cover
Contact Name
Pindo Tutuko
Contact Email
pindotutuko@unmer.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
pindotutuko@unmer.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal
ISSN : 20863764     EISSN : 26154951     DOI : -
Core Subject : Engineering,
LOCAL WISDOM is a scientific journal in the field of Architecture and the City as a "bridge" between the disciplines of architecture and urban planning and design studies.This scientific journal focusing on research relating to the study of local wisdom. Local knowledge is a potential local characteristic based on a local culture that has been a tradition in public life. A form of local wisdom studies varied widely, ranging from a cultural value system, social system to the physical manifestation of culture in the form of local knowledge, local technologies, as well as the physical form of the built environment. Studies of local wisdom is an effort in order to realize the harmony of the city environment, and sustainable through the use and development of local knowledge, contextual and a participatory approach.
Arjuna Subject : -
Articles 128 Documents
Peranan dan Pengaruh Nilai Islampada Rumah Tinggal di Malang; Kajian terhadap Elemen Pembatas Ruang Publik - Privat W, Etikawati Triyosoputri
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 1, No 1 (2009): November 2009
Publisher : Merdeka Malang University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v1i1.1359

Abstract

Islam mengatur privasitas dalam rumah dan menghormati tamu sebagai nilai-nilai ajaran agama. Ruang publik dan ruang privat harus dipisah secara tegas agar penghuni dapat leluasa beraktivitas sehingga terjaga aurat diri dan rumahnya. Rumah tipe sederhana hingga sedang di lingkungan permukiman Sawojajar Malang mempunyai karakteristik dalam hal area/kawasan dan jumlah unitnya. Keberadaan fasilitas masjid di lingkungan dapat dimanfaatkan warga untuk memperoleh informasi nilai-nilai Islam guna diterapkan/diamalkan di dalam rumah, antara lain perlunya menutup aurat penghuni dan rumahnya. Elemen pembatas sebagai penutup mempunyai peran besar untuk menjaga dan menutup aurat rumah. Pembatas ruang publik-privat pada rumah tipe sederhana lebih memenuhi nilai Islam karena menggunakan dinding bata dibanding rumah tipe sedang yang hanya menggunakan almari, kursi, atau tirai. Namun demikian mayoritas elemen pembatas kurang berfungsi sebagai mana seharusnya, meskipun ada korelasi antara bahan pembatas dengan tingkat keseringan sholat berjamaah di masjid, dalam hal ini adalah bahan/material yang bersifat menutup meskipun korelasinya longgar (low correlation).
REVITALISASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL KAMPUNG MELAYU SEMARANG DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Taufan Madiasworo, ST, MT
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 1, No 1 (2009): November 2009
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v1i1.1360

Abstract

Berlokasi dibagian utara kota Semarang, kampung Melayu adalah sebuah kampung kuno dengan nilai kesejarahan tinggi serta memiliki arti penting dalam pembentukan kota Semarang. Kampung Melayu memiliki potensi citra budaya yang khas yaitu multi etnik serta beragam artefak arsitektur seperti masjid menara layur, klenteng kampung Melayu, rumah Indis, rumah Melayu, rumah Jawa, rumah Banjar serta beberapa artefak penting lainnya seperti pelabuhan lama Semarang dan kanal baru. Masyarakat yang menghuni kampung Melayu disamping terdiri dari masyarakat asli Semarang, juga terdiri dari etnis lain seperti Arab, Tionghoa, Banjar, Melayu, Jawa, Cirebon dan lainlain. Keragaman etnis ini memberi peran yang signifikan dalam pembentukan struktur dan pola ruang kampung Melayu. Dewasa ini, kampung Melayu mulai terancam kelestariannya bahkan mengarah pada ketidakberlanjutan. Nilai-nilai budaya mulai menyusut, artefak arsitektur menyusut kualitasnya bahkan sebagian telah punah, serta tekanan pembangunan perkotaan yang berdampak terhadap eksistensi kampung Melayu Semarang. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengungkap nilai-nilai kearifan lokal kampung Melayu, serta upaya revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal untuk dapat melestarikan dan menjaga keberlanjutan kampung Melayu Semarang. Dari pembahasan dapat diungkap bahwa kampung Melayu memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang sangat berharga. Selanjutnya diungkap pula beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal kampung Melayu Semarang dalampembangunan berkelanjutan.
KEARIFAN LOKAL TRADISIONAL MASYARAKAT NELAYAN PADA PERMUKIMAN MENGAPUNG DI DANAU TEMPE SULAWESI SELATAN Naing, Naidah; Santosa, Happy Ratna; Soemarno, Ispurwono
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 1, No 1 (2009): November 2009
Publisher : Merdeka Malang University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v1i1.1362

