cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Teknologi Pertambangan
ISSN : -     EISSN : 29863910     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2015)" : 16 Documents clear
RANCANGAN SUMP D1 BLOK D1-D2 PIT ROTO SELATAN PT PAMAPERSADA NUSANTARA DISTRIK KIDECO BATU KAJANG KALIMANTAN TIMUR Fauzan Wibawa; Hartono Hartono; Kresno Kresno
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pit Roto Selatan merupakan proyek penambangan batubara milik PT Kideco Jaya Agung yang dikerjakan oleh PT. Pamapersada Nusantara. Lokasi kerja terletak di Batu Kajang Kabupaten Paser Kalimantan Timur. Sistem penambangan yang diterapkan untuk penambangan batubara sistem tambang terbuka dengan metode Open Pit. Salah satu kegiatan tambahan pada usaha penambangan adalah penyaliran yang untuk mengeluarkan air yang telah masuk menggenangi daerah penambangan (Mine Dewatering). Sumber air yang masuk ke dalam tambang berasal dari air hujan yang langsung masuk ke bukaan dan air tanah. Kegiatan penambangan pada pit bottom blok D1-D2 Pit Roto Selatan berpotensi menjadi kantongan air terutama saat hujan. Saat ini belum ada rancangan mine dewatering yang mendukung penambangan batubara di Pit Roto Selatan Blok D1-D2.Berdasarkan analisis data curah hujan tahun 2004-2013, diperoleh curah hujan rencana adalah 101,73 mm/hari, intensitas curah hujan sebesar 35,27 mm/jam dengan periode ulang hujan 3 tahun dan resiko hidrologi sebesar 86,83 %. Daerah tangkapan hujan pada lokasi penelitian dibagi menjadi 7 daerah tangkapan hujan, DTH I = 0,45 km2, DTH II = 0,23 km2, DTH III = 0,02 km2, DTH IV = 0,17 km2, DTH V = 0,04 km2, DTH VI = 0,05 km2 dan DTH VII = 0,15 km2. Debit air hujan pada setiap DTH adalah DTH I = 3,97 m3/detik, DTH II = 2,02m3/detik, DTH III = 0,18 m3/detik, DTH IV = 1,50 m3/detik, DTH V = 0,35 m3/detik, DTH VI = 0,44 m3/detik. dan DTH VII = 1,32 m3/detik.Aplikasi mine dewatering yang diterapkan dengan membuat saluran terbuka didalam pit kemudian air tambang dialirkan menuju sump sebelum dipompakan keluar tambang. Saluran terbuka memiliki dimensi yang berbeda-beda sesuai dengan debit air yang dialirkan. Dari hasil perancangan, terdapat 7 saluran terbuka yang akan mengalirkan air tambang diarahkan menuju sump D1.SumpD1 dirancang agar mampu menampung volume 5 hari hujan tanpa dilakukan pemompaan. Sump dibuat 3 jenjang dengan tinggi masing-masing jenjang 8 m. Volume sump adalah sebagai berikut :Jenjang bawah (RL -144) = 215.200 m3b. Jenjang tengah (RL -136) = 322.300 m3Jenjang atas (RL -128)     = 430.400 m3Selanjutnya air pada sump dipompa menuju ke saluran terbuka dan rawa alami. Metode pemompaan yang diterapkan adalah multistage. Pompa primer yang dipakai adalah merk Multiflo 420 sedangkan pompa booster yang dipakai adalah merk Multiflo 390.Kata Kunci: Curah Hujan, Sistem Penyaliran Tambang, Saluran Terbuka, Sump, Pompa
RANCANGAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG PADA PIT 3000 BLOCK 5 SOUTH BLOCK PT. TRUBAINDO COAL MINING KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Suyono Suyono; Indun Titisariwati; Abdul Mustaqfirin
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pit 3000 Block 5 South Block merupakan proyek penambangan Batubara milik PT. Trubaindo Coal Mining. PT. Trubaindo Coal Mining adalah anak perusahaan dari PT. Indo Tambangraya Megah. Kegiatan penambangan Batubara sebagian besar dikerjakan oleh PT. Pamapersada Nusantara sebagai kontraktor utama. Proyek ini berlokasi di Kecamatan Melak, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.Berdasarkan analisis data curah hujan dari tahun 2009 – 2013, diperoleh curah hujan rencana adalah 140,84 mm/hari, intensitas curah hujan 48,83 mm/jam dengan periode ulang hujan 3 tahun