added value provided by the processing of peperek fish crispy. Value engineering method was used to determine alternative method of processing. Several stages were employed namely creative, analysis, development, and recommendation phase. The results obtained from the analysis of value engineering methods for crispy peperek fish products were five alternatives: Alternative 1 was fish crispy with balado flavor, PP plastic packaging, medium fish size and net weight 100-125 gram. Alternative 2 was fish crispy with original taste, PP plastic packaging, medium fish size and net weight 100-125 gram. Alternative 3 was fish crispy with sweet taste, PP plastic packaging, medium fish size and net weight 100 - 125 gram. Alternative 4 was fish crispy with balado flavor, PP plastic packaging, medium fish size and net weight 125-150 gram and Alternative 5 was fish crispy with balado flavor, jar packaging, medium fish size and net weight 100-125 gram. The chosen alternative by value engineering method was the 2nd alternative. The added value of crispy peperek fish in this alternative product was Rp. 3,732 per pack with a profit rate of 37.32% per package weighing 100-125 gram. 
Potensi Sedasi Minyak Atsiri Daun Bandotan (Ageratum conyzoides) terhadap Ikan Koi (Cyprinus carpio) [Sedation Potential Essential Oil of Bandotan Leaf (Ageratum conyzoides) to Koi Fish (Cyprinus carpio)] Laksmi Sulmartiwi; Boedi Setya Rahardja; Ade Wahyu Pratama
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.817 KB) | DOI: 10.20473/jipk.v9i2.7639

Abstract

                                                              AbstrakTransportasi ikan berhubungan dengan metode pembiusan. Pembiusan ini dilakukan untuk menurunkan metabolisme atau keaktifan (sedative). Metabolisme yang tinggi selama transportasi dapat diminimalkan dengan menggunakan metode imotilisasi. Dengan suhu atau senyawa metabolik, bahan antimetabolik alami yang dapat digunakan adalah tanaman bandotan (Ageratum conyzoides). Bandotan merupakan tanaman obat yang mengandung minyak atsiri dan saponin (Kardono, 2003). Pada bidang perikanan, untuk mengurangi stres pada ikan dan juga digunakan menenangkan serta penurunan keaktifan (sedative) atau obat analgesik yang digunakan pada hewan vertebrata (Neiffer and Stamper, 2009). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi sedasi pemberian minyak atsiri daun bandotan terhadap ikan koi (Cyprinus carpio). Hasil analisis varian (ANAVA) menunjukkan bahwa setiap perlakuan minyak atsiri daun bandotan memberikan pengaruh terhadap waktu pingsan, waktu pulih sadar dan tachiventilasi (p<0,05). Rentang waktu pingsan tercepat pada perlakuan I saat menit ke- 27-30 dan rentang waktu pingsan terlama pada perlakuan D saat menit ke- 55. Rentang waktu pulih sadar tercepat pada perlakuan D saat menit ke- 5 dan rentang waktu pulih sadar terlama pada perlakuan I saat menit ke- 15-18. Rata-rata tachiventilasi tertinggi pada perlakuan A pada pengamatan menit ke- 60 (810 bit/5 menit) dan terendah pada I (343 bit/5 menit) pada pengamatan menit ke- 60. Berdasarkan pengukuran kualitas air yaitu suhu air antara 29-31o C, oksigen terlarut 6 ppm, pH berkisar 8-8,3 dan amoniak 0,02-0,27 mg/l.                                                                  AbstractTransportation of fish associated with the method of anesthesia. Anesthesia is done to decrease metabolism or liveliness (sedative). A high metabolism during transport can be minimized by using imotilisasi. Imotilisasi can be done by using a low temperature or chemical or natural metabolic compounds (Soedibya and Pramono, 2006). Antimetabolic natural ingredients that can be used is a plant bandotan (Ageratum conyzoides). Bandotan is a medicinal plant that contains essential oils and saponins (Kardono, 2003). In the field of fisheries, to reduce stress on the fish and also used a calming as well as a decrease in the activity (sedative) or analgesic drugs used in vertebrate animals (Neiffer and Stamper, 2009). The purpose of this study to determine the potential for sedation administration bandotan leaf essential oil to the koi (Cyprinus carpio). Results of analysis of variance (ANOVA) showed that each treatment bandotan leaf essential oil to give effect to the time unconscious, conscious and tachiventilasi recovery time (p<0.05). Range fastest time in treatment I fainted while 27-30 minutes and the longest time span in treatment D fainted while 55 minute span of the fastest recovering conscious at the time of treatment D 5 minutes and recovered aware longest time span in treatment I while 15-18 minutes. The highest average tachiventilasi on treatment A on the 60 minute observation (810 bits / 5 min) and the lowest in the I (343 bits / 5 min) on minute 60 observation. Based on the measurement of water quality is the water temperature between 29-31o C, dissolved oxygen is 6 ppm, pH ranged from 8 to 8.3 and ammonia 0.02 to 0.27 mg / l
Potensi Pemberian Cod Liver Oil (CLO) pada Pakan Komersial Terhadap Jumlah Total Asam Lemak Omega 3 dan Omega 6 Di Daging Udang Galah (Macrobrachium Rosenbergii) [Potential Of Giving Cod Liver Oil (CLO) Commercial Feed On To The Total Amount of Omega 3 and Omega 6 Fatty Acid in Meat Giant Freshwater Prawn (Macrobrachium Rosenbergii)] Boedi Setya Rahardja; Agustono Agustono; Hartik Hartik
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.893 KB) | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7634

