cover
Contact Name
Hero Patrianto
Contact Email
jurnal.atavisme@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.atavisme@gmail.com
Editorial Address
Balai Bahasa Jawa Timur, Jalan Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo 61252, Indonesia
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
ATAVISME JURNAL ILMIAH KAJIAN SASTRA
ISSN : 1410900X     EISSN : 25035215     DOI : 10.24257
Core Subject : Education,
Atavisme adalah jurnal yang bertujuan mempublikasikan hasil- hasil penelitian sastra, baik sastra Indonesia, sastra daerah maupun sastra asing. Seluruh artikel yang terbit telah melewati proses penelaahan oleh mitra bestari dan penyuntingan oleh redaksi pelaksana. Atavisme diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Terbit dua kali dalam satu tahun, pada bulan Juni dan Desember.
Articles 269 Documents
MASALAH TANAH DAN KRISIS LINGKUNGAN DI BALI DALAM ANTOLOGI PUISI DONGENG DARI UTARA KARYA MADE ADNYANA OLE Hardiningtyas, Puji Retno
ATAVISME Vol 19, No 1 (2016): ATAVISME, EDISI JUNI 2016
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.22 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v19i1.180.45-59

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendekripsikan masalah tanah dan krisis lingkungan di Bali dalam antologi puisi Dongeng dari Utara. Sumber data penelitian ini adalah sepuluh puisi bertema masalah tanah dan krisis lingkungan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pustaka dengan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah interpretasi dan pemahaman dengan teknik analisis konten. Teori yang digunakan adalah teori konflik dan ekokritik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik lingkungan di Bali berkembang sebab faktor pariwisata yang menggerus lahan pertanian di Bali. Sementara itu, krisis lingkungan di Bali merupakan masalah pokok dalam pemanfaatan lingkungan dan upaya pelestarian tanah sebagai unsur alam. Dengan demikian, kehadiran sastra, khususnya puisi, merupakan potret sosial tentang kondisi lingkungan yang terjadi di Bali. Kata-Kata Kunci: puisi, masalah tanah, krisis, lingkungan Abstract: This study aims to describe the land problem and the environment crisis in Bali in the anthology Dongeng dari Utara. The data sources of this research were ten poems themed on the land problem and environmental crisis. The data were collected through library method using recording technique. The data were analyzed by interpretation and understanding using content analysis technique. The theory used was the theory of conflict and ecocriticism. The result indicates that tourism is gradually destroying agricultural soils in Bali and therefore causing the number of environmental conflicts in Bali to grow. Meanwhile, the environmental crisis in Bali is the central issue in the use of the environment and the conservation of soil as a natural element. Thus, the presence of literature, especially poetry, is a social portrait of the environmental condition existing in Bali. Key Words: poetry, land problem, crisis, environment
RUSSIAN'S EXISTENTIAL AND SOCIAL ATMOSPHERE POST-CRIMEAN WAR IN FYODOR DOSTOEVSKY'S THE GAMBLER: AN EXISTENTIAL-SOCIOLOGICAL APPROACH Adi, Sugeng Susilo
ATAVISME Vol 20, No 1 (2017): ATAVISME
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.933 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v20i1.265.27-37