dan resiko hidrologi sebesar 86,83 %.Sumber utama air tambang di Pit 3000 Block 5 South Block adalah air hujan. Saat ini belum ada rancangan sistem penyaliran tambang yang mendukung kegiatan penambangan Batubara di Pit 3000 Block 5 South Block pada quarter 3 – 4 tahun 2014. Rancangan sistem penyaliran tambang yang direncanakan merupakan kombinasi antara mine drainage system dengan mine dewatering system.Saluran terbuka dibuat di sekitar bukaan tambang Pit 3000 Block 5 South Block untuk mencegah masuknya air limpasan ke area penambangan. Air yang masuk ke dalam bukaan tambang dialirkan secara alami ke dalam sump.Air dari dalam sump dipompa menuju kolam pengendapan. Pompa yang dipakai adalah merk Multiflo 420. Kolam pengendapan pada quarter 3 – 4 memiliki panjang 100 m dengan lebar 30 m dan kedalamannya 5 m. Perawatan kolam pengendapan dilakukan setiap 341 hari pada quarter 3 dan setiap 153 hari pada quarter 4.Kata Kunci: Curah Hujan, Sistem Penyaliran Tambang, Pompa
KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT UW PT.BORNEO ALAM SEMESTA KECAMATAN JORONG KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Eko Rahmad Hadi; Inmarlinianto Inmarlinianto; Ketut Gunawan
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Borneo Alam Semesta adalah Perusahaan Kontraktor Tambang Batubara yang berlokasi di Desa Karangrejo, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan. PT. Borneo Alam Semesta melakukan kegiatan penambangan batubara dengan menggunakan sistem tambang terbuka (Surface Mining).          Proses penambangan terdiri dari pembersihan lahan, pembongkaran, pemuatan, pengangkutan serta kegiatan pendukung lainnya. Salah satu kegiatan vital dari seluruh kegiatan penambangan adalah pengangkutan batubara. Hal ini dikarenakan   pada   proses   pengangkutan   akan   besar   pengaruhnya   terhadap produksi. Untuk mengantisipasi waktu yang terbuang saat pengangkutan akibat hambatan-hambatan saat bekerja, maka diperlukan perencanaan pengangkutan setiap harinya untuk memenuhi sasaran produksi.Dalam kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup, PT. Borneo Alam Semesta menggunakan rangkaian kerja alat gali-muat (backhoe) dan alat angkut (dumptruck) untuk memindahkan material dari loading point ke disposal  dengan sasaran produksi pengupasan lapisan tanah penutup  sebesar 270.000 BCM/bulan, Produksi nyata pengupasan lapisan tanah penutup saat ini hanya 220.007 BCM/bulan, sehingga masih terdapat kekurangan produksi sebesar 49.993 BCM/bulan.Pencapaian target produksi dilakukan dengan meningkatkan waktu kerja efektif  dengan melakukan pencegahan atau pengurangan terhadap waktu hilang karena  hambatan–hambatan yang terjadi pada kegiatan pemuatan dan pengangkutan, sehingga produksi alat angkut dari 251.852,99 BCM/bulan menjadi 255.444,06 BCM/bulan.. Karena peningkatan waktu kerja efektif tidak mencapai target produksi maka diperlukan penambahan curah, sehingga produksi alat angkut dari 255.444,06 BCM/bulan menjadi 298.018,07 BCM/bulan. Upaya untuk meningkatkan produksi alat angkut ialah dengan melakukan penambahan jam kerja pada alat angkut , sehingga produksi alat angkut dari 255.444,06 BCM/bulan menjadi 270.569,04 BCM/bulan. Upaya untuk meningkatkan produksi alat muat ialah dengan melakukan penambahan jam kerja pada alat muat , sehingga produksi alat muat dari 265.477,47 BCM/bulan menjadi 281.196,53 BCM/bulan.Kata Kunci : waktu kerja efektif, penambahan curah, jam kerja
RENCANA REKLAMASI PADA LAHAN BEKAS PENAMBANGAN TANAH LIAT DI KUARI TLOGOWARUPT. SEMEN INDONESIA (Persero) Tbk. PABRIK TUBAN, JAWA TIMUR Laksa Parascita; Anton Sudiyanto; Gunawan Nusanto
