cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
ISSN : 14118033     EISSN : 26140101     DOI : 10.18196/mm
Core Subject : Health,
Jurnal Mutiara Medika Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (MMJKK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta is a peer-reviewed and open access journal that focuses on promoting medical sciences generated from basic sciences, clinical, and community or public health research to integrate researches in all aspects of human health.
Arjuna Subject : -
Articles 909 Documents
Hubungan Asupan Makanan Anak Usia 0-2 Tahun terhadap Perkembangan Balafif, Nur Aini Abd. R; Kusbaryanto, -
Jurnal Mutiara Medika Vol 11, No 3 (2011)
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya peningkatan sumber daya manusia tidak dapat lepas dari keadaan gizi manusianya. Keadaan gizi buruk akan menghambat kualitas sumber daya manusia, karena keadaan gizi buruk terutama pada bayi usia 0-2 tahun yang merupakan periode kritis terhadap gangguan tumbuh kembang mempunyai dampak buruk terhadap perkembangan anak dan tingkat kecerdasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan makanan anak usia 0-2 tahun dengan perkembangan motorik anak usia 2 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan crosssectional menggunakan pendekatan retrospektif. Subjek penelitian adalah anak usia 24-35 bulan sebanyak 55 anak. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan wawancara dan kuesioner dan nilai observasi menggunakan Denver II. Analisis data univariabel menggunakan distribusi frekuensi, bivariabel menggunakan chi-square dan analisis multivariabel menggunakan condicional logistic regression. Hasil penelitian menunjukan anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki resiko keterlambatan perkembangan motorik 1,95 kali dibanding dengan anak yang mendapat ASI eksklusif (P=0,10 CI 95%: 0,91-4,18) meskipun secara statistik tidak bermakna. Anak yang diberi MP-ASI < 3 kali perhari memiliki 1 ,15 kali untuk mencapai perkembangan motorik normal dibanding dengan anak yang diberi MP-ASI ? 3 kali perhari (P=0,53  RR 0,68 CI 95% : 0,18-2,47). anak dengan ibu berpendidikan menengah kebawah tinggi memiliki risiko keterlambatan motorik 2,66 kali dibanding dengan anak yang ibunya berpendidikan (P=0,05 CI 95% : 0,87-8,16) sedang ibu yang pernah mendapat pendidikan non formal berbanding terbalik dengan perkembangan motorik anak (P=0,04  RR 0,39 (CI 95% : 0,14-1,06).
Dampak Anestesi Umum, Spinal dan Epidural Terhadap Tempat Rawat Pasca Operasi dan Skor Apgar pada Pasien Preeklampsia Berat yang Dilakukan Seksiosesaria di RSUP Dr Sardjito Tahun 2004-2006 Pramono, Ardi; Uyun, Yusmein; Suryono, Bambang
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v8i2.1476

Abstract

The author want to know the place of post operative care and Apgar score of general and regional anesthesia in patients with severe preeclampsia who will be performed sectiosecaria in Sardjito Hospital Yogyakarta year 2004-2006. Data will be collected from medical record. The study will be conducted with cohort retrospective and sample method with consequtive sampling. The inclusion criteria of severe preeclampsia patients were systolic pressure e ” 160mmHg and or diastolic pressure e " llOmmHg before any medical intervention with one or more sign of protein-uria, visual disturbance during pregnancy, and cyanosis, without any disseminated intravascular coagulation (DIC), pulmonary edema, organ dysfunction, and HELLP (hemolytic, elevated liver enzyme, low platelet) syndrome. The recovery room of post operative care was divided into standard room, intensive care unit (ICU) with or without mechanical ventilator. General anesthesia will be limited using tiopenthal as induction agent, and regional anesthesia technique (spinal or epidural) with bupivacain. The result showed that there were no differences in recovery room of post operative care between general, spinal, and regional anesthesia (p 0.05). Apgar score in first 1 minute was significant lower in general compared with spinal and epidural anesthesia.
Pengaruh Suspensi Bubuk Kedelai Kuning terhadap Struktur Histologik Ginjal Tikus Diabetik Diinduksi Streptozotocin Fidianingsih, Ika
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v11i2.933

