cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Warta IHP (Warta Industri Hasil Pertanian)
Published by Politeknik AKA Bogor
ISSN : 02151243     EISSN : 26544075     DOI : -
Warta IHP (Industri Hasil Pertanian) is a Scientific Journal which is sourced from research papers, new theoretical/interpretive findings, and critical studies or reviews (by invitation) in the agro-based industry scope that cover any discipline such as: food science and technology, agricultural industry technology, chemistry and essential oils, agricultural products processing machinery, food microbiology, renewable energy, chemical analysis, and food engineering.
Arjuna Subject : -
Articles 804 Documents
Pengaruh Proses Perebusan Terhadap Profil Bobot Molekul dan Tingkat Alergenisitas Protein pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Puji Astuti; Nurheni Sri Palupi; Didah Nur Faridah
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 39, No 1 (2022)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v39i1.7438

Abstract

Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) pada sebagian orang dapat memicu alergi bila dikonsumsi. Dengan pengolahan seperti proses perebusan diharapkan dapat menurunkan sifat alergenitas protein udang tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh karakterisasi terkait adanya perubahan profil bobot molekul (BM) protein alergen dan tingkat alergenitas udang vaname selama proses perebusan. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode perebusan, ekstraksi, uji kadar protein terlarut dengan metode Bradford, uji profil bobot molekul dengan metode elektoroforesis sodium dodecyl sulfate polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE), dan uji alergenisitas dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perebusan udang vaname pada suhu 100 oC selama 10 menit menyebabkan terjadinya penurunan kadar protein terlarut dengan metode Bradford secara signifikan yakni sebesar 95,61%. Profil elektoroforesis SDS-PAGE menunjukkan adanya beberapa pita protein yang hilang selama proses perebusan, dan terdapat juga beberapa pita protein yang diduga sebagai alergen pada udang vaname yang tahan terhadap panas yaitu troponin, tropomiosin dan paramiosin dengan ukuran bobot molekul (BM) berturut-turut adalah 29, 37, dan 103 kDa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses perebusan terhadap udang vaname pada suhu 100 oC selama 10 menit dapat memengaruhi profil BM protein udang vaname, namun belum mampu menurunkan tingkat alergenisitasnya secara signifikan.
Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Sari Buah Pedada (Sonneratia caseolaris) dengan Penambahan Kolagen Sisik Ikan Bandeng (Chanos chanos, Forskal) dan Karaginan Sebagai Stabilizer Yus Isnainita Wahyu; Yunike Anggita Putriani; Puji Sugeng Ariadi
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 39, No 1 (2022)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v39i1.6725

Abstract

Penelitian dilakukan di Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penambahan kolagen dan karaginan pada karakteristik fisikokimia dan organoleptik pada sari buah pedada jenis pedada. Rancangan penelitian yang digunakan yakni RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan kolagen yang digunakan 2% dan karaginan 0,1, 0,3, 0,5, 0,7 dan 0,9%. Penambahan kolagen dan karaginan berpengaruh secara nyata terhadap viskositas, dan total endapan namun tidak berpengaruh nyata terhadap pH dan total padatan terlarut. Rerata nilai viskositas sari buah pedada berkisar 1,9 mPa.s sampai dengan 62,90 mPa.s.  Rerata padatan terlarut adalah 16,33 sampai dengan 16,66 °Brix, rerata pH adalah 2.86 sampai dengan 2.93 dengan total endapan berkisar antara 0,96 sampai dengan 1,84 cm. Pengujian secara organoleptik, menunjukkan bahwa pemberian jumlah karaginan berpengaruh terhadap rasa dan warna serta memberikan pengaruh tidak beda nyata pada parameter uji tekstur dan kesukaan. Panelis lebih menyukai sari buah pedada perlakuan 0,5% dengan rasa yang segar sedikit asam, tekstur yang cair dan warna kuning kecoklatan khas buah pedada.
Sifat Fisik Dan Sensoris Beras Analog dari Tepung Cassava Termodifikasi Fisik yang Disubstitusi dengan Tepung Kacang Hijau Nur Annisa Metya Novikasari; Iffah Muflihati
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 39, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v39i2.7079