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian dilakukan di area penambangan tanah liat di kuari Tlogowaru yang merupakan salah satu lokasi penambangan milik PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Lokasi penambangan tanah liat terletak di Desa Temandang, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur.Sistem penambangan yang digunakan yaitu tambang terbuka dengan metode kuari (quarry).Sehingga mengakibatkan terbentuknya lubang bekas penambangan setelah lahan tersebut selesai ditambang. Adanya kegiatan reklamasi yang terencana terhadap lahan bekas penambangan diharapkan dapat memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem sehingga lahan tersebut dapat dimanfaatkan kembali sesuai peruntukannya.Pada area penambangan di kuari Tlogowaru dibagi menjadi 10 blok penambangan. Kegiatan reklamasi dilakukan setelah penambangan pada suatu blok selesai seiring dilakukannya penambangan pada blok berikutnya. Pada blok V seluas 19,9 Ha dengan lahan yang dapat direklamasi 1,2 Ha dan yang dijadikan kolam adalah 18,68 Ha. Pada blok VI seluas 29,8 Ha dengan jenjang yang dapat direklamasi 2,3 Ha dan yang dijadikan kolam adalah 26, 5 Ha. Berdasarkan kondisi morfologi lahan bekas penambangan tanah liat dan ketersediaan top soil maka dipilih metode penataan top soil yang efisen dengan penggunaan sedikit topsoil. Pada lahan reklamasi blok V top soil yang dibutuhkan 2.520 LCM dengan metode penataan top soil sistem guludan, jumlah tanaman 308 pohon dan waktu yang dibutuhkan utuk pembuatan dan pengisian lubang dengan tenaga manusia adalah 8 hari 108 menit. Pada jenjang yang akan direklamasi di blok VI membutuhkan top soil sebanyak 68,89 LCM dengan metode penataan top soil sistem pot, jumlah pohon 2.555 pohon dan waktu yang dibutuhkan untuk membuat dan mengisi lubang adalah 37 hari 121 menit.Dengan mengetahui rencana penataan lahan, top soil dan revegetasi maka dapat digunakan sebagai acuan pada pelaksanaan reklamasi nantinya setelah kegiatan penambngan selesai. Dan reklamasi dapat berjalan baik dan dapat dikatakan berhasil sesuai kriteria keberhasilan reklamasi.Kata Kunci: Tanah Liat, Quarry, Reklamasi.
KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG TERBUKA DI PT MEGUMY INTI ANUGERAH KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Yudha Krisna Suhendra; Hasywir Thaib Siri; Raden Hariyanto; Yuni Herawati
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilakukan pada pit X PT. Megumy Inti Anugerah jobsite  PT. Rantaupanjang Utama Bhakti. Pit ini berlokasi di Desa Pegatbukur, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan Penambangan Batubara di PT. Megumy Inti Anugerah menggunakan sistem tambang terbuka dengan metode strip mine. Sistem penyaliran yang digunakan adalah mine dewatering dan mine drainage. sumber air berasal dari air hujan dan air limpasan dibiarkan mengalir masuk kedalam sumuran, kemudian dikeluarkan dengan cara pemompaan. Saat musim hujan di PT. Megumy Inti Anugerah sering terjadi genangan dan luapan air di lantai dasar tambang dikarenakan volume air hujan dan air limpasan yang masuk kedalam lokasi tambang cukup besar namun volume sumuran tidak cukup untuk menampung air yang masuk serta untuk mengeringkan genangan air tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu adanya kajian terhadap sistem penyaliran tambang yang ada.Berdasarkan analisis data curah hujan tahun 2004 – 2013, diperoleh curah hujan rencana adalah 93,12 mm/hari, intensitas curah hujan 32,21 mm/jam dengan periode ulang hujan 3 tahun dan resiko hidrologi sebesar 91,22 %. Luas daerah tangkapan hujan pada lokasi penelitian dibagi menjadi empat daerah tangkapan hujan, sebagai berikut : DTH I = 0,22 Km², DTH II = 0,53 Km², DTH III = 0,08 Km² dan DTH IV = 0,34 Km². Debit air limpasan  pada setiap daerah tangkapan