cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
ISSN : 14118033     EISSN : 26140101     DOI : 10.18196/mm
Core Subject : Health,
Jurnal Mutiara Medika Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (MMJKK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta is a peer-reviewed and open access journal that focuses on promoting medical sciences generated from basic sciences, clinical, and community or public health research to integrate researches in all aspects of human health.
Arjuna Subject : -
Articles 909 Documents
Gambaran Darah Rutin dan Kualitas Hidup Domain Fisik Penderita Gagal Ginjal Kronik Terminal nurkamila, -; Hidayati, Titiek
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v13i2.1062

Abstract

Gagal ginjal kronik terminal (GGKT) merupakan kerusakan ginjal yang progresif. Gambaran darah rutin (Angka Leukosit, kadar Hemoglobin, Angka Trombosit) merupakan pemeriksaan untuk mengetahui fungsi ginjal karena menggambarkan estimated glomerular filtration rate (eGFR), konsentrasi dan kandungan darah serta kreatinin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemeriksaan darah rutin dan kualitas hidup domain fisik penderita gagal ginjal terminal. Rancangan penelitian ini adalah case control. Subjek penelitian adalah 27 pasien GGKT RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta ( kelompok kasus) dan 54 pasien non GGKT (kelompok kontrol). Kelompok kasus adalah pasien gagal ginjal kronis di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang merupakan WNI dan menjalani terapi hemodialisis sejak bulan Februari-April 2012. Data diperoleh dengan melihat rekam medis pasien, pengisian kuesioner dan pengambilan sampel darah. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan dengan perhitungan uji kai kuadrat dan uji regresi logistik untuk perhitungan secara statistik hubungan jenis kelamin, usia, AL, Hb, dan AT dengan kualitas hidup doman fisik pasien. Hasil analisis bivariat dan multivariat menunjukkan nilai signifikansi pada AL (P= 0,016; B=-1.498) dan Hb (P=0,010; B=-1.679) dengan kualitas hidup domain fisik baik dan buruk pasien GGKT. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Angka Leukosit (AL) dan kadar Hemoglobin (Hb) dengan kualitas hidup domain fisik penderita GGKT. End stage renal disease (ESRD) is a progressive kidney damage. Routine Blood examination feature (white blood count, hemoglobin and platelet count) is kind of examination used to investigate the kidney function because it describes the eGFR (estimated Glomerular Filtration Rate, the concentration and the content of blood, as well as the amount of creatinine. This study aims to determine the routine blood tests with physical domains of quality of life people with terminal renal failure. This research’s design is case control. The subjects are the patients from RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, 27 ESRD patients (case group) and 54 non- ESRD patients (control group). Data collected from patients Medical Record, questionnaire, and obtaining the blood sample. Bivariate and multivariate data analysis was performed and calculated with chi  square  test  and logistic regression to statistically calculate the sex, age, white blood count, hemoglobin and platelet count with patient’s physical domain of quality of life. The bivariate and multivariate data analysis show significant result on WBC (P= 0,016; B=-1.498) and Hb (P=0,010; B=-1.679). The study suggests a significant relation between WBC and amount of blood Hemoglobin with physical domain of Quality of Life on end stage renal disease
Komplikasi Anestesia Regional pada Pasien Sectio Caesaria di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Pramono, Ardi
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v11i1.926

