cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Litbang Industri
ISSN : 22523367     EISSN : 25025007     DOI : 10.24960
Core Subject : Engineering,
Jurnal Litbang Industri (JLI) adalah jurnal ilmiah yang terbit secara berkala dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. JLI memuat artikel primer yang bersumber langsung dari hasil riset industri, olahan hasil pertanian, penanggulangan pencemaran industri. Semua naskah direview oleh mitra bestari. Jurnal Litbang Industri Padang diterbitkan oleh Balai Riset dan Standardisasi industri Padang, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. p-ISSN: 2252-3367 e-ISSN: 2502-5007
Arjuna Subject : -
Articles 329 Documents
Pengembangan Adsorben dari Limbah Lumpur Industri Crumb Rubber Yang Diaktivasi dengan H3PO4 Untuk Menyerap Ion Cr(VI) Salmariza, Salmariza; Mawardi, Mawardi; Hariyani, Resti; Kasman, Monik
Jurnal Litbang Industri Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.368 KB) | DOI: 10.24960/jli.v4i2.647.67-77

Abstract

Developing an adsorbent from activated sludge waste of crumb rubber industry which was activated by H3PO4 for Adsorption of Cr(VI) had been done. The research was carried out by characterization of activated carbon in accordance with Indonesia National Standard (SNI) 06-3730-1995, involved determination of iodine absorption, water content, and bounded carbon content. The research was conducted in batch system for activated carbon and adsorbent without activation, by observed pH sollution, contact time, and initial concentration of the treatment solution. Determination of maximum absorption capacity of activated carbon on Cr(VI) used the Langmuir isotherm equation. From the characterization study of activated carbon was obtained that adsorption of iodine 482.6 mg/g, water content 0.14%, and bonded carbon content 24.925%. The results revealed that H3PO4 activator affected the adsorption of Cr(VI). Research with batch systems were obtained the optimum pH 2, contact time 120 minutes, and the optimum concentration 50 mg/L for adsorbent without activation and optimum pH 3, contact time 60 minutes, and the optimum concentration 50 mg/L for activated carbon. The maximum adsorption capacity was obtained 1.16 mg/g for adsorbent without activation and 1.99 mg/g for activated carbon.ABSTRAK Pengembangan adsorben dari limbah lumpur aktif Industri Crumb Rubber yang diaktivasi dengan H3PO4 untuk menyerap ion Cr(VI) telah dilakukan. Pada penelitian dilakukan karakterisasi karbon aktif sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-3730-1995, meliputi penentuan daya serap terhadap iodin, kadar air, dan kadar karbon terikat. Penelitian dilakukan dengan sistem batch terhadap karbon aktif dan adsorben tanpa aktivasi, dengan mengamati pH larutan, waktu kontak, dan konsentrasi awal larutan. Penentuan kapasitas serapan maksimum karbon aktif terhadap Cr(VI) menggunakan persamaan Isoterm Langmuir. Hasil penelitian karakterisasi karbon aktif didapatkan daya serap terhadap iodin 482,6 mg/g, kadar air 0,14%, dan kadar karbon terikat 24,925%. Dari hasil penelitian menunjukkan aktivator H3PO4 mempengaruhi daya serap terhadap Cr(VI). Penelitian dengan sistem batch didapatkan pH optimum 2, waktu kontak 120 menit, dan konsentrasi optimum 50 mg/L untuk adsorben tanpa aktivasi dan pH optimum 3, waktu kontak 60 menit, dan konsentrasi optimum 50 mg/L untuk karbon aktif. Kapasitas serapan maksimum didapatkan 1,16 mg/g untuk adsorben tanpa aktivasi dan 1,99 mg/g untuk  karbon aktif. 
Model Biaya Produksi Biodiesel Berbasis Minyak Sawit Sembiring, Meilita Tryana; Sukardi, Sukardi; Suryani, Ani; Romli, Muhammad
Jurnal Litbang Industri Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.468 KB) | DOI: 10.24960/jli.v5i1.663.23-36

