cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 313 Documents
Pengaruh Penambahan Leri dan Enceng Gondok, Klaras, Serta Kardus Terhadap Produktivitas Jamur Merang (Volvariella volvacea) pada Media Baglog Suparti, Suparti; Kartika, Aninda Ayu; Ernawati, Devi
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 2, No 2: September 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v2i2.2491

Abstract

Jamur merang merupakan jamur pangan yang pertumbuhanhannya memerlukan media mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin. Limbah organik tersebut yaitu Leri,klaras, kardus dan enceng gondok. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruhpenambahan leri dan Limbah Organik (klaras,kardus dan  eceng gondok) terhadap produktivitas jamur merang pada media baglog. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor 1 volume leri: (L1)50 ml dan (L2)100 ml. Faktor 2 jenis Media : (M1) Klaras, : (M2) Kardus, dan (M2) Enceng gondok.. Parameter yang diukur adalah berat basah  badan buah jamur merang.  Hasil analisis sebagai berikut:  produksi jamur merang yang ditumbuhkan dalam baglog yangditambahkan limbah organik terdiri atas klaras, kardus dan enceng gondok,  hasil yang terbaik, yaitu pada perlakuan:  M1L2(klaras 125 g dan penambahan air leri 100 ml) yaitu 67,51 g, M2L2 (media kardus  dengan penambahan air leri 100 ml) yaitu 75,00 g dan  perlakuan M3L1 (enceng gondok 125 g  +  leri 50 ml), yaitu 76,67 g. Sedangkan berat tubuh buah jamur merang paling rendah pada perlakuan M1L0 , yaitu 61,67 g, M2L0 (media kardus tanpa penambahan air leri) yaitu 56,67  g, dan M3L0 yaitu 60,67 g.
PENGEMBANGAN SENTRA BUDIDAYA MELON DI PANTAI BOCOR KABUPATEN KEBUMEN MELALUI IMPLEMENTASI EDUCATION FOR SUSTAINABLE DEVELOPMENT Daryono, Budi Setiadi; Purnomo, Purnomo; Sidiq, Yasir; Maryanto, Sigit Dwi
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v2i1.1580

Abstract

Pesisir Pantai Bocor yang terletak di selatan Kabupaten Kebumen, merupakan salah satu lokasi yang berpotensi sebagai lahan pertanian. Sepanjang Pantai Bocor terbentang gumuk pasir yang berfungsi sebagai penghalang angin dan gelombang. Wilayah tersebut dimanfaatkan sebagai lokasi menanam melon yang menjadi komoditas unggulan daerah. Oleh sebab itu dikembangkan melon ramah lingkungan untuk menjaga kelestarian gumuk pasir. Upaya pengembangan melon ramah lingkungan termasuk dalam Education for Sustainable Development (ESD).  yang didanai UGM. Pogram ini bertujuan untuk pengembangan masyarakat Desa Setrojenar, Kabupaten Kebumen berbasis ESD. Kegiatan program ini antara lain sosialisasi tentang pelestarian gumuk pasir, pengenalan alternatif tanaman pangan yaitu umbi-umbian, penanaman tanaman Casuarina equisetifolia Linn. sebagai barier, dan pendampingan budidaya melon menggunakan potensi lokal oleh petani. Hasil kegiatan antara lain partisipasi masyarakat tinggi, gumuk pasir tidak rusak, tanaman barier dapat tumbuh baik dan petani dapat panen melon dengan kualitas baik. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi role model bagi masyarakat untuk terus mengembangkan budidaya melon dan tetap menjaga kelestarian gumuk pasir.
TREN GENETIK PERTUMBUHAN ANTAR POPULASI Hibiscus macrophyllus Roxb.Ex Hornem DI JAWA Susanto, Mudji; Mashudi, Mashudi
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 4, No 1: Maret 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v4i1.5926

Abstract

Penelitian ditujukan untuk memperoleh tren genetik pertumbuhan Hibiscus macrophyllus dari beberapa populasi pada tingkat semai. Penelitian menggunakan materia genetik dari 7 populasi atau provenans di Pulau Jawa. Rancanganpenelitian menggunakan Rancangan Acak Komplet Blok dengan menguji 112 famili perkawinan terbuka dari 7 provenans dari Pulau Jawa (Cipatujah, Tasikmalaya; Ciguha-Pagerageng, Tasikmalaya; and Pamarican, Banjar Patroman, Ciamis; Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta; Banyuasin, Purworejo, Jawa Tengah; Sumberwrigin, Bondowoso, Jawa Timur; and Senduro, Lumajang, Jawa Timur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua populasi yang diteliti memperlihatkan tren pertumbuhan yang hampir sama. Hertabilitas individu pertumbuhan sangat berfltuasi mulai umur 0,5 bulan sampai dengan umur 2,5 bulan. Estimasi heritabilitas indvidu untuk tinggi semai tergolong tinggi (h2i=0.53) pada umur 2,5 bulan di persemaian. Keragaman genetik pertumbuhan antar populasi maupun antar famili di dalam populasi sangat signifian.
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS DAN BAHAN PENYANGGA PADA PEMBENTUKAN PLANTLET KANTONG SEMAR ADRIANII (Nepenthes adrianii) DENGAN KULTUR IN VITRO Nuryadin, Egi; Sugiyono, Sugiyono; Proklamasiningsih, Elly
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 3, No 2: September 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v3i2.5180