Abstract

Sejak tahun 1960-an sudah banyak berkembang ilmu pengetahuan untuk meningkatkan keamanan dari anestesia spinal dan anestesia epidural pada pasien obstetrik. Angka kematian anestesia regional sekarang tujuh belas kali lebih rendah dibandingkan dengan anestesia umum untuk seksio sesaria. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti komplikasi yang terjadi dengan pemberian anestesia regional pada pasien seksio sesaria di PKU Muhammadiyah Yogyakarta Penelitian ini merupakan studi crosssectional untuk mencari komplikasi yang berhubungan dengan anestesia regional pada pasien seksio sesaria. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data dari rekam medis. Data yang diambil adalah pasien seksio sesaria dengan anestesia regional dan komplikasi yang terjadi. Tempat penelitian di PKU Muhammadiyah Yogyakarta dari tanggal 1 November 2007 – 1 November 2009. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan tabel dan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara anestesia regional dengan komplikasi yang terjadi ( p 0,05) dan komplikasi anestesia regional tersebut sebesar 32,18% berupa hipotensi 29,31% dan 2,87% masuk ICU
Efek Neuroprotektif Vitamin D3 terhadap Jumlah Sel Purkinje Cerebellum yang Diinduksi Etanol Yunus, Junaedy; Sari, Dwi Cahyani Ratna
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v12i2.1002