Abstract

Masyarakat nelayan yang bermukim pada rumah mengapung di Danau Tempe memiliki kearifan lokal berupa hukum adat yang bersumber pada keyakinan dan berkembang melalui proses adaptasi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal ini diyakini dapat menciptakan keselarasan, keserasian, keseimbangan dan kelestarian antara manusia, lingkungan permukiman dan lingkungan alam di Danau Tempe. Jika tradisi dan hukum adat ini dilanggar, maka akan merusak keseimbangan sistem kehidupan di lingkungan danau, sehingga Macoa Tappareng sebagai ketua adat akan memberikan sangsi kepada setiap orang yangmelakukan pelanggaran tersebut. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etno-arsitektur digunakan untuk menggali kearifan tradisi masyarakat nelayan yang bermukim pada permukiman mengapung yang alamiah di Danau Tempe. Teknik analisis Model Spradley dipakai dalam menguraikan bentuk-bentuk kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun. Hasil penelitian menggambarkan adanya kekuatan hukum adat sangat dominan mempengaruhi perilaku dan kehidupan masyarakat nelayan dalam bermukim di floating house, beraktifitas sosial, budaya dan beraktifitas ekonomi diatas air. Pembagian area privat, semi privat dan area publik di lingkungan Danau Tempe adalah kearifan tradisi yang telah dilakukan oleh beberapa generasi. Jika terjadi pelanggaran terhadap hukum adat, diyakini akan merusak keseimbangan hidup nelayan dan merusak kelestarian lingkungan, sehingga dikenakan sangsi-sangsi yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan istilah idosa (di hukum) dengan melakukan upacara Maccerak Tappareng secara perorangan yang dipimpin oleh Macoa Tappareng. Hal ini di yakini sebagai bentuk permohonan maaf masyarakat nelayan atas kesalahan perlakukan terhadap lingkungan alamdi Danau Tempe.
Kontroversi Eksistensi Kearifan Lokal dan Iklim Investasi di Kampung Bersejarah (Kasus : Kampung Luar Batang Jakarta) Popi Puspitasari; Achmad Djunaedi
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 1, No 1 (2009): November 2009
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v1i1.1364

Abstract

Nilai kesejarahan makam keramat dan lokasi strategis teridentifikasi sebagai faktor pengaruh pada dinamika kehidupan sosial-ekonomi-budaya dan kearifan lokal di Kampung Luar Batang. Kedua faktor tersebut telah menjadi generator kegiatan ekonomi yang berkontribusi cukup signifikan pada pencaharian penduduk asli maupun pendatang dalam bentuk investasi jasa dan fisik ruang. Pelestarian adat sebagai dampak adanya makam keramat selain memperkuat image kampung juga sebagai sumber mata pencaharian baik bagi penduduk asli, penghuni pendatang dan para komuter. Sementara itu, lokasi strategis kampung mendorong intesifnya bisnis sewa/kontrak ruang, bangunan dan lahan serta sekaligus menjadi stimulan bagi merembaknya bisnis pelayanan jasa kebutuhan domestik. Fenomena migrasi penduduk asli ke luar kampung akibat bisnis investasi dan terjualnya sejumlah lahan kepada dunia usaha adalah merupakan gejala awal tergesernya pelestarian adat.Pedoman Penataan Bangunan dan Lingkungan sebagai terjemahan standar teoritis seringkali tidak mengacu pada konteks kearifan lokal yang real sehingga dalam perjalanan waktu yang panjang sebuah perumahan terencana kembali menjadi permukiman kumuh. Mengungkap kearifan lokal sebuah konteks kampung perkotaan adalah sebuah pembelajaran sehingga menjadi pertimbangan pada upaya revitalisasi atau penataan perumahan formal.
KEARIFAN LOKAL ARSITEKTUR TRADISIONAL SUMATERA SELATAN BAGI PEMBANGUNAN LINGKUNGAN BINAAN Ari Siswanto
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 1, No 1 (2009): November 2009
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v1i1.1365