Abstract

[Judul: Atmosfer Eksistensial dan Sosial Rusia Pasca-­Perang  Krimea dalam The Gambler Karya Fyodor Dostoevsky: Sebuah Pendekatan Sosiologi Eksistensial]. The Gambler karya Fyodor Dostoevsky. Masalah yang diangkat dalam The Gambler terkait dengan peristiwa bersejarah di Rusia, yaitu perang Krimea. Ada tiga masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Yang pertama adalah mengenai nasionalisme bangsa Rusia dan sentimen mereka terhadap orang Eropa; yang kedua membahas perjudian dan kaitannya dengan pergulatan ekonomi dan kelas sosial; yang ketiga membahas  eksistensi tokoh utama wanita yang ditampilkan dalam novel tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi-eksistensial dengan dasar bahwa manusia selalu memberikan makna dan bertanggung jawab atas setiap tindakan atau pilihan-pilihan hidupnya, tetapi hal tersebut tidak terlepas dari sistem sosial tempat ia berada. Metode penelitian deskriptif analisis digunakan untuk memberikan analisis yang mendalam terhadap isu-isu terkait. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa Perang Krimea memberi pengaruh yang cukup signifikan pada keberadaan eksistensial dan sosial masyarakat Rusia  seperti yang direfleksikan dalam novel The Gambler.                               This research discusses the existential and social issues arose from The Gambler by Fyodor Dostoevsky. The issues discussed are related to significant moment in Russia history; the Crimean war. There are three issues discussed in this article. The first one is about Russian tempered nationalism against Westerners; the second one discusses the gambling addiction toward economic and social class struggles; and the last one is about the way the heroine existence is portrayed along the storyline. Existential-sociological approach is used for it explains the way people make sense of their lives and it is inseparable from the social system and beliefs where they exist. The method used is descriptive qualitative to give deeper analysis upon the matters. The study finds that there are substantial influences of the Crimean war that affect the existence and social condition of Russian people as reflected on the novella. 
SI BULUS-BULUS SI RUMBUK-RUMBUK SEBAGAI TEKS YANG HEGEMONIK Harahap, Muharrina; Faruk, Faruk; Salam, Aprinus
ATAVISME Vol 22, No 1 (2019): ATAVISME
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.305 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v22i1.549.88-100

Abstract

Artikel ini membahas tentang karya sastra Mandailing yang berjudul Si Bulus-Bulus Si Rumbuk-Rumbuk karya Willem Iskander pada era kolonial. Tinjauan ini dimulai dengan melihat fenomena yang terjadi dalam penciptaan dan penerbitan teks tersebut. Teks Si Bulus-Bulus Si Rumbuk-Rumbuk dan kehidupan pengarangnya sangat kontradiktif dan paradoks. Di satu sisi mewacanakan resistensi namun di sisi lain mewacanakan konstruksi kolonial. Untuk mengkaji fenomena tersebut, penulis menggunakan pendekatan pascakolonial dan metode diskursif. Penulis menggunakan diskursus yang dibangun oleh dua orang pakar yang fokus meneliti tentang teks Si Bulus-Bulus Si Rumbuk-Rumbuk dan Willem Iskander. Kedua pakar tersebut yaitu, Rodgers dan Harahap. Melalui metode diskursif ini, penulis mengkonstruksi ulang pendapat kedua pakar tersebut dengan menggunakan perspektif pascakolonial. Selain melihat teks, penulis juga melihat konteks sosial, politik, dan budaya orang Mandailing sebagai pendukungnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Willem Iskander merupakan tokoh yang ambivalen. Tokoh yang menyuarakan resistensi dan tokoh yang patuh pada konstruksi kolonial.
KUASA ORIENTALIS BELANDA ATAS NASKAH-­NASKAH KUNO INDONESIA DALAM CERPEN “DI JANTUNG BATAVIA” KARYA INDAH DARMASTUTI Fajar, Yusri
ATAVISME Vol 19, No 2 (2016): Atavisme, Edisi Desember 2016
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1256.403 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v19i2.253.251-262