Abstract

Vitamin D3 dapat bertindak sebagai antioksidan yang melindungi neuron terhadap kerusakan disebabkan stres oksidatif. Efek neurotoksik yang dimediasi oleh meningkatnya stress oksidatif dapat disebabkan oleh etanol. Otak kecil adalah salah satu daerah otak yang paling sensitif terhadap efek neurotoksik yang disebabkan oleh etanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek neuroprotektif vitamin D3 untuk mencegah penurunan jumlah sel Purkinje cerebellum terhadap efek neurotoksik diinduksi etanol. Lima belas jantan galur Wistar (Rattus norvegicus) dibagi secara acak menjadi tiga kelompok. Kelompok kontrol diberi larutan garam normal, kelompok etanol diberi larutan etanol 20% dengan dosis 3  g / kg BB / hari dan vitamin D3 kelompok diberikan vitamin D3 1 pg / kg BB / hari dalam etanol 20% solusi dengan dosis 3 g / kg BB / hari, intraperitoneal. Setelah 30 hari perlakuan, tikus perfusi dan otak kecil itu dibedah untuk persiapan histologis. Pewarnaan histologi dengan violet cresyl dengan metode fractionator. Hasil penelitian menunjukkan jumlah sel Purkinje cerebellum kelompok etanol (744,552 ± 208.172,22)  lebih kecil dari kelompok kontrol (957,240 ± 160.353,03) dan vitamin D3 (983,448  ± 152.387,49) , tetapi secara statistik tidak berbeda bermakna (p 0,05) jumlah sel Purkinje cerebellum antara ketiga kelompok. Disimpulkan bahwa vitamin D3 belum terbukti  memiliki efek neuroprotektif untuk mencegah penurunan jumlah sel Purkinje cerebellum disebabkan oleh pemberian etanol selama 30  hari. Vitamin D3 can act as an antioxidant that protects neurons against damage caused by oxidative stress. Neurotoxic effects that are mediated by increased oxidative stress can be induced by the ethanol. Cerebellum is one of the brain regions most sensitive to neurotoxic effects induced by the ethanol. The purpose of this study was to determine the neuroprotective effects of vitamin D3 to prevent the decrease in the number of cerebellar Purkinje cells to the neurotoxic effects induced by ethanol. Fifteen male Wistar rats (Rattus norvegicus) were randomly divided into three groups. The control group was given normal saline solution; the ethanol group was given 20% ethanol solution at a dose of 3 g/kg BW/ day; and the vitamin D3 group was given vitamin D3 1 µg/kg BW/day in 20% ethanol solution at a dose of 3 g/kg BW/day, intraperitoneally. After 30 day treatment, the rats were perfused and the cerebellum was dissected for histological preparations. Histological staining with cresyl violet was performed to assess the number of cerebellar Purkinje cells by the method of fractionator. The results showed the number of cerebellar Purkinje cells in the ethanol group (744.552 ± 208.172,22) was less than the control group (957.240 ± 160.353,03) and vitamin D3 (983.448 ± 152.387,49) , but statistically not significant difference ( p 0.05) on the number of cerebellar Purkinje cells among the three groups. It can be concluded that vitamin D3 had not been proven for its neuroprotective effect to prevent the decrease in the number of cerebellar Purkinje cells caused by ethanol administration for 30 days.
Pengaruh Pendedahan Pengharum Ruangan Gel dan Spray terhadap Diameter Tubulus Seminiferus dan Konsentrasi Sperma pada Tikus (Rattus norvegicus) Yuningtyaswari, -; Muhammad, Krisna; Noor, Zulkhah
Jurnal Mutiara Medika Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengharum ruangan mengandung subtansi berbahaya seperti phtalate dan formaldehid yang dapat mengganggu sistem reproduksi. Pthalate dan formaldehid sebagai radikal bebas berpengaruh terhadap ekspresi gen, produksi steroid hormon, gangguan sel Leydig, penurunan fungsi sel Sertoli, dan berkurangmya ekspresi reseptor pada sel-sel sistem reproduksi. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan post-test only group design. Subjek penelitian adalah 18 tikus (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi tiga kelompok (gel (G), spray (S) dan kontrol (K)). Perlakuan dilakukan selama 30 hari. Hari ke-31 dilakukan pembedahan untuk pengambilan organ testis dan perhitungan konsentrasi sperma. Organ dibuat preparat dengan pengecatan Hematoxilin Eosin, dilanjutkan dengan pengukuran diameter tubulus seminiferus di bawah mikroskop, lalu data diuji statistik dengan One-Way ANOVA. Hasil uji statistik dengan One-Way ANOVA menunjukkan perbedaan diameter tubulus seminiferus yang bermakna pada setiap kelompok uji (p<0,05) dengan hasil kelompok gel berdiameter paling kecil. Hasil uji One-Way ANOVA konsentrasi sperma tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05) akan tetapi kelompok gel menunjukkan konsentrasi sperma yang paling kecil. Disimpulkan bahwa pendedahan pengharum ruangan dapat mempengaruhi diameter tubulus seminiferus. Air Freshener contains harmful substances witch can disrupt the reproductive system such as formaldehyde and phthalate. Phthalate and formaldehyde as free radicals influence the gene expression, the production of steroid hormones, disturb Leydig cell, degeneration of Sertoli cell fuctions, and the expression of receptors on cells of the reproductive system is reduced. The aims of this study is to determined the effects of air freshener gels and spay exposure to the seminiferous tubules diameter and the concentration of sperm in rat. This research   is pure experimental laboratory approach with post-test only group design. Objects of this study were 18 white rats and it was divided into three groups (gel group (G), spray (S) and control (K)). The treatment carried out for 30 days with controled feed and condition of experimentals animals. We conduct surgery to got the diameter of the seminiferous tubules and sperm concentration in 31th day, and the data were formulate statistically by One-Way ANOVA. Statistical tests resulted significant comparison of seminiferous tubules diameter on each test group (p <0.05). In the statistical test of sperm concentration it hadn’t showed differences significanly (p> 0.05). It can be concluded that exposure to fragrances can affect indoor diameter of the seminiferous tubules.
Peroksidasi Lipid dan Aktivitas Enzim Pembersih pada Diabetes yang Diinduksi Streptozotocin Astuti, Yoni
Jurnal Mutiara Medika Vol 2, No 1 (2002)
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji peroksidasi lipid dan aktivitas ensim pembersih pada diabetes yang diinduksi Streptozotocin. Penelitian ini juga dilakukan untuk menetapkan apakah dosis sedang vitamin E sebagai antioksidan nonensimatik berperan utama dalam sistem pertahanan tubuh oleh antioksidan pada tikus hamil dan bayinya. Subyek yang terlibat pada penelitian ini terdiri dari 30 ekor tikus galur Wistar betina normal, yang diberi dosis tunggal Streptozotocin (40 mg/Kg BB) dan dikawinkan 7 hari kemudian. Selanjutnya tikus yang diabetikdibagi dalam 2 kelompok yang sesuai yaitu,kelompok I diberi suplemen vitamin E dengan dosis (30 mg/100 g pakan), dan kelompok II diberi pakan dengan diet standart rendah vitamin E Kelompok kontrol terdiri dari 15 ekor tikus hamil. Pada hari pertama setelah kelahiran tikus di dekapitasi dan hepar induknya dihomogenat dan uterus maupun paru - paru bayi tikus dan hepar di preparasi. Kemudian dilakukan pengukuran untuk parameter - parameter berikut: konsentrasi Malondialdehid (MDA) pada homogenat dan serum darah, kadar Glutathione(GSH), aktivitas superoksida-CuZn dismutase dan Glu¬tathione peroksidase (G-Px) dan Glikemia. Dari hasil yang diperoleh ternyata bayi tikus diabetik lebih kecil dari pada bayi tikus normal,dan kadar gula serumnya jauh lebih tinggi pada bayi tikus diabetik. Kadar MDA meningkat bermakna sedangkan GSH, SOD,dan GPx jauh berkurang pada tikus dewasa diabetik dan bayinya dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada tikus yang diberi suplemen vitamin E, kadar MDA lebih rendah bermakna, Kadar GSH dan aktivitas SOD sangat meningkat pada jaringan-jaringan yang diamati sedangkan aktivitas GPx tetap tidak berubah. Penelitian ini berkesimpulan bahwa dengan mengamati aktivitas ensim - ensim pembersih tertentu, informasi adanya stress oksidatif secara biologi yang terjadi terus menerus serta status janin/bayi dapat diamati. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tikus hamil diabetik dan anaknya terpapar stress oksidatif yang meningkat, dan suplemen vitamin E mampu menurunkan pengaruh yang menggangu dari stress tersebut
Hubungan Angka Neutrofil dengan Mortalitas Infark Miokard Akut Utami, Mugi Restiana; Gugun, Adang Muhammad
Jurnal Mutiara Medika Vol 12, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infark Miokard Akut (IMA) adalah kondisi otot jantung yang tidak mendapatkan cukup darah dan oksigen. Jaringan yang mengalami infark dapat menimbulkan reaksi peradangan pada daerah perbatasan antara infark dengan jaringan hidup. Neutrofil dengan cepat memasuki daerah yang mati dan mulai melakukan penghancuran. Neutrofilia merupakan petanda inflamasi pada kejadian koroner akut dan mempunyai nilai prognostik. Belum ada penelitian yang spesifik pada angka neutrofil sebagai prediktor mortalitas infark miokard akut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan angka neutrofil dengan mortalitas IMA. Jenis penelitian analitik observasional dengan desain studi kasus kontrol dengan menggunakan rekam medis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dikelompokkan menjadi kelompok meninggal dan kelompok yang masih hidup. Didapatkan 146 sampel yang dibagi menjadi 2 kelompok, 38 orang dalam kelompok yang meninggal dan 108 orang untuk kelompok yang masih hidup. Hasil analisis dengan chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara kelompok yang meninggal maupun yang masih hidup dengan nilai OR 1,476 (95% CI 0,65-3,22; p=0,368), sehingga dapat disimpulkan bahwa angka netrofil tidak berhubungan dengan mortalitas IMA.Acute Myocardial Infarction (AMI) is an insufficiency of oxygen and blood in myocard. Infarction can induce inflammation reaction in borderline area of infarct and health tissue. Neutrophil enter to infarct area immediately and destroy. Neutrophilia is inflammation marker in acute coroner syndrome and have prognostic value. There is no a specific research about neutrophil as predictor of mortality of acute myocardial infarction. The objective research is to ascertain the relationship between neutrophil counts following acute myocardial infarction during hospitalization. An observational analytical research was done on AMI patients were hospitalized in the PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital with case control design using medical records. Subject who fulfilled inclusion and exclusion criteria were divided into 2 groups, death group and live group. There were 146 samples which were divided into 2 groups, 38 patients in death group and 108 patients in live group. Chi square test showed that there is no significance statistically between death group and live group with OR 1,44 (95% CI 0,65-3,22; p=0,368). Neutrophil count does not related with mortality of AMI.
Perbedaan Pengaruh Pemberian Suplemen Susu Kambing dan Susu Sapi terhadap Berat Badan Anak Usia 3-5 Tahun Mirdhasari, Anggit; Sagiran, -
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 3 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v12i3.1044

