cover
Contact Name
Sofyan Mahfudy
Contact Email
jurnaltransformasi@uinmataram.ac.id
Phone
+6281329446085
Journal Mail Official
jurnaltransformasi@uinmataram.ac.id
Editorial Address
LPPM, UIN Mataram, Jl. Pendidikan 35 Mataram 83125
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
ISSN : 18583571     EISSN : 25809628     DOI : 10.20414/transformasi.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 179 Documents
Internalisasi nilai karakter religius nasionalis untuk mencegah paham transnasional radikal di Indonesia dan Jerman Faris Khoirul Anam; M. Alifudin Ikhsan; Yusuf Hanafi; Abdul Adzim
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 18 No. 2 (2022): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v18i2.5886

Abstract

[Bahasa]: Radikalisme menjadi masalah serius yang dihadapi bukan hanya Indonesia tetapi juga di berbagai negara. Kegiatan radikalisme ini memberikan gambaran bahwa negara tidak akan pernah lepas dari gerakan transnasional radikal. Internalisasi nilai karakter religius nasionalis diperlukan untuk mencegah semakin merebaknya paham ekstrim tersebut. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian dan kerjasama antara Indonesia dan Jerman untuk menciptakan suasana keberagamaan yang inklusif. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan sumbangsih pemikiran melalui pelatihan para diaspora Islam Indonesia dalam beragama di tengah gempuran ekstrimisme barat. Metode yang digunakan adalah pelatihan yang diselenggarakan secara daring dalam 2 fase. Fase pertama berupa pelatihan Hujjah Aswaja untuk memberikan edukasi pemahaman toleransi dan semangat moderasi beragama. Fase kedua berupa pendampingan internalisasi nilai karakter religius nasionalis secara massif selama 3 bulan. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan peningkatan wawasan kebangsaan dan keagamaan yang signifikan. Kegiatan ini mampu memberikan stimulus nasionalisme Indonesia bagi diaspora yang sedang berada di Jerman khususnya dan menjadi bekal memaknai keberagaman dalam perspektif Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) di Jerman. Kata Kunci: hujjah aswaja, nasionalis, radikal, religius [English]: Radicalism is a severe issue that affects many nations, not just Indonesia. This radicalism activity shows how the nation will always be connected to radical international movements. Internalization of nationalist religious character values is needed to prevent the spread of extremist ideology. This community service was a form of concern and cooperation between Indonesia and Germany to create an inclusive religious atmosphere. This community service aims to contribute ideas through training Indonesian Islamic diasporas in religion amid the onslaught of western extremism. The method used was training that was held online in two phases. The first phase was Hujjah Aswaja training to provide education on understanding tolerance and the spirit of religious moderation. The second phase was the assistance in internalizing nationalist religious character values on a massive scale for three months. The results show a significant increase in nationalism and religious insight. This community service program can provide a stimulus for Indonesian nationalism for diasporas who are in Germany in particular and become provisions for interpreting diversity from the perspective of Ahlussunnah Wal Jama'ah (Aswaja) in Germany. Keywords: hujjah aswaja, nationalism, radical, religious
Bimbingan teknis manajemen usaha koperasi sektor riil Agus Eko Sujianto; Khusnul Mufidati
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 18 No. 2 (2022): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v18i2.5994

