cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
JFA (Jurnal Fisika dan Aplikasinya)
ISSN : 1858036X     EISSN : 24604682     DOI : -
Core Subject : Science,
JFA (Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Abbreviation: J.Fis. dan Apl.) hanya menerbitkan artikel penelitian asli serta mengulas artikel tentang topik seputar bidang fisika (fisika teori, material, optik, instrumentasi, geofisika) dan aplikasinya. Naskah yang dikirimkan ke JFA belum pernah diterbitkan ditempat lain serta tidak dalam proses pertimbangan untuk diterbitkan ditempat lain, dalam bahasa apapun. Studi teoritis, eksperimental, dan praktis sama-sama didorong, seperti juga artikel interdisipliner dan yang timbul dari penelitian dan kolaborasi industri.
Arjuna Subject : -
Articles 381 Documents
The Effect of Roasting Temperature at 400C and Sulphuric Acid Concentration on TiO2 Extraction Process from Zircon Sand Ilmenite Eryuni Setyani; Tito Prastyo Rahman; Dwi Wahyu Nugroho; Sunardi Rahman; Fitria Irawan; Radyum Ikono; Nurul Taufiqu Rochman; Wipsar Sunu Brams Dwandaru
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 10, No 3 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.985 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v10i3.787

Abstract

In this research, roasting temperature at 400C and sulphuric acid concentration variations was conducted to obtain titanium dioxide from zircon sand. The research was done through extraction metallurgy method which involved physical, chemical, and mechanical treatments. Zircon was magnetically separated, mixed with NaOH, and roasted with temperature of 400C. Characterization with XRD of the sample before and aftermagnetic separation was conducted. Peaks obtained from NaFeO2, NaTiO2, Na0.75Fe0.75Ti0.25O2, and TiO2 compounds were observed. In this study, the leaching process lasted in two stages. For the first leaching samples of combustion products are leached using distilled water to remove water-soluble impurities. For the second stage, the deposition obtained from stage one is leached using 8, 10, and 12 M concentrated sulphuric acid at high temperature to dissolve iron. XRD was used to characterize TiO2. The result showed that the sample at temperature of 400C and concentrated sulphuric acid of 12Mis whiter in colour compared to other samples. Furthermore, at temperature 400C and concentrated sulphuric acid of 12 M, the titanium dioxide produced is 32.3% and 11.5% for rutile and anatase, respectively.
Implementasi Algoritma Genetika untuk Menentukan Karakter Green house dengan Teknik Identifikasi Melania Suweni Muntini; Yul Yanazwin Nazaruddin
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.438 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v4i1.950

Abstract

Salah satu cara untuk pengkondisian temperatur di dalam suatu green house adalah dengan mengenali perilaku dan karakter perubahan temperaturnya. Pengenalan karakter dapat dilakukan dengan mencari model perubahan temperatur di dalam green house tersebut. Ada berbagai cara untuk melakukan pemodelan, yang diantaranya adalah dengan teknik identifikasi berdasarkan hasil pengukuran masukan-keluarannya. Pada makalah ini disajikan hasil penelitian yaitu pengembangan teknik identifikasi sistem dengan menggunakan algoritma genetik. Algoritma genetik yang dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan fungsi fitness yang didasarkan pada residu antara keluaran sistem dan keluaran model. Pengukuran masukan-keluaran dalam penelitian ini dilakukan pada suatu miniatur green house. Dengan memadukan teknik identifikasi dan algoritma genetik, karakter perubahan temperatur dalam green house dapat didekati menggunakan model Auto Regressive Moving Averagewith Exogenous Input (ARMAX). Hasil yang diperoleh untuk proses pemanasan dan pendinginan dalam green house adalah model dengan struktur ARMAX orde 3. Model tersebut diperoleh dengan nilai fitness terbaik 0,89 untuk proses pemanasan dan 0,98 untuk proses pendinginan.
Pemodelan Active Magneto-Pneumatics Suspension Sistem Shock Absorber Berbasis Magnet Nd-Fe-B sebagai Pengganti Sistem Pegas pada Kendaraan Bermotor Dyah Sawitri; Yerry Susatio; Suko Bagus Trisnanto
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1912.276 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v9i1.834