hujan sebagai berikut: DTH I = 1,61 m³/detik, DTH II = 4,30 m³/detik, DTH III = 0,66 m³/detik dan DTH IV = 2,41 m³/detik.Untuk mencegah supaya air tidak masuk ke area penambangan maka di buat saluran terbuka di sekitar bukaan tambang. Kemudian untuk air yang masuk kedalam bukaan tambang pit X di alirkan secara alami kedalam sumuran. Dimensi saluran terbuka adalah sebagai berikut:Saluran I : (barat Pit X): a = 1,32 m; b = 1,09 m; B = 2,2 m; h = 1,15 m;d = 0,95 m.Saluran II : (timur Pit X): a = 0,90 m; b = 0,75 m; B = 1,51 m; h = 0,78 m;d = 0,65 m.Saluran III : (selatan Pit X): a = 1,72 m; b = 1,40 m; B = 2,81 m; h = 1,49 m;d = 1,22 m.Volume sumuran dihitung berdasarkan jumlah air yang masuk dan debit pemompaan. Sumuran pit X menggunakan 2 pompa Sykes HH160-i dengan debit total 420 m3/jam dan volume sumuran 26259,38 m³ dengan waktu pengeringan sumuran 22 hari. Selanjutnya air pada sumuran dipompa menuju kolam pengendapan. Kolam pengendapan mampu mengendapkan 99,38% dari total padatan tersuspensi yang ada, waktu pengerukan pada kompartmen 1 adalah 64 hari, kompartmen 2 adalah 132 hari dan kompartmen 3 adalah 145 hari.Kata Kunci: Mine Dewatering, Mine Drainage.
STUDI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA PENAMBANGAN BATUAN (Studi kasus KLHS Pertambangan Batupasir) Waterman Sulistyana Bargawa
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di daerah Kedungurang Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas. Pengembangan sumberdaya batupasir di daerah tersebut meningkatkan penghasilan masyarakat, namun kegiatan tersebut memerlukan pengelolaan lingkungan yang baik dan benar. Tujuan penelitian adalah: (a) mengidentifikasi dan memberikan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program Pemda tentang kegiatan pertambangan yang berpotensi menimbulkan resiko/dampak, (b) memberikan informasi pengelolaan lingkungan hidup penambangan batupasir. Metode penelitian meliputi: (a) pengumpulan data sekunder dan primer, (b) pengolahan data, (c) menganalisis hasil pengamatan lapangan, (d) membuat kesimpulan dan rekomendasi.Berdasarkan potensi dampak negatif terhadap lingkungan hidup, maka penerapan wilayah pertambangan batupasir di Desa Kedungurang Kecamatan Gumelar perlu dilakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 39 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum KLHS. Berdasarkan daya dukung lingkungan hidup, potensi batupasir tersebar cukup luas (300ha). Batupasir disini bermanfaat untuk ornamen yang khas. Kondisi hidrologi cukup baik dengan adanya sungai untuk irigasi areal persawahan. Berdasarkan penelitian daya tampung lingkungan hidup kegiatan penambangan berpotensi mengubah kualitas air sungai, udara, air permukaan, air tanah, terganggunya biota perairan, flora dan fauna terestrial maupun akuatik, serta kesuburan tanah. Penggalian berpotensi mengganggu bentang alam, kesuburan tanah, stabilitas tanah, berpotensi erosi dan sedimentasi. Kebijakan Rencana Program diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyumas Tahun 2011 – 2031. Penjabaran wilayah pertambangan Kabupaten Banyumas diatur pada Pasal 43 tentang kawasan pertambangan mineral bukan logam dan batuan.Pengelolaan lingkungan hidup didasarkan KLHS kawasan pertambangan batupasir di Desa Kedungurang Kecamatan Gumelar diharapkan dapat mengarusutamakan prinsip pembangunan berkelanjutan. Rekomendasi diharapkan dapat menyempurnakan Kebijakan, Rencana dan Program kegiatan pertambangan batupasir. Perbaikan yang dilakukan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan Kebijakan, Rencana dan Program kegiatan penambangan batupasir.Kata Kunci: Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Pengelolaan Lingkungan Hidup, Batupasir.