Abstract

[Bahasa]: Sebagai suatu entitas bisnis, koperasi diharapkan dapat menjadi pelaku ekonomi yang beranggotakan masyarakat dengan kekuatan ekonomi terbatas menjadi pelaku ekonomi yang tanpa batas melalui bimbingan teknis. Berdasarkan pengamatan, persoalan mendasar koperasi sektor riil terletak pada aspek pengetahuan usaha yang cenderung terbatas sehingga membutuhkan program bimbingan teknis kepada pelaku ekonomi. Padahal pengetahuan usaha ini menjadi aspek paling penting sebelum membangun usaha sebagai salah satu bentuk prinsip kehati-hatian dalam berusaha. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini disamping untuk memberikan pengetahuan dan penguatan manajemen usaha pengelola koperasi serta untuk menguji perbedaan pemahaman mereka sebelum dan setelah mengikuti bimbingan teknis. Metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mitra PkM penelitian ini yaitu Community-Based Research (CBR) dimana pada aspek penentuan aksi atas temuan menggunakan pendekatan pelatihan melalui ceramah serta mengintegrasikannya dengan pengujian statistika terhadap hasil uji Pre-Test dan Post-Test. Mitra Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) kegiatan ini berjumlah 40 orang anggota Koperasi Wanita di Kabupaten Tulungagung. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai pemahaman peserta tentang manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen keuangan dan manajemen sumber daya manusia sebelum dan setelah mengikuti kegiatan. Sedangkan secara statistik nilai uji Pre-Test berbeda secara signifikan dengan nilai uji Post-Test. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bimbingan teknis manajemen usaha mampu meningkatkan pengetahuan anggota koperasi yang bergerak pada sektor riil. Kata Kunci: bimbingan teknis, Community-Based Research, manajemen usaha, koperasi wanita, sektor riil [English]: As a business entity, cooperatives are expected to become economic actors consisting of people with limited economic power to become economic actors without boundaries through technical assistance. It is deemed necessary to carry out this technical guidance, bearing in mind that based on in-depth observation, the fundamental problem of real sector cooperatives lies in business knowledge, which tends to be limited. Even though this business knowledge is the most important aspect before building a business as a form of prudential principles in doing business. This community service program aimed to provide knowledge and strengthen the business management of cooperative managers and to test their differences in understanding before and after participating in technical guidance. The method used was Community-Based Research (CBR) which is the aspect of determining action on findings using a training approach through lectures and integrating it with statistical testing of the results of the Pre-Test and Post-Test. This program involved 40 members of the Women's Cooperative in Tulungagung Regency. The results show an increase in the value of participants' understanding of marketing management, production management, financial management, and human resource management before and after participating in the activity. Statistically, the Pre-Test test scores differ significantly from the Post-Test test values. It can be concluded that business management technical guidance can increase the knowledge of cooperative members engaged in the real sector. Keywords: business management, Community-Based Research, real sector, technical guidance, women's cooperatives
Pendidikan dasar bencana bagi pemuda untuk meningkatkan kesadaran akan bencana Septin Puji Astuti; Eko Setiawan; Ika Feni Setyaningrum
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 19 No. 1 (2023): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v19i1.4971

Abstract

[Bahasa]: Berdasarkan kondisi geografisnya Indonesia merupakan negara yang rentan terhadap bencana. Oleh karena itu manajemen bencana adalah hal yang sangat penting untuk dipelajari dan dipahami oleh masyarakat. Manajemen bencana terdiri dari kesiapsiagaan, mitigasi, tanggap darurat, dan pemulihan masyarakat. Pemuda sebagai bagian dari masyarakat adalah sumber daya manusia yang sangat potensial di dalam manajemen bencana. Sayangnya, banyak pemuda yang belum memahami manajemen bencana maupun keterlibatan langsung dengan terjun sebagai relawan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar manajemen bencana kepada pemuda sebagai upaya meningkatkan kesadaran yang dimiliki. Harapan dari kegiatan ini adalah pemuda dapat mengetahui jenis bencana, pentingnya kesiapsiagaan bencana, serta memiliki keinginan untuk menyosialisasikan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran perlunya manajemen bencana kepada masyarakat. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi tiga tahapan yakni perencanaan, pelaksanan, dan evaluasi. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahawa peserta merasa antusias untuk terjun dalam kegiatan relawan bencana. Pasca pemberian pelatihan, sebanyak 75% pemuda yang awalnya tidak pernah mengikuti kegiatan relawan bencana berminat menjadi relawan bencana. Dari kegiatan ini, terdapat dua harapan yang paling banyak diminta oleh peserta. Pertama, kegiatan pendidikan dasar bencana dilakukan secara rutin yang dapat diikuti oleh pemuda dan masyarakat. Kedua, peserta berharap ada pelatihan teknis dalam merespon bencana. Kata Kunci: masyarakat sadar bencana, pemuda, pendidikan bencana, relawan bencana [English]: Indonesia is a disaster-prone country because of its geographical condition. Therefore, disaster management is essential for the community to learn and understand. Disaster management includes preparedness, mitigation, emergency response, and community recovery. As part of society, youth is a potential human resource in disaster management. Unfortunately, many young people do not understand disaster management or work directly as volunteers. This community service activity aims to provide youth with basic knowledge of disaster management to increase their awareness. This community service hopes that young people can know the types of disasters and the importance of disaster preparedness and want to socialize knowledge and raise awareness of the need for disaster management in the community. The method used in this program includes three stages, they are planning, implementation, and evaluation. The result of this community service shows that the participants felt enthusiastic about participating in disaster volunteer activities. After the training program, as many as 75% of the youth who initially had never participated in disaster volunteer activities were interested in becoming disaster volunteers. From this activity, two expectations were most requested by the participants. First, basic disaster education activities should be carried out periodically, which youth and the community can participate in. Second, the participants expect that there will be technical training in disaster response. Keywords: disaster society, young people, disaster education, disaster volunteer
Peningkatan kesadaran dan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri di SMP Islam At-Tawwabiin Cilangkap Tapos Depok Atin Supiyani; Dalia Sukmawati
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 19 No. 1 (2023): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v19i1.5790