Abstract

Biodiesel is a renewable energy source in Indonesia of which the use is regulated by the government in the form of mandatory policy of biodiesel and diesel fuel blending. The production of biodiesel in Indonesia is not developed (the need is 3.4 million kiloliters but the total national production is only 1,703 kiloliters). It is because the selling price (referring to Mean of Platts Singapore) is always lower than the production cost. Biodiesel production is influenced by raw materials and process technology, so it needs to be conducted biodiesel production modeling as a basis in determining the supporting policies of biodiesel selling price. The purpose of this study is to identify the raw materials, process technology, and modeling the production cost structure of palm oil-based biodiesel. Identification of raw materials was conducted by literature study and field survey to biodiesel producers. Identification of process technology was conducted by field survey and mass balance calculation using Grand Inizio technology to get the number of yield of each raw material. Then, production cost study was based on the specifications of raw materials and process technology with heuristic approach. Types and specifications of palm oil widely used by Indonesian producers are Crude Palm Oil (CPO) FFA<5%, Refined Palm Oil (RPO) FFA<5%, Refined Oil FFA<1%, Palm Fatty Acid Distillated (PFAD) FFA 90%. The technology process used was transesterification for FFA level <1% and esterification-transesterification for FFA level <5%. The resulting yield for 1000 kg of raw material is 1051.75 kg CPO, 975.94 kg RPO and PFAD, 973.81 kg Refined Oil with Grand Inizio technology approach. The production cost model represents the total production cost influenced by the costs of Inside Battery Limit, Outside Battery Limit, general cost and glycerol value-added.ABSTRAKBiodiesel adalah sumber energi terbarukan di Indonesia yang diatur penggunaannya oleh pemerintah dalam bentuk kebijakan mandatori pencampuran biodiesel dengan solar (biosolar). Produksi biodiesel di Indonesia tidak berkembang (kebutuhan 3.4 juta kiloliter namun total produksi nasional hanya 1.703 kiloliter). Hal tersebut disebabkan harga jual (mengacu Mean of Platts Singapore) yang selalu lebih rendah dibandingkan biaya pokok produksi. Produksi biodiesel dipengaruhi oleh bahan baku dan teknologi proses, sehingga perlu dilakukan pemodelan produksi biodiesel sebagai landasan dalam menentukan kebijakan pendukung harga jual biodiesel. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi bahan baku, teknologi proses, dan memodelkan struktur biaya produksi biodiesel berbasis minyak sawit. Identifikasi bahan baku dilakukan dengan studi literatur dan survei lapangan ke produsen biodiesel. Identifikasi teknologi proses dilakukan dengan survei lapangan dan perhitungan neraca massa dengan teknologi Grand Inizio untuk mendapatkan jumlah rendemen dari masing-masing bahan baku. Selanjutnya kajian biaya produksi dilakukan berdasarkan spesifikasi bahan baku dan teknologi proses dengan pendekatan heuristik. Jenis dan spesifikasi minyak sawit yang banyak digunakan produsen di Indonesia adalah Crude Palm Oil (CPO) ALB<5%, Refined Palm Oil (RPO) ALB<5%, Refined Oil ALB<1%, Palm Fatty Acid Distillated (PFAD) ALB 90%. Teknologi proses yang digunakan adalah transesterifikasi untuk kadar ALB<1% dan esterifikasi-transesterifikasi untuk kadar ALB<5%. Rendemen yang dihasilkan untuk 1000 kg bahan baku adalah CPO 1051.75 kg, RPO dan PFAD 975.94 kg, Refined Oil 973.81 kg dengan pendekatan teknologi Grand Inizio. Model biaya produksi merepresentasikan total biaya produksi yang dipengaruhi oleh biaya Inside Battery Limit, Outside Battery Limit, biaya umum dan nilai tambah gliserol.
Permen dan Jelli Sebagai Produk Inovasi dari Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack) Edwar, Fatmir
Jurnal Litbang Industri Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.023 KB) | DOI: 10.24960/jli.v5i1.659.45-52

