cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 115 Documents
Analysis of Content The Case of Cyberbullying Against Celebrities on Instagram Christiany Juditha
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol 25, No 2 (2021): JURNAL PENELITIAN KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK - DESEMBER 2021
Publisher : BPSDMP Kominfo Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33299/jpkop.25.2.4300

Abstract

AbstrakTindakan perundungan maya (cyberbullying) kini semakin sering terjadi. Survei menunjukkan bahwa 49 persen pengguna internet pernah diejek/dilecehkan di media sosial. Kalangan yang juga sering dirundung adalah selebriti. Tujuan penelitian untuk memperoleh gambaran tentang kasus cyberbullying terhadap selebriti di Instagram. Metode penelitian ini adalah analisis isi kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kasus Ayu Ting Ting, Kartika Putri dan Iis Dahlia yang diberitakan oleh akun gosip Intagram lambeturah_official tidak lepas dari perudungan oleh warganet. Semua unsur bullying tergambar dalam komentar-komentar mereka yang berisi kata-kata amarah (flaming), secara terus menerus (harassment), mengumbar keburukan selebriti, merusak reputasi/nama baik (denigration) serta menggunakan akun palsu untuk mengirimkan pesan-pesan buruk (impersonation). Selebriti menjadi salah satu target korban perundungan terlepas mereka di posisi benar atau salah. Perundungan oleh warganet dilakukan secara spontan, kurang terkendali dan tidak memikirkan dampak psikologi dari pesan tersebut terhadap para korban. Terjadi perubahan perilaku pengguna internet dimana perundungan menjadi kebiasaan yang tidak lagi disadari sebagai sesuatu yang tidak etis. Perundungan yang dilakukan oleh warganet disebabkan faktor situsional yaitu keberadaan akun gosip lambetura_official serta kemudahan mengggunakan media sosial.Kata kunci:  cyberbullying, perundungan, selebriti, instagram, media sosial Abstract Cyberbullying is now more and more common. Data shows that 49 percent of internet users have been ridiculed or harassed on social media. People who are also often bullied are celebrities. The purpose of this study is to get an overview of cases of cyberbullying against celebrities on Instagram. This research method is qualitative content analysis. The results of the study concluded that the cases of Ayu Ting Ting, Kartika Putri and Iis Dahlia which were reported by the lambetura_official Instagram gossip account could not be separated from bullying by citizens. All elements of bullying are reflected in their comments such as uploading messages containing words of anger (flaming), continuously (harassment), spit out celebrity badness, damaging reputation/good name (denigration) and using fake accounts to send bad messages. (impersonation). Celebrities become one of the victims of bullying whether they are in the right or wrong position. Bullying by netizens is carried out spontaneously, is not controlled and does not think about the psychological impact of the message on the victims. There has been a change in the behavior of internet users where bullying has become a habit that is no longer recognized as unethical. The bullying carried out by netizens is caused by situational factors, namely the existence of the lambetura_official gossip account and the ease of using social media.Keywords: cyberbullying, bullying, celebrity, instagram, social media
Practices of Online Journalism on Government Agencies (A Study On Jatim Newsroom East Java Communications And Information Services) Lukman Hakim
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol 25, No 2 (2021): JURNAL PENELITIAN KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK - DESEMBER 2021
Publisher : BPSDMP Kominfo Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33299/jpkop.25.2.3932