Abstract

[Bahasa]: Kesehatan reproduksi pada remaja putri sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan terkait organ dan sistem reproduksi. Usia remaja merupakan usia kritis dimana remaja putri pertama kali mengalami fase pubertas yang ditandai dengan dimulainya siklus haid atau menstruasi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri pada siswi di Islam At-Tawwabiin Cilangkap Tapos Depok. Metode yang digunakan dalam program pengabdian ini adaah penyuluhan. Metode survei melalui kuisioner digunakan untuk mengukur sikap dan pemberian soal pre-test dan post-test untuk mengukur pengetahuan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2022 dari pukul 08.00-12.00 yang dihadiri oleh 82 siswi SMP Islam At-Tawwabiin. Hasil program kegiatan pengabdian ini menunjukkan sebanyak 95% peserta telah mengalami menstruasi. Usia menstruasi pertama peserta berada pada kisaran 9-14 tahun dengan frekuensi tertinggi pada usia 12 tahun sebanyak 50%. Frekuensi peserta yang mengetahui organ dan system reproduksi sebesar 85,5% dan 54% peserta memahami siklus menstruasi. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan, terjadi peningkatan rataan nilai post-test sebesar 71,83±16,26 dari rataan nilai pre-test sebesar 67,2±16,52 (sig<0,05). Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan nilai 0,641 dengan sig 0,003<0,050 yang berarti terjadi hubungan yang kuat dan signifikan antara pengetahuan dengan peningkatan nilai hasil test. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan mampu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswi terhadap kesehatan reproduksi. Kata Kunci: kesehatan reproduksi, menstruasi, siswi SMP, tingkat pengetahuan  [English]: Reproductive health in a teenager is greatly influenced by the level of knowledge about reproductive organs and systems. Adolescence is a critical age where young women first experience a phase of puberty which is characterized by the start of the menstrual /menstrual cycle. This community service program aims to increase the awareness and knowledge of young women’s reproductive health in female students at Islam At-Tawwabiin Cilangkap Tapos Depok. The method used in this program is counselling. The survey method with a questionnaire is used to measure the attitude of the participants and the pre-test and post-test questions for knowledge. The program was held on July 27, 2022, from 08.00-12.00 and was attended by 82 At-Tawwabiin Islamic Junior High School students. The results show that 95% of the participants had undergone menstruation. The first menstrual age of participants was in the range of 9-14 years, with the highest frequency at 12 years as much as 50%. The frequency of participants who knew the organs and reproductive system was 85.5%, and 54% understood the menstrual cycle. There was an increase in the average post-test value of 71.83±16.26 from the average pre-test value of 67.2±16.52 (sig<0.05). The results of the Pearson correlation test show a value of 0.641 with a sig of 0.003 < 0.050 , which means a strong and significant relationship exists between knowledge and an increase in test result scores. It can be concluded that the counseling program increased the students’ awareness and knowledge of reproductive health. Keywords: reproductive health, menstruation, junior high school students, knowledge
Peningkatan layanan jemaah melalui implementasi sistem pengelolaan keuangan dan aset masjid berbasis web Kholid Haryono; Ari Sujarwo
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 19 No. 1 (2023): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v19i1.5992