Abstract

Nepenthes adrianii (Kantong Semar) merupakan tanaman endemik khas Gunung Slamet, termasuk dalam Convention on International Trade of Endangered Species (CITES) terdapat apendiks I (Tahun 2003) dan II yaitu tanaman ini tergolong hampir punah dan langka. Mengingat besarnya potensi yang dimiliki tanaman ini, maka perlu adanya upaya konservasi untuk mengembangkan dan melestarikannya. Penerapan bioteknologi kultur jaringan atau kultur in vitro merupakan solusi yang tepat untuk melestarikan dan mengembangkan tanaman ini. Kultur in-vitro digunakan untuk multiplikasi tunas dan pembentukan plantlet.Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mempelajari pengaruh interaksi BAP dan NAA pada multiplikasi tunas: 2)  menentukan konsentrasi interaksi BAP dan NAA yang paling baik untuk memacu multiplikasi tunas; 3) mempelajari pengaruh bahan penyangga eksplan dan NAA pada pembentukan plantlet kantong semar (Nepenthes adrianii); dan 4) menentukan jenis bahan penyangga eksplan dan konsentrasi zat pengatur tumbuh NAA yang paling baik untuk memacu pembentukan plantlet kantong semar  (Nepenthes adrianii).Metode yang digunakan adalah metode eksperimental, penelitian ini terdiri atas 2 tahap yaitu multiplikasi tunas dan pembentukan plantlet. Tujuan penelitian  pada tahap multiplikasi tunas adalah untuk perbanyakan tunas dan tujuan penelitian pada tahap pembentukan plantlet adalah untuk mendapatkan tanaman kecil yang sejati. Tahap Multiplikasi Tunas menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor. Faktor I adalah konsentrasi BAP yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0 µM, 5 µM, 10 µM, dan 15 µM, Faktor II  konsentrasi NAA yang terdiri dari 4 taraf yaitu yaitu 0 µM, 0,5 µM, 1 µM, dan 1,5 µM. Tahap Pembentukan Plantlet menggunakan Rancangan Petak Terpisah (Split Plot Design) sebagai petak utama adalah bahan penyangga eskplan (P) yaitu:  agar dan jembatan kertas saring, sedangkan sebagai anak petak adalah konsentrasi NAA yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0 µM, 5 µM, 10 µM, dan 15 µM. Parameter yang diukur dalam multiplikasi tunas yaitu waktu muncul tunas, waktu muncul daun, waktu muncul akar, jumlah tunas, jumlah daun dan jumlah akar. Parameter yang diukur dalam pembentukan plantlet yaitu jumlah tunas, jumlah daun, jumlah akar, daun terpanjang, akar terpanjang dan tinggi tanaman. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Ragam (Anova : Analysis of Variance) dengan  tingkat kepercayaan 95%. Pengujian F menunjukan hasil sangat nyata kemudian dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan.Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tahap multiplikasi tunas terbaik didapat pada perlakuan interaksi BAP 10 mM dan NAA 0,5 mM. Tahap Pembentukan plantlet terbaik di dapat pada perlakuan interaksi bahan penyangga jembatan kertas saring dengan zat pengatur tumbuh NAA 5 mM dan 10 mM.
POTENSI EKSTRAK ETANOL BATANG KAPUK RANDU SEBAGAI ANTIBAKTERI Pratiwi, Rina Hidayati
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 3, No 1: Maret 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v3i1.3668