MODEL PERTAMBANGAN PASIR BATU DALAM RANGKA KONSERVASI SUMBER MATA AIR DI SEKITAR GUNUNG PRAU, KECAMATAN NGORO KABUPATEN MOJOKERTO DAN KECAMATAN GEMPOL, KABUPATEN PASURUAN Gunawan Nusanto; Raden Hariyanto; Indah Setyowati
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stone sand mining in Gempol, Pasuruan District and Ngoro, Mojokerto District strongly support government programs of physical development in Surabaya and surrounding areas. However, the presence of the mining has not noticed the carrying power support of the conservation of springs is much needed by the people in the area.Factors have to be considered in the model mine in the area is horizontal restrictions such as geotechnical design of mine, recharge water area, protected areas and public facilities. The vertical boundary is the water table and landscape aesthetics.Such limitations must be integrated, so that the environmental impact is mainly springs much needed community can be conservated continuity.Key words: mining, vertical – horizontal restrictions  ABSTRAKPertambangan pasir batu di Kecamatan Gempol, Pasuruan dan Kecamatan Ngoro, Mojokerto sangat mendukung program pembangunan fisik terutama di Surabaya dan sekitarnya. Namun, keberadaan pertambangan tersebut belum memperhatikan daya dukung terhadap konservasi sumber mata air yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat di daerah tersebut.Perihal yang harus dipertimbangkan dalam memodelkan tambang di daerah tersebut adalah batasan horizontal berupa geoteknik rancangan tambang, zona imbuhan (recharge area), kawasan lindung dan fasilitas umum. Adapun batasan vertical adalah water table dan estetika bentang alam.Batasan tersebut harus terintegrasi, sehingga dampak lingkungan terutama sumber mata air yang sangat dibutuhkan masyarakat dapat terjaga kelestariannya.Kata kunci : tambang, batasan vertical - horisontal
ANALISIS KESTABILAN LERENG DI PIT PAJAJARAN PT. TAMBANG TONDANO NUSAJAYA SULAWESI UTARA Arin Chandra Kusuma; Bagus Wiyono; Sudaryanto Sudaryanto
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Tambang Tondano Nusajaya merupakan perusahaan tambang emas di Kabupaten Minahasa Utara dan Kotamadya Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Kegiatan penambangan dilakukan dengan membuat lereng berjenjang. Pembuatan lereng di perusahaan tersebut tidak didasarkan pada kajian geoteknik, sehingga geometri lereng dibuat sama setiap pit tanpa memperhatikan perbedaan karakteristik massa batuan. Perlakuan yang sama terhadap geometri lereng dengan mengabaikan karakteristik massa batuan pembentuknya mempunyai tingkat keyakinan terhadap kestabilan lereng yang rendah.Penelitian dilakukan untuk mengklasifikasikan massa batuan dengan sistem rock mass rating (RMR) dan geological strenght index (GSI). Penelitian ini dilakukan pada dua domain batuan, yaitu massa batuan andesit di lereng barat (SLP 1) dan massa batuan andesit di lereng timur (SLP 2).Nilai RMR yang didapatkan dari pembobotan lima parameter RMR pada masing-masing lokasi adalah SLP 1 = 55 dan SLP 2 = 73. Nilai GSI merupakan RMR-5 (Hoek and Brown, 2002), sehingga didapatkan nilai GSI pada masing-masing lokasi penelitan adalah SLP 1= 50 dan SLP 2 = 68. Untuk mendapatkan nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam (ϕ) pada massa batuan di lokasi penelitian digunakan pendekatan kriteria keruntuhan Hoek & Brown (2002). Nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam (ϕ) secara berurutan pada masing lokasi penelitian adalah SLP 1 = 98 KPa, 51o dan SLP 2 = 406 KPa, 62o.Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa lereng desain dengan tinggi 15 m dan kemiringan lereng 60o dalam keadaan stabil baik di SLP 1 maupun SLP 2. Kemiringan dapat dioptimumkan sampai 70o. Lereng aktual SLP 1 dengan tinggi 15 m dan kemiringan lereng 66o dalam keadaan stabil. Begitu pula lereng aktual SLP 2 dengan tinggi 15 m dan kemiringan lereng 69o juga dalam keadaan stabil. Lebar lereng yang diterapkan yaitu sebesar 5 m tidak memenuhi untuk menangkap batu jatuh. Untuk lereng dengan tinggi 15 m dan kemiringan lereng 60o lebar minimum 5,4 m dan untuk lereng dengan tinggi 15 m dan kemiringan lereng 70o lebar minimum sebesar 5,6 m. Lereng keseluruhan di SLP 1 dan SLP 2 dalam keadaan stabil. Kegiatan untuk menunjang kestabilan lereng pada daerah penelitian adalah dengan pemantauan lereng, seperti pemasangan crack meter dan scaling.Kata Kunci: RMR, GSI, SLP 1, SLP 2, Geometri Lereng.
RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUBARA DI KECAMATAN SEBUKU, KABUPATEN NUNUKAN UTARA PROVINSI KALIMANTAN UTARA Adhitya Angga Wijaya; Hartono Hartono; Priyo Widodo; Waterman Sulistyana B
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lokasi penelitian adalah pertambangan batubara terletak di Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan Utara, Provinsi Kalimantan Utara. Potensi batubara yang cukup besar memerlukan rancangan teknis untuk pengembangan batubara. Rancangan teknis penambangan diharapkan dapat memenuhi stripping ratio kurang dari 13:1 dengan target produksi batubara sebesar 15.000ton/bulan. Metode penelitian meliputi studi literatur melalui jurnal dan laporan perusahaan seperti data eksplorasi, penelitian lapangan, pengolahan data menggunakan software minescape dan melakukan perhitungan kebutuhan alat mekanis. Penelitian model geologi batubara menghasilkan taksiran cadangan sekitar 135.684ton, overburden 1.476.511bcm dan SR rata-rata 10,88:1. Rencana kegiatan penambangan dilakukan selama 9 bulan. Pengupasan dan pengangkutan overburden backhoe PC400LCSE-7 dan  dumptruck Nissan 320CWB. Penggalian dan pengangkutan batubara menggunakan backhoe PC200-7SEF dan dumptruck Nissan 320CWB. Manfaat penelitian adalah hasil perhitungan dapat dipakai untuk acuan kegiatan penambangan sesuai target produksi.Kata kunci: batubara, rancangan teknis, produksi
PERENCANAAN PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA PERIODE 2014-2015 DI PIT INUL EAST PT KALTIM PRIMA COAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Herna Toban; Wawong Dwi Ratminah; Bambang Wisaksono; Dyah Probowati
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT Kaltim Prima Coal adalah salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang pertambangan batubara dengan lokasi site yang berada di Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan di salah satu pit yang dioperasikan oleh Departemen Hatari, PT KPC yakni Pit Inul East. Penambangan dilakukan dengan menggunakan sistem tambang terbuka dengan metode Strip Mine. Jumlah cadangan batubara yang terdapat pada Pit Inul East sebanyak 7.668.664 ton dengan jumlah overburden sebesar  87.268.166 bcm dan stripping ratio 1 : 11.38. Dalam penelitian ini direncanakan produksi pengupasan overburden untuk tahun 2014 sampai tahun 2015. Target produksi yang digunakan untuk tahun 2014 adalah target produksi dari perusahaan, sedangkan untuk target produksi tahun 2015 direncanakan dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan beberapa parameter seperti alokasi alat gali muat, data curah hujan, faktor kesediaan alat dan rencana akses baru. Hasil produksi Pit Inul East tahun 2014-2015 dihitung menggunakan bantuan software Minex 6.2.Jumlah total produksi tahun 2014-2015 sebesar 54.295.885 bcm overburden dengan perolehan 3.970.165 ton batubara sehingga SR rata-rata 13,67 yang mana masih dibawah batasan SR maksimum yang ditetapkan perusahaan yaitu 15,01.Alat gali muat yang digunakan untuk penambangan adalah Shovel Liebherr R966 dengan kapasitas bucket 29 bcm, Backhoe Liebherr R966 dengan kapasitas bucket 30 bcm dan Backhoe Hitachi EX3600 dengan kapasitas bucket 22 bcm.Penimbunan overburden dilakukan di Inul East Big Dump, yaitu out pit waste dump yang terletak disebelah barat Pit Inul East dengan kapasitas 145.518.761 bcm.Kata Kunci : Batubara, Minex 6.2, Penimbunan Overburden.

Page 1 of 2 | Total Record : 16