cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Tajdida
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 179 Documents
SATU SISI KONSEP ISLAM DALAM MENYIKAPI ETOS KERJA DAN BERKARYA DI LINGKUNGAN MUHAMMADIYAH Purboputro, Pramuko Ilmu
Tajdida: Jurnal Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Vol 15, No 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia hidup terdiri dari dzat materi atau jasadiyah dan dan dzat non materi atau ruhaniyah. Dalam pandangan sains, yang terpaparkan dari hukum termodinamika terungkap bahwa enersi itu kekal, hanya berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sedang enersi atau yang diubah menjadi daya, terdiri dari enersi yang kasat mata perrubahannya dan daya yang tidak kasat mata. Dalam pandangan Islam kedua enersi tersebut tercakup dalam Al Qur’an dan Hadist, yang sangat implikatif. Daya dalam perbuatan disebut amal yang mengasilkan prestasi , kinerja, pengelolaan dan sejenisnya. Dan daya yang terkandung dalam hati disebut niat, yang tersembunyi didalam hati. Pada pandangan enersi, enersi atau daya pada ilmu eksakta dianalisis dengan enersi riil dan enersi yang imajiner. Kedua penyelesaian enersi tersebut indikasinya adalah dengan penggunaan opersional bilangan kompleks. Karena enersi itu kekal, maka amal dan niat akan tercatat sampai enersi tadi terakumulasi dan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Subhanawata’ala. Dalam hal bekerja,kedua enersi tersebut terangkum secara menyatu, sehingga pada akhirnya bekerja menghasilkan konsekuensi duniawi dan juga konsekuensi akhirat.
KONSEP PENDIDIKAN PEREMPUAN SITI WALIDAH Ardiyani, Dian
Tajdida: Jurnal Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Vol 15, No 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan adalah suatu proses di mana seorang mendapatkan pengetahuan (knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan atau keterampilan (skills developments) sikap atau mengubah sikap (attitute change). pendidikan merupakan suatu proses transformasi anak didik agar mencapai hal-hal tertentu sebagai akibat proses pendidikan yang diikutinya. Sebagai bagian dari masyarakat, pendidikan memiliki fungsi ganda yaitu fungsi sosial dan fungsi individual. Melalui pemikiran Siti Walidah tentang konsep pendidikan untuk kaum perempuan, akhirnya memberikan angin segar pada pendidikan untuk kaum perempuan ditanah Jawa khususnya dan di Indonesia. Pemikiran Siti Walidah tidak hanya untuk perempuan Jawa saja, tetapi untuk perempuan Indonesia supaya mendapatkan keseimbangan dalam hal pendidikan dengan kaum laki-laki
NILAI-NILAI KEBUDAYAAN DALAM MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH Sarbini, Sarbini
Tajdida: Jurnal Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Vol 14, No 1 (2016): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muhammadiyah, founded by Ahmad Dahlan is a cultural forms, which reflected a critical attitude Ahmad Dahlan in 1912. This can be seen from a variety of social activities, modern school education, health care, compensation for orphans and the elderly as well as the issuance of the press, as well as in Islamic sermon. The forms of the empirical culture stored in Ahmad Dahlan thought within the framework of realization the spirit of the Islamic functional values.
