cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Teknologi Pertambangan
ISSN : 24424234     EISSN : 29863910     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 110 Documents
STUDI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA PENAMBANGAN BATUAN (Studi kasus KLHS Pertambangan Batupasir) Waterman Sulistyana Bargawa
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di daerah Kedungurang Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas. Pengembangan sumberdaya batupasir di daerah tersebut meningkatkan penghasilan masyarakat, namun kegiatan tersebut memerlukan pengelolaan lingkungan yang baik dan benar. Tujuan penelitian adalah: (a) mengidentifikasi dan memberikan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program Pemda tentang kegiatan pertambangan yang berpotensi menimbulkan resiko/dampak, (b) memberikan informasi pengelolaan lingkungan hidup penambangan batupasir. Metode penelitian meliputi: (a) pengumpulan data sekunder dan primer, (b) pengolahan data, (c) menganalisis hasil pengamatan lapangan, (d) membuat kesimpulan dan rekomendasi.Berdasarkan potensi dampak negatif terhadap lingkungan hidup, maka penerapan wilayah pertambangan batupasir di Desa Kedungurang Kecamatan Gumelar perlu dilakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 39 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum KLHS. Berdasarkan daya dukung lingkungan hidup, potensi batupasir tersebar cukup luas (300ha). Batupasir disini bermanfaat untuk ornamen yang khas. Kondisi hidrologi cukup baik dengan adanya sungai untuk irigasi areal persawahan. Berdasarkan penelitian daya tampung lingkungan hidup kegiatan penambangan berpotensi mengubah kualitas air sungai, udara, air permukaan, air tanah, terganggunya biota perairan, flora dan fauna terestrial maupun akuatik, serta kesuburan tanah. Penggalian berpotensi mengganggu bentang alam, kesuburan tanah, stabilitas tanah, berpotensi erosi dan sedimentasi. Kebijakan Rencana Program diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyumas Tahun 2011 – 2031. Penjabaran wilayah pertambangan Kabupaten Banyumas diatur pada Pasal 43 tentang kawasan pertambangan mineral bukan logam dan batuan.Pengelolaan lingkungan hidup didasarkan KLHS kawasan pertambangan batupasir di Desa Kedungurang Kecamatan Gumelar diharapkan dapat mengarusutamakan prinsip pembangunan berkelanjutan. Rekomendasi diharapkan dapat menyempurnakan Kebijakan, Rencana dan Program kegiatan pertambangan batupasir. Perbaikan yang dilakukan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan Kebijakan, Rencana dan Program kegiatan penambangan batupasir.Kata Kunci: Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Pengelolaan Lingkungan Hidup, Batupasir.
MODEL PERTAMBANGAN PASIR BATU DALAM RANGKA KONSERVASI SUMBER MATA AIR DI SEKITAR GUNUNG PRAU, KECAMATAN NGORO KABUPATEN MOJOKERTO DAN KECAMATAN GEMPOL, KABUPATEN PASURUAN Gunawan Nusanto; Raden Hariyanto; Indah Setyowati
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stone sand mining in Gempol, Pasuruan District and Ngoro, Mojokerto District strongly support government programs of physical development in Surabaya and surrounding areas. However, the presence of the mining has not noticed the carrying power support of the conservation of springs is much needed by the people in the area.Factors have to be considered in the model mine in the area is horizontal restrictions such as geotechnical design of mine, recharge water area, protected areas and public facilities. The vertical boundary is the water table and landscape aesthetics.Such limitations must be integrated, so that the environmental impact is mainly springs much needed community can be conservated continuity.Key words: mining, vertical – horizontal restrictions  ABSTRAKPertambangan pasir batu di Kecamatan Gempol, Pasuruan dan Kecamatan Ngoro, Mojokerto sangat mendukung program pembangunan fisik terutama di Surabaya dan sekitarnya. Namun, keberadaan pertambangan tersebut belum memperhatikan daya dukung terhadap konservasi sumber mata air yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat di daerah tersebut.Perihal yang harus dipertimbangkan dalam memodelkan tambang di daerah tersebut adalah batasan horizontal berupa geoteknik rancangan tambang, zona imbuhan (recharge area), kawasan lindung dan fasilitas umum. Adapun batasan vertical adalah water table dan estetika bentang alam.Batasan tersebut harus terintegrasi, sehingga dampak lingkungan terutama sumber mata air yang sangat dibutuhkan masyarakat dapat terjaga kelestariannya.Kata kunci : tambang, batasan vertical - horisontal