Abstract

AbstrakEra baru keterbukaan informasi menutut instansi pemerintah menyediakan informasi secara akurat dan cepat. Jatim Newsroom Dinas Kominfo Jatim menerapkan praktik jurnalisme online untuk menjawab tantangan era keterbukaan informasi. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dan mendalami praktik jurnalisme online yang dilakukan oleh Jatim Newsroom. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sedangkan untuk teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu model Analysis Interactive Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan praktik jurnalisme online di Jatim Newsroom melalui tiga proses utama yaitu pertama persiapan peliputan yang terdiri dari plotting, riset, penyusunan pertanyaan wawancara, koordinasi dengan campers dan penerbitan surat penugasan. Kedua, memastikan semua peralatan liputan siap, mendatangi lokasi liputan, campers akan mencari posisi yang pas, jurnalis melakukan wawancara dengan narasumber. Ketiga, proses penyajian berita. Usai jurnalis selesai menulis dan menyerahkan naskah berita final melalui Whatsapp, selanjutnya redaktur melakukan revisi, penyuntingan dan pemeriksaan akhir. Maksimal berita dikirim 3 jam setelah berada di lokasi liputan, meski mayoritas jurnalis Jatim Newsroom hanya membutuhkan 1,5 hingga 2 jam saja.Kata kunci: Jurnalisme Online, Pemerintah, Jatim Newsroom AbstractA new era of information openness shut government agencies provides information about accurate and fast. Jatim Newsroom East Java Communications and Information Services applies the practice of online journalism to answer the challenge of the information transparency age. The research aims to explore and further research on the practice of online journalism done by Jatim Newsroom. The methods used in this study are qualitative with a descriptive approach. Data collection techniques in this study by observing, interviewing, and documenting studies. As for the data analysis techniques used by researchers models analysis interactive Miles and Huberman. Research shows the practice of online journalism in jatim newsroom through the first three key processes of covering for coverage, research, interview questions, coordination with campers, and the issuance of paper. Second, making sure all the coverage equipment is ready, covering the coverage site, campers will look for a good spot, journalists interviewing with the source. Third, the process of reporting. After the journalist had finished writing and submitted the final news script through Whatsapp, the editors then did revisions, editing, and final examination. The news should be sent within three hours after they are on the site, although the majority of Jatim Newsroom's journalists only need 1.5 to 2 hours.Keywords: Online Journalism, Government, Jatim Newsroom
A Content Analysis on Health Communication of Covid-19 in Online Media From February to July 2021 YA Nunung Prajarto
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol 25, No 2 (2021): JURNAL PENELITIAN KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK - DESEMBER 2021
Publisher : BPSDMP Kominfo Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33299/jpkop.25.2.3544

Abstract

AbstrakWHO mendeklarasikan wabah COVID-19 menjadi pandemi global dan sebagai PHEIC (Public Health Emergency of International Concern). Keadaan krisis dan darurat kesehatan akibat COVID-19 menyita perhatian besar masyarakat Indonesia. Dalam masa penanganan COVID-19, komunikasi terkait kesehatan yang dilakukan pemerintah dipandang penting untuk dapat mengendalikan situasi. Penelitian ini mengekpolarasi  praktik komunikasi kesehatan yang dilakukan pemerintah di saat pandemi COVID-19.  Secara khusus, penelitian ini menganalisis pola komunikasi kesehatan yang ditampilkan melalui pernyataan-pernyataan pemerintah di media online kompas.com, tribun.com, dan detik.com. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis isi media. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktik komunikasi kesehatan masyarakat yang dilakukan pemerintah Indonesia dari 1 Februari 2020 hingga 31 Juli 2020 belum mampu secara optimal membangun kepercayaan masyarakat terhadap penanganan COVID-19 oleh pemerintah. Isi pemberitaan pada ketiga fase manajemen krisis mengindikasikan bahwa komunikasi kesehatan pemerintah belum sepenuhnya meyakinkan masyarakat tentang jaminan survive dari COVID-19.Kata Kunci: Komunikasi pemerintah, komunikasi kesehatan, analisis isi, framing media AbstractGlobal Pandemi and PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) had been declrared by WHO at the same time. This condition developed a crisis and public health emergency in which COVID-19 become a big concern in Indonesian society. Communicating health information plays a critical role to managing the situatuion at the time of crisis and emergency of COVID-19 outbreak. This study wase explored regarding the government health communication practice through online media outlets in the time of COVID-19 pandemi. The statement of the government that published in kompas.com, tribun.com and detik.com were analyzed to mapping the pattern of government health communication practice. This study used media content analysis with media framing approach to explore the government health communication practice since February 1st, 2020 to July 31th, 2020. The result shows that the innefective practice of governments health communication during the crisis and emergency pandemi situation have not developed the trust to the Indonesian society for surviving this COVID-19 pandemi.     Keywords: government communication, health communication, content analysis, media framing
The Influence of Information Through Social Media on The Level Of Public Confidence in The Corona Sinovac Vaccine for Health in Makassar Ainun Sakinah Durhan; Aswar Tahir
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol 25, No 2 (2021): JURNAL PENELITIAN KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK - DESEMBER 2021
Publisher : BPSDMP Kominfo Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33299/jpkop.25.2.3989