Abstract

Pembangunan yang sangat intensif dengan merubah bentuk fisik kawasan serta mengabaikan karakter lingkungan dapat mengancam lingkungan binaan dalam jangka panjang. Bencana banjir, tanah longsor dan gempabumi merupakan ancaman serius bagi lingkungan binaan dalam beberapa tahun terakhir ini. Keadaan tersebut dapat menyebabkan kerugian harta dan jiwa dalam jumlah besar. Lingkungan fisik Sumatera Selatan sangat bervariasi, meliputi wilayah perairan, pantai, daerah rawa pasang surut, dataran rendah, dataran tinggi termasuk kawasan rawan gempabumi di sebelah barat. Sumatera Selatan memiliki beragam arsitektur tradisional yang menakjubkan serta menunjukkan keharmonisan dan kesesuaian dengan lingkungan setempat. Di daerah rawa perkotaan terdapat rumah Limas yang memiliki perbedaan konstruksi dengan rumah limas di dataran tinggi, walaupun memiliki perbedaan tetapi tetap adaptif dengan lingkungannya. Selanjutnya, di kawasan perairan dan sungai terdapat rumah rakit, di daerah rawa dan dataran tinggi terdapat rumah panggung sedangkan di daerah rawan gempabumi terdapat rumah tradisional Lamban Tuha yang mampu meredam getaran akibat gempabumi. Arsitektur tradisional Sumatera Selatan memiliki jejak yang sangat panjang melalui keragaman kebudayaan yang berkembang di masyarakat, masyarakat memiliki pemahaman berdasarkan pengalaman dengan setting lokal. Pemahaman terhadap bentuk arsitektur dan konstruksi bangunan, penggunaan bahan bangunan lokal serta pengenalan lingkungan setempat menunjukkan potensi arsitektur tradisional dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek pembangunan lingkungan binaan untuk masa kini maupun masa depan. Sebagai warisan budaya yang memiliki nilai filosofi, kearifan lokal dan ketrampilan teknologi, arsitektur tradisional Sumatera Selatan dapat dipelajari dan dikembangkan walaupun dengan konteks masa kini yang adaptif dengan lingkungannya. Nilai-nilai yang tercermin pada arsitektur tradisional Sumatera Selatan dapat dipergunakan sebagai dasar pembangunan lingkungan binaan.
KEARIFAN LOKAL PADA BANGUNAN RUMAH VERNAKULAR DI BENGKULU DALAM MERESPON GEMPA Studi Kasus: Rumah Vernakular di Desa Duku Ulu Triyadi, Sugeng; Sudradjat, Iwan; Harapan, Andi
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 2, No 1 (2010): January 2010
Publisher : Merdeka Malang University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v2i1.1366

Abstract

Bengkulu merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk dalam kategori rawan terhadap gempa. Hal ini disebabkan Bengkulu letaknya dekat dengan lempengan Indo-Australia yang merupakan lempeng yang paling aktif bergerak. Gempa terakhir yang terjadi di Bengkulu adalah tahun 2007 yang berkekuatan lebih dari 7 SR. Rumah tinggal merupakan hal yang menjadi perhatian dan yang cukup banyak rusak ketika terjadi gempa di Bengkulu. Dari berbagai hasil studi pengamatan yang dilakukan selama ini, terdapat suatu keunikan, yaitu bangunan rumah tinggal yang banyak rusak adalah bangunan rumah dengan sistem struktur dan konstruksi modern-konvensional, sedangkan bangunan vernakular setempat tetap berdiri. Bangunan vernakular secara teori tebukti mempunyai potensi-potensi lokal karena bangunan tersebut dibangun melalui proses trial error termasuk terhadap kondisi lingkungannya. Fenomena inilah yang dijabarkan dalam tulisan ini, tujuannya untuk menemukenali berbagai potensi lokal yang berkaitan dengan respon terhadap gempa pada rumah vernakular di Bengkulu sehingga dapat menjadi masukan dan bahan kajian untuk proses pembangunan rumah khususnya pada masyarakat di daerah Bengkulu.
Kearifan Lokal Pada Perancangan Kota Tua Tobelo Yuyun Qomariyah; Eko Dein Kirman; Agus Dwi Wicaksono
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 2, No 1 (2010): January 2010
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v2i1.1367

