cover
Contact Name
Dian Yosi Arinawati
Contact Email
dianyosi@umy.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalkgumy@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Insisiva Dental Journal : Majalah Kedokteran Gigi Insisiva
ISSN : 22529764     EISSN : 26859165     DOI : 10.18196/idj
Core Subject : Health,
Insisiva Dental Jurnal memberikan informasi tentang ide, opini, perkembangan dan isu-isu di bidang kedokteran gigi meliputi klinis, penelitian, laporan kasus dan literature review.
Arjuna Subject : -
Articles 269 Documents
Status Kesehatan Gingiva Pada Penderita Sindrom Down Di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG) Temanggung Reizena Werdiningsih, Catra; Hartanti, Hartanti
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gingivitis adalah salah satu bentuk penyakit pada gingiva yang paling sering dijumpai. Hampir semua bentuk penyakit pada gingiva disertai peradangan atau inflamasi oleh karena bakteri dari plak yang berakumulasi di daerah gingiva. Proses peradangan yang terbatas pada epitel mukosa di sekitar leher gigi dan tulang alveolar. Peradangan pada gingiva ini membuat perubahan warna pada gingiva dari merah muda menjadi merah tua sampai keunguan, kecenderungan meningkat untuk berdarah, pembengkakan serta disertai rasa sakit. Penelitianini bertujuan untuk melihat prevalensi kasus gingivitis pada penderita sindrom Down di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG) Temanggung. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental yang bersifat analisa deskriptif dengan pendekatan cross sectional, subyek penelitian yaitu penderita sindrom Down di BBRSBG Temanggung. Pengumpulan data diperoleh dari hasil pemeriksaan status kesehatan gingiva, yangdiukur menggunakan Indeks Gingiva. Data kemudian diolah dan dianalisis secara statistik dan hasilnya dilihat dari tabel frekuensi data (mean). Kasus gingivitis pada penderita sindrom Down di BBRSBG Temanggung ini berjumlah 19 responden (100%). Dari semua responden (100%) masuk dalam kategori gingivitis ringan.Dari 19 responden tersebut sebagian besar terlihat kondisi rongga mulut seperti gigi geligi yang rusak, rongga mulut kotor, susunan gigi geligi yang tidak teratur, lidah besar dan berfisure, palatum sempit. Kondisi ini dipengaruhi akibat skor IQ yang rendah antara 25-75 yang membuatnya tidak mempunyai kesadaran untuk menjaga kebersihan dirinya.
Immunoglobulin-Y Effect On Protein Of Streptococcus Mutans Isolated From Caries And Caries-Free Subjects Aditiya Irwandi, Rizky; Winiati Bachtiar, Endang; Yuniastuti, Mindya
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The main microbial culprit in dental caries is Streptococcus mutans (S.mutans),virulence of which can be observed by its differential protein expression betweencaries and caries-free subjects.The success of Immunoglobulin-Y (IgY) antiS.mutans as a passive immunization agent in eliminating S.mutans has beenreported. The aim of this study is to analyze the effect of IgY anti S.mutans on theprotein expression of S.mutans isolated from caries and caries-free subjects. Eachdental plaque was collected by swabbing the buccal surface of the first lowerpermanent molar of caries and caries-free subjects. The plaques were thencultured on agar medium TYS20B. After 72 hours, the colonies from each of themwere cultured in liquid medium TYS Broth for 72 hour. Each collected bacteria(whether from caries or caries-free subjects) were grouped into control andexposure group. In exposure group, S.mutans was exposed by pre-incubated (forone hour at 37°C) IgY anti S.mutans for one hour at 37°C. Protein expression ofS.mutans was analyzed with SDS PAGE after the preparation of its antigen andBradford protein assay. Our result shows that S.mutans 41.3 kilodalton proteinexpression of caries subjects, are up-regulated in comparison to the control group.Meanwhile, the S.mutans 41.3 kilodalton protein expression of caries-freesubjects, are down-regulated in comparison to the control group. This studysuggests that IgY anti S.mutans up-regulates 41.3 kilodalton protein expression ofS.mutans in the caries subjects. However IgY anti S.mutans down-regulates 4.13kilodalton protein expression of S.mutans in the caries-free subjects.