Abstract

Insidensi Diabetes Mellitus (DM) terus meningkat dan menjadi epidemik. DM merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan dapat menimbulkan kerusakan berbagai organ termasuk ginjal. Belakangan ini komponen bahan aktif kedelai kuning diduga berefek antikarsinogenik, antioksidan, antidiabetik, antilipidemik dan mencegah kerusakan sel ginjal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek kedelai kuning terhadap perbaikan struktur ginjal berdasar pengamatan histologi pada tikus DM diinjeksi streptozotocin. Tigapuluh ekor tikus wistar sehat, dibagi 5 kelompok. Kelompok 1 adalah kelompok kontrol, tikus tidak mendapat perlakuan, kelompok 2 adalah tikus diabetik, tanpa pemberian kedelai, kelompok 3, 4 dan 5 adalah kelompok tikus diabetik dan diberi suspensi bubuk kedelai kuning berturutturut 200, 400 dan 800 mg/kgBB tikus/hari selama 28 hari. Diabetes dinduksi streptozotocin 60mg/kg BB tikus.  Sampel jaringan ginjal dibuat preparat histologi dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Perbedaan tingkat kerusakan ginjal antar kelompok dianalisis One Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan ratarata tingkat kerusakan ginjal kelompok tikus DM diberi kedelai 200, 400 dan 800mg/kgBB tikus/hari berturut-turut 2,87%±3,4; 1,68%±1,5; 1,80%±1,2; lebih sedikit dibanding tikus DM yang tidak diberi kedelai sebesar 6,35%±3,3. Terdapat perbedaan bermakna pemberian kedelai 400mg/kgBB/hari dengan kelompok tikus yang tidak diberi kedelai (p 0,05). Disimpulkan bahwa kedelai kuning dosis 400 mg/kg berat badan berpengaruh terhadap perbaikan kerusakan organ ginjal tikus diabetik.
Pengaruh Kapsul Pleuratus ostreatus terhadap Kadar Kolesterol pada Lanjut Usia Hiperkolesterolemia Purbaningrum, Lukluk; Orbayinah, Salmah
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v12i2.1021

Abstract

Tingginya kadar kolesterol darah merupakan indikator risiko penyakit cardiovascular, diantaranya adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang dapat menyebabkan kematian. Jamur tiram putih (Pleurotus ostratus)  dikembangkan sebagai salah satu cara untuk memperbaiki kadar lipid darah dengan menurunkan kadar kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)  terhadap kadar kolesterol pada lanjut usia yang mengalami hiperkolesterolemia. Subjek penelitian adalah lanjut usia hiperkolesterolemia dari Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW) Kasongan Bantul sejumlah tujuh orang. Uji kadar kolesterol dilakukan dengan mengambil darah dari vena cubiti 1 cc sebelum pemberian jamur tiram putih dengan media kapsul. Hasil dari uji kadar kolesterol yang memenuhi kriteria yaitu 200 mg/dl sekaligus dijadikan data awal subjek sebelum dilakukan pemberian kapsul jamur tiram putih. Data sebelum dan setelah pemberian kapsul jamur tiram dianalisis dengan uji statistik Wilcoxon menggunakan SPSS versi 17. Hasil analisis statistik menggunakan uji non-parametrik yaitu Wilcoxon, diperoleh hasil nilai P = 0,018 menunjukkan bahwa kapsul jamur tiram putih (Pleoratus ostreatus)  mempengaruhi kadar kolesterol secara bermakna. Kadar kolesterol setelah perlakuan yang dilakukan setiap hari selama dua minggu berturut-turut dapat menurun secara bermakna. Increasing of serum cholesterol value indicates cardiovascular diseases, one of them is Coronary Heart Failure (CHF) which lead into death. Oyster mushroom (Pleuratus ostreatus) is developed as a manner to repair blood lipid value by decreasing cholesterol value. The purpose of this experiment is to know the effect of Oyster mushroom (Pleuratus ostreatus) capsule in serum cholesterol value toward elderly with cholesterolemia. The samples taken in some elderly with hypercholesterolemia in Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW) Kasongan Bantul. The samples seven people as the subjects for this experiment. Cholesterol test was done by taking 1 cc blood from cubiti vein before giving oyster mushroom capsule. The result of cholesterol test that include in inclusion criteria ( 200 mg/dl) is all at once as a beginning data before giving oyster mushroom capsule. The pre and post data of giving oyster mushroom capsule is analized by Wilcoxon statistic test with 17th version of SPSS. Based on analize of Wilcoxon non parametric test, the result is P = 0,018 (P 0,05). It means that oyster mushroom (Pleuratus ostreatus) capsules can effect cholesterol value significantly.
Perbandingan Efek Terapi Gabapentin dan Amitriptilin pada Pasien Stroke dengan Nyeri Neuropati Utami, Pinasti; Ikawati, Zullies; Setyaningsih, -
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v13i2.1059