ANALISIS KETIDAKSTABILAN LERENG PADA KUARI TANAH LIAT DI MLIWANG PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TUBAN JAWA TIMUR Galih Nurjanu; Priyo Widodo; Ketut Gunawan
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. terletak di Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada penambangan lereng aktual lempung Mliwang Blok G3 dengan menggunakan metode kuari. Penelitian ini bertujuan untuk member rekomendasi  dalam mengantisipasi terjadinya kelongsoran lereng.Analisis kestabilan lereng dilakukan dengan menggunakan metode Bishop simplified. Data masukan berupa kohesi, sudut geser dalam dan bobot isidiperoleh dari pengujian sampel tanah di Laboratorium Mekanika Tanah. Penentuan faktor keamanan minimum menggunakan pedoman dari Departemen Pekerjaan Umum yaitu >1,35 untuk lereng tunggal serta >1,5 untuk lereng keseluruhan.Berdasarkan nilai FKnya ditemukan ketidakstabilan lereng pada lereng keseluruhan dengan tinggi 24,03 m dan sudut kemiringan lereng 16° memiliki nilai FK 1,256 pada kondisi jenuh. Pada lereng tunggal untuk lapisan sub soli, lempung pasiran dan lempung memiliki nilai FK diatas 1,35 yang berarti aman begitu juga untuk lereng keseluruhan dalam kondisi kering memiliki FK diatas 1,5.Perbaikan goemetri lereng perlu dilakukan karena pada kondisi jenuh, lereng akan mengalami longsor. Rekomendasi lereng dibuat berdasarkan parameter batuan penyusun lereng pada saat runtuh. Rekomendasi yang disarankan untuk geometri lereng adalah dengan tinggi jenjang tunggal 1 m, lebar jenjang tunggal   3 m, dan besar sudut kemiringan jejang tunggal 18°, sedangakan untuk geometri keseluruhannya adalah dengan tinggi 24 m dan sudut overallnya 10°, sehingga FK yang semula 1,256 menjadi 1,512Hasil analisis menyimpulkan bahwa penyebab ketidakstabilan lereng adalah faktor geometri lereng dan kondisi air permukaan, sedangkan kegiatan untuk menjaga kestabilan lereng pada daerah penelitian adalah penanganan air permukaan dan penanaman rumput yang merambat. Dalam merancang suatu lereng penting untuk melakukan analisis kestabilanya, sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan buruk yang dapat terjadi.Kata Kunci : Lereng keseluruhan, nilai FK, bishop simplified
PENERAPAN GEOLISTRIK – RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO – DIY Winda Winda
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dari lokasi penambangan batu andesit seluas 40 Ha yang kelihatannya prospek seluas 16 Ha. sehingga penyelidikan dikonsentrasik di lokasi ini yang terletak  di dusun Sonyo, desa Jatimulyo  kecamatan Girimulyo, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Akan tetapi PT. MDG mengalami kendala karena dijumpai batuan breksi yang ada di area percobaan penggalian batu andesit. Selain itu masalah penyebaran dan kedalaman endapan batu andesit tersebut belum diketahui secara pasti.Untuk itu perlu dilakukan penyelidikan dengan metode geolistrik khususnya Resistivity-2D. Hal ini dikarenakan dengan metode Resistivity-2D dapat digunakan untuk pendugaan jenis batuan berdasarkan nilai tahanan jenis (resistivity). Lantas diterapkan model 2D mengingat penyebaran endapan batuan andesitnya  tidak merata dan setempat-setempat. Kemudian Perusahaan menginginkan diketahui potensinya maka perhitungan estimasi sumberdaya akan dilakukan dengan bantuan program geosoft. Pemakaian program ini bisa dlakukan bilamana kontras nilai tahanan jenis batuan sangat mencolok, misalnya tanah lempung dengan batu andesit kelihatan sekali bedanya, yaitu tanah lempung nilai tahanan jenisnya rendah sedangkan batu andesit nilai tahanan jenisnya tinggi. Namun bilamana dijumpai  andesit dan breksi bersamaan, maka sulit interpretasinya karena sama-sama  batu dan nilainya hampir sama.Oleh karena itu perlu kejelian dalam intepretasinya dan setelah jenis batuannya sudah dapat dibedakan dari 7 line penampang Resistivity-2D, maka langkah selanjutnya menghitung sumberdaya dari masing-masing batu tersebut.  Dalam penelitian ini hasil perhitungan sumberdaya diklsafikasikan menjadi 3 jenis batuan, yaitu volume untuk breksi adalah 1.893.000 m3, batuan andesit lapuk diduga 527.000 m3, dan pendugaan batuan andesit fresh atau massive adalah 581.000 m3.Kata kunci : breksi, andesit, geolistrik, resitivity-2D, geosoft, dan sumberdaya.