Pengaruh Stressor Renjatan Listrik (Electrical Foot Shock) Terhadap Kadar Serum Alkalin Fosfatase Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) Jantan Wulan Suci Dharmayanti, Agustin; Zata Hadyan, Farizan; Budirahardjo, Rudi
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stres merupakan mekanisme kompensasi tubuh guna mempertahankan homeostasis walaupun dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Hal ini disebabkan pada saat stres terjadi perubahan hormonal, terutama kortisol. Hormon kortisol dapat mempengaruhi kadar hormon estrogen atau androgen dimana kedua hormon tersebut berperan penting dalam proses metabolisme tulang. Pada metabolisme tulang, enzim alkalin fosfatase sangat dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stressor renjatanlistrik pada kadar serum alkalin fosfatase tikus wistar jantan. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post test only control group design. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberi perlakuan berupa stresor rasa sakit renjatan listrik dengan mengalirkan arus listrik 5-30mA, tegangan 25V dan frekuensi 60Hz selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar serum alkalin fosfatase pada kelompok perlakuan lebih rendah dibanding kelompok kontrol. Hasil uji analisis Mann Whitney U menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermaknaantara kelompok kontrol dan perlakuan (p<0.05). Kesimpulan menunjukkan bahwa stresor renjatan listrik dapat mempengaruhi proses pembentukan tulang yang ditandai dengan penurunan kadar alkalin fosfatase.
Identifikasi Kadar Kalsium Pada Serum Tikus Dengan Kelainan Disharmoni Oklusi Suhartini, Suhartini
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan yang terjadi pada komponen stomatognati seperti berkurangnya kontak oklusal gigi akan menyebabkan terjadinya disharmoni oklusi. Disharmoni oklusi dikenali tubuh sebagai stresor yang mempengaruhi homeostasis dalam tubuh, terutama sekresi hormon dan mineral tulang.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kalsium pada serum tikus yang mengalami kelainan disharmoni oklusi.Metode. Penelitian dilakukan pada 3 ekor tikus putih jantan Sprague dawley untuk masing-masing kelompok. Pada kelompok perlakuan dilakukan pengurangan oklusal di seluruh gigi molar sebesar 2 mm. Sedangkan untuk kelompok kontrol tidak dilakukan apa-apa. Pada hari ke-1, ke-7, ke-14 dan ke-21 dilakukan pengambilan darah melalui vena infraorbita sebanyak 2 cc kemudian disentrifugasi untuk mendapatkan serum. Pengukuran kadar kalsium dengan spektrofotometer. Hasil. Uji Anova kadar kalsium menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.05). Kadar kalsium yang paling tinggi terdapat pada kelompok perlakuan hari ke-21. Kesimpulan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tikus yang mengalami kelainan disharmoni oklusi berpengaruh terhadap kadar kalsium pada serum.
Potential Of Mangosteen Xanthones As Anti-Oral Cancer Agents By Induction Of Apoptosis Corvianindya Rahayu, Yani
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The pericarp of mangosteen (Garcinia mangostana L.) is rich in various xanthones that are known to possess unique biological activities. The aim of this study was to determine of antiproliferative and cytotoxic activities of mangosteen xanthones. The researchers found that all tested xanthones inhibited the growth of the cancer cells. They observed cytotoxic properties against three human cancer cell lines, epidermoid carcinoma of the mouth, breast cancer, and small-cell lung cancer. The specific xanthones include alpha-mangostins, showed that mangosteen xanthones not only inhibit the proliferation of target cells but also induce their death by apoptosis that involves the activation of the caspase cascade. To establish a more precise mechanism of action, a cell free biochemical kinase assay against multiple cyclins/CDKs involved in cell cycle progression; the most significant inhibition in the cell free based assays was CDK4, a critical component of the G1 phase.Through molecular modeling α-mangostin against the ATP binding pocket of CDK4, and propose three possible orientations that may result in CDK4 inhibition. Histopathological evaluation and biochemical analysis of tumors that received mangosteen xanthones indicate the induction of apoptosis in tumors, which resulted in the repression of their growth and the reduction of their sizes. The study concluded that mangosteen xanthones potentially as an agent for cancer prevention and the combination therapy with anti-cancer drugs.