Abstract

Pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) merupakan salah satu jenis tumbuhan hutan tropis di Indonesia yang pemanfaatannya sebagai bahan baku dalam pembuatan obat baik yang modern maupun tradisional.  Pasak bumi mengandung senyawa erikomanon yang ampuh mengobati malaria dan senyawa kuasinoid serta alkaloid yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Pasak bumi juga mempunyai senyawa aktif flavonoid yang berfungsi untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C, anti inflamasi, mencegah keropos tulang, antioksidan, dan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk permen dan jelli dari bagian akar, batang, daun, ranting, dan kulit pasak bumi sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan memudahkan akses bagi masyarakat luas untuk mendapatkan khasiat zat aktif yang dikandung tumbuhan tersebut dalam bentuk produk inovatif.  Standard produk yang dihasilkan (permen dan jelli) mengacu kepada SNI 3547.1:2008 tentang kembang gula keras dan SNI No. 3547.2:2008 tentang kembang gula lunak. Berdasarkan hasil pengujian permen, semua parameter yaitu kadar air, abu, gula, sukrosa, Zn, Hg, Pb, As, Angka Lempeng Total, Coliform, Ecoli, Salmonella dan Kapang/Khamir memenuhi syarat, kecuali untuk parameter Cu dengan nilai antara 3,48–8,17% tidak memenuhi standar yang dipersyaratkan yaitu maksimal 2%. Sedangkan produk jelli sebagian besar memiliki kadar air bervariasi antara 18,20–39,45% tidak memenuhi standar  yang dipersyaratkan maksimal 20%. Hasil dari penelitian ini dapat meningkatkan nilai tambah dan nilai jual dari tumbuhan pasak bumi berupa produk permen dan jelli yang memiliki cita rasa, keunggulan dan manfaat bagi kesehatan.ABSTRAKPasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) merupakan salah satu jenis tumbuhan hutan tropis di Indonesia yang pemanfaatannya sebagai bahan baku dalam pembuatan obat baik yang modern maupun tradisional.  Pasak bumi mengandung senyawa erikomanon yang ampuh mengobati malaria dan senyawa kuasinoid serta alkaloid yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Pasak bumi juga mempunyai senyawa aktif flavonoid yang berfungsi untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C, anti inflamasi, mencegah keropos tulang, antioksidan, dan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk permen dan jelli dari bagian akar, batang, daun, ranting, dan kulit pasak bumi sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan memudahkan akses bagi masyarakat luas untuk mendapatkan khasiat zat aktif yang dikandung tumbuhan tersebut dalam bentuk produk inovatif.  Standard produk yang dihasilkan (permen dan jelli) mengacu kepada SNI 3547.1:2008 tentang kembang gula keras dan SNI No. 3547.2:2008 tentang kembang gula lunak. Berdasarkan hasil pengujian permen, semua parameter yaitu kadar air, abu, gula, sukrosa, Zn, Hg, Pb, As, Angka Lempeng Total, Coliform, Ecoli, Salmonella dan Kapang/Khamir memenuhi syarat, kecuali untuk parameter Cu dengan nilai antara 3,48–8,17% tidak memenuhi standar yang dipersyaratkan yaitu maksimal 2%. Sedangkan produk jelli sebagian besar memiliki kadar air bervariasi antara 18,20–39,45% tidak memenuhi standar  yang dipersyaratkan maksimal 20%. Hasil dari penelitian ini dapat meningkatkan nilai tambah dan nilai jual dari tumbuhan pasak bumi berupa produk permen dan jelli yang memiliki cita rasa, keunggulan dan manfaat bagi kesehatan.
Pengaruh Penambahan Tepung Tempe Terhadap Mutu Kecap Air Kelapa Silfia, Sifia
Jurnal Litbang Industri Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.509 KB) | DOI: 10.24960/jli.v1i1.591.22-29