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan adalah tahapan perubahan dari bentuk, ukuran, komponen dan fungsi organisme individual yang dapat diukur sebagai suatu progresivitas utuh dan matur. Usia 3-5 tahun merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada anak. Salah satu indikator antropometrik tumbuh kembang adalah berat badan yang dipengaruhi oleh pemberian asupan suplemen gizi seperti susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian susu kambing dan susu sapi terhadap tumbuh kembang anak usia 3-5 tahun dinilai dari berat badan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Subjek penelitian adalah 24 orang anak, usia 3-5 tahun, berat badan normal ( sesuai usia), dibagi dalam 2 kelompok perlakuan susu kambing dan susu sapi. Pemberian dilakukan 3x seminggu sebanyak 200 ml selama 6 minggu kemudian berat badan ditimbang  dan dibandingkan dengan kurva Lubchenko yang terdapat pada KMS dan standar baku NCHS menurut WHO/CDC. Data dianalisis menggunakan t test dan uji Independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan berat badan perlakuan susu kambing (0,000) dan perlakuan susu sapi (0,002). Terdapat perbedaan rerata berat badan yang bermakna sebelum dan sesudah pemberian susu (p 0,05). Susu kambing dan susu sapi tidak memberikan perbedaan pengaruh (p 0,05). Disimpulkan bahwa pemberian susu kambing dan susu sapi dapat meningkatkan berat badan anak meskipun secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Growth and development are the series of changes to the shape, size, component, and functions of an individual organism that can occur as the organism progresses to full size form and maturity. The age of 3-5 years is a quick period of children’s growth and development. One of the growth and  development  anthropometric indicator is body weight which could be influenced by giving nutritional supplement like milk. This research aimed to know the influences of goat and cow milk supplement application against growth and development on 3-5 years old children which focused in body weight. This research is an experimental. Research subjects were 24 children, 3-5 years old, normal weight (matching  with age), are divided into 2 treatment groups : goat and cow milk. Two hundred cc milk applied three times a week during  6 weeks then weight were measured, and compared it  with Lubchenko curve in KMS and NCHS based on WHO/CDC. The analysis data  using t test and independent sample test. The result showed that increased weight on goat milk groups (0,000) and cow milk groups (0,002). There were significant differences weight average before and after milk application (p 0,05). Goat and cow milk didn’t give different influences (p 0,05). It was concluded that provision of goat and cow milk could increased children’s weight, although not statistically significant.
Penggunaan Khelator Besi dalam Terapi Miladiyah, Isnatin
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v8i2.1484

