cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)
Published by Universitas Riau
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 53 Documents
KAJIAN POTENSI LIMBAH KAYU INDUSTRI SAW MILL UNTUK PRODUK PANEL RINGAN BERONGGA BERBASIS TEKNOLOGI LAMINASI ', Fakhri; ', Yohanes; Riyawan, Eko
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelangkaan bahan baku kayu saat ini telah berimplikasi terhadap harga kayu komerial yangsemakin mahal, disisi lain, kebutuhan masyarakat akan kayu olahan semakin meningkat seiringpertumbuhan jumlah penduduk. Salah satu teknologi untuk mengoptimalkan sisa kayugergajian yang berupa sisa potongan kayu sebagai produk papan blok (block board) yanglapisan inti (core) berongga. Bahan panel blok berongga sangat menguntungkan diaplikasikansebagai komponen bangunan agar supaya mengurangi bobot berat sendiri elemen konstruksi,pemanfaatan bahan kayu sisa gergajian diharapkan akan dapat mengoptimalkan limbah kayuserta dapat mengurangi biaya produksi. hasil penelitian akan diperoleh efisiensi produksi darisegi biaya bahan baku serta optimalisasi pemanfaatan limbah kayu gergajian pada industri sawmill. Metode Penelitian terdiri dari survey potensi sisa kayu olahan saw mill, dan ujilaboratorium meliputi uji sifat fisik dan mekanik produk panel standar SNI uji lentur statikkayu struktural. Hasil pengujian dibandingkan dengan berbagai spesifikasi teknis produkpembanding: produk panel yakni papan partikel (Standar JIS A5908-2003); komposit kayuplastik (WPC) Standar SNI 8154:2015; dan produk kayu lapis (plywood) standarSNI 01-5008.7-1999. Hasil penelitian diperoleh Potensi limbah sisa olahan saw mill yangmemproduksi palet kayu sangat potensial untuk diolah kembali menjadi produk bernilaiekonomis (dapat mencapai 20 M3 sisa potongan papan/balok kayu pendek tiap bulan.Perbandingan hasil panel ringan berongga yang dihasilkan lebih tinggi dari kuat lentur produkpapan partikel dan WPC, namun lebih rendah dari kuat lentur produk kayu lapis. Kuat lenturpanel ringan berongga berdasarkan kriteria PKKI 1961 termasuk kategori kelas kuat III untukpanel bentuk susunan batu bata, sedangkan untuk panel bentuk susunan segi tiga berada padakisaran kayu kelas kuat III dan IV. Produk panel ringan berongga dapat menjadi bahanalternatif kayu panel dan kayu solid.Kata kunci: kayu sisa industri, laminasi , panil ringan berongga
PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT ', Azhari; ', Alfian
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batang-batang suatu konstruksi rangka atap dapat disusun dengan berbagai cara sehinggadikenal berbagai jenis rangka batang. Di antara jenis rangka yang umum dipakai sebagai kudakudaatap adalah rangka Howe dan rangka Pratt. Mengingat faktor ekonomi merupakan salahsatu pertimbangan utama dalam menentukan suatu pilihan, maka dalam hal ini perlu dihitungmana yang paling ekonomis (murah) dari kedua jenis rangka tersebut. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui jenis rangka atap yang paling ringan antara rangka Howe dengan rangkaPratt, dimana umumnya pada konstruksi baja dengan mutu dan tingkat kesulitan yang sama,konstruksi yang lebih ringanlah yang lebih murah. Tahapan perencanaan diawali denganmenetapkan parameter-parameter yang sama terhadap kedua jenis rangka berdasarkan hal-halyang umum diterapkan dan mengacu pada literatur-literatur terkait. Kemudian dihitung beban,gaya batang, hingga pendimensian profil yang aman. Tahap terakhir dihitung berat total profilbatang dari masing-masing rangka batang. Hasil perencanaan ini menunjukkan bahwa rangkaHowe lebih ringan 20.7% dari rangka Pratt.Kata Kunci: berat rangka atap, rangka Howe, rangka Pratt.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PADA LAHAN GAMBUT YANG BERKELANJUTAN M. Napitupulu, Sondang; Mudian, Bagus