Abstract

[Bahasa]: Keuangan dan aset masjid perlu dikelola dengan baik dan transparan. Kesalahan dalam pengelolaan akan menyebabkan praduga dan fitnah di tengah masyarakat. Terlebih jika berkaitan dengan dana yang diperoleh dari jemaah atau masyarakat. Pengelolaan keuangan dan aset dalam bentuk tradisional hanya mampu mencatat sehingga belum mengarah pada transparansi karena sifatnya yang tidak accessible. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mengimplementasikan sistem informasi pengelolaan keuangan dan aset masjid untuk meningkatkan tata kelola dan transparansi keuangan masjid. Metode pelaksanaan kegiatan menggunakan model kemitraan dimana pengabdi dan masyarakat secara bersama menyelenggarakan kegiatan untuk kemajuan tata kelola masjid. Tahapan kegiatan meliputi Plan, Do, Check, Act (PDCA) dimana tahapan ini sering digunakan dalam program peningkatan berkelanjutan untuk aspek tertentu di dalam masyarakat atau komunitas. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan bahwa tata kelola aset dan keuangan masjid berbasis digital mampu mewujudkan transparansi sehingga meningkatkan kepercayaan jamaah dan masyarakat terhadap pengelola masjid. Secara lebih luas, kegiatan ini dapat menjadi inspirasi untuk masjid yang lain untuk mengimplementasikan tata kelola keuangan dan aset berbasis digital sebagai upaya peningkatan pelayanan masjid di masyarakat. Kata Kunci: digitalisasi, keterbukaan keuangan, sistem aset, sistem informasi, masjid [English]: Mosque financial and asset needs to be managed properly and transparently. Mismanagement of this will lead to prejudice and slander in society. Moreover, if the funds are obtained from the congregation or the community. Financial and asset management in the traditional way can only record the data, so it has not led to transparency because it is not accessible. This community service program aims to implement an information system for managing mosque finances and assets to improve governance and transparency. The method used in this program is a partnership model in which the researchers and the community organize the program to develop mosque governance. The stages included Plan, Do, Check, Act (PDCA), often used in sustainable improvement programs for specific aspects of a society or community. This program shows that digital-based management of mosque assets and finances can achieve transparency, thereby it increases the trust of congregants and the community in mosque management. This program can be an initiative for other mosques to implement digital-based financial and asset governance in an effort to improve mosque services in the community. Keywords: digitization, financial transparency, asset system, information system, mosque
Evaluasi program pelatihan penyusunan jadwal dengan ASC timetable menggunakan model CIPP Edi Irawan; Yaya Sukjaya Kusumah; Nur Kolis
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 19 No. 1 (2023): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v19i1.6032

Abstract

[Bahasa]: Perkembangan teknologi perlu dimanfaatkan secara optimal dalam berbagai bidang kehidupan tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Teknologi perlu dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah permasalahan dalam penyusunan jadwal pelajaran pada beberapa sekolah atau madrasah yang ada di Kabupaten Ponorogo. Solusi yang ditawarkan adalah program pengabdian masyarakat menggunakan pendekatan service learning dalam bentuk pelatihan penyusunan jadwal menggunakan software Asc TimeTable. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi program menggunakan model CIPP, yang terdiri dari empat komponen evaluasi, yaitu evaluasi context, evaluasi input, evaluasi process, dan evaluasi product. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari aspek context, program yang ditawarkan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sasaran program, yaitu para guru/ustadz dan pengelola sekolah/madrasah. Pada aspek input, strategi program yang ditawarkan juga sangat sesuai dengan kebutuhan dan harapan dari sasaran program. Evaluasi proses pelaksanaan program menunjukkan bahwa program telah terlaksana dengan sangat baik. Demikian halnya dari aspek evaluasi produk diketahui bahwa pemahaman subjek sasaran program sudah baik. Secara umum program yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik dan efektif. Oleh karena itu, diharapkan hasil studi ini menginspirasi pelaksanaan program serupa dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi di era Society 5.0 ini untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Kata Kunci: Asc TimeTable; CIPP; evaluasi program; penyusunan jadwal, society 5.0  [English]: Technology development should be utilized optimally in various fields of life, including education. Technology needs to be used to overcome problems in education, including the problem of preparing lesson schedules in several schools or madrasahs in Ponorogo Regency. The proposed solution is a community service program utilizing the service learning approach through training sessions on schedule planning using the Asc TimeTable software. This study aims to evaluate the program using the CIPP model, which consists of four components: context, input, process, and product. The evaluation results show that from the context aspect, the programs offered are under the problems the program targets face: teachers/ustadz and school/madrasah administrators. In the input aspect, the program offered is also highly relevant to the needs and expectations of the target. Evaluation of the program implementation process shows that the program has been carried out very well. Likewise, from the aspect of product evaluation, it is known that understanding the program target's subject is good. In general, the program implemented has been running well and effectively. As a result, it is hoped that the findings of this study may inspire similar projects aimed at optimizing the use of technology in the period of Society 5.0 for community advancement and welfare. Keywords: Asc TimeTable, CIPP, program evaluation, scheduler, society 5.0
Digitalisasi informasi kependudukan di lingkungan RT Kelurahan Sukamiskin Kecamatan Arcamanik Kota Bandung Sri Bekti Handayani Ningsih; Reny Rian Marliana; Atep Ruhiat; David Setiadi; Maya Suhayati; Leni Nurhayati
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 19 No. 1 (2023): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v19i1.6107

