cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Arena Tekstil
ISSN : 05184010     EISSN : 25487264     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal ini memuat artikel dalam bidang tekstil yang meliputi teknik, kimia, material, desain serta konservasi energi dan lingkungan. Jurnal ini mempublikasikan artikel hasil penelitian orisinal yang menyampaikan informasi baru pada bidang tekstil, hasil penelitian teknis yang menggambarkan suatu pengembangan, kemajuan teknis, dan inovasi dalam manufaktur dan processing, teknik laboran dengan data eksperimental yang cukup yang mengilustrasikan kegunaan suatu metoda atau peralatan tertentu, atau artikel tinjauan ilmiah (review) yang mengupas secara kritis suatu topik pada bidang tekstil yang cukup penting. Topik bahasan tidak bersifat umum, tetapi berupa suatu aspek yang dibahas secara mendalam.
Arjuna Subject : -
Articles 247 Documents
PENGGUNAAN KATALIS KOMPOSIT TERIMMOBILISASI BERBASIS NANOFIBER TiO2 DALAM PENGOLAHAN FOTOKATALITIK LIMBAH CAIR BERWARNA TEKSTIL Sugiyana Doni; Notodarmojo Suprihanto
Arena Tekstil Vol 27, No 2 (2012)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (979.567 KB) | DOI: 10.31266/at.v27i2.1115

Abstract

Dalam penelitian ini telah dilakukan evaluasi penggunaan material katalis komposit terimmobilisasi berbasis nanofiber TiO2 untuk pengolahan fotokatalitik limbah cair berwarna tekstil. Sintesis nanofiber TiO2 dilakukan dengan menggunakan metoda electrospinning, diimmobilisasikan pada media pelat gelas kemudian dikalsinasi pada temperatur 500oC. Komposit nanofiber – nanopartikel dibuat dengan melekatkan nanopartikel TiO2 pada permukaan katalis nanofiber. Perlekatan lapisan katalis komposit pada pelat gelas ditemukan lebih kuat terhadap pengaruh aliran fluida air dan sonikasi dibandingkan dengan lapisan katalis nanofiber dan nanopartikel. Katalis komposit TiO2 memberikan aktivitas dekolorisasi lebih tinggi dibanding katalis nanofiber TiO2 dalam pengolahan air limbah simulasi dan efluen IPAL tekstil. Katalis terimmobilisasi berbasis nanofiber dapat digunakan secara berulang meski terjadi sedikit penurunan efisiensi pengolahan.
PEMBUATAN SERAT NANO KITOSAN TANPA BEADS MELALUI PENAMBAHAN PVA DAN HDA Hermawan Judawisastra; Wiwin Winiati; Prisa Annisa Ramadhianti
Arena Tekstil Vol 27, No 2 (2012)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1297.821 KB) | DOI: 10.31266/at.v27i2.1155

Abstract

Serat nano kitosan telah berhasil dibuat melalui penambahan polyvinyl alcohol (PVA), denganpermasalahan pada kadar kitosan diatas 50% berat dengan derajat deasetilasi kitosan di bawah 70%, pembentukanbutiran (beads) masih terjadi sepanjang serat nano kitosan/PVA. Penelitian ini dilakukan untuk membuat serat nanotanpa beads yang berbahan dasar kitosan dengan derajat deasetilasi lebih kecil dari 70%. Pembuatan serat nanokitosan dilakukan melalui penambahan polimer PVA dan surfaktan kationik Hexadecylamine (HDA). Sintesiskitosan dilakukan melalui deasetilasi kitin dari kulit udang windu selama 4 jam. Kajian literatur yang mendalampada pembuatan serat nano kitosan/PVA dilakukan dengan analisis mengenai hubungan antara derajat deasetilasikitosan dengan jumlah PVA yang diperlukan untuk membuat serat nano tanpa beads. Larutan dengan variasi rasiokitosan/PVA/HDA dibuat dan diproses menjadi serat nano kitosan/PVA/HDA melalui proses electrospinning.Karakterisasi serat nano dilakukan untuk menentukan morfologi dan diameter serat nano dengan menggunakanScanning Electron Microscope (SEM). Suatu persamaan untuk menentukan kadar PVA yang diperlukan dalammembuat serat nano kitosan/PVA tanpa beads telah diperoleh. Namun, penambahan PVA saja tidak akan efektifdalam mengurangi jumlah beads pada serat nano kitosan. Penambahan HDA pada larutan kitosan/PVA efektifmenghilangkan beads serat nano berbahan dasar kitosan (kadar kitosan 60% berat) dengan derajat deasetilasi 65%.Serat nano kitosan tanpa beads dengan derajat deasetilasi 65% dapat dibuat melalui proses electrospinning denganpenambahan PVA sebesar 40% berat larutan dan penambahan HDA 1x10-6 mol/L.
BENANG GELATIN/ALGINAT SEBAGAI BAHAN BAKU KAIN KASA Rifaida Eriningsih; Theresia Mutia; Achmad Sjaifudin
Arena Tekstil Vol 27, No 2 (2012)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (883.484 KB) | DOI: 10.31266/at.v27i2.1156

