cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Articles 141 Documents
KOMPOSISI KIMIA, POTENSI ANTIOKSIDAN DAN ANTIMIKROBA SERTA MANFAAT KESEHATAN TEH PUTIH Nurul Azizah Choiriyah; Arya Putra Sundjaja
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 16, No 2 (2021): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v16i2.6689

Abstract

Teh putih merupakan jenis teh yang melibatkan proses paling sederhana dibandingkan jenis teh lainnya karena tidak melibatkan oksidasi enzimatis dan fermentasi. Teh putih mengandung berbagai senyawa kimia yang berfungsi sebagai antioksidan dan antimikroba sehingga memiliki berbagai macam efek terhadap kesehatan. Senyawa kimia juga berfungsi sebagai pembentuk flavor. Tujuan dari review ini adalah mengulas kandungan kimia teh putih yang berkontribusi terhadap pembentuk flavor, potensi antioksidan, antimikroba dan manfaat kesehatan. Senyawa yang berkontribusi terhadap pembentuk rasa pada teh putih diantaranya katekin, asam amino, kafein dan theasinensin. Terdapat 16 senyawa aktif aroma pada teh putih sebagai berikut kamfena, linalool, trans-β-damascenone, 2-hexanone, benzeneacetaldehyde, safranal, 3-hexanol, cis-linalool oxide, trans-linalool-oxide, hotrienol, geraniol, benzil alkohol, αterpineol, trans-β-ionone, indol dan fenil etil alkohol. Antioksidan pada teh putih diantaranya polifenol, katekin, tanin dan flavonoid. Manfaat kesehatan teh putih diantaranya untuk meregulasi metabolisme lipid, antidiabetes, anti proliferasi dan menjaga kepadatan tulang.  Kata kunci: antioksidan, antimikroba, flavor, teh putih
PEMBUATAN BIOBRIKET DARI SERASAH DAN AMPAS KOPI SERTA PENAMBAHAN LIMBAH BUBUK KAKAO SEBAGAI PENGAROMA Achmad Hadiasyah; Alimuddin Hamzah Assegaf; Farid Samawi
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 16, No 2 (2021): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v16i2.7101

Abstract

Serasah memiliki nilai kalori sebesar 6180,41 kal/g (Naparin dkk, 2019) dan ampas kopi memiliki nilai kalori sebesar 4713 kal/g (Kusuma et al, 2017), merupakan contoh jenis sampah organik yang bisa di manfaatkan sebagai sumber energi alternatif dalam bentuk biobriket. Biobriket adalah kumpulan arang dari biomassa yang telah terkarbonisasi. Selain untuk mendapatkan komposisi yang tepat antara serasah dan ampas kopi yang memenuhi syarat mutu sesuai SNI 01-6235-2000, Penelitian ini juga fokus pada peningkatan mutu biobriket dari segi aroma yang khas dengan penambahan limbah bubuk kakao. Penelitian ini menggunakan desain percobaan faktorial dengan perlakuan komposisi serasah masing-masing 90%,70%, 50% serta komposisi ampas kopi masing-masing10%,30% dan 50%. Hasil penelitian menunjukkan kadar air yakni 6,59% -7,88%, kadar abu yakni 6,81% -8,01%, kadar zat terbang yakni 40,20%-41,88%, kadar karbon terikat yakni 43,57%-44,91% dan nilai kalori yakni 5000,84 cal/g – 5031,78 cal/g. Penerimaan panelis terhadap aroma perlakuan 90% serasah dan 10% ampas kopi ialah 6 40%) suka; 8(53%) cukup suka; 1(7%) tidak suka ; perlakuan 70% serasah dan 30% ampas kopi ialah 7 (47%) suka; 7(46%) cukup suka; 1(7%) tidak suka; perlakuan 50% serasah dan 50% ampas kopi ialah 7(47%) suka; 8(53%) cukup suka. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah perlakuan 90% serasah dan 10% ampas kopi.
FERMENTASI SINGKAT BIJI KAKAO MENGGUNAKAN KULTUR CAMPURAN JENIS BIONKA Medan Yumas
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 16, No 2 (2021): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v16i2.7418