Abstract

It had been done the research on effect of tempe flour addition to the quality of coconut water sauce with the aim of reducing dependence on soybean as a raw material of soy sauce and potential use of coconut water waste. The study was conducted with the combined treatment of tempe flour percentage (5% and 10%), and the addition of the preservative sodium benzoate treatment (0.1 g and 0.2 g). The protein level, metal contamination (Pb, Cu, Fe, Zn), microbial contamination and organoleptic tests of the flavor, color, fragrance and product stability during storage were analyzed. The results showed that the addition of tempe flour of 10% with 0.2 grams of the preservative sodium benzoate provide optimal results with a protein content of 6.24%, texture, flavor, and color were preferred and the product keep persitst for more than 8 weeks.ABSTRAKTelah dilakukan penelitian pengaruh penambahan tepung tempe terhadap mutu kecap air kelapa dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada kacang kedele sebagai bahan baku pembuatan kecap dan memanfaatkan limbah air kelapa. Penelitian dilakukan dengan kombinasi perlakuan persentase tepung tempe 5% dan 10%, dan perlakuan penambahan pengawet natrium benzoat 0,1 gr dan 0,2 gr. Produk kemudian dianalisis kadar protein, cemaran logam (Pb, Cu, Zn), cemaran mikroba dan uji organoleptik terhadap rasa, warna, aroma dan ketahanan simpan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung tempe 10% dengan pengawet natrium benzoat 0,2 gram memberikan hasil optimal dengan kadar protein 6,24%, tekstur, rasa dan warna disukai serta tahan simpan lebih dari 8 minggu.
Efek Perlakuan Pendahuluan Terhadap Kandungan Nutrisi Makro Rendang Belut Failisnur, Failisnur; Silfia, Silfia
Jurnal Litbang Industri Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.357 KB) | DOI: 10.24960/jli.v2i1.596.19-26

Abstract

Eel (Monopterus albus Zuieuw) is a much prefered food because the taste is good, and the potential spread evenly, high nutrient content and medicinal.  Product of eel rendang can be an alternative to increase consumer acceptance and provide meaningful choices for food lovers of the eel. Research conducted with a variety of pre-treatment of raw materials in the form of fresh eel, baked and fried eel before the cooking of rendang, and then analyzed the nutritional content that includes water content, proteins, fats, organoleptic and resistance storage consisted of moisture content, peroxide number and organoleptic visually. Research results showed that the best treatment was the use of baked eel first before cooking process as the preferred flavor, texture, and aroma with the score were 4,7 ; 4,8 and  4,3  respectively. The chemical testing showed low content of fat and water that was 9.93% and 24.42% respectively and  high protein content that was 32,02%. The product still resistant until 3 months of storage with water content 16,2% and peroxide number 9,2 as well as flavor, aroma and texture were still good.ABSTRAKBelut (Monopterus albus Zuieuw) merupakan bahan pangan hewani yang banyak digemari karena rasanya cukup enak, potensi dan penyebaran merata, kandungan gizi tinggi dan juga berkhasiat obat. Pengolahan belut menjadi rendang belut dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan penerimaan konsumen dan memberikan pilihan berarti bagi penikmat makanan dari belut. Penelitian dilakukan dengan berbagai perlakuan pendahuluan terhadap bahan baku belut berupa belut segar, belut yang dibakar dan belut yang digoreng sebelum dilakukan proses perendangan, kemudian dianalisis kandungan nutrisinya yang meliputi kadar air, protein, lemak dan organoleptik serta ketahanan simpannya meliputi kadar air, bilangan peroksida dan organoleptik secara visual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik  adalah penggunaan belut yang dibakar terlebih dahulu sebelum dilakukan proses perendangan dimana dari hasil uji organoleptik lebih disukai panelis dengan nilai skala hedonik 4,7; 4,8 dan 4,3 berturut-turut untuk rasa, tekstur, dan aroma. Dari hasil uji kimia didapatkan kadar air dan lemak yang rendah yaitu 9,93% dan 24,42%, kadar protein yang lebih tinggi yaitu 32,02%. Produk masih tahan sampai 3 bulan penyimpanan dengan kadar air setelah 3 bulan 16,2% dan bilangan peroksida 9,2 serta rasa, aroma dan tekstur masih baik.
REMOVAL OF IRON FROM AQUEOUS SOLUTION BY RICE HUSK: ISOTHERM AND KINETIC STUDY Kasman, Monik; Ibrahim, Shaliza; Salmariza, Salmariza
Jurnal Litbang Industri Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.051 KB) | DOI: 10.24960/jli.v2i2.601.63-70