Abstract

Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari bahan baku non beras. Tepung cassava dan tepung kacang hijau merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan beras analog. Modifikasi tepung cassava secara annealing, heat moisture treatment dan autoclaving-cooling bertujuan untuk memperbaiki karakteristik beras analog. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modifikasi fisik tepung cassava dan rasio tepung cassava termodifikasi tepung kacang hijau terhadap sifat fisik dan organoleptik beras analog. Penelitian ini menggunakan rasio tepung cassava termodifikasi serta tepung kacang hijau yaitu 1:1, 2:1, 3:1 Analisis fisik yang dilakukan yaitu bulk density, kekerasan, warna (L*, a*, b*), WAI, dan WSI. Uji sensoris dilakukan dengan metode hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis modifikasi dan rasio tepung cassava termodifikasi dan tepung kacang hijau meningkatkan warna (a*, b*), WAI, WSI serta menurunkan bulk density, kekerasan, warna L*. Uji sensoris secara hedonik menunjukkan bahwa panelis cenderung menyukai beras analog.
Pengaruh Formulasi Tepung Kimpul Pragelatinisasi dan Isolat Protein Kedelai terhadap Karakteristik Sifat Fisikokimia dan Sifat Organoleptik Makaroni Goreng Ahmad Nafi’; Rina Dian Safitri; Giyarto -; Dani Setiawan; Nurud Diniyah
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 39, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v39i2.7163

Abstract

Makaroni merupakan produk ekstrudat berbentuk pipa yang termasuk dalam kategori makanan ringan. Bahan baku utama pengolahan makaroni adalah terigu. Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan kebutuhan terigu, sehingga untuk pembuatan makaroni dapat dilakukan dengan penggunaan bahan pangan lokal. Umbi kimpul mengandung komponen utama pembentuk macaroni yaitu pati sebesar 69,45% dengan kadar amilosa mencapai 13,64%. Tepung kimpul memiliki sifat profil pati yang lebih rendah dibandingkan terigu. Peningkatan sifat pati tepung kimpul dapat dilakukan dengan praproses pragelatinisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan campuran tepung terigu dengan konsentrasi konstan (variabel tetap), dan dengan penambahan konsentrasi tepung kimpul pragelatinisasi dan isolat protein kedelai (variabel berubah) sehingga menghasilkan makaroni dengan karakteristik fisiko-kimia dan organoleptik yang baik dan disukai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Faktor tersebut adalah perbandingan tepung kimpul pragelatinisasi dan isolat protein kedelai yang terdiri atas 6 level: P1 (60,0:37,5:2,5%); P2 (60,0:35,0:5,0%); P3 (60,0:32,5:7,5%); P4 (60,0:30,0:10,0%); P5 (60,0:25,0:12,5%); P6 (60,0:27,5:15,0%), dan Kontrol (100,0:0,0:0,0%). Parameter pengamatan penelitian meliputi: sifat fisik (lightness, tekstur, derajat pengembangan, daya serap air), sifat organoleptik (warna, rasa, kerenyahan, keseluruhan), uji efektivitas untuk menentukan 3 perlakuan terbaik dan dilanjutkan dengan uji sifat kimia (kadar air, abu, lemak, protein, dan karbohidrat) makaroni goreng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panelis menyukai makaroni formulasi P4 (terigu 60%: tepung kimpul pragelatinisasi 30%: isolat protein kedelai 10%). Makaroni P4 memiliki nilai warna sebesar 51,85; tekstur 128,47%; daya pengembangan 52,85%; daya serap air 61,84%; kesukaan warna 4,04 (agak suka); kesukaan rasa 4,88 (suka); kesukaan kerenyahan 5,12 (suka); kesukaan keseluruhan 4,8 (suka); kadar air 2,32%; kadar abu 0,68%; kadar lemak 18,39%; kadar protein 10,99%; dan kadar karbohidrat 67,62%.
Pengaruh Tinggi Tumpukan dan Proses Tempering Terhadap Mutu Gabah yang Dikeringkan dengan Fluidized Bed Dryer Devi Tanggasari; Leopold Oscar Nelwan; Muhamad Yulianto; I Wayan Astika
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 39, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v39i2.5434