Abstract

Stroke merupakan masalah bagi negara berkembang. Insidensi stroke di Indonesia 234 per 100.000 penduduk dan sekitar 2 - 8 % pasien stroke yang mengalami lesi serebrovaskular akan mengalami nyeri neuropati. Beberapa penelitian sudah membuktikan Gabapentin dan Amitriptilin dapat digunakan sebagai terapi nyeri neuropati namun belum ada yang membandingkan secara langsung pada pasien stroke dari segi efek dan efek samping. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan penggunaan Gabapentin dan Amitriptilin terhadap efek terapi pada pasien stroke iskemik dengan nyeri neuropati di Rumah Sakit Jogja. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi experimental dengan consequtive sampling dengan sampel 23 pasien pada kelompok Gabapentin dan 18 pasien pada kelompok Amitriptilin serta dievaluasi skor nyeri selama 1 bulan dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS) setiap 2 minggu. Hasil penelitian menunjukkan pemakaian Gabapentin dan Amitriptilin selama 4 minggu menurunkan skor nyeri yang diukur dengan VAS, masing-masing 2,87±1,33 dan 2,44±0,78 dengan nilai p= 0,24 yang artinya tidak berbeda signifikan. Disimpulkan bahwa penggunaan Gabapentin dan Amitriptilin sebagai terapi nyeri neuropati pasien stroke perbedaannya tidak bermakna. Stroke becomes significant problem for developing countries. In Indonesia, data show 234 incidents per 100,000 citizensand around 2 - 8 % stroke patients who suffer from cerebrovascular lesion will also suffer from central neuropathic pain. Some studies have showed  that Gabapentin and Amitritilin can be used as neuropathic pain therapy but so far there has been  no studies  that directly compares the effectiveness and side effects in stroke patients. The objective of the research is to investigate the therapeutic effect comparison of Gabapentin and amitriptylin patients as neuropathic pain relief therapy in outpatient ischemic in Jogja Hospital. The method used in this research is quasi experimental with consequtive sampling with 23 patients in Gabapentin group and 18 patients in Amitriptilin group, and then they were evaluated pain scores in 1 month by Visual Analog Scale (VAS) every two weeks. The results of the research that use of Gabapentin and amitriptyline for 4 weeks showed a decrease in pain scores measured by VAS, respectively 2.87 ± 1.33 and 2.44 ± 0.78 with a p-value 0,24. It can be concluded that effectiveness in Gabapentin and Amitriptilin users as pain relief was not statistically different.
Islamic Revealed Knowledge: Sebagai Salah Satu Ciri Universitas Islami Sagiran, -
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2002)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v2i2.1511