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui daya hambat senyawa antibakteri batang kapuk randu terhadap bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram, dilusi cair, nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) terhadap ketiga jenis bakteri. Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui senyawa bioaktif ekstrak etanol batang kapuk randu yang dapat menghambat ketiga jenis bakteri patogen. Aktivitas antibakteri tertinggi pada ekstrak etanol 30% dengan diameter zona hambat pada konsentrasi 10 mg/mL sebesar 3,8 mm terhadap E. coli; 3,6 mm terhadap S. aureus; dan 4,3 mm terhadap B. cereus. KHM ekstrak etanol 30% pada konsentrasi 8 mg/mL terhadap E. coli; 6 mg/mL terhadap S. aureus; dan 6 mg/mL terhadap B. cereus; KBM pada konsentrasi 10 mg/mL terhadap S. aureus. Aktivitas antibakteri tertinggi pada ekstrak etanol 50% dengan diameter zona hambat pada konsentrasi 10 mg/mL sebesar 4 mm terhadap E. coli; 4,2 mm terhadap S. aureus; dan 3,9 mm terhadap B. cereus. KHM ekstrak etanol 50% pada konsentrasi 8 mg/mL terhadap E. coli; 10 mg/mL terhadap S. aureus; dan 8 mg/mL terhadap B. cereus; KBM pada 10 mg/mL terhadap B. cereus. Senyawa bioaktif yang berperan menghambat pertumbuhan ketiga jenis bakteri ialah saponin, flavonoid dan tanin.
PENGARUH PEMBERIAN GIBERELIN DAN AIR KELAPA TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI ANGGREK BULAN (Phalaenopsis sp.) Mukminin, Lilik Hidayatul; Al Asna, Putri Moortiyani; Setiowati, Frida Kunti
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 2, No 2: September 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v2i2.2487

Abstract

Phalaenopsis sp. atau dikenal dengan nama dagang anggrek bulan termasuk famili Orchidaceae yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Pembudidayaan tanaman anggrek selama ini terkendala pada biji anggrek yang memiliki daya kecambah kurang dari 1%. Daya kecambah biji yang rendah disebabkan oleh ukuran biji yang kecil dan tidak mempunyai endosperm. Oleh karena itu, perkecambahan biji anggrek perlu didukung oleh hormon tumbuh yang sesuai. Giberelin dan air kelapa diketahui dapat berperan dalam perkecambahan biji. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian Giberelin (GA3) dan air kelapa terhadap perkecambahan biji anggrek bulan (Phalaenopsis sp). Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu melakukan sterilisasi, kemudian biji Anggrek diinokulasikan dalam medium MS dengan perlakuan variasi konsentrasi GA3 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm dan perlakuan variasi konsentrasi air kelapa 10 mL, 20 mL, dan 25 mL beserta kombinasinya kemudian diamati pada hari ke-21. Parameter yang diamati berupa perkembangan morfologi protocorm dan fase perkembangan protocorm yang dianalisis secara deskriptif, sedangkan daya kecambah protocorm dianalisis ANOVA dan dilanjutkan uji Tukey pada tingkat kepercayaan 95% untuk melihat adanya perbedaan antarperlakuan. Perkembangan protocorm pada 3 perlakuan memperlihatkan fase perkembangan protocorm yang berbeda, yaitu embrio membengkak dan merobek testa, protocorm putih dengan absorbing hair, protocorm putih kekuningan, dan protocorm hijau bulat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian giberelin (GA3) 3 ppm menghasilkan daya kecambah paling rendah dan pemberian kombinasi antara GA3 dan air kelapa menunjukan daya kecambah yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan MS.
KEANEKARAGAMAN KEPITING BIOLA DI KAWASAN MANGROVE KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH Rahayu, Slamet Mardiyanto; Wiryanto, Wiryanto; Sunarto, Sunarto
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 4, No 1: Maret 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v4i1.5933

Abstract

Mangrove merupakan ekosistem yang khas dan memiliki fungsi penting secara ekologi, sosial-ekonomi, dan pendidikan. Luas kawasan mangrove di Kabupaten Purworejo semakin berkurang akibat adanya penebangan, permukiman, tambak,dan pertanian. Berkurangnya tegakan mangrove akan mempengaruhi keberadaan berbagai fauna yang berasosiasi dengannya. Oleh karena itu dilakukan pada bulan Agustus-September 2016 untuk mengetahui keanekaragaman kepiting biola di kawasan mangrove Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ada tiga stasiun, yaitu mangrove lebat (Desa Gedangan), mangrove sedang (Desa Jatikontal), dan mangrove jarang (Desa Ngentak). Dari penelitian didapatkan 7 jenis kepiting biola, yaitu Uca annulipes, U.crassipes, U.paradussumieri, U.rosea, U.tetragonon, U.vocans, dan U.vomeris. Indeks keanekaragaman kepiting biola di kawasan mangrove Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada stasiun 1 (1,67)dan stasiun 2 (1,90) tergolong sedang. Adapun indeks keanekaragaman kepiting biola di stasiun 3 (0,64) tergolong rendah. Kondisi lingkungan di seluruh stasiun relatif baik untuk kehidupan mangrove dan kepiting biola, yaitu suhu26-30°C, pH 6-8, oksigen terlarut 3,5-6,6 mg/L, salinitas 3-9 ppt, dan substrat lumpur berpasir. Vegetasi mangrove pada stasiun I adalah Rhizophora mucronata, Nypa fruticans, Sonneratia alba, dan Hibiscus tiliaceus. Vegetasi mangrovepada stasiun II adalah Sonneratia caseolaris, Rhizophora stylosa, N.fruticans, H.tiliaceus, dan Morinda citrifolia.Vegetasi mangrove pada stasiun III adalah S.alba, S.caseolaris, N.fruticans, dan R.mucronata. Kerapatan vegetasi mangroveberkaitan dengan kelimpahan jenis (kepadatan) kepiting biola.
PEMANFAATAN BUAH LOKAL SEBAGAI KOAGULAN SOY CHEESE Rakhmah, Risza Fawzia; Suryani, Titik
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v2i1.1576