POTENSI SERTA NERACA SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATU ANDESIT DI KABUPATENKULON PROGO D.I. YOGYAKARTA Muhammad Lazuardi Prasadewo; Abdul Rauf; Indun Titisariwati
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pertambangan di Yogyakarta kini semakin maju salah satunya adalah kegiatan pertambangan batu andesit di Kabupaten Kulon Progo. Potensi batu andesit di Kabupaten Kulon Progo ini cukup besar. Kondisi seperti ini sangat memungkinkan terbukanya kesempatan bagi investor untuk menanamkan modalnya guna mengelola batu andesit. Batu Andesit di Kabupaten Kulon Progo terdapat di 5 kecamatan yaitu Kecamatan Kokap, Nanggulan, Girimulyo, Samigaluh dan Pengasih.Potensi sumberdaya teridentifikasi batu andesit di Kabupaten Kulon Progo memiliki jumlah yang besar yaitu 5.015.653.013 ton. Potensi sumberdaya batu andesit berada di 5 Kecamatan. Potensi sumberdaya batu andesit tidak lepas dari pemanfaatan batu andesit itu sendiri, pemanfaatan akan menyesuaikan dari nilai kualitas batu andesit yang ada. Kegiatan pertambangan batu andesit sudah dilakukan sekitar selama 4 tahun  terakhir ( 2011, 2012, 2013, 2014 ) tercatat sejumlah 1.096.060 ton.Penyusunan neraca sumberdaya batu andesit di Kabupaten Kulon Progo mengikuti Petunjuk Teknis Neraca Sumberdaya Alam Spasial Nasional Buku 4 Penyusunan Sumberdaya Mineral dan Batubara Spasial tahun 2011. Tahapan penyusunan inventarisasi potensi sumberdaya batu andesit di Kabupaten Kulon Progo, inventarisasi ini menjadi data sumberdaya awal yaitu aktiva setelah dikalikan dengan harga jual batu andesit pada saat ini. Pemanfaatan atau produksi batu andesit akan mengisi kolom pasiva setelah dikalikan dengan harga batu andesit saat ini. Nilai aktiva yang sudah ada kemudian dikurangi dengan nilai pasiva untuk mendapatkan nilai saldo akhir neraca sumberdaya batu andesit. Dari hasil penelitian neraca serta potensi sumberdaya batu andesit di Kabupaten Kulon Progo didapat nilai aktiva sebesar Rp. 55.172.183.143.000,- dan pasiva sebesar Rp. 30.141.650.000,-   didapat  saldo  akhir   sumberdaya   batu   andesit   sebesarRp. 55.142.041.493.000,- pada tahun 2014. Dari hasil ini dapat dilihat peningkatan potensi di sektor usaha pertambangan batu andesit dalam peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Kulon Progo bila dikelola dengan baik dan benar.Kata Kunci : Sumberdaya, Neraca Sumberdaya
ANALISIS KESTABILAN LERENG DI PIT PAJAJARAN PT. TAMBANG TONDANO NUSAJAYA SULAWESI UTARA Arin Chandra Kusuma; Bagus Wiyono; Sudaryanto Sudaryanto