MERETAS PROBLEM PERKADERAN ‘AISYIYAH DAN ALTERNATIF SOLUSI BERBASIS POTENSI Shobahiya, Mahasri
Tajdida: Jurnal Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Vol 13, No 2 (2015): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berkembangnya ‘Aisyiyah secara organisatoris dan Amal Usaha Muhammadiyah/ ’Aisyiyah (AUM/A)  secara kuantitas maupun kualitas, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, bahkan berkembang juga di beberapa Negara, tentu menuntut ketersediaan kader-kader yang militan, handal, dan professional yang akan meneruskan perjuangan para pendahulu, baik sebagai pimpinan organisasi maupun pengelola AUM/A. Sementara itu, krisis kader masih sangat dirasakan,  antara lain ditunjukkan dengan masih banyaknya warga ‘Aisyiyah yang rangkap jabatan dengan multilevel rangkap jabatan. Hal itu tentu berdampak pada tidak efektifnya kinerja personalia pimpinan dan pengelola AUM/A, juga berdampak pada rendahnya kreativitas personalia pimpinan karena terbatasnya waktu, tenaga, dan kesempatan yang dimiliki. Kondisi di atas tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Upaya solutif untuk menyelesaikan persoalan kader menjadi penting untuk dilakukan. Bagaimana strategi yang perlu dilakukan, perlu juga dirumuskan. Oleh karena itu, tulisan ini berupaya untuk meretas problem perkaderan, mengurai dan merumuskan upaya-upaya solutif berbasis potensi yang dimiliki.
PENGORGANISASIAN IBU-IBU JAMAAH AISYIYAH DALAM PENGENTASAN MASYARAKAT DARI BELENGGU RENTENIR DI KELURAHAN KALIJUDAN SURABAYA Ramadhan, Syahrul
Tajdida: Jurnal Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Vol 15, No 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pengorganisasian ibu – ibu jamaah Aisyiyah. Adapun fokus untuk riset dalam pemberdayaan ini adalah Ibu – ibu jamaah Aisyiyah Kelurahan Kalijudan, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya, yang memiliki potensi dan asset yang dapat diberdayaan untuk mengatasi masalah yang ada. Faktor penyebab keterbelengguan ibu ibu jamaah Aisyiyah adalah pertama, tidak adanya lembaga yang bekerja sama untuk meminjami pinjaman modal usaha tanpa bunga, sehingga ibu – ibu jamaah Aisyiyah tidak mempunyai pilihan lain selain meminjam ke rentenir dengan bunga 20%/bulan. Kedua, tidak adanya kelompok usaha kecil menengah dan simpan pinjam di Aisyiyah untuk wadah pengembangan usaha ibu – ibu jamaah Aisyiyah. Dalam prosesnya fasilitator dan ibu – ibu jamaah Aisyiyah membentuk kelompok usaha kecil menengah “Pena Surya” untuk membangun kesadaran bersama dan melaksanakan program. Kelompok Pena Surya menjalin kerja sama dengan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah dalam hal pinjaman modal usaha tanpa bunga ibu – ibu jamaah Aisyiyah. Hasil dari program kerja sama dengan Lazismu Kota Surabaya dan pembentukan kelompok Pena Surya ditandai dengan ibu – ibu jamah Aisyiyah tidak lagi meminjam uang ke rentenir
PERBANDINGAN KURIKULUM MENTORING AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN ANTARA TAHUN 2008 DAN 2015 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Rohmah, Iftihatur
Tajdida: Jurnal Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Vol 14, No 2 (2016): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang memiliki ciri khusus yaitu adanya Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Dalam rentang tahun perjalanan, Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sudah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum, yaitu kurikulum tahun 2001, 2003, 2008, dan 2015. Penulis merasa tertarik untuk meneliti “Perbandingan Kurikulum Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan antara Tahun 2008 dan 2015 di Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apa perbedaan, persamaan, kelebihan, dan kekurangan kurikulum Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan antara tahun 2008 dan 2015?” Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, karena data yang dikumpulkan di lapangan berupa kata-kata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kurikulum mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dari tahun 2008 dan2015 didasarkan pada keadaan dan kondisi adik mentor ketika mengikuti Tes Baca Al-Qur’an dan Salat (TBAS) yang dilakukan sebelum masa perkuliahan aktif di semester satu, hasilnya menunjukkan bahwa banyak di antara mereka yang belum bisa membaca Al-Qur’an dan salat yang belum sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw. Oleh karena itu, perubahan kurikulum Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di tahun 2015 lebih difokuskan pada keduanya. Dengan demikian, perubahan tersebut dirasa lebih efektif untuk diterapkan dalam pelaksanaan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di Universitas Muhammadiyah Surakarta
MUHAMMADIYAH: GERAKAN MODERNISME ISLAM Nashir, Haedar
Tajdida: Jurnal Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Vol 14, No 1 (2016): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper reveals about the Muhammadiyah movement which is very strategic, it is reformist-modern Islamic movement that takes the mid position with Islamic view “progressive fondation”.  Muhammadiyah view can be used as the fondation of the modern world enters a new era of the twenty-first century, which has entered the second century with the theme "progressive Islam" and "Enlightenment Movement". The agenda is how to give the epistemological and methodological foundation for Muhammadiyah movement in the second century more strongly so as to present an alternative praxis.