Abstract

Iron is essential for numerous crucial biochemical reactions ranging from cellular respiration in mitochondria to DNA synthesis. Neoplastic cells have a high iron requirement because of their rapid rate ofproliferation. The close linkage between cell proliferation and iron lead to suggestion that iron deprivation could be a useful strategy for inhibition of tumor cell growth. In vitro and in vivo studies showed that iron chelator desferrioxamine (DFO) that has been traditionally used in the treatment of iron overload, showed ability to limit growth of tumor cells. Iron chelators demonstrated ability to inhibit tumor cell growth by their activity to induce apoptosis and inhibit cell cycle progression, particularly the G/S transition. This article reviews role of iron in carcinogenesis and mechanism of actions of iron chelators in the treatment of cancer. Besi berperan dalam berbagai reaksi biokimia penting mulai dari respirasi seluler di mitokondria sampai sintesis DNA. Sel-sel neoplasma membutuhkan besi dalam jumlah besar karena pertumbuhannya cepat. Hubungan erat antara proliferasi sel dengan besi menimbulkan pemikiran bahwa pengurangan kadar besi mungkin dapat menjadi salah satu strategi dalam menghambat pertumbuhan tumor. Khelator besi desferioksamin (DFO) yang secara tradisional telah digunakan secara luas untuk terapi keracunan besi ternyata mampu menghambat pertumbuhan berbagai sel kanker baik in vitro maupun in vivo. Khelator besi mampu menghambat pertumbuhan tumor melalui induksi apoptosis dan hambatan pada siklus sel terutama pada fase G/S. Tulisan ini bertujuan untuk menelaah lebih lengkap mengenai peran besi dalam proses karsinogenesis dan bagaimana mekanisme keija khelator besi dalam terapi kanker.
Perbandingan Kualitas Es Batu di Warung Makan dengan Restoran di DIY dengan Indikator Jumlah Bakteri Coliform dan Escherichia coli Terlarut Rahmaniar, Shabrina Ari; Habib, Inayati
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 3 (2011)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v11i3.956