Abstract

[Bahasa]: Data kependudukan sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan pada berbagai aktvitas pelayanan publik. Salah satu Lembaga kemasyarakatan yang memiliki tugas dalam pengumpulan data kependudukan adalah pengurus Rukun Tetangga (RT). Dalam melaksanakan tugasnya, pengurus RT sering kali mengalami berbagai kendala salah satu nya adalah penggunaan metode manual dalam mengumpulkan dan mengolah data yang berakibat pada sering terjadinya kesalahan input data dan ketidakakuratan data yang diperoleh. Hal tersebut, dihadapi pula oleh pengurus RT di wilayah Rukun Warga (RW) 06 kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kendala tersebut, dapat diatasi salah satunya dengan pemanfaatan sistem informasi sesuai dengan UU NO. 23 TAHUN 2006. Oleh karena itu, tujuan pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah merancang dan membangun sistem informasi kependudukan (SIDUK) sebagai salah satu upaya mengatasi beberapa kendala yang dihadapi oleh pengurus RT di wilayah Rukun Warga (RW) 06 kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Pelaksanaan pengabdian masyarakat dilakukan melalui metode difusi iptek yang terbagi menjadi dua tahap yaitu perancangan dan pembangunan SIDUK menggunakan metode prototype. Selanjutnya dilakukan sosialisasi serta pendampingan penggunaan SIDUK yang dibangun tersebut. SIDUK yang dibangun terbukti mampu mempermudah pengurus RT dalam mengumpulkan dan mengolah data kependudukan termasuk input data dan pembuatan laporan data kependudukan. Kata Kunci: data kependudukan, difusi iptek, rukun tetangga, SIDUK, sistem informasi [English]: Demographic data is needed for various public service activities. One of the social institutions which has the task of collecting demographic data is the Rukun Tetangga (RT) administrator. In carrying out their duties, RT administrators often experience various obstacles, one of which is that the collection and data tabulation are still done manually, as a result various errors of data input occur frequently, and inaccuracies in the data obtained. This is also faced by RT administrators in the Rukun Warga (RW) 06 area of ??Sukamiskin sub-district, Arcamanik District, Bandung City, West Java Province. One of these obstacles can be resolved by applying an information system under UU NO. 23 of 2006. Therefore, the goal of the community service being carried out is to design and build a demographic information system (SIDUK) to overcome some of the obstacles faced by RT administrators in the Rukun Warga (RW) 06 area of ??Sukamiskin sub-district, Arcamanik District, Kota Bandung, West Java Province. The community service program was carried out through the science and technology diffusion method, which was divided into two stages, namely designing and developing the SIDUK using the prototype. Following this, socialization and assistance in using SIDUK were conducted. The SIDUK has made it easier for RT administrators to collect and process population data, including input and reports. Keywords: demographic, technology diffusion, neighborhood association, SIDUK, information system
Pengenalan virtual laboratory berbasis Physics Education Technology (PhET) interactive simulation sebagai alternatif praktikum pada siswa sekolah internasional luar negeri Riyadh Lalu Ahmad Didik Meiliyadi; Baiq Ayu Ruhana; Nur Khasanah
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 19 No. 1 (2023): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v19i1.6189