Abstract

                                                              AbstrakAsam lemak omega 3 dan omega 6 adalah asam lemak tak jenuh yang termasuk kedalam golongan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) dan juga termasuk dalam kelompok asam lemak esensial. Asam lemak omega 3 dan omega 6 tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh, sehingga perlu adanya suplai asam lemak omega 3 dan omega 6 di makanan yang dikonsumsi. Fungsi dari asam lemak omega 3 dan omega 6 secara fisiologis yaitu sebagai sumber penting dalam menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup krustacea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemberian Cod Liver Oil (CLO) pada pakan komersial terhadap jumlah total asam lemak omega 3 dan omega 6 di daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii). Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap sebagai rancangan percobaan. Perlakuan yang digunakan adalah kandungan Cod Liver Oil (CLO) yang berbeda, yaitu P0 (0%), P1 (3%), P2(6%), P3 (9%), P4(12%) masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Parameter utama yang diamati adalah jumlah total asam lemak omega 3 dan omega 6 di daging udang galah. Parameter penunjang yang diamati adalah parameter kualitas air. Analisis data menggunakan analisis of varian (ANOVA) dan untuk mengetahui perlakuan terbaik dilakukan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian pemberian Cod Liver Oil (CLO) menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) terhadap jumlah total asam lemak omega 3 tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan jumlah total asam lemak omrga 6 di daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii). Jumlah total asam lemak omega 3 pada perlakuan P0 (0%) berbeda nyata dengan perlakuan P2 (6%), P3 (9%) dan P4 (12%), tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1. Jumlah total asam lemak omega 6 pada perlakuan P0 (0%) tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1 (3%), P2 (6%), P3 (9%) dan P4 (12%).                                                                AbstractFatty acids omega 3 and omega 6 unsaturated fatty acids are included into class Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) and is also included in a group of essential fatty acids.Fatty acids omega 3 and omega 6 can not be synthesized by the body, so it is necessary to supply fatty acids omega 3 and omega 6 in the food consumed. This study aims to determine the potential for the provision of Cod Liver Oil (CLO) on a commercial feed to the total amount of fatty acids omega 3 and omega 6 in the flesh of giant fresh water prawn (Macrobrachium rosenbergii). The method used is experiment with completely randomized design as the experimental design. The treatment used is the content of Cod Liver Oil (CLO) that is different, that P0 (0%), P1 (3%), P2 (6%), P3 (9%), P4 (12%) of each treatment was repeated 4 times. The main parameters measured were the number of total fatty acids omega 3 and omega 6 in meat prawns. Supporting parameters measured were water quality parameters. Analysis of data using analysis of variance (ANOVA) and to determine the best treatment Duncan's multiple range test. The results of the research granting Cod Liver Oil (CLO) showed significantly (P <0.05) of the total amount of omega 3 fatty acids but not significantly different (P> 0.05) with the total amount of fatty acids omrga 6 in the meat giant fresh water prawn (Macrobrachium rosenbergii). The total amount of omega 3 fatty acids in the treatment of P0 (0%) was significantly different from P2 treatment (6%), P3 (9%) and P4 (12%), but not significantly different from P1 treatment. The total amount of fatty acids in the treatment omega 6 P0 (0%) did not differ significantly with treatment P1 (3%), P2 (6%), P3 (9%) and P4 (12%).
Identifikasi dan Prevalensi Cacing Endoparasit pada Saluran Pencernaan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus) di Keramba Jaring Apung Balai Besar Perikanan Budidaya Laut, Lampung [Identification And Prevalence of Endoparasite Worms in The Gastrointestinal Tract of Red Snapper (Lutjanus argentimaculatus) In Floating Net The Centre Of Mariculture, Lampung] Sri Subekti; kismiyati kismiyati; Diah Ayu Puspitarini
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.429 KB) | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8549