Abstract

Perkembangan Kota Tobelo sebagai ibukota Kabupaten Halmahera Utara cenderung memiliki ritme perkembangan yang cukup tinggi, selain sebagai pusat pemerintahan Kota Tobelo juga berfungsi sebagai kota pendidikan, pariwisata, perdagangan dan pusat transportasi dengan keberadaan Pelabuhan Tobelo. Secara geografis Kota Tobelo merupakan kota pantai karena letaknya berada di pesisir Teluk Galela. Kota Tobelo adalah salah satu kota yang pernah diduduki oleh Portugis dan Belanda hal ini terbukti dari arsitektur bangunan di pusat Kota Tobelo didominasi dengan bangunan beratap tinggi baik untuk bangunan pertokoanmaupun pergudangan. Penggunaan ruang di Kota Tobelo cenderung didominasi penggunaan ruang secara optimumdimana konsep ground figurativemendominasi kawasan karena tingginya nilai ekonomi kawasan. Perancangan Kota Tua Tobelo didasarkan pada khasanah kearifan lokal dan potensi alam yang ada di dalamnya. Berdasarkan telaah potensi kearifan lokal perancangan kawasan Kota Tobelo dengan tetap mempertahankan konsep kota tua yang didominasi oleh arsitektur bangunan peninggalan Portugis yang sudah terakulturasi dengan arsitektur Belanda dan arsitektur local Tobelo yaitu Hibualamo. Sedangkan berdasarkan potensi alami yang ada perancangan Kota Tobelo adalah pengembangan kota dengan konsep Water Front City. Salah satumetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif evaluative, Internal Factor Analysis Strategy dan Eskternal Factor Analysis Strategy. Sehingga didapatkan konsep dasar perancangan Kota Tobelo adalah Pengembangan Kota Tua Tobelo dengan Konsep Water Front City yang Nyaman dan Berwawasan Lingkungan.
Mitigasi Bencana Di Perkotaan; Adaptasi Atau Antisipasi Perencanaan Dan Perancangan Kota ? (Potensi Kearifan Lokal Dalam Perencanaan Dan Perancangan Kota Untuk Upaya Mitigasi Bencana) Respati Wikantiyoso
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 2, No 1 (2010): January 2010
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v2i1.1368

