cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Aquahayati
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Status terumbu karang dan ikan karang di perairan Sidodadi dan Pulau Tegal Provinsi Lampung Syahnul Sardi Titaheluw; Ira .
Aquahayati Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Aquahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.483 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status terumbu karang dan ikan karang di perairan Sidodadi dan Pulau TegalProvinsi Lampung. Penelitian dilakukan di enam lokasi yang berbeda. Setiap lokasi mewakili berbagai aktivitas yang adadi wilayah tersebut. Stasiun 1 dan 2 mewakili aktivitas keramba jaring apung (KJA), Stasiun 3 mewakili aktivitas rekreasidan KJA, Stasiun 4 mewakili aktivitas rekreasi pantai, Stasiun 5 sebagai tempat persinggahan kapal-kapal nelayan, danStasiun 6 sebagai lokasi pengeboman ikan. Kondisi terumbu karang ditentukan dengan menggunakan metode transek garisdan data ikan karang diperoleh dengan metode pengamatan visual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitaspenangkapan ikan yang merusak merupakan penyebab utama kerusakan terumbu karang yang terjadi di perairan tersebut.Kerusakan terumbu karang berkorelasi positif dengan keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi ikan karang.Keberadaan keramba jaring apung (KJA) di Stasiun 2 dan 4 merupakan langkah positif dalam hal perlindungan terhadapekosistem terumbu karang oleh para pekerja melalui pengawasan terhadap ekosistem terumbu karang karena keberadaanmereka tersebut.
Pengaruh padat penebaran terhadap waktu kematangan gonad induk abalon, Haliotis squamata di hatchery Ermayanthi Ishak; Irwan Junaidi Effendy; Muhtar Pranoto
Aquahayati Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Aquahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.26 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh padat penebaran terhadap waktu yang dibutuhkan oleh induk abalonjenis H. squamata untuk mencapai matang gonad. Penelitian ini dilaksanakan selama 63 hari, dari Agustus sampai Oktober2010 di Pembenihan Abalon Kerja Sama Lembaga Pengkajian dan Penerapan Teknologi Sumber Daya Perikanan danKelautan PT. Sumber Laut Nusantara Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Peneli -tian ini dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan yaitu perlakuanA (4 induk), perlakuan B (8 induk), dan perlakuan C (12 induk) untuk tiap-tiap kontainer 60 liter. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa waktu kematangan gonad induk abalon yang dipelihara dengan perlakuan A, B, dan C yaitu rata-ratahari ke-51, hari ke-58, dan hari ke-61. Hasil pertumbuhan mutlak rata-rata panjang cangkang pada perlakuan A, B, dan Cberturut-turut yaitu 0,081±0,24 cm; 0,26±0,026 cm; dan 0,20±0,023 cm. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA), waktukematangan gonad dan pertumbuhan mutlak rata-rata panjang cangkang menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyatapada semua perlakuan (P>0,05). Hasil pengukuran parameter kualitas air yaitu suhu, salinitas, pH, dan oksigen terlarutmenunjukkan kisaran yang masih baik untuk mendukung kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan perkembangankematangan gonad induk abalon H. squamata di hatchery.Kata kunci: Haliotis squamata, padat penebaran, waktu kematangan gonad, pertumbuhan
Kualitas habitat populasi simping (Placuna placenta) di Perairan Teluk Kronjo, Tangerang Yonvitner .; Rokhmin Dahuri; Isdradjad Setyobudiandi; Kardiyo Praptokardiyo; Mennofatria Boer
Aquahayati Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Aquahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.07 KB)