Abstract

Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan benang campuran gelatin/alginat melalui proses wet spinning.Alginat yang digunakan adalah hasil ekstraksi dari rumput laut coklat yang dibuat tanpa proses pemutihan yangmemberikan kekuatan tarik yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alginat komersial (Manutex RS). Hasilpercobaan menunjukkan bahwa kondisi optimum diperoleh pada perbandingan gelatin/alginat 75/25, denganpenambahan zat pengikat Transglutaminase (TGA) dapat meningkatkan kekuatan tarik menjadi 1024 g, kekuatansimpul 688,5 g dan mulur sekitar 12 %, yang memenuhi syarat dapat ditenun menjadi kain kasa. Selain itu benangtersebut bersifat antibakteri, berdaya serap tinggi sehingga diharapkan hasil pertenunan akan memenuhi syaratsebagai kasa pembalut luka.
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK SERAT KITOSAN MELALUI PROSES PLASTISISASI DENGAN GLISEROL SETELAH PROSES DEHIDRASI DENGAN METANOL Wiwin Winiati; Tatang Wahyudi; Indra Kurniawan; Rizka Yulina
Arena Tekstil Vol 27, No 2 (2012)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.672 KB) | DOI: 10.31266/at.v27i2.1158

Abstract

Serat kitosan mempunyai sifat getas, kekuatan yang rendah terutama dalam keadaan basah dan elongasisaat putus yang rendah disebabkan kristalin yang tinggi. Untuk dapat digunakan sebagai benang operasimonofilamen, diperlukan serat kitosan dengan diameter yang relatif kecil tetapi mempunyai kekuatan tarik yangtinggi disertai fleksibilitas dan elongasi yang baik sehingga mudah dibuat simpul. Proses dehidrasi dengan metanoltelah berhasil meningkatkan kekuatan dan menurunkan diameter tetapi elongasi menurun. Penelitian ini ditujukanuntuk meningkatkan sifat mekanik terutama elongasi serat kitosan dengan cara melakukan proses plastisisasidengan gliserol setelah proses dehidrasi dengan metanol . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada serat kitosanyang dibuat dari larutan kitosan dengan viskositas 5.684 mPa.s dengan alat wet-spinning menggunakan spinneretdengan diameter 1500 μm, proses dehidrasi dengan metanol dilanjutkan dengan proses plastisisasi dengan gliserolmemberikan penurunan diameter 7 %, peningkatan densitas 46%, peningkatan kekuatan tarik 90%, danpeningkatan elongasi 167 %. Dengan proses plastisisasi serat kitosan menjadi lebih hidrofil, densitas dan %kristalinitas naik sehingga serat lebih padat merata dan memberikan peningkatan elongasi yang signifikan.
PENCEMARAN EMISI BOILER MENGGUNAKAN BATUBARA PADA INDUSTRI TEKSTIL SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP GAS RUMAH KACA (GRK) Yusup Setiawan; Aep Surahman; Zubaidi Kailani
Arena Tekstil Vol 27, No 2 (2012)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.021 KB) | DOI: 10.31266/at.v27i2.1159

Abstract

Penelitian tingkat pencemaran emisi boiler berbahan bakar batubara telah dilakukan pada industri tekstil dikabupaten Bandung sebanyak 14 industri dan di wilayah Cimahi sebanyak 10 industri. Parameter yang diujimeliputi partikulat, SO2, NOx, opasitas, dan CO2. Parameter partikulat diukur menggunakan metoda gravimetri,parameter NOx diukur menggunakan metoda chemiluminescence, dan parameter SO2 diukur menggunakan metodanon-dispersive infra red (NDIR). Hasil menunjukkan di wilayah Kabupaten Bandung masih terdapat 4 perusahaantidak memenuhi persyaratan kadar partikulatnya, tetapi nilai rata-ratanya sudah memenuhi persyaratan yaitu sebesar148 mg/m3. Di wilayah Cimahi masih terdapat 3 perusahaan tidak memenuhi persyaratan kadar partikulatnya, dannilai rata-ratanya sebesar 311 mg/m3 masih diatas persyaratan. Wilayah Kabupaten Bandung ada 5 perusahaan yangemisi sulfur dioksida masih tinggi, dengan rata-rata emisi sulfur dioksida sebesar 763 mg/m3 yang berarti belummemenuhi persyaratan. Wilayah Cimahi ada 4 perusahaan yang kadar sulfur dioksida masih tinggi, tetapiperhitungan rata-rata sebesar 602 mg/m3 sudah memenuhi persyaratan. Kualitas emisi udara dengan parameterNO2 dan opasitasnya pada wilayah Kabupaten Bandung dan wilayah Cimahi sudah baik. Emisi gas CO2 yangdikeluarkan oleh industri tekstil di wilayah Kabupaten Bandung adalah 0,05 – 0,22 kg/m3 , dan di wilayah Cimahiadalah 0,07 – 0,31 kg/m3. Wilayah Kabupaten Bandung dan wilayah Cimahi mengkontribusi emisi gas rumah kaca(GRK) masing-masing sebesar 3,5 juta ton CO2-eq./tahun dan 1,3 juta ton CO2-eq./tahun.
PENDEKATAN MATEMATIK UNTUK PENENTUAN PELEPASAN GAS SO2 PADA TUNGKU PEMBAKARAN FLUIDIZED BED SIRKULASI BATUBARA Mochamad Furqon
Arena Tekstil Vol 27, No 2 (2012)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.806 KB) | DOI: 10.31266/at.v27i2.1160