Abstract

Pascamemproklamasikan kemerdekaan dan sekarang memasuki dunia global, Indonesia tetap menjadi objek penelitian penting para orientalis Belanda yang ingin mengeksplorasi budaya Indonesia. Fenomena ini terepresentasikan dalam cerpen ?Di Jantung Batavia? karya Indah Darmastuti. Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah strategi-strategi orientalis Belanda dalam menguasai berbagai naskah kuno Indonesia dan bagaimanakah pandangan orang Indonesia terhadap eksistensi orientalis Belanda dalam cerpen ?Di Jantung Batavia?? Tujuan penelitian ini adalah mengungkap dan mendeskripsikan berbagai strategi orientalis Belanda dalam menguasai dan mempelajari naskah kuno Indonesia dan menggambarkan pandangan orang Indonesia terhadap orientalis Belanda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orientalis Belanda menjalankan misinya dengan membangun citra kejayaan Belanda di Indonesia, menjalin kedekatan dengan narasumber dari Indonesia, menguasai bahasa Indonesia, dan memburu naskah kuno di Perpustakaan Nasional, serta mengunjungi situs sejarah Indonesia. Orientalis Belanda ini dipandang superior dan sebagai sumber pengetahuan budaya Indonesia oleh orang Indonesia. After declaring its independence and presently entering the global world, Indonesia still continues to be the research object of Dutch orientalists wanting to explore Indonesian culture. This phenomenon is represented in Indah Darmastuti?s short story, ?Di Jantung Batavia?. The problems of this research are how the orientalist?s strategies are in gaining authority toward old manuscripts of Indonesia and how the Indonesians see the existence of Dutch orientalists as portrayed in ?Di Jantung Batavia?. The research objectives are to reveal the orientalist?s strategies to gain authority toward old manuscripts of Indonesia and to describe the Indonesians? viewpoint toward the Dutch orientalists. The finding of this research shows that Dutch orientalists carried out missions through constructing the image of the glory of the Dutch in the past in Indonesia, building close relationship with an Indonesian, mastering Indonesian language, and searching for old manuscripts in Indonesian National Library and observing historical sites. Dutch orientalists are regarded as superior and sources of knowledge on Indonesian culture.
DECONSTRUCTING CULTURAL IDENTITY IN RISHI REDDI’S KARMA AND OTHER STORIES Adji, Alberta Natasia; Karnanta, Kukuh Yudha; Putra, Gesang Manggala Nugraha
ATAVISME Vol 21, No 1 (2018): ATAVISME
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.894 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v21i1.443.1-16

Abstract

This article strives to deconstruct the main characters? cultural identity in Rishi Reddi?s short stories collection, entitled Karma and Other Stories, as the characters deal with their lives as Indian diaspora in the United States. The applied method is the close-reading technique. This article employs Jacques Derrida?s deconstruction by tracing the binary opposition found within the seven short stories; later they are to be disseminated so that the true meanign can be revealed. The article finds that (1) the emerging conflicts in the stories are caused by the strong ties of the protagonists toward Hinduism and Indian family tradition, with (2) their cultural identity has managed to align with modernity in the US, but (3) their ties to the core Hinduism and Indian principles will remain strong.
RESENSI BUKU PEREMPUAN PALA Faruk, Faruk
ATAVISME Vol 11, No 2 (2008): ATAVISME, EDISI DESEMBER 2008
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5451.398 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v11i2.340.127-137

Abstract

Perempuan Pala oleh Azhari. AKY: Yogyakarta. 2004.
CITRAAN PERLAWANAN SIMBOLIS TERHADAP HEGEMONI PATRIARKI MELALUI PENDIDIKAN DAN PERAN PEREMPUAN DI ARENA PUBLIK DALAM NOVEL-NOVEL INDONESIA Wiyatmi, Wiyatmi
ATAVISME Vol 13, No 2 (2010): ATAVISME, Edisi Desember 2010
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.756 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v13i2.135.243-256