Abstract

Salah satu pengeringan mekanis yang dapat diterapkan untuk mengeringkan gabah yaitu fluidized bed dryer (FBD), namun penggunaan suhu tinggi yang terlalu lama dapat mempengaruhi kualitas gabah yang dihasilkan sehingga diperlukan proses tempering. Tempering dilakukan diantara pengeringan pertama dan pengeringan selanjutnya untuk mencegah terjadinya keretakan. Tujuan penelitian ini adalah menguji kinerja pengeringan FBD dua tahap dengan dan tanpa tempering, serta menguji mutu beras berdasarkan persentase beras kepala dan beras patah hasil pengeringan menggunakan FBD dengan dan tanpa tempering yang dilanjutkan dengan pengeringan pada suhu udara lingkungan. Secara garis besar gabah dikeringkan menggunakan alat pengering FBD hingga kadar air ±20% basis basah dengan tinggi tumpukan 10 dan 15 cm, kemudian dilanjutkan dengan proses tempering dan dikeringkan menggunakan udara lingkungan. Fluidisasi dapat berlangsung dengan baik pada kisaran kecepatan superfisial 3,963-3,946 m/s di tinggi tumpukan 10 cm dan 3,640-3,623 m/s pada tinggi tumpukan 15 cm. Persentase beras kepala yang paling tinggi terdapat pada perlakuan yang menggunakan tempering selama 2 jam dan dilanjutkan dengan kering angin lingkungan sebesar 96,38+0,180% pada tinggi tumpukan 10 cm dan 92,38+0,333% pada tinggi tumpukan 15 cm, sedangkan perlakuan tempering yang dikeringkan kembali menggunakan FBD menghasilkan persentase beras kepala yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa tempering yaitu sebesar 86,23+0,201% pada tinggi tumpukan 10 cm dan 84,41+0,279% pada tinggi tumpukan 15 cm.
Pengaruh Temperatur Spray Drying dan Konsentrasi Maltodekstrin terhadap Karakteristik Kimia dan Organoleptik Serbuk Minuman Instan Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) Ir. Lukman Junaidi; Hendra Wijaya; Ayum Dianingsih; Dudung Angkasa
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 39, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v39i2.7718

Abstract

Konsumsi sayuran bayam merah dapat memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan. Tetapi sayuran segar mudah rusak dan sulit didistribusikan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian proses produksi serbuk bayam merah dengan proses spray drying, yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya tahan simpan dan memudahkan proses distribusinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh suhu spray drying dan konsentrasi maltodekstrin terhadap karakteristik mutu (kadar air, abu, besi dan vitamin C) minuman serbuk instan bayam merah. Variasi perlakuan meliputi suhu inlet spray drying (140°C, 160 °C, 180°C) dan konsentrasi maltodekstrin (10% dan 20%). Hasil penelitian memperlihatkan suhu inlet spray drying dan konsentrasi maltodekstrin memberikan pengaruh signifikan terhadap warna dan aroma minuman instan bayam merah. Produk terbaik berdasarkan tingkat kesukaan tertinggi (74,08 ± 19,84) adalah sampel dengan penambahan konsentrasi maltodekstrin 20% dan suhu inlet spray drying 160°C yang memiliki rendemen 9,65%; kadar air 5,33%; abu 0,38%; zat besi 12,6 mg/kg dan vitamin C 4,40 mg/kg.
Penyusunan Informasi Nilai Gizi pada Kemasan Keripik Buah di UMKM Darsa berdasarkan Peraturan BPOM Syahrizal Nasution; Isnaini Rahmadi; Dea Tio Mareta; Lasuardi Permana; Ilham Marvie; Samsu Udayana Nurdin
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 39, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v39i2.7122

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan informasi nilai gizi (ING) keripik pisang dan nangka sehingga dapat dicantumkan dalam kemasan produk UMKM Darsa dan memenuhi kewajiban pada peraturan BPOM. Metode dilakukan berdasarkan peraturan BPOM no. 16 tahun 2020. ING dinyatakan per takaran saji dan dicantumkan dalam tabel. Jenis & jumlah gizi, persentase angka kecukupan gizi (AKG), serta catatan AKG dituliskan dalam tabel ING. Persentase AKG dihitung dari acuan label gizi (ALG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ING keripik pisang (takaran saji 25 g, 4 sajian per kemasan) memiliki energi total 140 kkal, protein 1 g (1% AKG), karbohidrat total 16 g (5% AKG), lemak jenuh 6 g (29% AKG), lemak total 8 g (12% AKG), gula 0 g, dan garam 150 mg (10% AKG). Adapun ING keripik nangka (takaran saji 25 g, 4 sajian per kemasan) memiliki energi total 110 Kkal, protein 1 g (2% AKG), karbohidrat total 18 g (6% AKG), lemak jenuh 3 g (16% AKG), lemak total 4 g (6% AKG), gula 13 g, dan garam 30 mg (2% AKG). ING keripik pada penelitian ini berguna untuk masyarakat dalam memilih pangan olahan sesuai dengan gizi yang dibutuhkan.
Pendugaan Umur Simpan Produk Ready To Drink (RTD) Bunga Telang dengan Evaluasi Sensori menggunakan Survival Analysis Muhammad Iqbal Ramadhan; Sylvia Oktavia Kusumawardani; Ardiansyah -; Laras Cempaka; Nurul Asiah; Rizki Maryam Astuti; Wahyudi David
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 39, No 2 (2022)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v39i2.6847