Promosi Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Metode Ceramah Interaktif Dan Demonstrasi Disertai Alat Peraga Pada Guru Sekolah Dasar Sebagai Fasilitator Ratna Astuti, Novitasari
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Penyakit gigi dan mulut banyak dialami siswa SD. Guru SD berperan sebagai health educator di sekolah. Promosi kesehatan dengan metode ceramah dan demonstrasi disertai alat peraga merupakan salah satu langkah dalam menyampaikan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut serta keterampilan komunikasi verbal dan non verbal kepada guru SD. Tujuan: menguji pengaruh metode ceramah interaktif dan demonstrasi disertaialat peraga, terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan komunikasi tentang kesehatan gigi dan mulutpada guru SD, serta perbedaan pengetahuan dan keterampilan komunikasi verbal dan non verbal guru SD padakelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Metode: Jenis penelitian yang digunakan quasi experiment dengan rancangan pretest-posttest with control group design. Subjek penelitian dibagi atas kelompok perlakuan (20 orang) dan kelompok kontrol (17 orang). Sampel penelitian berdasarkan purposive sampling. Kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan check list untuk mengukur keterampilan. Analisis data menggunakan paired t-testdan independent t-test. Hasil: Uji paired t-test, pengetahuan, serta keterampilan komunikasi verbal dan non verbal guru pada kelompok perlakuan meningkat secara signifikan setelah mendapatkan pelatihan (p<0,05). Melalui independent t-test, ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan dan keterampilan komunikasi verbal dan non verbal antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kesimpulan: Metode ceramah interaktif dan demonstrasi disertai alat peraga memiliki pengaruh dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan komunikasi guru serta ada perbedaan pengetahuan dan keterampilan komunikasi guru pada kelompok perlakuan dan kontrol.
SP Transcription Family Involve In Tooth Development ? Arie Wahyudi, Ivan
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Specificity Protein (SP) family members are tissue specific transcription factors.They regulate a wide range of cellular function including cells growth, apoptosis,differentiation and tumor formation. This family composed of more than 25member proteins, which contain a DNA-binding domain very well conservebetween all members with three tandem zinc fingers of the C2H2 type in theirCterminal region. Recently, it has reported in mammalian genome, there are nineSp genes (Sp1-Sp9). Some previous study reported Sp3 knockout mice haveenamel/dentin layer defect. Sp4 mRNA express in E13- E16 of WT mouse incisor.Sp7 mRNA express in at 15, 17 days of post coitum and P1 (postnatal day 1). Sp6has another name epiprofin, I also worked with this genes. Sp6 mRNA expressedin early stage of tooth development to the secretory stage of ameloblast. It alsoreported Sp6 weakly expressed in mesenchymal odontoblast of the incisor. Sp6deficient mice reported delay tooth development. SP family members play animportant role in tooth development.