Abstract

                                                   AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan tingkat prevalensi cacing endoparasit pada saluran pencernaan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) di Keramba Jaring Apung Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan sampel sebanyak 30 ekor ikan yang berukuran 20-35 cm menggunakan metode purposive sampling. Organ yang diamati lambung dan usus, kemudian dilakukan identifikasi dan penghitungan prevalensi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan jenis cacing endoparasit yang menginfeksi saluran pencernaan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) di Keramba Jaring Apung Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung adalah larva stadium tiga Anisakis physeteris (Anisakis tipe II) dan Cucullanus heterochrous. Prevalensi kakap merah yang terinfeksi endoparasit adalah 10%, terdiri dari Anisakis physeteris (Anisakis tipe II) sebesar 7% dan Cucullanus heterochrous sebesar 3%.                                                   AbstractThe purpose of the research is to know kinds and prevalence of endoparasites worm gastrointestinal red snapper (Lutjanus argentimaculatus) in floating net cages the Centre of Mariculture Lampung. The metode of the research is survey method. The sample that used is 30 fishes that size 20-35 cm used purposive sampling method. The organ that getting examination is intestine and stomach, after that do identification and counting of prevalence. The result showed kinds of endoparasite worms that infected is stage three larvae of Anisakis physeteris (Anisakis type II) and Cucullanus heterochrous. The prevalence of endoparasites in red snapper is 10% that consist from on Anisakis physeteris (Anisakis type II) 7% and Cucullanus heterochrous 3%.
Pemberian Vaksin Formalin Killed Cell (FKC) Vibrio alginolitycus untuk Meningkatkan Survival Rate (SR), Titer Antibodi dan Fagositosis Leukosit pada Kerapu Cantang (Epinephelus sp.) setelah Uji Tantang Bakteri Vibrio alginolitycus [Administration of Vaccine Formalin Killed Cell (FKC) Vibrio alginolyticus to Increase Survival Rate (SR), Antibody Titre, and Phagocytic Leukocytes Cantang Grouper (Epinephelus sp.) Against Bacteria Vibrio alginolitycus] Hari suprapto; Sudarno Sudarno; Nurul Qomariyah
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.845 KB) | DOI: 10.20473/jipk.v9i1.7625