Abstract

Telah diaplikasikan magnet sebagai sistem isolasi vibrasi (shock absorber) pada kendaraan bermotor sebagai pengganti sistem pegas yang memanfaatkan gaya tolak antara dua buah magnet sejenis.. Dilakukan pemodelan active magneto-pneumatic suspension untuk mengetahui performansi magnet melalui pendekatan analisisinterpretasi respon suspensi dan distribusi densitas fluks magnetik. Pemodelan terdiri atas model geometrik dan model matematik, terbagi atas komponen suspensi (magnet permanen Nd-Fe-B dan elektromagnet tersusun dalam konfigurasi serial-vertikal sesuai prinsip levitasi magnet berdasar polarisasi), dan komponen kontrol vibrasi (piezoelektrik beserta charge amplifier, PID voltage controller, dan power amplifier). Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh bahwa magnet permanen Nd-Fe-B memiliki performansi yang cukup baik dalam sistem isolasi vibrasi pada kendaraan bermotor, ditunjukkan berdasarkan kapabilitasnya dalam mereduksi vibrasi melalui evaluasi transmisibilitas yang relatif kecil dan stabilitas respon suspensi yang relatif stabil. Desain tekanan pneumatik 0,125 bar dan kontrol umpan maju pada active magneto-pneumatics suspension didapatkan nilai transmisibilitas untuk fungsi profil lintasan sinusoidal yaitu 0,9%-7%, untuk fungsi profil lintasan bumb berkisar 6,5%-25% dan untuk fungsi profil lintasan random mencapai 2,5%.
Fabrikasi Dan Karakterisasi Directional Coupler Sebagai Devais Pembagi Daya Supadi Supadi; Yono Hadi Pramono; Gatut Yudoyono
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 2, No 1 (2006)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.343 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v2i1.984

Abstract

Telah difabrikasi directional coupler yang berfungsi sebagai pembagi daya (power divider) dengan pendekatan metode Fused Biconical Tapered (FBT) dengan memanfaatkan serat optik step-index multimode tipe FD-320-05, buatan Autonics, Korea. Struktur ini mempunyai dimensi diameter teras (core) 200 μm, tebalselubung (cladding) 150μm dan lebar gap antar teras serat optik sebesar 100 μm. Indeks bias teras dan selubung masing-masing sebesar 1,49, dan 1,41. Hasil perhitungan karakterisasi directional coupler diperoleh nilai coupling ratio (CR) sebesar 0,31 pada panjang interaksi kopling antar serat optik 25 mm. Hasil ini sesuai dengan standarisasi karakteristik directional coupler hasil fabrikasi industri, dengan demikian devais ini dapat digunakan sebagai komponen pembagi daya (power divider).Hasil ekstrapolasi data melalui grafik menunjukkan bahwa devais ini dapat ditingkatkan fungsinya sebagai pemecah berkas (splitter) dengan panjang interaksi kopling sekitar 27 mm.
Model Struktur 1-D Kecepatan Gelombang P di daerah Minahasa Juan Pandu Gya Nur Rochman; Bagus Jaya Santosa; Febry Rokhman Firdaus
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 8, No 2 (2012)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.184 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v8i2.866

Abstract

Daerah Minahasa merupakan salah satu zona tektonik aktif di Indonesia karena memiliki zona sesar kompleks sebagai akibat pertemuan batas lempeng di barat laut pulau Sulawesi, sehingga sering terjadi gempa tektonik dangkal hingga sedang. Telah dilakukan studi spesifik mengenai struktur kecepatan gelombang gempa 1-D dan letak hypocenters yang lebih akurat di daerah Minahasa. Data yang digunakan sebanyak 8 event gempa di area sekitar Minahasa (0,300-4,300 LU dan 121,0 -121,7 BT) yang terjadi pada bulan Maret - Desember 2011yang terekam di 8 stasiun seismograf setempat (KMSI, MRSI, MPSI, APSI, GLMI, LBMI, LUWI, dan SANI). Model struktur 1-D didapatkan dengan menganalisis waktu tempuh gelombang P dari data gempa lokal, yaitu dilakukan dengan picking menggunakan WinQuake. Data waktu tempuh gelombang P dilakukan inversi menggunakan software VELEST 33 sehingga didapatkan model struktur 1-D, kecepatan gelombang P dan relokasi gempa. Hasil pengelohan data didapatkan model struktur 1-D kecepatan gelombang P di daerah Minahasa berkisar antara (2,95 - 9,07) km/s pada kedalaman 36 km dengan RMS residual = 3,7 dan didapatkan hypocentersbaru yang lebih akurat.
Pengaruh Temperatur Sintering pada Konstanta Dielektrik Barium Stronsium Titanat (Ba0,2Sr0,8TiO3) yang dibuat dengan Metode Reaksi Fasa Padat Alpi Zaidah
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 11, No 2 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.519 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v11i2.1062