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkap gambaran perlawanan simbolis terhadap hegemoni patriarki melalui pendidikan dan peran perempuan di arena publik dalam novel-novel Indonesia dengan kritik sastra feminis. Untuk mencapai tujuan tersebut, secara purposif dipilih sejumlah novel periode 1920 sampai 1980-an yang secara intens mengangkat isu pendidikan bagi perempuan dan peran perempuan di ranah publik. Hasil penelitian menunjukkan adanya perlawanan terhadap hegemoni patriarki dalam bentuk perjuangan para perempuan untuk mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan yang masih digunakan untuk mempersiapkan tugas-tugas domestiknya, sebagai ibu rumah tangga (Azab dan Sengsara dan Sitti Nurbaya), pendidikan bagi perempuan yang mempersiapkan dirinya ke dalam pekerjaan di sektor publik, terutama sebagai guru (Layar Terkembang, Kehilangan Mestika, Widyawati, dan Manusia Bebas), yang dilanjutkan dengan masuknya perempuan terpelajar tersebut dalam organisasi perempuan untuk memperjuangan emansipasi perempuan dan perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia (Layar Terkembang, Manusia Bebas, dan Burung-burung Manyar). Abstract: This study is aimed at exposing the depiction of symbolic resistance of patriarchal domination through education and the role of women in public domain and in the novels of Indonesia by feminist literary criticism. To achieve these objectives, a number of novel from 1920 until 1980s that raised the issue of intensive education for women and the role of women in the public domain were purposively selected. The result shows the resistance to the hegemony of patriarchy in the form of women?s struggle to get a chance to still use their education to prepare for domestic tasks, as housewives (Kehilangan Mestika and Sitti Nurbaya), education for women who are preparing themselves to work in a public sector, primarily as a teacher (Layar Terkembang, Kehilangan Mestika, Widyawati, and Manusia Bebas), continuing with the entry of women educated in women?s organizations to women?s emancipation and the struggle towards independence of Indonesia (Layar Terkembang, Manusia Bebas, and Burung-burung Manyar). Key Words: symbolic resistance, patriarch, novel
PEREMPUAN DENGAN SEGALA LUKA DALAM KUMPULAN CERPEN SUATU HARI BUKAN DI HARI MINGGU Wahyuni, Dessy
ATAVISME Vol 16, No 2 (2013): ATAVISME, Edisi Desember 2013
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.725 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v16i2.97.247-257

Abstract

Empat belas cerpen Yetti A. Ka yang terangkum dalam Satu Hari Bukan di Hari Minggu menghadirkan realita perempuan yang terluka dan kecewa meskipun mereka hidup secara bebas. Oleh sebab itu, masalah penulisan ini adalah bagaimana bentuk penggambaran Yetti A. Ka mengenai para perempuan dan segala luka yang mereka miliki dalam kumpulan cerpen tersebut? Melalui pendekatan feminisme, dapat disimpulkan bahwa perempuan yang disajikan pengarang ini sesungguhnya merasa terikat oleh budaya patriarki. Akan tetapi, dengan segala kebebasan yang mereka miliki, mereka tetap memilih menjadi perempuan dalam lingkaran patriarki tersebut meskipun dengan membawa luka yang tidak pernah usai. Abstract: Yetti A. Ka?s fourteen short stories compiled in Suatu Hari Bukan di Hari Minggu collection represent the reality of women who were hurt and disappointed, although they had a free life. Therefore, the problem of this article is formulated as follows: how is the shape of Yetti A. Ka?s depiction on the women and all the injuries they have in the short story collection? Through the perspective of feminism, it can be concluded that the women presented by the author actually feel bound by a patriarchal culture. However, with all the freedom they have, they still choose to be a woman in a patriarchal circle, although with a wound that never ends. Key Words: short story collection, the perspective of feminism, women's injury
KREATIVITAS INDIVIDUAL DANARTO DALAM KONTEKS MAKNA SOSIAL PADA "GERGASI" Umaya, Nazla Maharani; AS, Ambarini
ATAVISME Vol 12, No 2 (2009): ATAVISME, Edisi Desember 2009
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4245.941 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v12i2.167.157-166