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Tambang Tondano Nusajaya merupakan perusahaan tambang emas di Kabupaten Minahasa Utara dan Kotamadya Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Kegiatan penambangan dilakukan dengan membuat lereng berjenjang. Pembuatan lereng di perusahaan tersebut tidak didasarkan pada kajian geoteknik, sehingga geometri lereng dibuat sama setiap pit tanpa memperhatikan perbedaan karakteristik massa batuan. Perlakuan yang sama terhadap geometri lereng dengan mengabaikan karakteristik massa batuan pembentuknya mempunyai tingkat keyakinan terhadap kestabilan lereng yang rendah.Penelitian dilakukan untuk mengklasifikasikan massa batuan dengan sistem rock mass rating (RMR) dan geological strenght index (GSI). Penelitian ini dilakukan pada dua domain batuan, yaitu massa batuan andesit di lereng barat (SLP 1) dan massa batuan andesit di lereng timur (SLP 2).Nilai RMR yang didapatkan dari pembobotan lima parameter RMR pada masing-masing lokasi adalah SLP 1 = 55 dan SLP 2 = 73. Nilai GSI merupakan RMR-5 (Hoek and Brown, 2002), sehingga didapatkan nilai GSI pada masing-masing lokasi penelitan adalah SLP 1= 50 dan SLP 2 = 68. Untuk mendapatkan nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam (ϕ) pada massa batuan di lokasi penelitian digunakan pendekatan kriteria keruntuhan Hoek & Brown (2002). Nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam (ϕ) secara berurutan pada masing lokasi penelitian adalah SLP 1 = 98 KPa, 51o dan SLP 2 = 406 KPa, 62o.Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa lereng desain dengan tinggi 15 m dan kemiringan lereng 60o dalam keadaan stabil baik di SLP 1 maupun SLP 2. Kemiringan dapat dioptimumkan sampai 70o. Lereng aktual SLP 1 dengan tinggi 15 m dan kemiringan lereng 66o dalam keadaan stabil. Begitu pula lereng aktual SLP 2 dengan tinggi 15 m dan kemiringan lereng 69o juga dalam keadaan stabil. Lebar lereng yang diterapkan yaitu sebesar 5 m tidak memenuhi untuk menangkap batu jatuh. Untuk lereng dengan tinggi 15 m dan kemiringan lereng 60o lebar minimum 5,4 m dan untuk lereng dengan tinggi 15 m dan kemiringan lereng 70o lebar minimum sebesar 5,6 m. Lereng keseluruhan di SLP 1 dan SLP 2 dalam keadaan stabil. Kegiatan untuk menunjang kestabilan lereng pada daerah penelitian adalah dengan pemantauan lereng, seperti pemasangan crack meter dan scaling.Kata Kunci: RMR, GSI, SLP 1, SLP 2, Geometri Lereng.
RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUBARA DI KECAMATAN SEBUKU, KABUPATEN NUNUKAN UTARA PROVINSI KALIMANTAN UTARA Adhitya Angga Wijaya; Hartono Hartono; Priyo Widodo; Waterman Sulistyana B
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lokasi penelitian adalah pertambangan batubara terletak di Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan Utara, Provinsi Kalimantan Utara. Potensi batubara yang cukup besar memerlukan rancangan teknis untuk pengembangan batubara. Rancangan teknis penambangan diharapkan dapat memenuhi stripping ratio kurang dari 13:1 dengan target produksi batubara sebesar 15.000ton/bulan. Metode penelitian meliputi studi literatur melalui jurnal dan laporan perusahaan seperti data eksplorasi, penelitian lapangan, pengolahan data menggunakan software minescape dan melakukan perhitungan kebutuhan alat mekanis. Penelitian model geologi batubara menghasilkan taksiran cadangan sekitar 135.684ton, overburden 1.476.511bcm dan SR rata-rata 10,88:1. Rencana kegiatan penambangan dilakukan selama 9 bulan. Pengupasan dan pengangkutan overburden backhoe PC400LCSE-7 dan  dumptruck Nissan 320CWB. Penggalian dan pengangkutan batubara menggunakan backhoe PC200-7SEF dan dumptruck Nissan 320CWB. Manfaat penelitian adalah hasil perhitungan dapat dipakai untuk acuan kegiatan penambangan sesuai target produksi.Kata kunci: batubara, rancangan teknis, produksi
PERENCANAAN PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA PERIODE 2014-2015 DI PIT INUL EAST PT KALTIM PRIMA COAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Herna Toban; Wawong Dwi Ratminah; Bambang Wisaksono; Dyah Probowati
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertambangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT Kaltim Prima Coal adalah salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang pertambangan batubara dengan lokasi site yang berada di Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan di salah satu pit yang dioperasikan oleh Departemen Hatari, PT KPC yakni Pit Inul East. Penambangan dilakukan dengan menggunakan sistem tambang terbuka dengan metode Strip Mine. Jumlah cadangan batubara yang terdapat pada Pit Inul East sebanyak 7.668.664 ton dengan jumlah overburden sebesar  87.268.166 bcm dan stripping ratio 1 : 11.38. Dalam penelitian ini direncanakan produksi pengupasan overburden untuk tahun 2014 sampai tahun 2015. Target produksi yang digunakan untuk tahun 2014 adalah target produksi dari perusahaan, sedangkan untuk target produksi tahun 2015 direncanakan dalam penelitian ini dengan mempertimbangkan beberapa parameter seperti alokasi alat gali muat, data curah hujan, faktor kesediaan alat dan rencana akses baru. Hasil produksi Pit Inul East tahun 2014-2015 dihitung menggunakan bantuan software Minex 6.2.Jumlah total produksi tahun 2014-2015 sebesar 54.295.885 bcm overburden dengan perolehan 3.970.165 ton batubara sehingga SR rata-rata 13,67 yang mana masih dibawah batasan SR maksimum yang ditetapkan perusahaan yaitu 15,01.Alat gali muat yang digunakan untuk penambangan adalah Shovel Liebherr R966 dengan kapasitas bucket 29 bcm, Backhoe Liebherr R966 dengan kapasitas bucket 30 bcm dan Backhoe Hitachi EX3600 dengan kapasitas bucket 22 bcm.Penimbunan overburden dilakukan di Inul East Big Dump, yaitu out pit waste dump yang terletak disebelah barat Pit Inul East dengan kapasitas 145.518.761 bcm.Kata Kunci : Batubara, Minex 6.2, Penimbunan Overburden.
FEASIBILITY STUDY PROJECT MANAGEMENT Aldin Ardian
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In today’s world, earth resources, for examples mineral and coal, is exploited to fulfill human needs. Unfortunately, there are also negative consequences in order to excavate the raw material. For instances, environment, socio-economic, and safety are the concepts need to be contemplated for people, investor, and government prosperity. Therefore, the government of Indonesia issued the regulation; hence every investor who will exploit the mineral and coal deposit in Indonesia has to submit environment, feasibility study (FS), and reclamation and mine closure documents in advance.Mining projects are able to accelerate regional development economically even socially, whether it is held in the downtown or countryside. Its infrastructure can be constructed occasionally and local people living standard can be empowered by company’s CSR (Corporate Social Responsibility), also in government perspective, it may increase government income by its tax and non-tax