Abstract

Biji kakao yang dihasilkan oleh petani saat ini memiliki mutu yang masih rendah, terutama kekuatan aroma, warna, dan citarasa khas cokelat. Biji kakao yang diolah dan dijual para petani umumnya hanya biji asalan. Tujuan penelitian ini mengetahui efek kultur campuran jenis bionka dalam mempersingkat waktu fermentasi. Penelitian ini terdiri dari pembuatan kultur campuran bionka, fermentasi biji kakao satu hari dengan penambahan kultur campuran bionka, fermentasi tiga hari dan lima hari tanpa penambahan kultur, pembuatan bubuk kakao dan analisis. Fermentasi menggunakan kultur campuran jenis bionka selama satu hari memberikan hasil temperatur optimum 47 oC, derajat keasaman (pH) 5,68; indeks fermentasi 1,01; biji ungu (slaty) 0%; biji fermentasi memenuhi SNI 01-2323-2008; nilai sensorik atribut aroma, warna biji kakao cokelat, dan citarasa diatas skor 4 artinya suka, serta memiliki warna cokelat kuat dan tidak tumbuh jamur pada penyimpanan 1, 3, dan 5 bulan.
KRITERIA PARAMETER MUTU GREEN COFFEE POWDER UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN STANDAR PRODUK KOPI (ULASAN) Hari Purwanto; Melia Ariyanti; Asma Assa; Tri Muhadi Rahman
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Industri hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i1.7712

Abstract

Green coffee powder (GCP) adalah produk kopi yang tidak melalui proses sangrai dan tanpa penambahan bahan lain. GCP tergolong produk pangan segar asal tumbuhan (PSAT). Produk ini sudah dikomersilkan melalui e-commerce baik dalam bentuk powder maupun kapsul, namun belum didukung dengan standar yang menjadi syarat mutu. Kajian ini bertujuan untuk menentukan kritera mutu GCP sekaligus untuk mendukung pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI). Kajian dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi observasi ke IKM penggiat kopi antara lain IKM Kopi Puncak Malino dan IKM Kopi Turaya. Selain itu, telah dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan berbagai stakeholder yang bertindak sebagai narasumber dan peserta baik dari kalangan pemerintah, akademisi, asosiasi dan industri. Hasil dari kegiatan observasi dan FGD menjadi bahan masukan penulis dalam menentukan kriteria mutu GCP berdasarkan aspek kualitas, keaslian produk, aktivitas dan keamanan pangan. Kriteria mutu tersebut antara lain keadaan produk, kadar air, kadar dan kealkalian abu, ukuran partikel, kadar kafein, sari kopi, asam klorogenat, cemaran mikroba, dan cemaran logam. Kajian ini belum menetapkan syarat nilai dari tiap kriteria mutu yang direkomendasikan. Seluruh kriteria mutu mengacu pada SNI 8964:2021 Kopi Sangrai dan Kopi Bubuk
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA PERMEN COKELAT TIRAMISU Andi Tenri Fitriyah; Hendra Saputra Setiawan; Abdul Halik; Baharuddin Baharuddin; Ratri Retno Utami; M. Mukhlis Afriyanto
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Industri hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i1.7685

