cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kelautan Tropis
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 321 Documents
Kandungan Total Fenolat pada Ekstrak Rhizophora sp Dari Teluk Awur, Jepara Ali Ridlo; Endang Supriyantini; Sri Sedjati
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 1 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.741 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i1.4304

Abstract

The antioxidant activity and total phenolic content of 18 extracts from different plant parts (leaves and stem bark) of 3 mangroves R. mucronata,  R. apiculata andR. stylosa from Teluk Awur, Jeparawere examined. The content of total phenolics in the extracts was calculated as gallic acid equivalent (GAE) and antioxidant activity was estimated as IC50 values using 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). The samples were extracted with n-hexane, ethyl acetate, and methanol respectively. The result showed that ethyl acetate extract of stem bark of R. apiculata holded the highest antioxidant activity with IC50 47.52ppm. Rates of total phenolic content ranged from 5.15 ± 1.02 to 64.79 ± 2.75 mg GAE/g.There was a significant correlation between total phenolic content and antioxidant activity. The results indicated promising mangrove Rhizophora sp. for the utilization as significant source of natural antioxidant. Telah dilakukan uji kandungan total fenolat dan aktivitas antioksidan 18 ekstrak dari bagian tanaman (daun dan kulit batang) 3 spesies mangrove asal Teluk Awur Jepara, yaitu mangroves R. mucronata,  R. apiculatadan R. stylosa. Kandungan total fenolat ditentukan sebagai ekuivalen asam galat (GAE) dan aktivitas antioksidan ditentukan berdasarInhibition Concentration 50 (IC50) dengan menggunakan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Sampel diekstraksi secara bertngkat menggunakan n-heksana, etil asetat dan metanol. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etil asetat kulit kayu mangrove R. apiculata memiliki aktivitas antioksidan terbaik dengan IC5047.52ppm. Nilai kandungan total fenolat ekstrak berkisar antara 5.15 ± 1.02 sampai  64.79 ± 2.75 mg GAE/g. Terdapat korelasi kuat antara kandungan total fenolat dengan aktivitas antioksidan. Hasil ini menunjukkan bahwa mangrove Rhizophora sp. dapat dijadikan sebagai sumber senyawa antioksidan alami.
Kontaminasi Logam Berat As dan Hg pada Airtanah Dangkal di Wilayah Pesisir Semarang dan Demak Baskoro Rochaddi; Agus Sabdono; Muhammad Zainuri
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 2 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.177 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i2.6339

Abstract

The present study was performed to assess the level of heavy metal contamination in shallow groundwater of Pati and Rembang coastal areas. Groundwater sample analysis indicated that Mercury and Arsenic were detected in the groundwater samples in the range 0.004 µg L-1 and 0.115-0.310 µg L-1 , respectively. Compared to the standard limits of the heavy metals contents in the water sample by World Health Organization (WHO) limits and Indonesian Drinking and Domestic Water Quality Standard for Ground Water (IWQS), groundwater of Semarang and Demak Coastal Areas was contaminated with heavy metals. This study has confirmed the presence of heavy metal contamination of some shallow groundwater supplies in the coastal areas of Semarang and Demak.Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat kontaminasi logam berat di air tanah dangkal di wilayah pantai Pati dan Rembang. Analisis sampel air tanah menunjukkan bahwa Merkurius dan Arsenik terdeteksi dalam sampel air tanah dalam kisaran 0,004 μg L-1 dan 0,115-0,310 μg L-1, masing-masing. Dibandingkan dengan batas standar kadar logam berat dalam sampel air oleh batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Standar Kualitas Air Minum dan Domestik Indonesia untuk Air Tanah (IWQS), air tanah Wilayah Semarang dan Demak telah terkontaminasi dengan logam berat. Studi ini telah mengkonfirmasi adanya kontaminasi logam berat dari beberapa pasokan air tanah dangkal di wilayah pesisir Semarang dan Demak.
Pertumbuhan dan Prosentase Molting pada Kepiting Bakau (Scylla serrata Forsskäl,1775) dengan Pemberian Stimulasi Molting Berbeda Ali Djunaedi
Jurnal Kelautan Tropis Vol 19, No 1 (2016): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.523 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v19i1.597