Effect Of Led Exposure Time On The Temperature Rise, Depth Of Cure And Microhardness Of Nanohybrid Composite Resin Nauli Komala, Olivia; Budianto, Ednanisa; Kusuma Eriwati, Yosi; Triaminingsih, Siti
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

It has been reported that depth of cure of composite resin can beachieved by prolonged light curing but causing temperature rise that could harmthe pulp and resulted uncomfortable condition to patient. Objectives: To evaluatethe effect of light-emitting-diode (LED) light curing unit on the temperature rise,depth of cure and microhardness of nanohybrid composite resin. Materials andMethods: Sixty specimens of nanohybrid composite resin (Tetric N Ceram,Ivoclar-Vivadent, Lichtenstein) with diameter of 5 mm, thickness of 5 mm weredivided into 3 groups: Group I (n=20) were light-cured for 15 seconds, Group II(n=20) for 20 seconds, Group III (n=20) for 40 seconds using LED light curingunit (Hilux/Ledmax, Japan). The temperature rise was measured using digitalthermometer at initial time to the highest temperature peak. The depth of cure wasmeasured by scraping method. Microhardness was determined using VickersMicrohardness Tester at each 1 mm depth of the composite resin. Data wereanalyzed using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests. Results: There weresignificant differences on temperature rise, depth of cure and hardness ofnanohybrid composite resin at each 1 mm depth after light exposure time of 15,20, and 40 seconds. The highest depth of cure was achieved after curing for 40seconds but the highest microhardness was achieved after curing for 20 seconds at1 mm from the top of specimens. Conclusion: Exposure time of 20 secondsproduced low temperature rise, depth of cure and the highest VHN than the otherexposure time.
Efektifitas Penggunaan Buah Anggur (Vitis Vinifera L.) Sebagai Bahan Untuk Pemutih Gigi (Bleaching) Berdasarkan Perbedaan Konsentrasi Renasya Syahland, Mirna; Setyawati, Any
Insisiva Dental Journal Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan jus buah anggur (Vitis vinifera L.) sebagai bahan pemutih gigi (bleaching). Penelitian ini bersifat Eksperimental Laboratoris. Sampel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi yang telah dicabut sejumlah 20 buah yang terdiri dari gigi insisivus, gigi caninus, dan gigi premolar rahang atas dan bawah. Semua gigi tersebut direndam dalam larutan teh hitam selama 6 hari. Warna gigi diukur dengan Shade guide setelah itu dengan Spectriphotometer. Setelah direndam dengan larutan the hitam lalu direndam dalam jus buah anggur. Kelompok 1 : gigi direndamjus buah anggur konsentrasi 100% selama 56 jam. Kelompok 2 : gigi direndam jus buah anggur konsentrasi 75% selama 56 jam. . Kelompok 3 : gigi direndam jus buah anggur konsentrasi 50% selama 56 jam. Kelompok 4 : gigi direndam aquadest sebagai kontrol selama 56 jam. Warna gigi diukur dengan Spectrophotometer setelah perendaman dengan jus buah anggur. Data tersebut di uji dengan menggunakan analisis data Paired Sample t-Test dan one way Anova. Hasil penelitian didapatkan nilai signifikansinya adalah (0.742) p>0,05 yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara masing-masing konsentrasi 100%, 75%, dan 50% setelah perendaman dengan jus buah anggur. Berdasarkan uji one way Anova maka nilai perbedaan data dE*ab pdad masing- masing konsentrasi didapatkan nilai signifikansinya p=0.742 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara masing-masing konsentrasi, akan tetapi secara visual perbedaan warna dapat dilihat secara jelas anatara sebelum dan sesudah perendaman dengan jus buah anggur.
The Prospect Of Heat Shock Protein (Hsp) As Biomarker Of Oral Disease Nurul Amin, Muhammad
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The prevalence of oral diseases is increasing and caused by many factors. It can be caused by environmental, genetic, malignancy or side effects of dental treatment. The research detect these disease has been done, but still not getting satisfactory results. Heat shock proteins (HSP) are intracellular proteins that mediate the cytoprotective function and other essential functions. This protein is expressed and synthesized under conditions of stress/harmful or nonstress. The oral disease is a form of adverse conditions, and the course will also trigger HSP expression.

Page 4 of 27 | Total Record : 269