Abstract

Populasi simping dapat bertahan dan berkembang apabila memiliki kualitas lingkungan hidup yang baik. Penelitian inibertujuan untuk mengkaji karakter habitat dan lingkungan hidup simping di perairan Teluk Kronjo, Tanggerang. Penelitiandilaksanakan selama lima bulan, dari bulan Maret sampai September 2008. Penelitian dilakukan dengan interval satubulan pada enam stasiun dengan tiga kali ulangan. Analisis meliputi analisis deskriptif dan anova dua arah (antara stasiundan antar zona). Status habitat simping dari indikator suhu, kecerahan, pH, BOD, masih mendukung kehidupan simping,sedangkan kekeruhan, TSS, oksigen, redoks, dan COD, berpotensi menghambat pertumbuhan simping. Secara keseluruhankondisi habitat kurang baik namun masih dalam batas syarat minimal untuk mendukung kehidupan simping.Kata kunci: simping, Kronjo, kualitas air
Komposisi jenis dan kelimpahan fitoplankton di sekitar PLTU Nii Tanasa Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara Salwiyah S
Aquahayati Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Aquahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.027 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi jenis dan kelimpahan fitoplankton di sekitar PLTU Nii TanasaKabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober–Desember 2011 padaempat stasiun yang berbeda. Contoh fitoplankton diambil menggunakan plankton net dengan ukuran mata jaring 64 m.Data fitoplankton dianalisis menggunakan indeks biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis fitoplanktondidominasi oleh Bacillariophyceae berkisar 18–91% kemudian disusul oleh Dinophyceae 9–17%. Kelimpahanfitoplankton berdasarkan stasiun berkisar 2604–3455 sel L-1. Indeks keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi berturut-turut berkisar 0,7203–0,9312; 0,8453–0,9005; dan 0,1151–0,244. Parameter kualitas air masih mendukung pertumbuhanfitoplankton kecuali nitrat menjadi faktor pembatas.Kata kunci: fitoplankton, kelimpahan, komposisi jenis, PLTU, spasial
Komposisi jenis dan kelimpahan fitoplankton di sekitar area pertambangan nikel, PT. Weda Bay Nickel Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara Abdurrachman Baksir
Aquahayati Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Aquahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.268 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi dan kelimpahan fitoplankton di sekitar area pertambangan NikelPT. Weda Bay Nickel Kabupaten Halmahera Tengah. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Halmahera Tengah dari bulanJanuari sampai April 2011. Stasiun penelitian ditentukan sebanyak 19 stasiun di sekitar area pertambangan. Pengambilansampel menggunakan jaring plankton dengan ukuran mata jaring 0,45 μ. Komposisi dan kelimpahan fitoplankton ditentukandengan menggunakan metode Lackey drop micro-transect counting. Struktur komunitas fitoplankton dianalisis berdasarkanindeks biologi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat 27 jenis fitoplankton yang terdiri atas lima kelas yaituBacillariophyceae (17 jenis), Chlorophyceae (5 jenis), Cyanophyceae (2 jenis), Dinophyceae (2 jenis), dan Chroococcaceae(1 jenis). Kelimpahan fitoplankton bervariasi berkisar 4.712239.309 ind. m-3Kata kunci: fitoplankton, pertambangan, kelimpahan, Halmahera Tengah
Parameter kualitas ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) asap menggunakan bahan pengasap yang berbeda Kobajashi T. Isamu; Hari Purnomo; Sudarminto S. Yuwono
Aquahayati Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Aquahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.383 KB)

Abstract

Kualitas ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) asap menggunakan bahan pengasap yang berbeda telah diteliti. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas ikan cakalang (K. pelamis) asap menggunakan bahan pengasap yangberbeda. Pengasapan dilakukan menggunakan bahan pengasap tempurung kelapa (TKL), campuran tempurung kelapadan tempurung kemiri (TKL+TKM) dan tempurung kemiri (TKM), dengan metode pengasapan secara langsung. Hasilanalisis warna, aw, dan kadar lemak, memperlihatkan tidak ada perbedaan nyata (P>0,05) terhadap bahan pengasap, sedangkanparameter tekstur, kadar air, kadar protein, dan kadar abu, terdapat perbedaan nyata (P<0,05). Begitupun denganparameter sensoris (meliputi warna, rasa, tekstur, aroma) juga terdapat perbedaan nyata (P<0,05). Sebanyak tujuh senyawapolycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) diidentifikasi, yaitu Naphthalene, Acenaphthene, Phenentrene, Fluorantene,Pyrene, Benzo(a)pyrene, dan Perylene, dimana yang terdeteksi jumlahnya hanya Fluorantene dengan kandungansebesar 0,06 ppm; 0,05 ppm dan 0,23 ppm berturut-turut pada ikan cakalang asap TKL, TKL+TKM, dan TKM. Enamsenyawa PAHs lainnya sama sekali tidak terdeteksi. Total asam lemak pada ikan cakalang asap TKL, TKL+TKM, danTKM secara berurutan untuk SFA sebesar 59,790%, 50,659%, dan 75,472%, MUFA sebesar 37,612%, 47,221%, dan21,262%, PUFA sebesar 2,595%, 2,072%, dan 3,268%.Kata kunci: cakalang, bahan pengasap, parameter kualitas
Morfologi dan morfometrik perkembangan awal filosoma lobster mutiara (Panulirus ornatus) Yusnaini Yusnaini; Muhammad Natsir Nessa; Muhammad Iqbal Djawad; Dody Dharmawan Trijuno
Aquahayati Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Aquahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.414 KB)

