cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 22528954     EISSN : 25274899     DOI : -
Core Subject : Education, Art,
LAKON adalah sebuah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Magister Kajian Sastra dan Budaya Universitas Airlangga Surabaya. Cetakan pertama terbit pada tahun 2012 dan terbit dua kali dalam setahun sejak tahun 2013. Jurnal peer-review ini juga berfungsi sebagai forum yang menampung berbagai penelitian yang sedang dilakukan terhadap perkembangan manusia dan budaya di seluruh dunia. Jurnal LAKONmemuat aspek penelitian yang teoritis, empiris, dan historis yang didasarkan pada realitas lokal dan regional, dan berkaitan dengan praktek-praktek sehari-hari, identitas, media, teks, dan bentuk-bentuk budaya lainnya. Seluruh artikel dalam jurnal LAKON menandai dialektika pemikiran yang mendalam guna menggairahkan interseksi kajian sastra, budaya, dan ilmu-ilmu humaniora.
Arjuna Subject : -
Articles 91 Documents
REPRESENTASI KEISLAMAN DALAM GRUP MUSIK SABYAN GAMBUS Muhammad Rosyid Husnul Waro’i; Siti Lussiyandari
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 9 No. 1 (2020): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (961.425 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v9i1.19820

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan representasi keislaman dalam kelompok musik Sabyan Gambus. Penelitian ini membahas bagaimana Islam direpresentasikan oleh Sabyan Gambus menggunakan teori Sirkuit Kebudayaan (Circuit of Culture) Stuart Hall. Teori tersebut terdiri dari beberapa aspek, yaitu produksi, konsumsi, regulasi, identitas, dan representasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam menjelasakan fenomena kebudayaan. Sebagai data, penelitian ini menggunakan video-video performance Sabyan Gambus di Youtube. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kehadiran Sabyan Gambus di Youtube menandai pergeseran penting dari media yang dipakai budaya pop Islam untuk berproduksi. Kemudian, identitas keislaman Sabyan Gambus dapat dilihat melalui sejarah musik gambus di Indonesia, performativitas mereka dan estetika musik mereka. Sabyan juga menunjukkan bahwa identitas Islam yang melekat mengalami tarik menarik dengan konteks sosio-budaya Indonesia.
THE TALE TELLS: REVEALING MADURESE’S SACRED CULTURAL VALUES BEHIND MADURA’S FOLKTALE ENTITLED ASAL MULA SOMBHER TENGGUN Dewi Maharani
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 7 No. 1 (2018): JURNAL LAKON
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.771 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v7i1.19717

Abstract

A folktale entitled Asal Mula Sombher Tenggun (The Origin of Tenggun Spring) is a tale which grows and developes in Tenggun Village which is located in Klampis District, Bangkalan Regency - Madura. Analysis of intrinsic elements is used to reveal the values in the folklore through its theme, plot, character and characterization, while the emic approach which is conducted by interviewing local villagers is used to reveal more about cultural values of the story as well as the influence of the folklore on the views of life and habits of the local villagers. The cultural values contained in this folktale are the values of beliefs, patience values, philosophical values, and ethical and moral values that influence the life view of Tenggun Village residents in their daily lives, in worshiping Allah SWT, in respecting and serving leaders and parents and in treating other God's creatures such as animals and plants. This story is the reason behind the holding of annual ritual called Rokat Sombher which is held every year in the month of Muharram as a manifestation of gratitude to God for sustenance in the form of springs which remain a source of water to fulfill the needs of the people of Tenggun Village toward water.
RELIGIUSITAS WARIA DI SURABAYA Fatmawati Fatmawati
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 8 No. 2 (2019): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.128 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v8i2.19778