Abstract

Keju merupakan salah satu produk pangan dengan proses penggumpalan  protein susu. Penelitian ini memanfaatan buah lokal sebagai koagulan untuk menggumpalkan susu kedelai menjadi keju. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh buah lokal sebagai koagulan pada soy cheese terhadap kadar protein, organoleptik dan daya terima masyarakat. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor 6 taraf perlakuan  yaitu faktor 1:  jenis buah (nanas, jeruk lemon dan asam sitrat (kontrol ) dan konsentrasi (0,12 %; 2%; 3 %), masing-masing perlakuan dilakukan 3 ulangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, observasi, kepustakaan dan dokumentasi. Pengujian kadar protein menggunakan metode biuret, analisis data kadar protein menggunakan uji Two Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT), sedangkan pada pengujian organoleptik dan daya terima masyarakat menggunakan analisis deskriptif kualitatif berupa data angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kadar protein tertinggi soy cheese  pada perlakuan ekstrak nanas 3 % sebesar 11,68g,  sedangkan kadar protein terendah soy cheese  pada perlakuan ekstrak jeruk lemon 3 % sebesar 4,57 g. keju paling dominan bertekstur lembut, warna putih tulang, rasa gurih dan sedikit asam. Daya terima panelis  menyukai keju  dengan penambahan ekstrak jeruk lemon 3 %. Penambahan ekstrak nanas dan jeruk lemon sebagai koagulan pada  soy cheese berpengaruh terhadap kadar protein.
KAJIAN KOMUNITAS EKOR PEGAS (COLLEMBOLA) PADA PERKEBUNAN APEL (Malus sylvestris Mill.) DI DESA TULUNGREJO BUMIAJI KOTA BATU Niwangtika, Widyarnes; Ibrohim, Ibrohim
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 3, No 2: September 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v3i2.5185

Abstract

This research was conducted in order to determine composition, diversity, eveness, richness, important value index of springtail, and corellation between abiotic environment factor (temperature, pH and moisture) and diversity of springtail. Sampling was done using nilon sieve and pitfall trap, and this research was conducted in April-June 2014 in Tulungrejo village, Batu city. The result from this research, there are 11 species, 10 generas and 5 families of springtail. Diversity index of springtail both using nilon sieve and pitfall trap in apple plantation catagorized medium diversity. The result of important index value analyze showed that Entomobrya multifasciata has highest value. Based on regression analysis, abiotic factor has significant influence on diversity index of infauna.
PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH PADA BEBERAPA BAHAN MEDIA PEMBIBITAN Carolina, Hilda; Suryani, Titik
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 3, No 1: Maret 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v3i1.3674

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis media pembibitan yang mampu mendukung peningkatan kualitas bibit jamur tiram putih lebih baik, dan mengetahui pengaruh macam media bibit terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Penelitian ini dilaksanakan di Ngemplak, Nanggulan, Kulon Progo, Daerah Istimewa Jogjakarta dengan ketinggian tempat 300 m dpl. Rancangan yang digunakan adalah faktor tunggal macam media pembibitan, dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 4 perlakuan, yaitu : media bibit dengan serbuk kayu sengon, biji sorghum, biji jagung, dan biji padi dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media bibit biji sorghum dan biji jagung mampu mendukung peningkatan kualitas bibit jamur tiram putih yang lebih baik dibandingkan dari media biji padi dan serbuk gergaji sengon. Bibit pada media substrat biji sorghum, jagung, padi dan serbuk gergaji sengon memberikan pertumbuhan jamur tiram putih yang sama. Hasil jamur tiram putih lebih baik pada bibit dengan media substrat biji sorghum, jagung, padi berturut – turut.

Page 4 of 32 | Total Record : 313