Abstract

Seorang orientalis yang bernama Franswiz Sajan mengatakan bahwa emansipasi wanita adalah gerakan tipu daya agar wanita muslimah mau melepas “pakaian islaminya", sebenarnya mereka ingin menertawakan umat Islam. Mereka tertawa kepada iuzn: kaum orientalis) sebelum melakukannya kepada kalian (umat Islam). Seiangkan Bon Harmer berkata bahwa sesuatu yang diidamkan oleh setiap wanita adalah mendapatkan penghormatan dan kedudukan. Hanya Islamlah agama yang memberi jaminan perlindungan wanita. Begitulah sekilas hasil-hasil penelitian tingkat dunia mengenai peri kehidupan muslim yang justru dilakukan oleh banyak orang Barat yang bukan orang Islam itu sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa penelitian merupakan salah satu unsur Tridharma Perguruan Tinggi di Indonesia, maka penelitian Ilmu Islam terapan hendaknya menjadi Dharma Utama bagi perguruan tinggi Islam. Ibarat pohon, penelitian akan membuahkan pemikiran dan teori baru yang tentunya bersumber dari petunjuk Ilahi; metode-metode dan fakta-fakta baru untuk menjalankan misi kehidupan di alam zaman ini agar tetap sesuai dengan fitrah manusia sebagai hamba Allah. Inilah bagian dari cara menjalankan perintah “Iqra’ ”dalam wahyu yang turun paling awal, disusul juga oleh ayat-ayat lain dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?” (QS:Adz-Dzaariyaat (51): 20-21) Ibnu Katsier menerangkan tafsirnya, Allah berfirman bahwa di permukaan bumi terdapat tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya dalam semua ciptaan didalam berbagai tanaman, binatang, gunung, sungai, lautan, dan berbagai warna kulit serta tipe manusia, bermacam-macam bahasa dan dialek yang mereka gunakan, serta perbedaan tingkat kecerdasan dan ketajaman berpikir, di samping itu semua dalam diri manusia itupun terdapat tak kurang adanya tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Tuhan bila ia suka memperhatikan dan meneliti.
Pengaruh Durasi Pemberian Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica sp.) terhadap Memori Spasial Tikus Putih (Rattus norvegicus) pascastres Listrik Sari, Dwi Cahyani Ratna; Pratama, Reza Satria; Aswin, Soedjono; Suharmi, Sri
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v11i2.932

Abstract

Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan kemampuan pegagan sebagai neurotropik dan neuroprotektif. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan pengaruh durasi pemberian ekstrak etanol pegagan dalam peningkatan memori spasial tikus putih pascastres. Pada penelitian ini, 21 tikus jantan, usia delapan minggu dibagi dalam tiga kelompok: dua kelompok perlakuan (K1 dan K2) dan satu kelompok kontrol (KN). Kelompok perlakuan menerima ekstrak ethanol pegagan sebesar 150 mg/kgBB/ ml secara oral selama empat(K1) dan enam(K2) minggu. Kelompok kontrol akan menerima aquades 1 ml selama enam minggu. Semua kelompok akan diuji memori dengan menggunakan maze radial delapan lengan selama 12 hari sebelum dan setelah perlakuan. Uji stres listrik selama 10 menit dilakukan sebelum perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan persentase tertinggi ketepatan pemilihan lengan dalam uji maze radial 2 (UMR2) untuk KN, K1 dan K2 masing-masing sebesar 23,6%, 44,8% dan 91,71%, dengan rerata persentase masing-masing sebesar 10,24%, 14,12% dan 53,33%. Uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa persentase ketepatan pemilihan lengan berbeda secara bermakna antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kesimpulannya adalah pegagan mampu meningkatkan memori spasial tikus putih pascastres dan pemberian ekstrak etanol pegagan selama enam minggu memberikan efek peningkatan memori yang lebih signifikan dibanding pemberian selama empat minggu.
Hubungan Tipe Belajar dengan Fungsi Memori Otak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Akbar, Dimas Muhammad; Sagiran, -
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v12i1.999