Abstract

                                                                AbstrakVaksinasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan ketahanan tubuh yang bersifat spesifik melalui pemberian vaksin. Vaksinasi digunakan untuk mencegah serangan penyakit infeksi serta efektif untuk mengontrol serangan penyakit ikan seperti bakteri V. alginolyticus. Pengamatan tingkat kelulushidupan (SR) dan pengukuran titer antibody merupakan pengukuran efektivitas vaksinasi, sedangkan tingkat kesehatan ikan dapat dilihat dari hematologi salah satunya adalah fagositosis leukosit. Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui tingkat kelulushidupan, titer antibodi, dan indeks fagositosis leukosit benih ikan kerapu cantang yang divaksin dengan vaksin FKC bakteri Vibrio alginolyticus. Penelitian ini dilakukan di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah kontrol negatif, kontrol positif, 0,0125 mg/5 g BB ikan, 0,25 mg/ 5 g BB ikan, 0,5 mg/ 5 BB ikan. Analisis hasil menggunakan ANOVA dan dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian vaksinasi memberikan pengaruh terhadap tingkat kelulushidupan (SR), titer antibody, dan indeks fagositosis benih ikan kerapu cantang. Jumlah tingkat kelulushidupan ikan kerapu cantang yang divaksinasi terbaik yaitu 70,0%, titer antibodi yang divaksinasi terbaik yaitu 298,67, dan indeks fagositosis yang terbaik yaitu 52,67%. Hasil penelitian dengan pemberian vaksin formalin killed cell (FKC) Vibrio alginolitycus dapat memberikan proteksi pada ikan dan penggunaan dosis yang berbeda mampu mempengaruhi tingkat kelulushidupan (SR), titer antibodi, dan indeks fagositosis                                                                AbstractVaccination is an attempt to give-specific endurance through vaccine. Vaccination is used to prevent infectious diseases and effective to control fish diseases such as bacterial attack V. alginolyticus. Observations survival rate (SR) and measurement of antibody titre is a measure of the effectiveness of vaccination, while the level of health of the fish can be seen from the hematology one of which is phagocytic leukocytes. The purpose of this research was to determine the effect of the vaccine Formaldehyde Killed Cell (FKC) Vibrio alginolitycus to increase survival rate (SR), antibody titre, and phagocytic leucocytes cantang grouper (Epinephelus sp.) This research used a completely randomized design with five treatments and three replications. The treatment used is the negative control, the positive control, 0.0125 mg / 5 g BB fish, 0.25 mg / 5 g BB fish , 0.5 mg / 5 BB fish. Analysis of the results using ANOVA and Duncan's Multiple Range Test continued. The results showed that the treatment of vaccination impact the survival rate (SR), antibody titre, and phagocytosis index cantang grouper seed. Total survival rate, antibody titre, and the best phagocytosis index cantang grouper with consecutive values as follows70,0%, 298,67, and 52,67%. This research that used the vaccine formaldehyde killed cells (FKC) Vibrio alginolitycus can provide protection to the fish and the use of different doses capable of affecting the survival rate (SR), antibody titre, and the index of phagocytosis
Studi Pertumbuhan Populasi Spirulina sp. pada Skala Kultur yang Berbeda [Study of Spirulina sp. Population Growth in The Different Culture Scale] Nanik Retno Buwono; Raden Qonitah Nurhasanah
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.563 KB) | DOI: 10.20473/jipk.v10i1.8516

Abstract

AbstrakSalah satu mikroalga yang berpotensi untuk dikembangkan dan banyak terdapat di perairan Indonesia adalah Spirulina sp. Kultur Spirulina sp. sebagai upaya peningkatan produksi dapat dilakukan dalam skala laboratorium dan skala semi massal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan populasi Spirulina sp dan perbandingan kualitas media air kultur pada skala kultur yang berbeda yaitu skala laboratorium dan skala semi massal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan parameter yang diukur yaitu kepadatan sel dari mikroalga dan parameter kualitas air meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, nitrat dan orthofosfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan kultur pakan alami Spirulina sp. skala laboratorium berlangsung selama 15 hari sedangkan pada skala semi massal adalah 15-30 hari. Kepadatan awal sel Spirulina sp. skala laboratorium yaitu 15.229 unit/ml dan skala semi massal 28.417 unit/ml. Puncak kepadatan populasi sel Spirulina sp. skala laboratorium terjadi pada hari ke-8 yaitu 181.963 unit/ml, sedangkan untuk skala semi massal masih terus mengalami peningkatan jumlah kepadatan sel pada hari ke-15 sebanyak 295.317 unit/ml. Hasil kualitas air yang diperoleh pada kultur Spirulina sp. skala laboratorium maupun skala semi massal masih menunjang pertumbuhan mikroalga Spirulina sp. secara optimal. AbstractOne of the potential microalgae that have the potential to be developed and widely available in Indonesian waters is Spirulina sp. Spirulina sp. culture as an effort to increase production can be done in laboratory scale and semi-mass scale. The purpose of this research was to determine the population growth of Spirulina sp. and comparison the water of media culture at different culture scale i.e laboratory scale and semi-mass scale. The method used in this research is experimental method with parameters  measured i.e cell density of microalgae and also water quality parameters include temperature, pH, dissolved oxygen, nitrate and orthophosphate. The results showed that the growth of Spirulina sp. culture on the laboratory scale lasts for 15 days while on the semi-mass scale is 15-30 days. The initial cell ensity of Spirulina sp. on the laboratory scale is 15.229 units/ml and on the semi-mass scale is 28.417 units/ml. The peak cell population density Spirulina sp. on the laboratory scale occurred on the 8th day of 181.963 units/ml, while for the semi-mass scale still continues to increase the number of cell density on the 15th day of 295,317 units / ml. The quality of water obtained at Spirulina sp. laboratory scale culture and semi-mass scale still support the growth of Spirulina sp. microalgae optimally.
Prevalensi dan Derajat Infestasi Ektoparasit pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak Intensif dan Tradisional di Kabupaten Gresik [ Prevalence and Degrees of Infestation Ectoparasite on White Shrimp (Litopenaeus vannamei) in Intensive and Extensive Cultivation System in Gresik] Gunanti Mahasri; Hari Suprapto; Abyan Farras
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.397 KB) | DOI: 10.20473/jipk.v9i2.7640