Abstract

Fenomena Gempa merupakan akibat dari terjadinya perubahan dan pergeseran lempeng planet bumi yang terus menerus terjadi, yang dikendalikan oleh proses-proses endogenik dan eksogenik. Pemahaman perilaku gempa (jalur seismic, titik pusat gempa, serta kecenderungan pergeseran kulit bumi), sangat penting diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan kota. Upaya mitigasi bencana di perkotaan harus dilakukan, belajar dari "pengalaman atas kejadian bencana di kota-kota kita (Aceh, Yogyakarta, Tasikmalaya, Padang dll). Korban jiwa terbesar kejadian bencana gempa bumi di perkotaan diakibatkan oleh terjadinya keruntuhan bangunan, terbatasnya akses dan ruang evakuasi di perkotaan, dan/atau kebakaran pasca gempa. Kondisi ini menjadi perhatian akademisi maupun praktisi, untuk memberikan sumbangan pemikiran guna memperkecil jumlah korban jiwa. Pemikiran-pemikiran tentang sistem peringatan dini, perencanaan dan perancangan kota yang aman dan nyaman (planning for safe city), penggunaan material, disain dan rekayasa bangunan tahan gempa, merupakan isue yang menarik untuk didiskusikan. Di sisi lain kekayaan akan potensi kearifan lokal (baik dalam bentuk pengetahuan lokal, teknologi lokal, pranata sosial, maupun tradisi lokal) sebenarnya telah banyak memberikan "pelajaran berharga dalam pemanfaatan ruang dan/atau lingkungan. Dengan demikian pemahaman atas potensi-potensi kearifan lokal dalam perencanaan dan perancangan kota menjadi penting dalam upaya mitigasi bencana di perkotaan. Penataan ruang melalui penataan konfigurasi ruang kota dengan unsur bangunan (skycraper, high rise building), kepadatan bangunan, serta ruang terbuka, harus direncanakan dan dirancang dengan baik untuk mengurangi jumlah korban akibat gempa. Upaya mitigasi dampak gempa bumi melalui perencanaan dan perancangan kota dan bangunan harus didukung oleh perangkat peraturan dan kebijakan pemerintah kota dan pusat yang berkaitan dengan perlindungan masyarakat dari bahaya gempa. Penggalian potensi kearifan lokal dalam upaya mitigasi, akan memberikan tambahan "muatan produk akhir perencanaan dan perancangan kota yang responsive, antisipatif dalammitigasi bencana di perkotaan.
Perancangan Bangunan Tradisional Sunda Sebagai Pendekatan Kearifan Lokal, Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi Wahyudi, Agung
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 2, No 1 (2010): January 2010
Publisher : Merdeka Malang University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v2i1.1369

Abstract

Permasalahan krisis lingkungan dan krisis energi (listrik, BBM) yang diiringi dengan semakin menyusutnya ruang terbuka hijau, pemborosan energi, pemborosan bahan bangunan , mendorong berbagai kalangan (arsitek, arsitek lanskap, desainer interior, produsen bahan bangunan, dan lain-lain) untuk berpikir ulang tentang paradigma membangun rumah berkelanjutan dan ramah lingkungan. Perwujudan desain bangunan tersebut sebenarnya sudah dilakukan sejak jaman dahulu, seperti mendirikan rumah panggung yang bertujuan supaya tidak lembab dan nyaman, perwujutanya adalah disebut dengan bangunan tradisional. Bangunan tradisional merupakan bangunan dibuat oleh masyarakat di daerah yang banyak menyimpan berbagai kelebihan Salah satu contohnya bangunan tradisional di Kampung Kranggan. Proses pembangunan dan teknik pembangunannya umumnya sederhana dan bahkan tidak terlalu memperhatikan aspekaspek desain yang hemat energi. Tetapi didalam operasionalnya, bangunan ini justru lebih hemat dibandingkan dengan bangunan-bangunan modern yang dibangun diperkotaan dengan bantuan arsitek. Salah satu penyebab hal ini adalah adanya sistematisasi sistem bangunan tradisional, yang mencakup struktur, utilitas, interior, dan envelope-nya. Hal inilah yang dicoba diungkapkan ditulisan ini dengan dengan menguraikan keberadaan sistem perancangan bangunan tradisional melalui survey langsung danmembandingkan terhadap antara kampung tradisional di Jawa Barat, yaitu Kampung Naga yang ada di Garut dengan Kampung Kranggan yang ada di Pondok Gede, Bekasi. Kampung Kranggan merupakan salah satu kampung tradisional sunda yang masih hidup diantara megapolitan Jakarta.. Maka penelitian ini bertujuan untuk mewujudkan perancangan bangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan hemat energi, yang berakar dari arsitektur tradisional. Sehingga nantinya permasalahan krisis lingkungan dan krisis energi bisa teratasi.
Menuju Kota Hijau, Melalui Kearifan Lokal (Memberdayakan Potensi Terpendam Tri Kahayangan Di Denpasar Sebagai Hijauan Kota Yang Abadi) Syamsul Alam Paturusi; I Wayan Diartika
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 2, No 1 (2010): January 2010
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v2i1.1370

Abstract

.

Page 1 of 13 | Total Record : 128