Abstract

Proses belajar adalah salah satu cara manusia untuk dapat beradaptasi terhadap informasi dan perubahan yang terjadi pada lingkungannya. Belajar tidak dapat berlangsung tanpa adanya memori. Banyak cara dapat dilakukan untuk menyerap, mengatur, dan mengolah informasi dengan mudah, hal inilah yang disebut dengan tipe belajar. Tipe belajar VARK (Visual, Aural, Read/Write, Kinesthetic)  adalah yang paling sering diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tipe belajar dengan fungsi memori otak pada mahasiswa FKIK UMY. Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Subjek penelitian yaitu mahasiswa pendidikan dokter angkatan 2010  FKIK UMY. Masing-masing responden mengisi kuesioner untuk dapat dibagi menjadi kelompok tipe belajar VARK. Setelah itu, responden memperoleh  perlakuan berupa menghafal ayat-ayat Al-Quran sesuai tipe belajarnya dan dinilai dengan checklist observasi. Data dianalisis menggunakan crosstab Pearson Chi square. Hasil menunjukkan bahwa tipe belajar terbanyak adalah kinesthetic (29%). Preferensi modalitas sensori quasi-modal lebih banyak (94%) daripada tri-modal (6%). Terdapat hubungan yang signifikan antara tipe belajar VARK dengan fungsi memori otak yakni 0,026 ( 0,05). Terdapat hubungan yang signifikan antara peranan prior knowledge dengan fungsi memori otak yakni 0,000 ( 0,05). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tipe belajar VARK dengan fungsi memori otak. The learning process is one way human beings can adapt for the information and changes that occur in environment. Learning will not be able to take place without memory. Many ways that can be done to absorb, manage, and process the information easily, it is called as learning style. The VARK (Visual, Aural, Read / Write, Kinesthetic) learning style is the most frequently applied. This study aims to determine the relationship between learning style with the brain’s memory function of FKIK UMY students. The method of study is observational analytic with cross sectional design. The subjects are medical students of year 2010 FKIK UMY. Each subjects completed questionnaires to be divided into groups of VARK learning style. After that, the subjects obtain the treatment in the form of memorizing the verses of the Quran according to the learning style and assessed by observation checklist. Data analyzed using Pearson Chi square crosstab. The results showed that the highest type of learning is kinesthetic (29%). Quasi-sensory modality preferences more capital (94%) than tri-modal (6%). There is a significant relationship between the type of VARK learning with the brain’s memory function 0.026 ( 0.05). There is a significant relationship between the role of prior knowledge with the brain’s memory function 0.000 ( 0.05). Concluded that there is a significant relationship between VARK learning style with the brain’s memory function.
Perbandingan Kembalinya Siklus Menstruasi Normal pada Akseptor Injeksi Progestogen dan Akseptor IUD Sari, Astri Kartika; Wahyuni, Alfaina
Jurnal Mutiara Medika Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah populasi di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan setiap tahunnya. Pemerintah membuat kebijakan mengenai perencanaan keluarga atau yang disebut dengan Keluarga Berencana (KB) untuk menanggulangi jumlah penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kecepatan kembalinya siklus menstruasi normal pada akseptor injeksi progestogen dan akseptor IUD. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik menggunakan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara pada 81 akseptor IUD dan 81 akseptor injeksi progestogen 3 bulanan di Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan. Setiap ibu diberi pertanyaan yang sama mengenai identitas diri, metode KB yang digunakan, tahun awal pemakaian metode tersebut, lama pemakaian, siklus menstruasi pasca penghentian metode KB dan parietas. Analisis data menggunakan independent T test. Selain itu, sebagai data sekunder, peneliti juga mencari pengaruh antara lama pemakaian dengan kembalinya siklus menstruasi pada masing-masing metode KB dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan kembalinya siklus menstruasi normal pada akseptor IUD lebih cepat 3 bulan dibandingkan dengan akseptor injeksi progestogen (P=0.000; CI=95%) dengan waktu kembali rata-rata 1.02±0.16 bulan. Rata-rata waktu kembalinya siklus menstruasi normal pada akseptor injeksi progestogen adalah 7.43±3.73 bulan. Disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh lama pemakaian dengan kecepatan kembalinya siklus menstruasi pada akseptor injeksi progestogen dan akseptor IUD. The amount of Indonesia population is getting significantly increase every year. The government made a policy about family planning or Keluarga Berencana (KB) to overcome the population. This research aims to know the comparison normal menstruation cycle return in progestogen injection acceptor and IUD’s acceptor. This is a descriptive analysis research with cross sectional design by doing an interview with 81 IUD’s acceptors and 81 progestogen injection’s acceptors in work area of Puskesmas Kedungwuni I Pekalongan regency. Every acceptor was given the same questions such as identity, contraceptive method, year when she start using that method, the duration of use, her normal menstruation cycle after stop the method, and parity. The data analyzed using independent T test. In addition, as secondary result, researcher also looking for the impact of duration of use and the return of normal menstruation cycle in both of the method by using bivariate Pearson correlation. The result showed that the return of normal menstruation cycle of IUD’s acceptors is faster than progestogen injection’s acceptor (P=0.000; CI=95%) with 1.02±0.16 month on an average, and 7.43±3.73 months in progestogen injection’s acceptors. It can concluded that duration of use has no impact on return of normal menstruation cycle in progestogen injection acceptor and IUD’s acceptor.
Peranan Orang Tua dalam Pendidikan Seks Puspitosari, Warih Andan
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2002)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v2i1.1502