Abstract

Pada tulisan ini dilakukan pendekatan matematik untuk menganalisis reaksi antara muatan bahan batubaradan batu kapur dengan udara pada pembakaran batubara di dalam tungku fluidized bed sirkulasi. Pendekatandidasarkan pada asumsi-asumsi terhadap aliran udara masuk dan aliran muatan bahan. Sasaran analisis ditujukanpada reaksi antara belerang dan batu kapur. Melalui penentuan laju reaksi per unit volume bahan padat dan gas,akan diperoleh parameter reaksi yaitu parameter perbandingan Ca/S dan parameter distribusi bahan padat. Padaanalisis dari sisi bahan padat diperoleh bahwa reaksi bahan padat dan waktu retensi bahan pada tungkumempengaruhi laju reaksi dan pelepasan gas SO2. Pendekatan yang dihasilkan dibandingkan dengan hasilpengukuran pelepasan gas SO2 pada pembakaran batubara tidak banyak berbeda, pada rasio mole Ca/S : 1,3 dan 1,4dan waktu retensi 2 jam hasil perhitungan dan pengukuran pelepasan gas SO2 relatif sama.
PENGARUH KARAKTERISTIK BATUBARA DAN PROSES PEMBAKARAN PADA BOILER BATUBARA BUBUK (PULVERIZED COAL) TERHADAP EMISI NOx DI INDUSTRI TEKSTIL Mochammad Furqon; Doni Sugiyana
Arena Tekstil Vol 27, No 1 (2012)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.613 KB) | DOI: 10.31266/at.v27i1.1161

Abstract

Dalam penelitian ini dipelajari perkiraan emisi NOx dari penggunaan boiler batubara bubuk di industritekstil berdasarkan pengaruh karakteristik batubara dan proses pembakaran pada boiler. Penelitian dilakukanmelalui pendekatan pengembangan empiris untuk memperkirakan pembentukan NOx dengan menganalisis faktor –faktor: karakteristik batubara, desain – operasi burner dan desain – operasi boiler. Kandungan nitrogen, zat terbangdan kehalusan butir diidentifikasi sebagai karakteristik batubara yang mempengaruhi emisi NOx. Jumlah putaranburner di atas 1,0 pada penggunaan burner ditemukan mampu menghasilkan kadar emisi NOx lebih rendah.Pengoperasian boiler perlu memperhatikan aspek konsentrasi oksigen dan proses pelepasan panas pada daerahburner karena potensial mempengaruhi tingkat emisi NOx.
PEMBUATAN KAIN TENUN 3 (TIGA) DIMENSI Moekarto Moeliono
Arena Tekstil Vol 27, No 1 (2012)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1527.573 KB) | DOI: 10.31266/at.v27i1.1162