Abstract

[Bahasa]: Inovasi proses pembelajaran menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari seiring dengan masifnya perkembangan teknologi dan informasi. Salah satu upaya inovasi tersebut adalah penggunaan PhET interactive simulation virtual laboratory dalam kegiatan praktikum pembelajaran fisika pada program kerjasama Sekolah Internasional Luar Negeri (SILN) Riyadh. Tujuan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep fisika melalui aktivitas praktikum dengan menggunakan PhET. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Participatory Action Research (PAR) dengan 4 tahapan kegiatan yaitu (a) persiapan, (b) sosialisasi, (c) pelaksanaan, dan (d) evaluasi dan refleksi. Fokus materi dalam program ini adalah materi pada pelajaran fisika yang terdiri dari (a) Tekanan, (b) Hukum Kekekalan Energi, (c) Kinematika dan Dinamika Gerak, (d) Hukum Faraday, (e) dan Hukum Ohm. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan bahwa pada aspek pelaksanaan praktikum virtual berbasis PhET diperoleh poin sebesar 3,5 yang mengindikasikan siswa sangat antusias dalam mengikuti program. Sedangkan poin yang paling rendah adalah pada aspek waktu yaitu sebesar 2,6. Keterbatasan program ini adalah minimnya waktu yang tersedia sehingga masih ada siswa yang merasa kesulitan ketika menggunakan aplikasi PhET. Penggunaan PhET interactive simulation ini dapat menjadi alternatif proses pembelajaran fisika untuk meningkatkan antusisme belajar siswa sehingga dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam memahami konsep fisika. Kata Kunci: laboratorium virtual, PhET, simulasi interaktif [English]: Innovation in the teaching and learning process is an inevitable facet along with the massive development of technology and information nowadays. One of the efforts is using PhET interactive simulation virtual laboratory in the physics learning practicum process in the Riyadh International Foreign School (SILN) cooperation program. This community service program aims to improve students' understanding of physics concepts through practicum activities using PhET. The method used in this program was Participatory Action Research (PAR) which consists of four stages, including (a) preparation, (b) socialization, (c) implementation, and (d) evaluation and reflection. The focus of the material in this program was on physics lessons consisting of (a) Pressure, (b) The law of Conservation of Energy, (c) Kinematics and Dynamics of Motion, (d) Faraday's Law, and (e) Ohm's Law. The result shows that in implementing the PhET-based virtual practicum aspect, points of 3.5 were obtained, indicating that students were highly enthusiastic about participating in the program. In contrast, the lowest point is in the aspect of time, which is 2.6. The limitation of this program was the lack of time available. Therefore, the students were still having difficulties when using the PhET application. PhET interactive simulation can be an alternative tool in the physics teaching and learning process to increase students' enthusiasm for learning, which will potentially impact improving students' competence in understanding physics concepts. Keywords: virtual laboratory, PhET, interactive simulation
Efektivitas layanan bimbingan kelompok menggunakan metode debat untuk meningkatkan sikap semangat kebangsaan remaja di Paa Nanggalo Padang Rosdialena; Jasman
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 19 No. 1 (2023): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v19i1.6229