Abstract

Es merupakan bahan pendingin minuman yang dijual di berbagai tempat warung makan  dan restoran, tetapi es yang dikonsumsi tersebut dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen seperti Coliform dan Escherichia coli yang dapat menimbulkan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan es batu warung makan dan restoran yang dikonsumsi oleh masyarakat di sekitar lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorik. Jenis penelitian ini adalah survey menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling sebanyak 20 sampel, terdiri dari 10  sampel es batu warung makan sekitar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan 10 sampel es batu restoran di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap sampel diperiksa nilai Most Probable Number ( MPN) melalui penanaman pada media Lactose Broth, BGLB, Mac. Conkay, dan pengamatan mikroskopik. Data dianalisis menggunakan Mann-Whitney Test. Hasil secara deskriptif, es batu di warung makan memiliki jumlah Coliform dan Escherichia coli lebih tinggi dibandingkan di restoran. Total Coliform di warung makan dan restoran sebanyak 32.718 /100ml, jumlah Coliform di warung makan sebanyak 17.775 /100 ml (54,3 %) dan di restoran sebanyak 14.943 /100ml (45,7%). Total Escherichia coli di warung makan dan restoran sebanyak 30.150 /100ml, jumlah Escherichia coli di warung makan sebanyak 16.439 /100 ml (54,5 %) dan di restoran sebanyak 13.711 /100ml (45,5%). Hasil secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna dengan tingkat signifikansi 0,504 (Coliform) dan 0,596 (Escherichia coli).
Prevalensi Filariasis dan Perilaku Penduduk Desa Rami Pasai dan Betung dalam Pengobatan Filariasis Sutomo, Adi Heru
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2002)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v2i1.1496

Abstract

In Indonesia, the number of filariasis prevalence is not quite clear, and as a result there may be a confusing problem on the estimation itself Therefore, based on the problem, a simple survey was performed in the Province of Sumatera Selatan, Indonesia. The result of this field survey showed that filariasis prevalence in general was decreased already as the result of mass DEC treatment, except in some specific areas. Some specific cases in the field were founded, for example the distribution of the drugs among the people in those areas, including respon-dents who were chosen as samples, the clinical signs and the people mobiliza-tion. Based on this survey, there is a need to have a more strategic program to eradicate filariasis especially in the remote areas of Indonesia.Di Indonesia jumlah prevalensi filariasis agak tidak jelas, sehingga mungkin angka perkiraannya sendiri juga membingungkan. Oleh karena itu, berdasarkan masalah tersebut, suatu survai sederhana dilakukan di propinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Hasil survai lapangan menunjukkan bahwa secara umum prevalensi filariasis sudah menurun sebagai hasil dari pengobatan DEC masai kecuali di beberapa tempat khusus. Beberapa kasus khusus ditemukan di lapangan, sebagai contoh distribusi obat di antara penduduk di tempat-tempat tersebut termasuk responden yang dipilih sebagai subyek, tanda-tanda klinis dan mobilisasi penduduk. Berdasarkan survey ini, diperlukan suatu program yang lebih strategis untuk membasmi filariasis terutama di daerah pedalaman Indonesia.