PERAN MUHAMMADIYAH DALAM MEMBACA REALITAS KEUMATAN Mawardi, Furqan
Tajdida: Jurnal Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Vol 15, No 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Umat muslim Indonesia sebagai bagian dari anak bangsa ini tentu memiliki tanggung jawab akan keterjagaan dan keutuhan terlebih lagi kesejahteraan dari bangsa ini. Munculnya berbagai persoalan terutama yang berkaitan dengan kepemimpinan atau politik, kemiskinan atau ekonomi dan masalah budaya atau pendidikan adalah tanggung jawab pokok bagi seluruh elemen yang ada di bangsa ini. Apalagi Muhammadiyah, sebagai sebuah organisasi yang telah bisa dikatakan organisasi pendiri, penggerak dan penjaga negeri ini harus mampu menjadi teladan di depan dalam upaya penemuan terhadap segala persoalan itu.Muhammadiyah, sebagai sebuah organisasi yang identik dengan tajdid memiliki dua ciri utama, yakni purifikasi terhadap ajarannya, namun dinamis terhadap realitas sosial dan keilmuan. Identitas inilah yang sangat melekat di dalam tubuh Muhammadiyah, terlebih lagi di dalam diri para aktivis, simpatisan dan siapapun yang berada dekat dengan organisasi itu. Oleh karena itu, semangat tajdid inilah yang menjadi semangat utama di dalam upaya penemuan solusi atas berbagai permasalahan yang ada
PROBLEMATIKA PERKADERAN DI PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH (PTM) Anshori, Ari
Tajdida: Jurnal Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Vol 15, No 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada hakikatnya ber-Muhammadiyah, ialah memimpinkan Islam kepada warga Muhammadiyah, dalam konteks Civitas Akademika PTM ialah memimpinkan Islam kepada segenap warga almamater di lingkungan PTM. Dalam konteks persyarikatan, kini ke depan yang diperlukan adalah pengayaan (enrichment) dalam tajdid Muhammadiyah, baik yang berdimensi purifikasi maupun dinamisasi, termasuk dalam memaknai pendekatan bayani, burhani, dan irfani dalam manhaj tarjih Muhammadiyah. Terpaku dalam dinamisasi dan purifikasi sebagai jalan tengah tidak boleh bersifat pasif-doktriner belaka, karena keduanya memerlukan pengayaan dalam subtansi dan metodologinya. Pemurnian dan pembaruan yang berjargon belaka apalagi kering dari teori dan metodologi hanya akan menjadi lapuk dalam slogan moderasi yang pasif
MOTIVASI BERBUSANA ISLAMI DI KALANGAN MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) ‘AISYIYAH SURAKARTA (TAHUN 2015) Latif, Nazaruddin
Tajdida: Jurnal Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah Vol 14, No 1 (2016): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to assess the perception, motivation, and factors supporting or inhibiting student STIKES Aisyiyah Surakarta wear Islamic dress. The method used was participant observation (observation participate) and indepth interviews (depth interview), made especially to students who have completed the Mahad program. As a result, the perception of Islamic dress is dominated by the lack of proper understanding, whereas motivation OF Islamic dresing is dominated by the influence of the religious environment and the influence of parents who have a good understanding of Islamic teachings. It is at once a contributing factor, whereas a non-religious environment becomes the obstacle factor.

Page 4 of 18 | Total Record : 179