Abstract

Pembuatan mesin tenun 3–D (tiga dimensi) dan kain tenunnya telah dilakukan secara terpadu. Mesin yangdibuat mengacu pada sistem ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), dan bahan baku untuk penelitian ini menggunakanserat nilon multifilamen. Adapun tujuan dari penelitian Balai Besar Tekstil ini, yaitu untuk membuat mesin tenunyang mampu menghasilkan kain tenun 3 – D dan hasil kain tersebut selanjutnya langsung dijadikan bahankomposit. Kontruksi mesin tenun dibuat dengan merancang alat mesin baru, dan menggunakan 3 (tiga) modelbenang untuk 3 arah, yaitu X, Y, dan Z. Benang Z sebagai pengikat lapisan benang X dan benang Y, pengikatan iniselain mengikatkan juga menyatukan kekuatan ke arah tebal kain dan memperbaiki kelemahan yang ada pada kaintenun biasa (2-D). Pengaturan jumlah serat per satuan luas penampang (volume fraction) dapat dilakukan denganmengubah jumlah benang pada arah tertentu dengan mengubah jenis anyaman benang Z, sedangkan untukmengubah jenis desain anyaman dapat dilakukan dengan sistem dobby atau jacquard. Hasil penelitianmenunjukkan, bahwa prototip baru ATBM 3–D yang telah dibuat dengan sistem ini mampu membuat kain tenun 3-D yang hasil kainnya dapat dijadikan bahan komposit sesudah mengalami proses peresinan. Namun demikiankekuatan bending forces yang diperoleh hanya mencapai 45 %.
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK NON WOVEN MELALUI PENGEMBANGAN MESIN NEEDLE PUNCH Rifaida Eriningsih; Sudiyanto Sudiyanto
Arena Tekstil Vol 27, No 1 (2012)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2639.379 KB) | DOI: 10.31266/at.v27i1.1163

Abstract

Prototip Mesin Non Woven Needle Punch yang ada di Balai Besar Tekstil selama ini masih belummemenuhi persyaratan, baik komponen mesinnya sendiri maupun hasil produknya. Untuk itu maka tujuan daripenelitian ini adalah melakukan pengembangan mesin tersebut dengan melengkapi beberapa komponen, yaitu satuset jarum dan komponennya, rol penyuap, dudukan lapisan dasar dan rol out put, serta meningkatkan kecepatangerakan dan penetrasi jarum dengan menyempurnakan gerakan eksentrik dan pulley eksentrik, sehingga diperolehpeningkatan kualitas hasil produknya. Dalam pengembangan mesin tersebut dilakukan dengan melengkapi 1 setjarum nomor 36 beserta dudukannya (needle board) yang dapat digunakan untuk proses serat rayon, meningkatkanputaran pulley dan eksentrik dari 150 rpm menjadi 500 rpm, menambah komponen-komponen tersebut di atas sertamembuat dinding penyekat untuk ukuran lebar kain. Dari hasil pengembangan mesin tersebut, maka prosespersiapan pemasukan serat /web dapat terukur dan kontinyu, sehingga meningkatkan homogenitas tebal kain,ikatan antar serat yang terjadi lebih kuat, karena gerakan jarum-jarum (needle punch) meningkat dan hasil produkkain nonwoven dapat digulung pada rol penggulung. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji tebal kain, berat kain,kekuatan tarik, daya tembus udara, kekuatan jebol dan daya serap air, yang memberikan koefisien variasi relatifkecil dibandingkan hasil uji kain non woven pada mesin sebelum dimodifikasi. Demikian juga unjuk kerja mesinmenjadi lebih baik.
POLYBLEND DARI POLISAKARIDA DAN POLIVINIL ALKOHOL UNTUK KANJI PADA INDUSTRI TEKSTIL Wulan Safrihatini; Zubaidi Zubaidi
Arena Tekstil Vol 27, No 1 (2012)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.464 KB) | DOI: 10.31266/at.v27i1.1165

Abstract

Polyblend dari polisakarida dan polivinil alkohol telah diteliti untuk kanji benang lusi pada proses tekstilpertenunan. Polyblend dibuat dengan cara pencampuran dalam bentuk gel dari polisakarida dan polivinil alkohol denganperbandingan 9:1. Beberapa polisakarida tumbuh-tumbuhan ditentukan titik gel dan viskositas untuk memilihkompatibilitasnya dengan polivinil alkohol. Penganjian dilakukan pada tiga macam benang lusi yaitu benang kapas 100%,benang poliester-kapas 65/35%, dan benang filamen poliester 100%. Terhadap hasil penganjian dilakukan pengujian sifatelektrostatik menggunakan rotary electrostatic meter, kekuatan tarik dan mulur menggunakan tensile tester, daya tahangesekan, dan uji penghilangan kanji (desizing). Sebagai pembanding digunakan kanji sintetik dari jenis akrilik. Hasilpengujian menunjukkan bahwa polyblend dari polisakarida jagung dan polivinil alkohol dapat menurunkan sifatelektrostatik secara signifikan terutama pada benang filamen poliester yaitu dari 1000 volt menjadi 8 volt. Polyblenddapat meningkatkan kekuatannya pada benang staple kapas sebesar 64,286%, dan pada benang staple poliester-kapassebesar 26,07%, sedangkan pada benang filamen poliester naik 2,14%. Polyblend dapat mempertahankan kekuatannyagesekan benang kapas sampai 3000 kali yang berarti menyamai ketahanan gesekan kanji akrilik. Hasil uji penghilangankanji menunjukkan bahwa kanji polyblend dapat dihilangkan secara sempurna.

Page 1 of 25 | Total Record : 247