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahan gambut di Indonesia mencapai 20,6 juta ha. Pertumbuhan penduduk yang tinggi,terbatasnya lahan mendorong terjadinya alih fungsi lahan gambut menjadi lahan pertanian,industri kertas, pengembangan bioenergi serta permukiman.Lahan gambut memiliki fungsistrategis, seperti fungsi hidrologis, penambat (sequester) karbon dan biodiversitas.Dampakpenggunaan lahan gambutdapat berupa subsiden, meningkatnya kebakaran dan emisi gas rumahkaca. Lahan gambut menyimpan C jauh lebih tinggi dibanding tanah mineral.Di daerah tropis Cyang disimpan tanah dan tanaman pada lahan gambut besarnya 10 kali C yang disimpan olehtanah dan tanaman pada tanah mineral.Pengelolaan sumber daya air pada lahan gambut sangatpenting, selain untuk penyerapan C, air pada lahan gambut berfungsi sebagai sumber air tawar(mencapai 8-13 kali volume gambut itu sendiri). Air faktor penting dalam proses pembentukankubah gambut; dan drainase (walaupun tidak selalu) menjadi penyebab terjadinya subsidensipermukaan tanah. Disamping itu, gambut menjadi sangat rapuh setelah mengering (fragile) danmudah terbakar, sehingga pengelolaan air di lahan gambut sangat penting.Pemanfaatan lahangambut menimbulkan dampak positif dan negatif, yaitu memberikan keuntungan ekonomi, tetapimenimbulkan penyusutan keaneka ragaman hayati, kerusakan tata air, dan peningkatan emisiCO2.Pengelolaan lahan gambutharus mempertimbangkan aspek ekonomi,sosial dan lingkunganagar sumber daya alamdan lingkungannya berkesinambungan.Penggunaan lahan gambut menjadibudi daya seharusnya dilakukan pada lahan yang telah rusak(kedalaman <1m).Pembukaan lahanbaru yang masih berbentuk hutan harus dilarang, karena sebaik apapun sistem yang digunakanakan tetap menimbulkan kerusakan pada lahan gambut serta lingkungan sekitarnya.Konseppengelolaan berkelanjutan pada lahan gambut sebenarnya bukan merupakan istilah tepat, karenalahan gambut bersifat labil terutama karena adanya penurunan permukaan tanah (subsident) yangdisebabkan oleh pemadatan (consolidation), tidak porous dan mengeluarka emisi CO2 selamaproses penggunaan lahan pertanian dan perkebunan.Ditinjau dari aspek sosial dan perekonomianrakyat, sebaiknya pengelolaan lahan gambut melibatkan penduduk setempat dimana pendudukikut memiliki hak pengelolaan (dengan luasan yang cukup untuk memberikan penghasiltan yangbaik) sebagai mitra dibawah Perusahaan Inti sebagaipengelola perkebunan dan industripengolahan hasil kebun. Perusahaan inti berkewajiban membangun infrastruktur pendukung yangramah lingkungan, meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola lahan, membeli hasilkebun dengan harga yang wajar, serta menyediakan fasilitas penunjang lainnya (fasos dan fasum)serta meningkatkan pengetahuan dan awareness penduduk pentingnya menjaga keseimbanganlingkungan agar usaha bersama mereka dapat sinambung hingga generasi yang mendatang.Kata Kunci : Lahan Gambut Berkelanjutan, Pengelolaan Air Pada Lahan Gambut
EVALUASI KERENTANAN BANGUNAN GEDUNG TERHADAP GEMPA BUMI DENGAN RAPID VISUAL SCREENING (RVS) BERDASARKAN FEMA 154 Kurniawandy, Alex; Hendri, Andy; Firdaus, Rahmatul
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketikapergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik. Ketika terjadi gempa,struktur akan mengalami perpindahan secara vertikal dan horizontal. Gaya gempa arah vertikaljarang mengakibatkan keruntuhan struktur, namun gaya gempa arah horizontal akanmenyebabkan keruntuhan karena gaya ini bekerja pada titik–titik lemah struktur.Rapid Visual Screening (RVS) adalah metode identifikasi suatu bangunan secara cepat tanpaharus menganalisa bangunan dengan menggunakan software. Untuk mengidentifikasi tingkatrisiko suatu bangunan terhadap ancaman gempa bumi, bisa dilakukan dengan RVS pada tahappermulaannya. Kemudian hasil dari RVS bisa