Abstract

Pembuatan sampel Ba0,2Sr0,8TiO3 (BST) telah dilakukan dengan metode reaksi fasa padat. Sampel disinteringpada suhu 900, 1000, dan 1100C dengan holding time selama 2 jam. Karakterisasi pada sampel dilakukan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Besarnya konstanta dielektrik diperoleh melalui pengujian dengan RLC meter. Berdasarkan analisa dengan perhitungan parameter kisi BST dengan suhu sintering 900, 1000, dan 1100C adalah a = b = c berturut-turut 3,913, 3,910, dan 3,915 nm. Nilai parameter kisi a = b = c menunjukkan struktur kristal berbentuk kubik. Ukuran kristal dan regangan kisi sampel dengan suhu sintering 900, 1000, dan1100C berturut-turut adalah 93 nm, 104 nm, 110 nm dan 1,58%, 1,51%, 1,49%. Pengukuran konstanta dielektrik (K) dilakukan pada rentang frekuensi 0,01 hingga 10 kHz. Nilai maksimum terdapat pada nilai frekuensi minimum. Nilai K sampel dengan suhu sintering 900, 1000, dan 1100C masing-masing sebesar 1388, 3299 dan 3870 pada frekuensi minimum.
Uji Sensitivitas Skema Parameterisasi Cumulus untuk Prediksi Hujan di Wilayah Jawa Timur Apritarum Fadianika; Hariadi Hariadi
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1444.575 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v11i1.778

Abstract

Tidak setiap proses di atmosfer dapat diselesaikan secara eksplisit oleh persamaan gerak dalam model numerik.Dengan demikian, setiap model NWP termasuk WRF menggunakan parameterisasi untuk parametercuaca yang tidak dapat dihitung langsung oleh rumus matematika. Salah satu parameterisasi di WRF-ARWadalah parameterisasi cumulus. Uji Kain-Fritsch (KF), Betts-Miller-Janjic (BMJ), Grell-Devenyi (GD) dilakukanuntuk meningkatkan akurasi prediksi hujan dengan memilih skema parameterisasi kumulus yang memilikisensitivi- tas tertinggi. Skema ini dibandingkan spasial untuk menentukan kesesuaian dalam lingkup kabupatenatau kota, dan diverifikasi pada tujuh poin dari stasiun BMKG di Jawa Timur untuk mendapatkan perkiraanakurasi. Berdasarkan perbandingan dan verifikasi antara hasil model dan data pengamatan, umumnya,skema GD adalah yang terbaik skema cumulus parameterisasi di hampir seluruh wilayah Jawa Timur, kecualidi Pulau Bawean (BMJ) dan Tuban, Panarukan, dan Banyuwangi (KF). Kinerja model WRF-ARW cukup baikmemprediksi hujan atau tidak hujan kejadian (rata-rata Proportion Correct (PC) di atas 0,7), tetapi tidak dapatmemprediksi secara tepat waktu kejadian dan intensitas hujan. Model ini cenderung meremehkan tetapimendekati prediksi nyata (Equitable Threat score value (ETS) di bawah 0,2 dan rata-rata Frequence Bias Index(FBI) 0,6).
Preparasi Penumbuhan Lapisan Tipis a-Si:H dengan Metode HWC-VHF-PECVD pada Variasi Daya rf Elang J.S.; Satwiko Sidopekso; T. Winata
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 5, No 2 (2009)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.26 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v5i2.941