Abstract

This work was focused on iron adsorption by rice husk. The use of rice husk for the removal of iron from aqueous solution at different contact time, pH, adsorbent doses and initial iron concentration was investigated. This study was also aimed to recognize the mechanisms that govern iron removal, and to find an appropriate isotherm and kinetic model in batch process. The equilibrium adsorption isotherms have been analyzed by Freundlich and Langmuir model. The pseudo-first, and pseudo-second order kinetic models have been used to investigate the mechanism of adsorption and potential rate controlling steps. The equilibrium data fitted well to Freundlich model and mechanism of adsorption described well to pseudo first order kinetic. The iron adsorption process was highly dependent on pH, dosage and initial concentration dependent. Iron was reduced higher with decrease in iron concentration and increase in rice husk dosage. The suitable contact time for iron removal was found to be 180 minutes.ABSTRAKFokus penelitian ini adalah adsorpsi besi dengan menggunakan adsorban sekam padi. Eksperimen dilakukan dengan memvariasikan waktu kontak, nilai pH, dosis adsorban dan konsentrasi awal besi. Penelitian bertujuan untuk mengamati mekanisme yang mempengaruhi penyisihan besi dan menemukan model isothermal dan kinetika yang tepat untuk proses adsorpsi besi. Kesetimbangan model isotermal dianalisis dengan modelFreundlich dan Langmuir. Model kinetika order pertama dan kedua digunakan untuk mengamati mekanisme adsorpsi dan tahap kontrol kecepatan potensial. Hasil penelitian menunjukan bahwa model adsorpsi yang tepat untuk penyisihan besi adalah model Freundlich dan mekanisme adsorpsi yang sesuai adalah kinetika orde pertama. Prosesadsorpsi besi sangat dipengaruhi oleh pH, dosis adsorban dan konsentrasi awal besi. Persentase penyisihan besi meningkat jika konsentrasi awal besi menurun dan dosis adsorban meningkat. Hasil penelitian menunjukan bahwa adsorpsi besi terjadi dengan baikpada waktu kontak sekurang-kurangnya 180 menit.
Studi Penentuan Difusivitas Panas Mangga Arummanis Terproses Minimal Manalu, Lamhot P; Lukas, Amos; Yeni, Gustri
Jurnal Litbang Industri Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.965 KB) | DOI: 10.24960/jli.v2i2.607.107-113

Abstract

The important limitation in process design for agricultural products is the lack of information on their thermal properties. Although a lot of experimental data can be found, the variety of products and the differences in measurement method make limitation on the value of the available data, especially for Indonesian products. These data are required to get information about temperature change when product was processed like heating or cooling. It is worth to optimize efficiency of energy. The objective of this study was to predict thermal diffusivity and conductivity of minimmaly processed product of arummanis mangoes. The value was determined numerically with direct and indirect methods. The result showed that thermal conductivity was 0.6058 W/moC while thermal diffusivity was 1.70 x 10-7 m2/s (direct method).ABSTRAKPada perancangan suatu sistem pengolahan hasil pertanian diperlukan pengetahuantentang sifat-sifat panas suatu bahan diantaranya panas jenis, konduktivitas, dan difusivitas panas. Nilai-nilai tersebut untuk produk pertanian lokal sangat jarang ditemukan, sehingga dalam aplikasinya sering digunakan data sifat panas dari literatur luar yang belum tentu sesuai dan tepat dengan produk dalam negeri, hal ini dapat menyebabkan terjadinya bias dalam perhitungan dan perancangan. Studi ini bertujuan untuk menentukan sifat-sifat panas dari produk mangga arummanis terproses minimal. Hasil studi ini mendapatkan bahwa nilai panas konduktivitas panas mangga arummanis terproses minimal adalah 0.6058 W/moC, sedangkan nilai difusivitas panasnya adalah 1.70x10-7 m2/detik.
Pengaruh Penambahan Garam Natrium Dalam Proses Pengendapan Limbah Pengolahan Gambir Terhadap Rendemen Tanin Muchtar, Hendri
Jurnal Litbang Industri Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.336 KB) | DOI: 10.24960/jli.v3i1.621.59-65