Abstract

Tulisan ini bertujuan mengkaji religiusitas waria di Surabaya dengan menganalisis latar belakang kehidupan dan agama, representasi religiusitas, dan hak kebebasan beragama yang mereka miliki. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara terstruktur dengan dua responden yang dipilih dengan sengaja (purposive) berdasarkan kriteria tertentu. Data primer berupa transkripsi rekaman wawancara yang didukung oleh data sekunder berupa kajian pustaka. Hasil temuan menunjukkan bahwa para waria di Surabaya memiliki latar belakang kehidupan dan agama yang berbeda. Religiusitas mereka direpresentasikan dengan afiliasi pada agama tertentu, keaktifan di organisasi keagamaan, perilaku altruisme, praktik religiusitas, dan manfaat religius yang mereka peroleh. Hak kebebasan menganut suatu agama termasuk mempertahankan dan mengganti agama telah mereka peroleh namun hak kebebasan menjalankan ibadah keagamaan masih harus diperjuangkan.
THE SURVIVAL OF TRADITIONAL MUSIC AND ITS CURRENT APPEAL IN CENTRAL THAILAND Zamira Najla Binti Zaimi
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 9 No. 1 (2020): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.732 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v9i1.19835

Abstract

Traditional music in Central Thai society is a rich piece of culture that uncovers much about day to day existence in the society. This study investigates the factors contributing to the music’s declining appeal to the local people. It focuses on  customary music in five focal regions of Thailand. In collecting the data, I combined survey, interviews, and observation. The analysis shows that the popularity and appeal of customary music in Central Thailand is declining. The decline is partly caused by the wide impacts of Western cultures and music on Thai society.  Moreover, there are not many youngsters who are keen on preserving the existence of the traditional music. This is coupled with the absence of the government in supporting the survival of the music. It is pity as the folk music is very much in tune with the everyday life of  Central Thai society. However, in order to survive it requires modernization and adaptation with the changing dynamics of the society.
FEMINISME DALAM POLITIK PADA CERPEN WAKYAT KARYA PUTU WIJAYA Suhailah Naili Salsabila
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 7 No. 1 (2018): JURNAL LAKON
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.528 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v7i1.19773

Abstract

Penelitian ini menggunakan teori kritik sastra feminis untuk melihat adanya sikap feminis yang dapat mempengaruhi pemikiran tokoh-tokoh dalam cerpen Wakyat karya Putu Wijaya. Selain itu, untuk menjelaskan adanya peran feminis dalam politik mampukah membawa dampak yang lebih baik dalam dunia perpolitikan. Jadi, harapan peneliti mengenai penelitian melalui cerpen Wakyat karya Putu Wijaya menggunakan feminis dengan pendekatan semiotik dapat memberi warna baru dalam memandang karya Putu Wijaya, sehingga dapat menghasilkan penelitian yang baru melalui karya Putu Wijaya dengan analisis yang berbeda dan baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian dokumen (library research). Pendekatan penelitian ini menggunakan pedekatan ekspresif. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini yaitu pergerakan feminis yang berupa emansipasi wanita tidak hanya berupa tindakan tapi juga perkataan, petanyaan, pernyataan yang dapat mengubah pemikiran orang lain untuk bergerak maju menunjukkan kebenaran dan kesetaraan.
TOKOH UTAMA TAK BERPENGHARAPAN DALAM CERITA RAKYAT INDONESIA Iit Purnama Asri
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 8 No. 2 (2019): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.484 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v8i2.9506

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguak bagaimana tokoh utama yang tidak berpengharapan diceritakan dalam cerita rakyat Indonesia. Penelitian ini berfokus pada dua cerita rakyat dengan tokoh utama pria yang tidak rupawan yaitu Bujang Katak dari Bangka Belitung dan Si Bungsu Katak dari Pulau Kei. Dua karakter laki-laki utama dalam cerita dijelaskan melalui teori aktansial A. J. Greimas. Fokus dari penelitian ini adalah kesamaan objek dalam bentuk pernikahan dengan putri raja dan penentang yang berbeda yaitu persyaratan dari raja. Temuan dari penelitian ini meliputi: 1) Objek dari dua cerita adalah sama yaitu pernikahan dengan putri raja, yang berarti sumber kebahagiaan bagi pria adalah pernikahan; 2) Penentang pada kedua cerita yaitu persyaratan dari raja yang menunjukkan bahwa raja dan putrinya yang menikahi Bujang Katak dan Si Bungsu Katak adalah materialistis. Hal itu dapat dilihat dari persyaratan yang diajukan oleh raja bersifat sangat material dan sang putri tidak menolak persyaratan tersebut.
MULTIPLISITAS IDENTITAS: PEMBACAAN DEKONSTRUKSI NOVEL CERITA CALON ARANG KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER Adnan Prayuwono
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 7 No. 1 (2018): JURNAL LAKON
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.385 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v7i1.19709