Abstract

The need of the appropriate comprehension of the human sex essentials for adolescents is urgently required. The facts show that adolescents fre¬quently do not know where to go in finding the right information about sexu¬ality; hence they seek information to resources who do not certainly provide the right information. This could mislead them to go on the wrong path. In fact, the information about the right sexual issues can be provided through sex education. The understanding that sex education is only a mere knowledge of sexual intercourse will result the rejection of many people to provide sex education for the adolescents. The stigma in the society that sex education is a taboo should be eliminated, hence the adolescents could obtain the right informa¬tion. An open-minded point of view that sex issues can be politely and well discussed has to be arised, hence not causing rejections from many people. The best sex education is the one provided by the parents as the closest people, in relaxing condition, with heart-to-heart approach. Therefore, it re-quires appropriate comprehension of the parents on those issues.Kebutuhan akan pemahaman yang benar tentang hakekat seksualitas manusia bagi remaja kian mendesak untuk dipenuhi. Kenyataan menunjukkan bahwa remaja sering tidak tahu ke mana mereka bisa mendapatkan informasi yang benar tentang seksualitas, sehingga mereka mencari informasi pada pihak-pihak yang belum tentu memberikan pengertian secara benar. Hal ini justru bisa menyesatkan para remaja. Sebenarnya, informasi tentang masalah seks yang benar dapat diberikan melalui pendidikan seks. Pemahaman bahwa pendidikan seks hanyalah pengetahuan tentang hubungan seks semata-mata menyebabkan banyak pihak menolak untuk memberikan pendidikan seks kepada remaja. Stigma yang ada di masyarakat bahwa pendidikan seks adalah sesuatu yang tabu harus dihapus, sehingga remaja bisa mendapatkan informasi yang benar. Perlu dibuka sebuah wacana bahwa masalah seks bisa didiskusikan secara sopan dan baik, sehingga tidak menimbulkan penolakan dari berbagai pihak. Pendidikan seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh orang tua sebagai orang terdekat, dalam suasana santai dengan pendekatan dari hati ke hati, sehingga dibutuhkan pemahaman yang benar dari orang tua tentang masalah tersebut.