Abstract

Daun jambu biji mengandung tanin yang dapat berperan sebagai antioksidan, anti diare, dan anti bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi perbandingan terbaik antara cokelat tiramisu dengan ekstrak daun jambu biji dan mengetahui kadar air, total lemak, serta sifat organoleptik dari cokelat tiramisu yang dihasilkan. Perlakuan penelitian yaitu cokelat tiramisu dengan konsentrasi (100%, 95%, 90%, 85%) dan ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi (0%, 5%, 10%, 15%). Analisis data menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan empat taraf perlakuan dan tiga kali ulangan. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa semakin banyak ekstrak daun jambu yang ditambahkan akan mengakibatkan kadar air semakin tinggi, kadar lemak semakin rendah, dan sifat organoleptik yang semakin tidak disukai panelis. Kadar lemak permen cokelat tiramisu dengan penambahan ekstrak daun jambu biji yang dihasilkan dalam penelitian ini masih memenuhi SNI 7934:2014 Cokelat dan produk-produk cokelat
KARAKTERISASI MUTU PASTA GIGI DENGAN PENAMBAHAN GARAM DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DITINJAU DARI SNI 12-3524-1995 G. Gusnawati; Zakir Sabara; Munira Munira; Syamsul Bakhri
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Industri hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i1.7637

Abstract

Kandungan garam yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan gigi adalah fosfor yang berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi. Minyak kelapa murni (VCO) juga dapat digunakan sebagai salah satu cara menghilangkan kerak gigi, karena minyak kelapa murni banyak mengandung asam laurat yang merupakan zat anti peradangan dan anti mikroba alami.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakterisasi pasta gigi dengan penambahan garam dan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai alternatif zat anti mikroba alami sebagai pengganti komposisi bahan sintetik pada pasta gigi yang beredar di pasaran. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental dengan tahapan penelitian terdiri dari proses penghalusan garam, proses pembuatan formulasi pasta gigi campuran tambahan garam dan Virgin Coconut Oil (VCO), serta analisis terhadap sifat-sifat produk pasta gigi yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula terbaik pada pembuatan pasta gigi dengan penambahan konsentrasi garam 1 g dan VCO 1 mL yaitu pada formula 3 dengan indikator lembut, homogen, warna putih, bersifat pasta, aroma menthol, pH (8,7), viskositas (46.000 Cps), tidak terdapat cemaran mikroba ALT dan E.coli, dan telah memenuhi persyaratan SNI-12-3524-1995.
PRODUCTION MANAGEMENT OF CRUDE PALM OIL (CASE STUDY AT “X” COMPANY Baharuddin Baharuddin; Kadek Rantawan; Andi Tenri Fitriyah; Ratri Retno Utami; Nurhayati Nurhayati; Mulono Apriyanto
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Industri hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i1.7536

Abstract

Factors that influence Crude Palm Oil (CPO) production is the increase in CPO consumption and with the implementation of CPO production process management, it can meet domestic and export demand. The purpose of this study was to determine the application of CPO production process management at “X” Co. This research has been conducted from May to June 2018. The data collection technique was purposive sampling with descriptive analysis. The results obtained indicate that based on the implementation of production management, improvements are still needed through increasing CPO production by increasing the capacity of production machines from 2.5 tons per lorry to 10 tons per lorry. In addition, it is also necessary to improve the quality of human resources and products to increase the company's competitiveness. Keywords: management, production, demand, CPO, planning
SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI PRODUK COKELAT DENGAN PENAMBAHAN MINYAK SAWIT MERAH Hasrul Hasibuan; Rizky Kurniawan
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Industri hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i1.7629