Abstract

Artikel ini mencoba melakukan pembacaan dekonstruksi atas novel Cerita Calon Arang karya Pramoedya Ananta Toer yang seringkali dimaknai secara hitam-putih dengan bineritas atas tokoh yang baik dan yang jahat. Melalui metode dekonstruksi yang meliputi serangkaian tahapan verbal, tahapan tekstual dan tahapan linguistik didapati sebuah multiplisitas pada diri tokoh Carita Calon Arang seperti Empu Baradah dan Calon Arang yang ternyata tidak sekedar baik dan buruk secara mutlak.
REPRESENTATION OF SAYURI AS GEISHA IN THE NOVEL MEMOIR OF GEISHA BY ARTHUR GOLDEN Siti Lussiyandari
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 9 No. 1 (2020): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.866 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v9i1.19862

Abstract

The aims of this study is discover how this novel constructs Sayuri as a Geisha. In order to reach that results, this study figured out the functions of the narrative and connected it into seven spheres of action. Hence, in order to analysis the data, this study used qualitative method which all of the data had to be noted, identified, and then can be explained. This study used the theory of Vladimir Propp in order to figure the narrative structure out of the novel itself. Propp provided such tools to analyze the data. There are twelve functions out from thirty one found in this study: absentation, violation, trickery, mediation, departure, the first function of donor, branding, victory, unrecognized arrived, recognition, exposure, and wedding. The researcher figured out seven spheres of action” which are in the following list: The Hero, The Villain, The Donor, The Helper, and The False Hero. Sayuri here is depicted as object of sexuality for man. Almost all of men subdued over her.
BALINESE DAUGHTER AND FEMINIST FATHER IN KOPLAK BY OKA RUSMINI Anindya Kusuma Wardani
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 8 No. 2 (2019): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.712 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v8i2.19774

Abstract

Balinese women and patriarchy are terms which closely related. They commonly appear at the same time. Can this stereotype be negotiated? In the work of Oka Rusmini’s Koplak, this phenomenon is tried to be negotiated. The appearance of women who are living freely from patriarchal culture is shown through the whole book. It makes a new perspective that patriarchy in Bali can be negotiated. The study aims to show that Balinese women are no longer related to the word patriarchy and they can live their life. Using Feminism theory, Koplak will be examined and seen from a feminist perspective. The analysis activity will use a descriptive-qualitative method. There are two results of the study, showing that nowadays Balinese women can live without a burden of patriarchal, even they have their culture. The culture can be negotiated and the appearance of the feminist father shows that the parent’s role in family can help Balinese women being free from patriarchal culture. It also shows that the word feminist is not always given to women.
SEMIOTICS OF STOPPING BY WOODS ON SNOWY EVENING Agung Wijianto
Lakon : Jurnal Kajian Sastra dan Budaya Vol. 9 No. 1 (2020): Jurnal Lakon
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.672 KB) | DOI: 10.20473/lakon.v9i1.19809

Abstract

Poetry is one of the fundamentals in literature. It expresses meaning through words and communicates deeper ideas within it. Robert Frost was one of the most prominent poets of all time. His work Stopping by Woods on a Snowy Evening was one of his greatest work, it revolves around the beauty of a forest in the winter. On the surface, it may look like a simple straightforward poem; however, it contains a deeper underlying meaning. Semiotics of Poetry written by Riffaterre will be essential in this paper to dissect the poem. There are various concepts that will be applied in the dissecting the poem like indirection, heuristic and hermeneutics reading, matrix, model, variants, and hypogram. This paper seeks to find the deeper understanding of the poem rather than just a surface understanding of it.

Page 5 of 10 | Total Record : 91