Page 5 of 91 | Total Record : 909


Filter by Year

2001 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 24, No 1 (2024): January Vol 23, No 2 (2023): July Vol 23, No 1 (2023): January Vol 22, No 2 (2022): July Vol 22, No 1 (2022): January Vol 21, No 2 (2021): July Vol 21, No 1 (2021): January Vol 21, No 1: January 2021 Vol 20, No 2: July 2020 Vol 20, No 2 (2020): July Vol 20, No 1: January 2020 Vol 20 No 1: January 2020 Vol 20, No 1 (2020): January Vol 19, No 2: July 2019 Vol 19, No 2 (2019): July Vol 19 No 2: July 2019 Vol 19, No 1: January 2019 Vol 19, No 1 (2019): January Vol 19 No 1: January 2019 Vol 18 No 2: July 2018 Vol 18, No 2: July 2018 Vol 18, No 2 (2018): July Vol 18, No 1: January 2018 Vol 18 No 1: January 2018 Vol 18, No 1 (2018): January Vol 17 No 2: July 2017 Vol 17, No 2: July 2017 Vol 17, No 2 (2017): July Vol 17, No 1: January 2017 Vol 17 No 1: January 2017 Vol 17, No 1 (2017): January Vol 16, No 2 (2016): July Vol 16 No 2: July 2016 Vol 16, No 2: July 2016 Vol 16 No 1: January 2016 Vol 16, No 1 (2016): January Vol 16, No 1: January 2016 Vol 15, No 2 (2015) Vol 15, No 2 (2015) Vol 15, No 2 (2015): July Vol 15, No 1 (2015) Vol 15, No 1 (2015) Vol 15, No 1 (2015): January Vol 14, No 2 (2014) Vol 14, No 2 (2014): July Vol 14, No 1 (2014): January Vol 14, No 1 (2014) Vol 14, No 1 (2014) Vol 13, No 3 (2013) Vol 13, No 3 (2013) Vol 13, No 2 (2013) Vol 13, No 2 (2013) Vol 13, No 1 (2013) Vol 13, No 1 (2013) Vol 12, No 3 (2012) Vol 12, No 3 (2012) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 2 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 12, No 1 (2012) Vol 11, No 3 (2011) Vol 11, No 3 (2011) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 2 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 11, No 1 (2011) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 2 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 10, No 1 (2010) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 2 (2009) Vol 9, No 2 (s) (2009) Vol 9, No 2 (s) (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 9, No 1 (2009) Vol 9, No 1 (s) (2009) Vol 9, No 1 (s) (2009) Vol 8, No 2 (2008) Vol 8, No 2 (2008) Vol 8, No 2 (s) (2008): Oktober Vol 8, No 2 (s) (2008) Vol 8, No 2 (s) (2008): Juli Vol 8, No 1 (s) (2008) Vol 8, No 1 (2008) Vol 8, No 1 (2008) Vol 8, No 1 (S) (2008): Januari Vol 8, No 1 (s) (2008): April Vol 7, No 2 (2007) Vol 7, No 2 (2007) Vol 7, No 2 (s) (2007): Oktober Vol 7, No 2 (s) (2007) Vol 7, No 2 (s) (2007): Juli Vol 7, No 1 (2007) Vol 7, No 1 (s) (2007) Vol 7, No 1 (2007) Vol 7, No 1 (s) (2007) Vol 6, No 2 (2006) Vol 6, No 2 (2006) Vol 6, No 1 (2006) Vol 6, No 1 (2006) Vol 5, No 2 (2005) Vol 5, No 2 (2005) Vol 5, No 1 (2005) Vol 5, No 1 (2005) Vol 4, No 2 (2004) Vol 4, No 2 (2004) Vol 4, No 1 (2004) Vol 4, No 1 (2004) Vol 3, No 2 (2003) Vol 3, No 2 (2003) Vol 3, No 1 (2003) Vol 3, No 1 (2003) Vol 2, No 2 (2002) Vol 2, No 2 (2002) Vol 2, No 1 (2002) Vol 2, No 1 (2002) Vol 1, No 2 (2001) Vol 1, No 2 (2001) More Issue