menentukan apakah gedung yang di evaluasitersebut berisiko atau tidak, kalau berersiko maka akan dilanjutkan ke evaluasi FEMAberikutnya.Gedung yang mempunyai tidak mempunyai resiko yaitu gedung Rusunawa dan RektoratUniversitas Riau (UR), sedangkan gedung yang harus dilanjutkan untuk dievaluasi denganFEMA lanjutan adalah gedung Faklutas Pertanian (FAPERTA) UR. Gedung FAPERTA URdikatagorikan beresiko karena gedung FAPERTA UR memiliki komponen FEMA 154 yangmenjadi faktor pengurang dari nilai basic score, seperti vertical irregularity, plan irregularitydan tipe tanah.Kata kunci: FEMA 154, Gempa, Rapid Visual Screening
EVALUASI KUAT GESER BALOK BETON BERTULANG SECARA EKSPERIMEN DAN ANALISIS NUMERIK Fadli, Tilka; ', Maidiawati; Eko Putra, Rio Tri; Desfiana, Fredi; Sapeai, Martinus Pramanata; Agustin, Wydia Macofany
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini memuat tentang kapasitas geser balok beton bertulang dengan kait sengkang 90º dan135º berdasarkan hasil uji struktur dan analisis numerik. Untuk pengujian struktur dibuat 2(dua) buah model balok beton bertulang dengan sengkang bentuk kait 90° dan balok dengansengkang bentuk kait 135° yang merupakan representative dari balok yang umum dibuat padabangunan beton bertulang .Pengujian lentur dilakukan pada masing-masing model balok di atas dua tumpuan sederhanadengan dua buah beban terpusat (four pint bending test). Kapasitas geser masing-masing balokdiberikan dalam bentuk hubungan antara beban geser dan lendutan. Sebagai hasilnyadidapatkan bahwa balok dengan sengkang bentuk kait 90o dan 135o memiliki kekuatan geseryang tidak berbeda secara siknifikan, namun balok yang memiliki sengkang kait 135o memilikidaktilitas yang lebih tinggi dari balok dengan sengkang kait 90o. Kapasitas geser balokdiverifikasi melalui hasil analisis numerik dengan yang mendapatkan kekuatan geser dandaktilitas balok hasil analisis numerik yang cukup dekat dengan hasil pengujian struktur.Kata kunci: analisis numerik , metoda elemen hingga, ATENA, balok beton bertulang, kuatgeser, kait sengkang
STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH UKURAN BATA MERAH SEBAGAI DINDING PENGISI TERHADAP KETAHANAN LATERAL STRUKTUR BETON BERTULANG ', Maidiawati; Tanjung, Jafril
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bata merah merupakan bahan bangunan yang umum digunakan sebagai dinding pengisi padastruktur bangunan beton bertulang di negara berkembang dan rawan bencana gempa bumiseperti Indonesia. Harga yang murah, mudah didapat dan mudah dalam proses konstruksimerupakan alasan utama penggunaan bata merah ini. Dalam proses perencanaan yang umumdigunakan saat ini, adanya dinding hanya diperlakukan sebagai komponen non-struktur.Akibatnya, dinding direncanakan tidak mempunyai kontribusi dalam ketahanan struktur dalammenerima beban lateral seperti beban gempa. Akan tetapi, hasil observasi lapangan pascabencana gempa bumi menunjukkan bahwa banyak struktur bangunan dengan bata merahsebagai dinding pengisi dapat bertahan terhadap gempa bumi dibandingkan dengan strukturbangunan tanpa dinding. Dalam makalah ini, hasil serangkaian pengujian laboratorium akandibahas untuk mengetahui pengaruh adanya dinding pengisi pada struktur beton bertulang.Pengujian laboratorium difokuskan pada pengaruh ukuran bata merah yang digunakan. Hasilpengujian menunjukkan bahwa adanya dinding pengisi akan menunda terjadinya keruntuhanpada struktur beton bertulang yang dikenai beban lateral. Hasil pengujian juga menunjukkanbahwa ketahanan struktur beton bertulang akan meningkat seiring dengan peningkatan ukuranbata merah yang digunakan. Penggunaan ukuran bata merah yang lebih besar juga akanmereduksi kemungkinan terjadinya keruntuhan dinding dalam arah out of plane.Kata kunci: rekayasa gempa, struktur beton bertulang, ketahanan lateral, dinding masonri,bata merah
ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANGKOTA PARIAMAN) ', Oktaviani; Saputra, Andre Yudi
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberagaman moda transportasi pada masa ini mengakibatkan kompetisi dalam pemilihanmoda, sehingga akan ada moda yang sangat banyak digemari dan digunakan oleh pelakuperjalanan untuk mencapai suatu tempat sedangkan moda lainnya sedikit atau bahkan tak lagidiminati. Dalam kompetisi yang terjadi, maka perlu dilakukan peninjauan terhadap faktorfaktoryang mempengaruhi pemilihan moda sehingga pihak yang terkait dapat mewujudkansistem angkutan umum yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati prilakupelaku perjalanan yang menggunakan angkutan umum kereta api dan bus trayek Kota Padangke Kota Pariaman agar diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaku perjalanan dalammelakukan pemilihan moda, guna memperoleh suatu model pemilihan moda yang dapatmenjelaskan probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih moda kereta api dan bus. Penelitianini merupakan penelitian kuantitatif yang dihitung dengan menggunakan perhitungan regresikarena bertujuan melihat hubungan variabel respon pilihan pelaku perjalanan (Y) terhadapperubahan atribut selisih biaya perjalanan (X1), waktu perjalanan (X2) dan waktukeberangkatan masing-masing moda (X3). Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan,didapatkan persamaan selisih utilitas antara kereta api dan bus adalah sebagai berikut: (UKAUBus)= 0.977 + 0.00.X1 + 0.092.X2 - 0.002.X3.Model pemilihan moda yang digunakan adalah model logit binomial:Probabilitas pemilihan moda Kereta Api: PKA =Probabilitas pemilihan moda bus: PBUS = 1 – PKA =Sehingga didapatkan hasil bahwa probabilitas pemilihan moda kereta api lebih besar dari padapemilihan moda bus. Perubahan yang dilakukan terhadap biaya perjalanan, waktu perjalanan,dan jarak waktu keberangkatan tidak mempengaruhi, karena masyarakat lebih memilih keretaapi sebagai moda untuk mencapai tujuannya.Kata Kunci : bus, kereta api, moda transportasi.
PREDIKSI KERUSAKAN MODEL TIANG JEMBATAN BETON BERTULANG BERDASARKAN MUTU BETON DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN Suryanita, Reni
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memprediksi kerusakan pada tiang jembatan yang dimodelkandengan skala model kecil menggunakan metode Jaringan Saraf Tiruan (JST). Model tiangjembatan skala kecil (mini scale) ini dimaksudkan untuk menggambarkan perilaku strukturjembatan (prototype) dalam bentuk model labroratorium. Prototype jembatan yang dianalisisberupa jembatan 1 bentang berukuran 34 meter, sedangkan model jembatan menggunakanskala 1:34. Skala model ini dimaksudkan untuk mengatasi keterbatasan ruang, bahan materialdan alat pengujian di laboratorium. Kinerja struktur jembatan dianalisis dengan metode analisisbeban dorong (Pushover Analysis). Tingkat kerusakan yang ditimbulkan berdasarkan standardFEMA 356 dimana level kerusakan dikategorikan kepada Immediate Occupancy (IO), LifeSafety (LS) dan Collapse Prevention (CP). Arsitektural model Jaringan Saraf Tiruan yangdigunakan terdiri dari input berupa mutu beton, gaya geser dan perpindahan. Sedangkan outputyang diprediksi adalah tingkat kerusakan. Berdasarkan hasil analisis, kerusakan pada modeltiang jembatan dapat diprediksi menggunakan metode JST dengan tingkat kesalahan (MeanSquared Error) sebesar 0.0106 dan nilai regresi (R) untuk proses training dan testing masingmasingsebesar 0.986 dan 0.99. Dengan demikian dapat disimpulkan metode JST dapatdigunakan untuk memprediksi kerusakan pada tiang jembatan yang dimodelkan dengan skalalaboratorium dengan prediksi mendekati 99 persen nilai yang ditargetkan.Kata kunci: analisis beban dorong, Jaringan Saraf Tiruan, skala model, tiang jembatan,tingkat kerusakan.