state revenue. Unfortunately, some cases and some companies have the documents as their obstacle to begin excavate the mineral or coal reserve in Indonesia. One of those documents, Feasibility Study document, is finished mostly in more than 6 months.In this research will discuss about optimization in making FS document. It will be tried to optimize by using Network Planning and Critical Path Method to analyze the possibility in efficiency.Keywords: Feasibility Study, Network Planning, Critical Path Method, Optimization.AbstrakDewasa ini, sumber daya bumi, seperti mineral dan batubara, dieksploitasi demi memenuhi kebutuhan manusia. Sayangnya, terdapat dampak negative sebagai konsekuensi dari penambangan sumber daya tersebut. Sebagai contoh, lingkungan, sosial-ekonomi, dan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan konsep yang perlu kita perhitungkan untuk kemakmuran masyarakat, investor atau pengusaha, dan bagi pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan peeraturan dimana setiap investor yang akan menanamkan modalnya dalam dunia pertambangan diwajibkan membuat dokumen lingkungan, studi kelayakan, dan rencana reklamasi dan rencana penutupan tambang.Kegiatan usaha pertambangan dapat mempercepat pengembangan wilayah secara ekonomi maupun sosial, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pembangunan infrastruktur dan taraf hidup masyarakat dapat dikembangkan dengan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang digagas oleh perusahaan, lebih jauh lagi, dilihat dari sudut pandang pemerintah, hal ini mampu meningkatkan pendapatan pemerintah dengan adanya pajak maupun Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sayangnya, pada beberapa kasus dan perusahaan dengan adanya regulasi pembuatan dokumen-dokumen tersebut merupakan pengahalang bagi perusahaan untuk memulai usaha kegiatan pertambangan mineral dan batubara di Indonesia. Sebagian besar, dokumen Studi Kelayakan (FS) baru dapat diselesaikan dalam waktu lebih dari 6 bulan.Pada penelitian ini akan dibahas tentang optimasi dalam pembuatan dokumen Studi Kelayakan. Pada penelitian ini pula akan dioptimalisasikan pembuatan dokumen Studi Kelayakan menggunakan Network Planning dan Critical Path Method untuk menganalisis kemungkinan-kemungkinan efisiensinya.Kata Kunci: Studi Kelayakan, Network Planning, Critical Path Method, Optimalisasi. 
KAJIAN TEKNIS DIMENSI KOLAM PENGENDAPAN DI SETTLING POND 71 C PT. PERKASA INAKAKERTA KECAMATAN BENGALON KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Isnaeni Isnaeni; Untung Sukamto; Gunawan Nusanto; Sudaryanto Sudaryanto
Jurnal Teknologi Pertambangan Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : UPN Veteran Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Perkasa Inakakerta adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara, berlokasi di Bengalon, Provinsi Kalimantan Timur. Sistem penambangan yang diterapkan adalah sistem penambangan terbuka. Lokasi penelitian berada di Settling Pond 71 C. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan terlebih dahulu sebelum dialirkan keperairan bebas. Adapun parameter yang diukur adalah pH 6-9, TSS < 300 Mg/l, Besi (Fe) < 4 Mg/l dan Mangan (Mn) < 7 Mg/l dengan menggunakan kertas lakmus, TSS meter dan Colorimeter DR 890.Kolam pengendapan terdiri dari 7 kompartemen, 3 komapartemen sebagai proses pengendapan dan 4 kompartemen sebagai perawatan (treatment) , luas kolam 7.644 m2 dan volume 31.734 m3 dengan debit hasil pemompaan yang mengalir pada zona inlet sebesar 729,27 m3/jam atau 14.585 m3 dengan waktu pemompaan selama 20 jam. Koagulan yang digunakan untuk menetralkan pH adalah kapur padam (CaO) sebanyak 71 kg/jam. Alat mekanis yang digunakan untuk perawatan kolam adalah Backhoe PC 200 dengan jangkauan gali mendatar 9,19 meter dan kedalaman 5,78 meter.Saat ini untuk parameter kualitas air yang belum memenuhi standar baku mutu adalah pH dan TSS, koagulan yang digunakan terlalu banyak, faktor yang mempengaruhi adalah dimensi kolam pengendapan yang terlalu luas sehingga kurang efektif.Upaya agar parameter kualitas air memenuhi baku mutu dan koagulan yang digunakan tidak terlalu banyak adalah melakukan perbaikan pada dimensi kolam menjadi 2 kompartemen sebagai proses pengendapan material padatan dan 3 kompartemen untuk perawatan (treatment) dengan luas 5.505 m2 dan volume 24.663 m3 sehingga koagulan yang digunakan sebanyak 48 kg/jam.Kata kunci : kualitas, dimensi kolam pengendapan, kapur padam (CaO), Back Hoe PC 200

Page 2 of 11 | Total Record : 110