Abstract

Wastewater from gambier industry which contains tannin has not been utilized optimally yet. The wastewater does not hold up in storage because is often overgrown with fungus, so that in the solid / powdery tannins will be more profitable. To get the tannins precipitate, it had been done research about the effect of settling material to the formation of gambier dye from waste gambier industry. This study aimed to obtain optimum yield of tannins through the precipitation process. Settling material which were used technically NaCl salt and table salt, while for pH regulator used sodium bicarbonate and saturated solution of lime. Phase of precipitation was done by adding NaHCO3  or lime water saturated in such a manner until pH 8. The addition of NaCl salt or table salt with concentration 50 g/L, 100 g/L, 150 g/L, 200 g/L, 250 g/L, 300 g/L, 350g/L, 400 g/L in 200 ml of gambier industry liquid waste. The research result was obtained that the optimum precipitate by the addition of NaCl with concentrations 300 g/L and the use of sodium bicarbonate as a pH regulator gave 30.05% yield. The addition of NaCl with concentrations above 300 g/L gave results which were not much different. Tannin dyes from wastewater of gambier treatment were in the form of brown colour flour.ABSTRAKAir limbah industri pengolahan gambir yang mengandung senyawa tanin saat ini belum dimanfaatkan secara optimum. Limbah cair ini dapat digunakan sebagai sumber warna alami atau tanin, namun tidak tahan dalam penyimpanan karena sering ditumbuhi jamur, sehingga dalam bentuk padatan/tepung tanin akan lebih menguntungkan. Untuk mendapatkan endapan tanin dilakukan penelitian pengaruh penambahan bahan pengendap terhadap pembentukan tanin dari limbah proses pengolahan gambir. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rendemen tanin yang optimal melalui proses pengendapan. Bahan pengendap yang digunakan adalah   garam NaCl  teknis,  garam dapur, sedangkan untuk pengatur pH digunakan  natrium bikarbonat dan larutan jenuh air kapur. Tahap pengendapan pH larutan diatur dengan menambahkan  NaHCO3 atau air kapur jenuh sedemikian rupa sampai pH 8.   Penambahan  garam NaCl atau garam dapur pada bahan tersebut di atas dengan konsentrasi antara 50 g/L, 100 g/L,  150 g/L, 200 g/L, 250 g/L, 300 g/L, 350g/L, 400 g/L pada 200 ml limbah cair pengolahan gambir. Dari hasil penelitian diperoleh endapan yang optimal adalah  dengan penambahan NaCl   teknis dengan konsentrasi 300 g/L dengan menggunakan pengatur pH natrium bikarbonat dengan rendemen sebesar 30,05 %. Penambahan NaCl dengan konsentrasi diatas 300 g/L memberikan hasil yang tidak jauh berbeda.  Zat warna tanin dari limbah cair pengolahan gambir berupa  tepung soga berwarna cokelat.
Biosorpsi Logam Zn Pada Limbah Sintetik Menggunakan Biomassa Campuran Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas sp Hidayati, Hidayati; Lusiana, Uray; Suyono, Yoyon
Jurnal Litbang Industri Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1379.009 KB) | DOI: 10.24960/jli.v3i2.627.85-90