Abstract

Metode Hot Wire Cell Very High Frequency PECVD (Plasma Enhanced Chemical Vapor Deposition) adalah metode pengembangan dari PECVD konvensional dan merupakan metode gabungan antara VHF-PECVD dan HWC-PECVD. Pada metode ini diharapkan mendapatkan laju deposisi yang tinggi, konduktivitas yang tinggi serta kandungan hidrogen yang rendah. Lapisan tipis a-Si:H dideposisi dengan gas Silan (SiH4) 10% dalam gas Hidrogen (H2) dan ditumbuhkan di atas substrat gelas corning 7059 pada variasi daya 10-50 Watt, temperatur substrat 275C, tekanan chamber 300 mTorr, Temperatur filament 800C serta laju aliran gas SiH4 sebesar 70sccm. Dalam HWC-VHF-PECVD elemen pemanas terintegrasi pada sistem gas masukan serta peningkatan frekuensi pembangkit daya rf dari 13,56 MHz menjadi 70 MHz. Pada parameter penumbuhan tersebut diharapkan mendapatkan lapisan tipis a-Si:H yang lebih baik.
Kajian Variasi Temperatur Annealing dan holding time pada Penumbuhan Lapisan Tipis BaZr0,15Ti0,85O3 dengan Metode Sol-Gel S. Hadiati; A.H. Ramelan; V.I Variani; M. Hikam; B. Soegijono; D.F. Saputri; Y. Iriani
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 10, No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1059.554 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v10i1.823

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi temperatur annealing dan holding time (waktu tahan) terhadap struktur kristal, ukuran partikel, dan ukuran butir lapisan tipis BaZr0,15Ti0,85O3. Penumbuhan lapisan tipis menggunakan metode Chemical Solution Deposition (CSD) atau Sol Gel di atas substrat Pt/Si dengan spin coater. Proses Sol Gel meliputi persiapan sol (koloid), gelation dari sol, dan penguraian pelarut. Penumbuhan lapisan tipis menggunakan variasi temperatur annealing 800 dan 900C, dan variasi holding time 3 dan 4jam dengan kecepatan putar 4000 rpm. Lapisan tipis dikarakterisasi dengan XRD dan dilakukan penghalusan menggunakan metode Rietveld dengan program GSAS. Ukuran partikel didapat dengan formula Scherer serta alat SEM untuk mengetahui ukuran butir. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa variasi temperatur annealing dan holding time mempengaruhi struktur kristal, ukuran partikel, dan ukuran butir lapisan tipis. Bertambahnya temperatur annealing dan holding time maka parameter kisi semakin besar dengan a = b 6= cyang berarti memiliki struktur kristal tertragonal. Ukuran partikel semakin besar seiring dengan bertambahnya temperatur annealing dan holding time. Namun, ukuran butir tidak berpengaruh terhadap penambahan temperatur annealing.
Pengaruh Silika Halus terhadap Ketahanan Mortar W. Firmansyah; Widhya B.; Suryadi Suryadi; Wahyu Bambang Widayatno; Agus S. W.; Alfian N; M. I. Amal; Nurul Taufiqu Rochman
Jurnal Fisika dan Aplikasinya Vol 3, No 2 (2007)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, LPPM-ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.525 KB) | DOI: 10.12962/j24604682.v3i2.975

Abstract

Penggunaan bahan bangunan beton dengan penambahan (aditif) mikrosilika atau silika telah diketahui merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan beton dengan kinerja yang tinggi, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan aditif silika pada mortar pada berbagai komposisi silika terhadap berat semen. Setelah itu kemudian diuji pengaruh penggunaan aditif silika pada mortar terhadap seranganH2SO4 dan CH3COOH. Aditif silika yang digunakan yaitu mikrosilika impor dan bubuk silika hasil mechanical milling mineral alam. Sampel yang digunakan berdiameter 0,5 in dan tinggi 5 cm. Sampel mortar ini kemudian diuji kuat patah, kuat tekan, densitas dan porositasnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa komposisi 10% bubuk silika terhadap berat semen merupakan komposisi silika yang optimal untuk memperkuat mortar. Hasil pengujian yang dilakukan juga menunjukkan bahwa bubuk silika memiliki peran yang sama dengan mikrosilika yaitu dapat meningkatkan ketahanan mortar terhadap serangan H2SO4 dan CH3COOH mencapai hampir sekitar 50% dari mortar tanpa penggunaan aditif silika, sehingga bubuk silika ini memiliki peluang untuk menggantikan mikrosilika yang merupakan produk impor.

Page 5 of 39 | Total Record : 381