Abstract

AbstrakInformasi Vaksin Corona Sinovac di media sosial menimbulkan berbagai macam pandangan di tengah masyarakat sehingga menimbulkan pro dan kontra terhadap tingkat kepercayaan masyarakat terkait vaksin Corona Sinovac.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh terpaan informasi melalui media sosial terhadap tingkat kepercayaan masyarakat mengenai vaksin Corona Sinovac bagi kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 400 responden dengan tingkat kesalahan 5%. Tingkat terpaan informasi vaksin Sinovac  terhadap pengguna media sosial di kota Makassar menunjukkan kategori tinggi 82% dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Sinovac di kota Makassar berada pada kategori ragu dengan persentase 38%. Terpaan informasi berpengaruh positif terhadap tingkat kepercayaan masyarakat berdasarkan uji t diketahui nilai t hitung 0.217 dan nilai t tabel 1.998 maka nilai t hitung 0.217 < t tabel 1,998 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima namun hubungan kedua variabel berada pada kategori lemah dengan nilai 0.217.Kata kunci:  Terpaan Informasi, Media Sosial, Kepercayan, Vaksin AbstractSinovac Corona vaccine information on social media raises a variety of views in the community so that it raises the pros and cons of public confidence in the Corona Sinovac vaccine. The purpose of this study is to find out the influence of information through social media on the level of public confidence in the Corona Sinovac vaccine for health. This research uses quantitative methods. The number of samples used was 400 respondents with an error rate of 5%. the level of Sinovac vaccine information on social media users in the city of Makassar shows a high category of 82% and the level of public confidence in the Sinovac vaccine in the city of Makassar is in the category of doubt with a percentage of 38%. Exposed information has a positive effect on the level of public confidence based on the known t-test t value of 0.217 and the table t value of 1998 then the value of t calculates 0.217 < t table 1.998 then it can be concluded that Ha is accepted but the relationship of the two variables is in a weak category with a value of 0.217. Keywords: Exposed Information, Social Media, Trust, Vaccines
Process of Government Social Media Management : Benefit and Risk Andhini Hastrida
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol 25, No 2 (2021): JURNAL PENELITIAN KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK - DESEMBER 2021
Publisher : BPSDMP Kominfo Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33299/jpkop.25.2.3920

Abstract

AbstrakMedia sosial telah menjadi salah satu pilihan yang digunakan pemerintah untuk berkomunikasi dengan masyarakat dan menjalankan fungsinya dalam memberikan layanan publik. Pengelolaan media sosial pemerintah membutuhkan budaya organisasi disertai dukungan dari seluruh jajaran aparat pemerintah untuk dapat berbagi informasi kepada publik, mendorong terciptanya transparansi, membuka diri untuk perbaikan dan meningkatkan kolaborasi dengan masyarakat. Artikel ini mengulas pengelolaan media sosial pemerintah menggunakan kajian literatur dari penelitian-peneitian sebelumnya. Hasil kajian melihat bahwa keberhasilan penggunaan media sosial ditandai dengan adanya pembagian informasi, kolaborasi massal dan transaksi sosial sebagai hubungan yang saling mendukung antara pemerintah dengan masyarakat. Risiko terkait penggunaan media sosial pemerintah perlu dikelola dengan baik baik dari sisi kebijakan maupun teknologi, dan penerapan budaya sharing, transparency, openness dan collaboration (STOC) dapat dipertimbangkan untuk merealisasikan manfaat penuh dari pengelolaan media sosial pemerintah.Kata Kunci: Media Sosial, Pemerintah, Layanan Publik, E-Government AbstractSocial media has become one of the options used by the government to communicate with the public and carry out its function in providing public services. Government social media management requires an organizational culture accompanied by support from all levels of government officials to be able to share information with the public, encourage transparency, be open to improvement and increase collaboration with the community. This article reviews the government's social media management using a literature review from previous studies. The results of the study see that the successful use of social media is marked by the sharing of information, mass collaboration and social transactions as a mutually supportive relationship between the government and the community. Risks related to the use of government social media need to be managed properly both in terms of policy and technology, and the application of a culture of sharing, transparency, openness and collaboration (STOC) can be considered to realize the full benefits of government social media management.Keywords: Social Media, Government, Public Service, E-Government

Page 12 of 12 | Total Record : 115