Abstract

                                                          AbstrakUdang putih (Litopenaeus vannamei) adalah komoditas unggulan budidaya yang memiliki harga yang signifikan pada pasar di seluruh dunia. Sepenuhnya permintaan udang, perlu perhatian serius dalam pembenihan vaname, dengan bertujuan untuk mendapatkan panen maksimal dan dapat memenuhi kebutuhan pasar. Tujuan penelitian ini untuk menentukan prevalensi dan derajat infestasi, serta mengetahui perbedaan prevalensi dan derajat infestasi ektoparasit pada udang vaname sistem intensif dan tradisional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu metode pengamatan sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta dan sifat populasi atau pada wilayah tertentu. Prevalensi ektoparasit yang menyerang udang putih di budidaya intensif 57,5% dan budidaya tradisional 56,6% dan dalam kategori sering (sering kali) tingkat infestasi rata - rata yang menginfeksi vaname putih dalam budidaya intensif adalah 76,56 (berat), sedangkan di budidaya tradisional adalah 43,78 (sedang). Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara prevalensi budidaya intensif dan tradisional (p> 0,05), terdapat perbedaan tingkat infestasi ektoparasit antara prevalensi budidaya intensif dan tradisional                                                             Abstract White shrimp (Litopenaeus vannamei) is a species of cultivation and have important value in the worldwide market.Tofully a demand of shrimp, need for serious treatment in prawn hatchery vaname, with the aim that gets the maximum harvest and can fulfill a need market. The aims of this research to determine the prevalence and degree of infestation, as well as know the difference prevalence and degree of infestation ectoparasite on shrimps vaname which are in intensive and extensive cultivation. The method used in this study using survey methods, that is methods to make observation systematical, factual, and accurate about the fact and the nature of the population or to a definite region. The prevalence of ectoparasite that infests white shrimp in intensive cultivation is 57,5% and in traditional cultivation is 56,6% and in category frequently (often times). The average degree of infestation that infects white vaname in intensive cultivation is 76,56 (heavy), while in the traditional cultivation is 43,78 (medium). The results analysis of the data show that there is no difference between the prevalence of intensive and traditional cultivation (p > 0,05), there was difference infestation degree of ectoparasite between the prevalence of intensive and traditional cultivation.

Page 2 of 45 | Total Record : 447


Filter by Year

2009 2024


Filter By Issues
All Issue 2024: IN PRESS ISSUE (JUST ACCEPTED MANUSCRIPT, 2024) Vol. 15 No. 2 (2023): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 15 No. 1 (2023): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 14 No. 2 (2022): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 14 No. 1 (2022): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 13 No. 2 (2021): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 13 No. 1 (2021): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 12 No. 2 (2020): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 12 No. 1 (2020): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 11 No. 2 (2019): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 11 No. 1 (2019): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan Vol. 10 No. 1 (2018): Jurnal ilmiah perikanan dan kelautan Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 (2016): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 8 No. 1 (2016): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 7 No. 2 (2015): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 7 No. 1 (2015): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 6 No. 2 (2014): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 6 No. 1 (2014): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 5 No. 2 (2013): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 5 No. 1 (2013): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 4 No. 2 (2012): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 4 No. 1 (2012): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 3 No. 2 (2011): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 3 No. 1 (2011): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 2 No. 2 (2010): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 2 No. 1 (2010): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 1 No. 2 (2009): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 1 No. 1 (2009): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN More Issue