Abstract

Telur lobster mutiara yang baru menetas dinamakan larva atau filosoma. Pengetahuan tentang filosoma dibutuhkan untukmengembangkan dan mengelola pembenihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi morfologi dan morfometrikperkembangan awal filosoma lobster mutiara (Panulirus ornatus). Filosoma yang baru menetas dipelihara tanpa diberipakan. Hari ke 1, 3, 5, dan 7 hari setelah menetas, filosoma diamati morfologi dan morfometriknya dengan menggunakanmikroskop binokuler dan mikrometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara morfologi, tubuh dari filosoma tahapawal berbentuk datar, tidak berpigmen, transparan sehingga dari punggung atau perut, kontraksi jantung, usus, midgutgland terlihat jelas. Tubuh filosoma terdiri atas tiga bagian, yaitu: kepala, dada, dan pleon. Kepala terdiri atas ususbucccale sebagai bagian dari mulut, jantung, sepasang mata, antena, antenulla, maxilliped 1 , 2, dan 3, serta organ dalampenting lainnya. Di dada, terdapat organ pencernaan (semacam usus) dan 3 pereiopods. Periopod 1 dan 2 adalah exopod,dorsal coxal spine, plumose natatory setae, coxa, basis, ischio-merus,corpus dan dactylus. Ukuran tahap I adalah: panjangtubuh 1,431,47 mm (±0,05 mm), panjang cephala adalah 0,760,78 mm (±0,02 mm), dan lebar cephala adalah0,710,72 mm (±0,03 mm). Panjang Thorax adalah 0,460,48 mm (±0,08 mm), lebar dada adalah 0,360,38 mm (± 0,03mm), panjang pleon adalah 0,270,29 mm (±0,05 mm) dan lebar pleon adalah 0,11 mm (± 0,01 mm). Keadaan morfologidan morfometrik filosoma sampai hari ke 7 tidak mengalami perubahan, suatu indikasi bahwa filosoma lobster mutiaramempunyai perkembangan yang sangat lambat dan tetap berada pada stadia pertama.Kata kunci: lobster mutiara, Panulirus ornatus, morfologi, morfometrik, filosoma/larva
Komposisi dan keanekaragaman jenis ikan karang di perairan Pulau Hari Kabupaten Konawe Selatan Romy Ketjulan
Aquahayati Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Aquahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.164 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi dan keanekaragaman jenis ikan karang yang dapat dimanfaatkansebagai data pendukung dalam pengembangan Pulau Hari sebagai obyek wisata bahari dan upaya konservasi. Pengambilandata dilakukan dengan menggunakan metode sensus visual (under water visual sensus) dengan bantuan peralatanscuba diving dan kamera bawah air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedalaman 3 m jumlah individu ikan karangyang berhasil diidentifikasi berjumlah 1.588 individu yang terdiri dari 58 jenis dari 17 famili, sedangkan pada kedalaman10 m jumlah individu ikan karang yang ditemukan berjumlah 1.846 individu yang terdiri dari 69 jenis dari 16 famili.Nilai indeks keanekaragaman tergolong sedang, sedangkan indeks kesamaan, dan dominansi jenis tergolong rendah.Kata kunci: komposisi, keaneragaman, jenis, ikan karang, Pulau Hari
Kajian kualitas fisika kimia air di Danau Limboto Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo Mulis Mulis
Aquahayati Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Aquahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.907 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji parameter kualitas air di perairan Danau Limboto, meliputi aspek fisika dan kimiaperairan. Penelitian dilakukan dengan metode survei dari bulan Maret sampai April 2012 di tiga stasiun penelitianyaitu Stasiun I, ditumbuhi enceng gondok; Stasiun II, wilayah muara atau outlet; dan Stasiun III, perairan dengan aktivitaskeramba jaring apung, KJA. Parameter fisika-kimia air yang diukur meliputi suhu, kecerahan, pH air, oksigen terlarut(DO), dan fosfat (PO4-P). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu perairan Danau Limboto di setiap stasiun berkisar27,8529,95 0C; kecerahan 30,0051,00 cm; pH 6,758,7; oksigen terlarut 5,968,06 mg L-1; dan fosfat 20,9033,45 ppm. Berdasarkan parameter fisika kimia perairan, kondisi lingkungan perairan Danau Limboto masih layak danmendukung kehidupan biota perairan, kecuali konsentrasi fosfat yang telah melebihi kebutuhan normal organisme.Kata kunci: Danau Limboto, kualitas air, fosfat
Analisis kelimpahan fitoplankton berdasarkan kedalaman di perairan Pulau Barrang Lompo Kota Makassar Rahmadi Tambaru; Suwarni Suwarni
Aquahayati Vol 9, No 2 (2013)
Publisher : Aquahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan teori, aktivitas fitoplankton dalam proses fotosintesis adalah optimum terjadi di permukaan perairan. Namun,penelitian secara seksama untuk memastikan hal tersebut sampai saat ini belum dikaji secara terperinci untuk perairanpesisir Indonesia. Untuk maksud tersebut, maka telah dilaksanakan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis kelimpahanfitoplankton berdasarkan kedalaman di perairan Pulau Barrang Lompo Kota Makassar. Pengamatan kelimpahanfitoplankton dilaksanakan pada berbagai kedalaman yaitu 0, 5, 10, dan 15 m. Analisis sampel menggunakan metodeLackley Drop Microstransek Counting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton sangat berbedanyata antar kedalaman. Kelimpahan fitoplankton pada kedalaman 0 m merupakan kedalaman dengan kelimpahan terbaikdan tertinggi.Kata kunci: kelimpahan, fitoplankton, kedalaman perairan

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2013 2013