Abstract

Membicarakan kreativitas individual pada karya sastra dalam konteks makna sosial akan mengarahkan pemahaman melalui pendekatan umum mengenai karya sastra untuk dipelajari sebagai dokumen sosial. Perjalanan karya sastra dan pencipta akan menghidupi pemahaman masyarakat sosial, sebagai cerminan. Faktor sosial mempengaruhi secara langsung dan tidak langsung. Pertimbangan atas relevansi sastra dan masyarakat menghadirkan identitas di tengah masyarakat sebagai kepemilikan berupa dunia dalam kata, yaitu dunia sastra. Fenomena keterlibatan karya sastra dalam masyarakat sosial akan terus mengkaitkan identitas dan karakter secara individu si pengarang untuk ditafsirkan makna serta nilai yang diusung pada hasil karya ciptaannya, Hal ini merupakan salah satu wujud eksistensi penafsiran pembaca pada karya sastra sebagai pemahaman terhadap karakteristik seorang penulis tertentu. Kenyataan yang dilukiskan dengan cara meng-afirmasi, merestorasi, menegasi dan menghadirkan inovasi merupakan wujud nyata yang tidak mampu dipalingkan. Pada penafsiran karya Danarto ini dalam raogka memahami karakteristik individu menghadirkan budaya Jawa yang mcmpengaruhi kelahiran karya sastra. Nilai, norma, tradisi, budaya, serta identitas dimunculkan secara imajinatif dan kreatif melalui sebuah karya cipta sastra. Realitas dihadirkan melalui karya sastra untuk disampaikan dan dipahami dalam konteks makna sosial, serta keberadaan karya sastra secara fungsional. Kehidupan yang paniang disejajarkan dengan cerita pewayangan, dunia nyata dan maya. Interelasi nilai-nilai estetis dalam perubahan struktur sosial ditunjukkan melalui sosiologi sastra dengan penggunaan metafora yang mengacu pada kcabadian seni pewayangan. lnilah karakter individual Danarto dalam berkarya sikap Javanism yang kental mencapai tujuan di dunia sastra. Abstract: Talking about personal creativity for a masterpiece of literary, on the social context of meaning will bring our mind to understand what is the meaning of a conventional approach about literary as a social document, Masterpiece and the creator will gift a soul, deep inside of public understanding about a literary as a mirror of life. The side of social life will take a part of the understanding. Consider the literary relevantly and public will present the identity of public as words of world owner, a literary. Between literary and the public phenomenon will lake some identity and character of creator personality to interpret of the meaning of the masterpiece. It is a show up of the existence of reader interpret to the masterpiece as the understanding of creator identity. Factually some thing that has wrote with affirmation way, the restoration, negation, dan present the innovation is a real thing that cannot be denied. To the Danarto interpretation to understanding of his character, show the javanis culture that has participate on his masterpiece. Esensi, norms, tradition, culture and identity has show up with the an imaginary way and creative way by a masterpiece. The reality is show up to be understanding of the meaning functionality, Long lifes can be lined with the story of wayang, real life, and fiction. This is a personality character of Danarto. Javanism get U1e point with the literary of masterpiece. Keywords: Personal creativity, javanism
DESAKRALISASI WAYANG PURWA LAKON RUWAT Mashuri, Mashuri
ATAVISME Vol 10, No 2 (2007): ATAVISME, EDISI DESEMBER 2007
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5090.27 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v10i2.238.27-38

Abstract

In the culture of Java, the wayang purwa (shadow play with leather puppets often dramatizing theme from Hindu epics) is important, central and sacral. Finally, many Javanese identify themselves to the characters in the wayang. The main factor is because the wayang is considered as the oldest of culture product, and also it can glorify the grandeur and the sacrality. The wayang sacrality can be found in ruwat act. The act in old treasure is ini some serat and suluk, consides that the act is not only a common story. But, the sacrality value that is glorified in Javanese culture, either in the wayang show or ruwatan, almost can not be found the presentation in Durga Umayi text, worked by YB Mangunwijaya. The are so many texts that have the? tendency to dig up the sacrality of wayang. This propane process has occurred not only to the characters of wayang that are considered as sacral's and guide's eyes only, but also in the essence of the plot and the value of the story. The Durga Umayi text seems that is presented to be comparable with the wayang disourse that has been built and established. In the text consists of desacralization ruwat act with some strategies, like blurring of binary opposition, reversal, and some other deconstruction strategy.