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk memformulasi cokelat berbahan biji kakao dengan penambahan minyak sawit merah (MSM). Selain sebagai sumber lemak, MSM juga merupakan sumber karoten (pro-vitamin A) pada cokelat. Pembuatan cokelat dilakukan dengan memvariasikan jumlah biji kakao (10-25%) dan MSM (15-30%). Sifat fisiko kimia cokelat diamati dari ukuran partikel, kadar lemak, komposisi asam lemak, titik leleh, kandungan lemak padat, kadar karoten dan uji organoleptik. Semakin banyak jumlah MSM menyebabkan ukuran partikel cokelat semakin halus, sedangkan kadar lemak, kadar asam palmitat, titik leleh, kandungan lemak padat pada 30 °C, dan kadar karoten meningkat. Kesukaan tertinggi cokelat terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa diperoleh pada formula biji kakao 10% dan MSM 30%. Pada formula tersebut, cokelat memiliki ukuran partikel 0,07 mm, lemak 41,48%, kadar asam palmitat 46,1%, asam stearat 9,91%, asam oleat 30,2%, dan asam linoleat 9,4%, titik leleh 39 °C, kandungan lemak padat pada 30 °C 5% dan kadar karoten 256 ppm. Cokelat yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan pengisi dan pelapis untuk biskuit.
ANALISIS PROSES DAN KELAYAKAN USAHA PRODUKSI TEPUNG PATI AREN DI KECAMATAN RANCAKALONG, KABUPATEN SUMEDANG, JAWA BARAT Ahmad Thoriq; Rizky Mulya Sampurno; Boy Macklin Pareira Prawiranegara; Muhamad Lukman Firdaus Faturohman
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 2 (2022): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i2.7182

Abstract

Tepung pati aren merupakan bahan baku bihun, sohun, mie dan bakso. Secara umum tahapan prosesnya sama dengan pengolahan pati sagu namun terdapat perbedaan mekanisme kerja pada beberapa tahapan proses yang dipengaruhi oleh kebiasaan kerja. Penelitian ini bertujuan menganalisis proses dan kelayakan usaha produksi tepung pati aren kering. Penelitian ini menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan produksi tepung pati aren kering yaitu membelah log batang aren, pemarutan, pengadukan empulur hasil parutan, pemisahan serat kasar, penyaringan empulur halus, pengendapan, pengemasan pati basah, pengeringan dan pengemasan tepung pati kering. Kapasitas produksi pabrik yaitu 3.295 kg/hari dengan rendemen tepung pati basah sebesar 12,95% dan tepung pati kering sebesar 7,11%. Biaya produksi tepung pati kering yaitu sebesar Rp25.293.606 perbulan dan harga pokok produksi sebesar Rp4.153 perkg. Pada suku bunga 14%/tahun diperoleh nilai NPV Rp1.043.249.431, BCR 1,63, IRR 29,30% dan PBP pada bulan ke-4.
KARAKTERISTIK KIMIA, SENSORI DAN MIKROBIOLOGI COKELAT DENGAN CAMPURAN SAWI HIJAU DAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L.) MENGGUNAKAN BIJI KAKAO FERMENTASI Sitti Ramlah; Wahyuni Wahyuni; Andi Nur Amalia; Dwi Indriana
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 2 (2022): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i2.7825

Abstract

Biji kakao fermentasi merupakan bahan baku pembuatan produk cokelat. Untuk meningkatkan kandungan gizi atau nutrisi dari cokelat maka dilakukan pembuatan cokelat dengan penambahan sayur sawi dan jagung manis pada proses pembuatan cokelat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia, sensori dan mikrobiologi cokelat dengan campuran sawi dan jagung manis. Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan yaitu: cokelat dengan campuran sawi dan cokelat dengan jagung manis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh produk cokelat sawi hijau mempunyai karakteristik mengandung kadar air 1,52%, karbohidrat 54,29%, protein 9,28%, lemak 29,74%, serat kasar 1,04%, kadar abu 1,93%, ALT 2,4 x 102 (koloni/g), Escherichia coli < 3,0(APM/g), serta disukai oleh panelis dari segi uji organoleptik (cita rasa, warna, aroma dan tekstur). Cokelat jagung manis mengandung kadar air 1,34%, karbohidrat 58,33%, protein 10,17%, lemak 24,87%, serat kasar 1,27%, kadar abu 1,96%, ALT 2,8 x 102 (koloni/g), Escherichia coli < 3,0 (APM/g), serta disukai oleh panelis dari segi uji organoleptik (cita rasa, warna, aroma dan tekstur).