Page 2 of 91 | Total Record : 909


Filter by Year

2001 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 1 (2024): January Vol 23, No 2 (2023): July Vol 23, No 1 (2023): January Vol 22, No 2 (2022): July Vol 22, No 1 (2022): January Vol 21, No 2 (2021): July Vol 21, No 1 (2021): January Vol 21, No 1: January 2021 Vol 20, No 2 (2020): July Vol 20, No 2: July 2020 Vol 20, No 1: January 2020 Vol 20 No 1: January 2020 Vol 20, No 1 (2020): January Vol 19 No 2: July 2019 Vol 19, No 2: July 2019 Vol 19, No 2 (2019): July Vol 19, No 1 (2019): January Vol 19 No 1: January 2019 Vol 19, No 1: January 2019 Vol 18, No 2 (2018): July Vol 18 No 2: July 2018 Vol 18, No 2: July 2018 Vol 18, No 1: January 2018 Vol 18 No 1: January 2018 Vol 18, No 1 (2018): January Vol 17 No 2: July 2017 Vol 17, No 2: July 2017 Vol 17, No 2 (2017): July Vol 17, No 1 (2017): January Vol 17, No 1: January 2017 Vol 17 No 1: January 2017 Vol 16 No 2: July 2016 Vol 16, No 2: July 2016 Vol 16, No 2 (2016): July Vol 16, No 1: January 2016 Vol 16 No 1: January 2016 Vol 16, No 1 (2016): January Vol 15, No 2 (2015) Vol 15, No 2 (2015): July Vol 15, No 2 (2015) Vol 15, No 1 (2015) Vol 15, No 1 (2015) Vol 15, No 1 (2015): January Vol 14, No 2 (2014) Vol 14, No 2 (2014): July Vol 14, No 1 (2014) Vol 14, No 1 (2014): January Vol 14, No 1 (2014) Vol 13, No 3 (2013) Vol 13, No 3 (2013) Vol 13, No 2 (2013) Vol 13, No 2 (2013) Vol 13, No 1 (2013) Vol 13, No 1 (2013) Vol 12, No 3 (2012) Vol 12, No 3 (2012) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 11, No 3 (2011) Vol 11, No 3 (2011) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 2 (s) (2009) Vol 9, No 2 (s) (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 9, No 1 (s) (2009) Vol 9, No 1 (s) (2009) Vol 8, No 2 (s) (2008): Juli Vol 8, No 2 (2008) Vol 8, No 2 (2008) Vol 8, No 2 (s) (2008): Oktober Vol 8, No 2 (s) (2008) Vol 8, No 1 (2008) Vol 8, No 1 (S) (2008): Januari Vol 8, No 1 (s) (2008): April Vol 8, No 1 (s) (2008) Vol 8, No 1 (2008) Vol 7, No 2 (s) (2007): Oktober Vol 7, No 2 (s) (2007) Vol 7, No 2 (s) (2007): Juli Vol 7, No 2 (2007) Vol 7, No 2 (2007) Vol 7, No 1 (2007) Vol 7, No 1 (s) (2007) Vol 7, No 1 (2007) Vol 7, No 1 (s) (2007) Vol 6, No 2 (2006) Vol 6, No 2 (2006) Vol 6, No 1 (2006) Vol 6, No 1 (2006) Vol 5, No 2 (2005) Vol 5, No 2 (2005) Vol 5, No 1 (2005) Vol 5, No 1 (2005) Vol 4, No 2 (2004) Vol 4, No 2 (2004) Vol 4, No 1 (2004) Vol 4, No 1 (2004) Vol 3, No 2 (2003) Vol 3, No 2 (2003) Vol 3, No 1 (2003) Vol 3, No 1 (2003) Vol 2, No 2 (2002) Vol 2, No 2 (2002) Vol 2, No 1 (2002) Vol 2, No 1 (2002) Vol 1, No 2 (2001) Vol 1, No 2 (2001) More Issue