Abstract

[Bahasa]: Semangat kebangsaan dapat diwujudkan dalam sikap dan perbuatan sehari-hari dengan mengakui persamaan derajat, saling menghargai sesama dan mengembangkan sikap tenggang rasa. Namun, kebanyakan dari remaja saat ini tidak memiliki sikap semangat kebangsaan, hal ini terlihat dari kurangnya rasa kepedulian terhadap sesama, mereka sering berperilaku tidak peduli dengan sesama atau mempunyai sikap masa bodoh dengan keadaan temannya yang mengalami kesulitan. Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan sikap semangat kebangsaan melalui bimbingan kelompok dengan menggunakan metode debat di panti asuhan Aisyiyah Nanggalo Padang. Metode yang digunakan adalah jenis kuantitatif dengan pendekatan pre-eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan angket sikap semangat kebangsaan yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pretest kemudian diberikan perlakuan bimbingan kelompok dengan metode debat, dan diakhiri dengan posttest. Teknik analisis data menggunakan Wilcoxon signed rank test untuk membandingkan skor pretest dan posttest hasil dari tindakan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan sikap semangat kebangsaan remaja sesudah diberikan bimbingan kelompok dengan metode debat. Hal ini terlihat dari hasil postet bahwa remaja memiliki antusias yang cukup tinggi ketika diberikan pemahaman berkenaan dengan sikap semangat kebangsaan. Hal ini berarti bahwa kegiatan pengabdian yang dilakukan dengan menggunakan metode debat untuk meningkatkan semangat kebangsaan melalui layanan bimbingan kelompok sangat efektif dilakukan. Implikasi dari kegiatan ini adalah semua remaja dapat memahami bahwa semangat kebangsaan penting untuk ditanamkan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: bimbingan kelompok, debat, semangat kebangsaan [English]: The national spirit can be manifested in attitudes and daily actions by recognizing equality, respecting each other and developing an attitude of tolerance. However, recently most teenagers do not have an attitude of national spirit. It can be seen from their lack of concern for others, they often behave indifferently towards others or have an indifferent attitude towards the circumstances of their friends who have difficulties. This community service program aims to increase the attitude of the national spirit through group guidance using the debate method at the Aisyiyah Nanggalo Padang orphanage. The method used was a quantitative approach pre-experiment. The data collection technique used a questionnaire on the attitude of the national spirit, which has been tested for validity and reliability. The program’s implementation begins with a pretest, then given the treatment of group guidance with the debate method, and ends with a posttest. Data analysis techniques used Wilcoxon signed rank test to compare scores pretest and post-test. The results show an increase in the attitude of the national spirit of youth after being given group guidance using the debate method. It can be seen from the results posted that teenagers have quite high enthusiasm when given an understanding regarding the attitude of the national spirit. It means that the program using the debate method is very effective. This program implies that all teenagers understand the importance of the national spirit and that it must be embedded and practised in their daily lives. Keywords: group guidance, debate, national spirit
Edukasi tentang pencegahan tuberkulosis melalui pemenuhan sanitasi di Desa Benua Raya Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut Agung Waskito; Salsabila Arifa; Arina Alifia Nur Assyfa; Anis Kamila Saleha; Nurnajwa; Halimatus Sakdiah
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 19 No. 1 (2023): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v19i1.6320

Abstract

[Bahasa]: Tuberkolosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang umumnya menyerang organ paru-paru. Peningkatan kasus tuberkolosis sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan yang buruk dapat meningkatkan risiko penularan tuberkulosis, sehingga untuk mencegah penularan diperlukan sanitasi lingkungan yang baik. Berdasarkan data Riskesdas 2018 di Indonesia tercatat 0,42% penduduk terdiagnosis penyakit TBC, di Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 0,41% penduduk. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan warga di Desa Benua Raya, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan tentang pencegahan tuberkolosis melalui pemenuhan sanitasi. Partisipan pada program pengabdian kepada masyarakat ini adalah 16 orang dari kelompok masyarakat Desa Benua Raya Kecamatan Bati-bati. Metode yang digunakan adalah ceramah interaktif dan tanya jawab. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat, dengan nilai rata-rata saat pre-test adalah 55 meningkat menjadi 68,75 pada saat post-test. Hasil analisis data menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,044 yang artinya terdapat perbedaan signifikan tingkat pengetahuan antara sebelum dan sesudah pemberian edukasi. Melalui program pengabdian ini masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan penyakit tuberkolosis melalui sanitasi lingkungan yang baik. Kata Kunci: penyuluhan kesehatan, sanitasi lingkungan, tuberkulosis [English]: Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, which generally attacks the lungs. The environment strongly influences the increase in tuberculosis cases. A bad environment can increase the risk of tuberculosis transmission, so good environmental sanitation is needed to prevent transmission. Based on the 2018 Riskesdas data in Indonesia, 0.42% of the population was diagnosed with TB disease, and in South Kalimantan Province, there were 0.41% of the population. This community service program aims to increase residents’ knowledge in Benua Raya Village, Bati-Bati District, Tanah Laut Regency, and South Kalimantan about tuberculosis prevention through sanitation. The participants in this community service program were 16 people from the Benua Raya Village, Bati-bati District community group. The method used was interactive lectures, questions, and answers. The community service results show increased community knowledge, with an average score at the pre-test 55, increasing to 68.75 at the post-test time. Data analysis showed a t-value of 4.044, which means there is a significant difference in knowledge level before and after the program. The community can prevent tuberculosis through this service program through good environmental sanitation. Keywords: health counseling, environmental sanitation, tuberculosis