Abstract

Bunga telang memiliki pigmen antosianin yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna pada makanan dan minuman. Ready To Drink (RTD) bunga telang terbuat dari campuran air, gula dan biji chia serta bunga telang (Clitoria Ternatea) dengan rasa jeruk nipis. Tujuan penelitian ini adalah menentukan umur simpan produk RTD bunga telang dengan menggunakan evaluasi sensori, survival analysis. Lima puluh orang panelis melakukan pengujian pada setiap 3 hari hingga 15 hari dengan suhu simpan produk 4, 27 dan 37°C. Parameter yang digunakan adalah uji sensori, analisis total mikroba dan kapang, pengukuran pH, warna dan total padatan terlarut (TPT). Pada penelitian ini, umur simpan produk pada suhu 4, 27 dan 37°C memberikan hasil berbeda yaitu 6, 4 dan 3 hari. Total mikroba pada hari ke-6 pada suhu 4°C telah melewati batas maksimum, sementara suhu 27 dan 37°C pada hari ke-3, sedangkan total kapang khamir telah melewati batas maksimum pada hari ke-6. Nilai pH pada ketiga suhu berada pada kisaran nilai 3,19 hingga 3,51. Nilai ∆E* pada suhu 4 dan 27°C berada pada kisaran 2,0-3,0 yaitu sedikit terlihat, sedangkan 37°C terdapat nilai yang melebihi 3,0 yaitu terlihat dengan baik. Nilai TPT mengalami penurunan tetapi tidak berbeda nyata. Suhu 4°C merupakan kondisi penyimpanan optimum dibandingkan suhu lainnya.
Pengaruh Pelapisan Kitosan Kulit Udang Terhadap Umur Simpan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap Rinto Muhammad Nur; Bahtila Hakiang; Resmila Dewi
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 40, No 1 (2023)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v40i1.7000

Abstract

ABSTRAK: Ikan asap merupakan hasil olahan perikanan yang banyak digemari oleh masyarakat, namun umur simpan ikan asap cukup singkat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengawetan. Salah satu bahan alami yang dapat dijadikan bahan pengawet adalah kitosan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pelapisan kitosan terhadap umur simpan ikan asap. Ikan yang digunakan adalah ikan tongkol (Euthynnus affinis). Ikan asap dilapisi dengan minyak kelapa (kontrol+), asam asetat 0,5% (kontrol++), dan larutan kitosan (0,5; 1; 1,5; dan 2%). Ikan asap diamati organoleptiknya yang meliputi kenampakan, bau, rasa, dan tekstur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai organoleptik ikan asap yang dilapisi kitosan 2% masih memenuhi syarat minimal yang ditetapkan oleh BSN untuk ikan asap yaitu 7. Pada penyimpanan hari ke 4, nilai organoleptik kenampakan, tekstur, dan bau ikan asap 7, sedangkan nilai organoleptik rasa 6—7. Penggunaan kitosan dapat memperpanjang umur simpan ikan asap hingga empat hari dengan konsentrasi terbaik 2%.
Eksplorasi Formula dan Kandungan Gizi Dodol dengan Penambahan Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Kacang hijau (Vigna radiata) Luh Putu Prema Wadhani; Lalu Yulendra; Sri Wahyuningsih
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 40, No 1 (2023)
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v40i1.7198

Abstract

ABSTRAK: Daun kelor dan kacang hijau merupakan salah satu komoditi pangan yang memiliki potensi untuk dapat dikembangkan dan memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh. Pemanfaatan daun kelor dan kacang hijau dapat dilakukan dengan cara mengembangkan dalam produk olahan seperti dodol. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi formula terbaik dodol dengan penambahan daun kelor dan kacang hijau serta kandungan nutrisinya. Penelitian ini merupakan Research and Development yang menggunakan model 4D yaitu define, design, development dan disseminate. Uji organoleptik dilakukan pada 30 panelis dengan borang uji organoleptik. Uji kandungan gizi dilakukan dengan uji proksimat (kadar air, abu protein, lemak, karbohidrat by difference) dan total vitamin C. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan uji paired t-test. Formula terbaik dodol yaitu formula 50% daun kelor dan 50% kacang hijau.  Hasil uji kandungan gizi dodol dengan penambahan daun kelor dan kacang hijau terdiri dari kadar air 20,44%, kadar abu 1,58%, protein 4,43%, lemak 4,39%, karbohidrat 80,11% dan vitamin C 4,91%. Penambahan daun kelor dan kacang hijau dengan perbandingan 50%:50% secara efektif dapat diterima dan memiliki kandungan gizi yang baik dibutuhkan oleh tubuh.