IDENTIFIKASI MODAL PARAMETER STRUKTUR Putra, Geofrie Azarya; ', Ediansjah
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Identifikasi modal parameter sebuah struktur bisa didapatkan melalui dua tahapan yaitu,pengukuran di lapangan dan analisis data hasil pengukuran tersebut dengan menggunakanmetode analisis modal. Metode analisis modal dikelompokan menjadi dua yaitu, analisis modalpada frequency domain dan analisis modal pada time domain. Salah satu metode analisis modalpada time domain adalah Eigensystem Realization Algotrihm (ERA). Modal parameter strukturyang dapat dicari adalah frekuensi alami, faktor redaman dan mode shape.Penelitian ini akanmengidentifikasi parameter modal struktur dari Jembatan Siti Nurbaya, Padang. Prosesidentifikasi menggunakan data pengukuran jembatan Siti Nurbaya yang kemudian dicari freeresponse-nya dengan Random Decrement Technique (RDT) lalu dicari modal parameter-nyamenggunakan ERA. Metode ERA pada penelitian ini menggunakan Single Input Single Output(SISO). Validasi dari metode RDT-ERA dilakukan dengan mengidentifikasi modal parameteryang berupa frekuensi alami dari benda uji yang berupa pelat tipis kantilever di laboratoriumyang kemudian dibandingkan dengan hasil analisis modal dengan Metode Elemen Hingga danFast Fourier Transform (FFT).Validasi metode RDT-ERA di laboratorium menghasilkan errordi bawah 1% untuk nilai frekuensi alami sedangkan untuk mode shape didapatkan bentuk yangtidak sesuai dengan hasil mode shape pada MEH. Dengan demikian, pada Jembatan SitiNurbaya digunakan metode RDT-ERA untuk mengidentifikasi frekuensi alami sedangkanuntuk mode shape digunakan metode Frequency Response. Analisis data pengukuran jembatanSiti Nurbaya, baik itu frekuensi alami dengan RDT-ERA dan mode shape dengan FrequencyResponse, menghasilkan nilai yang tidak konsisten. Hal ini diduga akibat data pengukuranlapangan yang tidak dilakukan filtering terlebih dahulu.Kata kunci: Analisis Modal, Frekuensi, Alami, Mode Shape, Sistem Identifikasi
TINJAUAN KECEPATAN KENDARAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI KOTA PADANG sari, Nadra Mutiara; ', Oktaviani; Novia, Ali
Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar) Vol 1 (2015): Annual Civil Engineering Seminar (ACES)
Publisher : Proceedings ACES (Annual Civil Engineering Seminar)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zona Selamat Sekolah (ZoSS) adalah lokasi/wilayah di ruas jalan tertentu yang merupakanzona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan kendaraan di lingkungan sekolah.Batas kecepatan izin maksimum memasuki ZoSS khususnya di Kota Padang adalah 25km/jam dan secara garis besar batas kecepatan izin kendaraan yang melewati Zoss di Indonesiaumumnya adalah 20-30 km/jam. Secara garis besar kecepatan kendaraan yang melaluilokasi ZoSS lebih tinggi dari kecepatan izin. Untuk memastikan kecepatan rata-ratakendaraan dan menentukan tingkat pelanggaran kendaraan yang melintasi wilayah ZoSS makadiperlukan data primer yang mana sampel diambil secara acak berdasarkan survey lapanganselama 3 hari pada lokasi Sekolah yang memiliki fasilitas ZoSS, yaitu SDN 03-04-13-21Purus, SDN 10 Aur Duri, SDN 03 Alai. Sebagai pembandingnya adalah sekolah yang tidakmemiliki fasilitas ZoSS yaitu SDN 02 Ulak Karang, SDN 01-06-07-08 Pulau Air, dan SDMuhamadiyah 10 Padang. Data diambil pada kondisi sibuk yaitu pukul 06.30-07.30 WIB danpada pukul 12.00-13.30 WIB. Data yang didapat adalah jarak tempuh dan waktu tempuhkendaraan. Kedua data tersebut dapat menghasilkan nilai kecepatan baik itu kecepatan tiapkendaraan maupun kecepatan rata-rata kendaraan yang melewati wilayah ZoSS. Hasil daripenelitian, kecepatan kendaraan yang melewati wilayah ZoSS tidak sesuai dengan kecepatanizin yaitu 33 km/jam. dengan persentase rata-rata maksimum tingkat pelanggaran pada wilayahZoSS yaitu 96,5 % pelanggaran, sedangkan kecepatan rata-rata pada wilayah yang tidakmemiliki fasilitas ZoSS adalah 29 km/jam. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna kendaraantidak peduli dengan adanya wilayah ZoSSKata kunci: Jarak tempuh, Kecepatan, Waktu tempuh, Zona Selamat Sekolah (ZoSS)