Abstract

Zinc is one of the heavy metals that could be harmful for environment. This metal usually arises from industrial activities. Biosorption of zinc in synthetic waste was conducted using biomass mixture of Pseudomonas aeruginosa and Pseudomonas sp. This research aims to determine the zinc adsorption capacity of the biomass in synthetic waste water. Zinc biosorption was performed at pH 4, room temperature and stirring 800 rpm. Variation of contact time used was 30, 60 and 120 min; and the amount of biomass used was 0.01 g, 0.02 g, 0.03 g, 0.04 g and 0.05 g. The highest zinc biosorption capacity was obtained 25.43% at the time of 120 minutes and the amount of biomass used 0.01 g. The optimum condition for biomass biosorption and removal capacity based on the correlation between experimental data and mathematical models was obtained with the addition of 0.04 g of biomass with correlation coefficient (R ) 1 and 0,965 respectively.ABSTRAK Salah satu logam berat yang berbahaya dari hasil kegiatan industri adalah logam Zn (seng). Biosorpsi logam Zn pada limbah sintetik dilakukan dengan menggunakan biomassa campuran Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas biomassa dalam mengadsorpsi logam Zn pada limbah sintetik. Biosorpsi logam Zn dilakukan pada kondisi pH 4, temperatur ruang dan pengadukan 800 rpm. Variasi waktu kontak dilakukan pada 30, 60 dan 120 menit  dan menggunakan jumlah biomassa 0,01 g, 0,02 g, 0,03 g, 0,04 g  dan 0,05 g. Kapasitas biosorpsi logam Zn tertinggi diperoleh sebesar 25,43% pada waktu 120 menit dengan jumlah biomassa 0,01 g. Kondisi optimum biosorpsi logam Zn berdasarkan korelasi antara data eksperimen dan model matematika diperoleh pada penambahan jumlah biomassa sebesar 0,04 g baik untuk kapasitas biosorpsi logam Zn maupun efisiensi removal logam Zn dengan nilai koefisien korelasi (R2) masing-masing adalah 1 dan 0,965.
Pengaruh Suhu dan Waktu Pengarangan Terhadap Kualitas Briket Arang dari Limbah Tempurung Kelapa Sawit Purwanto, Joko; Sofyan, Sofyan
Jurnal Litbang Industri Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.755 KB) | DOI: 10.24960/jli.v4i1.638.29-38

Abstract

Oil palm shell waste is a solid waste that is generated from processing of palm oil. This waste can be utilized as charcoal briquettes that can be used as an alternative energy to increase the added value. The research purpose to obtain charcoal briquettes of palm shell waste that technically meet requirement of fuel quality. The treatments of the research were carbonization temperature (4000C, 5000C and 6000C) and carbonization time (2 hours, 3 hours, and 4 hours). The charcoal powder was mixed with adhesive amylum 5% and moulded in cylinder form with diameter 3 cm and height 7 cm. The obtained briquettes was analyzed the quality consisted of water content, ash content, carbon content, volatile matter content, sulfur content, calorific  value, density and compressive strength. Based on analysis result and data processing were found that carbonization temperature and time very significantly effected on the quality of charcoal briquettes. The best charcoal briquette in term of its calorific value was obtained from treatment of charcoal temperature 600oC and charcoal time 2 hours with characteristics of the water content 2.92%, ash content 5.83%, carbon content 7021.76 cal/g, density 0.97 g/cm3 and compressive strength 7.08 kg/cm2. This charcoal briquettes met the quality requirement for wood charcoal briquette according to Indonesia National Standard 01-6235-2000.ABSTRAKLimbah tempurung kelapa sawit merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit. Untuk meningkatkan nilai tambah, maka limbah ini dapat dimanfaatkan menjadi briket arang yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber energi alternatif. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan briket arang tempurung kelapa sawit yang secara teknis dapat memenuhi persyaratan kualitas bahan bakar. Perlakuan yang digunakan yaitu suhu pengarangan (400OC, 500O C dan 600OC) dan waktu pengarangan (2 jam, 3 jam, dan 4 jam). Arang serbuk dicampur dengan perekat amylum 5% dan dicetak berbentuk silinder dengan diameter 3 cm dan tinggi 7 cm. Briket yang dihasilkan dianalisis mutunya yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar karbon, kadar zat terbang, kadar sulfur, nilai kalor, kerapatan dan kekuatan tekan. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data diperoleh bahwa suhu dan waktu pengarangan berpengaruh sangat nyata terhadap kualitas briket arang. Briket arang yang terbaik ditinjau dari nilai kalornya diperoleh dari perlakuan suhu pengarangan 600oC dan waktu pengarangan 2 jam dengan karakteristik kadar air 2,92%; kadar abu 5,83%; kadar karbon 72,93%; kadar zat terbang 18,31%; kadar sulfur negatif; nilai kalor 7021,76 kal/g; kerapatan 0,97 g/cm3 dan kekuatan tekan 7,08 kg/cm2. Produk briket arang ini memenuhi syarat mutu briket arang kayu sesuai Standar Nasional Indonesia 01-6235-2000.

Page 4 of 33 | Total Record : 329