Filter by Year

1984 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 40, No 1 (2023) Vol 39, No 2 (2022) Vol 39, No 1 (2022) Vol 38, No 2 (2021) Vol 38, No 1 (2021) Vol 37, No 2 (2020) Vol 37, No 1 (2020) Vol 36, No 2 (2019) Vol 36, No 1 (2019) Vol 35, No 2 (2018) Vol 35, No 1 (2018) Vol 34, No 2 (2017) Vol 34, No 1 (2017) Vol 34, No 1 (2017) Vol 33, No 02 (2016) Vol 33, No 02 (2016) Vol 33, No 01 (2016) Vol 33, No 01 (2016) Vol 33, No 1 (2016) Vol 32, No 02 (2015) Vol 32, No 02 (2015) Vol 32, No 01 (2015) Vol 32, No 01 (2015) Vol 31, No 02 (2014) Vol 31, No 02 (2014) Vol 31, No 01 (2014) Vol 31, No 01 (2014) Vol 31, No 2 (2014) Vol 30, No 02 (2013) Vol 30, No 02 (2013) Vol 30, No 01 (2013) Vol 30, No 01 (2013) Vol 29, No 02 (2012) Vol 29, No 02 (2012) Vol 29, No 01 (2012) Vol 29, No 01 (2012) Vol 28, No 02 (2011) Vol 28, No 02 (2011) Vol 28, No 01 (2011) Vol 28, No 01 (2011) Vol 27, No 02 (2010) Vol 27, No 02 (2010) Vol 27, No 01 (2010) Vol 27, No 01 (2010) Vol 26, No 02 (2009) Vol 26, No 02 (2009) Vol 26, No 01 (2009) Vol 26, No 01 (2009) Vol 25, No 02 (2008) Vol 25, No 02 (2008) Vol 25, No 01 (2008) Vol 25, No 01 (2008) Vol 24, No 02 (2007) Vol 24, No 02 (2007) Vol 24, No 01 (2007) Vol 24, No 01 (2007) Vol 23, No 02 (2006) Vol 23, No 01 (2006) Vol 23, No 01 (2006) Vol 22, No 02 (2005) Vol 22, No 02 (2005) Vol 22, No 01 (2005) Vol 22, No 01 (2005) Vol 21, No 02 (2004) Vol 21, No 02 (2004) Vol 21, No 01 (2004) Vol 21, No 01 (2004) Vol 20, No 1-2 (2003) Vol 20, No 1-2 (2003) Vol 19, No 1-2 (2002) Vol 19, No 1-2 (2002) Vol 18, No 1-2 (2001) Vol 18, No 1-2 (2001) Vol 17, No 1-2 (2000) Vol 17, No 1-2 (2000) Vol 16, No 1-2 (1999) Vol 16, No 1-2 (1999) Vol 15, No 1-2 (1998) Vol 15, No 1-2 (1998) Vol 14, No 1-2 (1997) Vol 14, No 1-2 (1997) Vol 13, No 1-2 (1996) Vol 13, No 1-2 (1996) Vol 12, No 1-2 (1995) Vol 12, No 1-2 (1995) Vol 11, No 1-2 (1994) Vol 11, No 1-2 (1994) Vol 10, No 1-2 (1993) Vol 10, No 1-2 (1993) Vol 9, No 1-2 (1992) Vol 9, No 1-2 (1992) Vol 8, No 02 (1991) Vol 8, No 02 (1991) Vol 8, No 01 (1991) Vol 8, No 01 (1991) Vol 7, No 02 (1990) Vol 7, No 02 (1990) Vol 7, No 01 (1990) Vol 7, No 01 (1990) Vol 6, No 02 (1989) Vol 6, No 02 (1989) Vol 6, No 01 (1989) Vol 6, No 01 (1989) Vol 5, No 02 (1988) Vol 5, No 02 (1988) Vol 5, No 01 (1988) Vol 5, No 01 (1988) Vol 4, No 02 (1987) Vol 4, No 02 (1987) Vol 4, No 01 (1987) Vol 4, No 01 (1987) Vol 3, No 02 (1986) Vol 3, No 02 (1986) Vol 3, No 01 (1986) Vol 3, No 01 (1986) Vol 2, No 02 (1985) Vol 2, No 02 (1985) Vol 2, No 01 (1985) Vol 2, No 01 (1985) Vol 1, No 02 (1984) Vol 1, No 02 (1984) Vol 1, No 1 (1984) Vol 1, No 1 (1984) More Issue