Abstract

Produksi kepiting bakau (S. serratta Forsskäl, 1775) sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan, tingkat kelulushidupan dan prosentase moulting. Studi tentang pengaruh metode perangsangan moulting kepiting bakau merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai metode perangsangan moulting terhadap prosentase moulting, kelulushidupan dan pertumbuhan. Penelitian menggunakan metode eksperimental  dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian menggunakan biota uji 120 ekor kepiting bakau (S. serrata Forsskäl, 1775) betina. Perlakuan metode perangsangan moulting yaitu, ablasi, autotomi dan penyuntikan hormon ovaprim dan kontrol, masing-masing diulang 3 kali. Pengamatan dilakukan pada, persentase moulting, kelulushidupan, pertumbuhan dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaaan sangat nyata (p>0,01) pada berbagai perlakuan metode perangsangan moulting terhadap persentase moulting, kelulushidupan dan pertumbuhan. Perlakuan metode ablasi menunjukkan hasil  paling tinggi, dengan persentase moulting 80 ± 10%, kelulushidupan 83,34 ± 5,78% dan laju pertumbuhan spesifik harian 5,36 ± 0,34%/hari. Sedangkan hasil terendah dicapai oleh perlakuan metode autotomi  dengan persentase moulting 13,33 ± 5,78%, kelulushidupan 16,67 ± 5,7% dan laju pertumbuhan spesifik harian 1,81 ± 0,22%/hari. Metode ablasi mata baik untuk diterapkan dalam merangsang moulting di dalam pemeliharaan kepiting bakau guna menunjang peningkatan produksi. 
Determinasi Bakteri Simbion Luminesensi Cumi Loligo edulis Serta Analisis Potensinya Sebagai Anti Bakteri Delianis Pringgenies; Dinny Anjang Sari; Ria Azizah T.N.; Ervia Yudiati; Endang Sri Susilo; Alfi Satriadi
Jurnal Kelautan Tropis Vol 20, No 2 (2017): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.661 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v20i2.1698

Abstract

The aim of this research is to determine luminous bacteria that symbiont with the light organ of the squid Loligo  edulis and also to find out the potency of simbiont bacteria in light organ of the squid L. edulis. The squid L. edulis were collected from Teluk Awur Waters, Jepara.  Stages of this research began with the isolation of bacteria, bacteria screening for anti bacteria, antibacterial activity test and and determination of bacterial species of the isolate. The result of determination showed that luminous bacteria which symbiont with the light organ of the squid L. edulis is come from species of  Photobacterium phosphoreum.  The result showed that luminous bacteria which symbiont with the light organ of the squid L. edulis have potency as antibacterial compound. Bacteria P. phosphoreum which symbiont in light organ of the squid L. edulis could inhibit the growth of Vibrio harveyi (diameter of resistance zone had range from 8,30-8,87 mm), Escherichia coli (diameter of resistance zone had range from 7,84-8,45 mm), Staphylococcus aureus (diameter of resistance zone had range from 8,39-9,09 mm) and Bacillus sp (diameter of resistance zone had range from 8,27-9,01).                                             Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeterminasi bakteri simbion yang bercahaya yang pada organ ringan dan mengetahui potensi bakteri simbion pada organ ringan dari cumi cumi Loligo edulis. Cumi L. edulis dikoleksi dari perairan Teluk Awur, Jepara. Tahapan penelitian meliputi:  isolasi bakteri, skrining bakteri, uji aktivitas antibakteri dan dan identifikasi  spesies bakteri isolat. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bakteri luminensensi yang bersimbiosis dengan organ cahaya cumi L. edulis adalah bakteri jenis Photobacterium phosphoreum. Bakteri luminesensi yang menempel pada organ cahaya cumi L. edulis memiliki potensi sebagai senyawa antibakteri. Bakteri P. phosphoreum yang tergabung edulis dapat menghambat pertumbuhan bakteri pathogen Vibrio harveyi (diameter zona resistansi berkisar antara 8,30-8,87 mm), Escherichia coli (diameter zona resistansi berkisar antara 7,84-8,45 mm), Staphylococcus aureus (diameter zona resistansi berkisar antara 8,39-9,09 mm) dan Bacillus sp (diameter zona resistansi berkisar antara 8,27-9,01). 
Distribusi Jenis Lamun Dihubungkan dengan Sebaran Nutrien Perairan di Padang Lamun Teluk Awur Jepara Ita Riniatsih
Jurnal Kelautan Tropis Vol 19, No 2 (2016): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.924 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v19i2.824

Abstract

Seagrass meadow ecosystem as one of the ecosystems in coastal areas has high productivity. The production process of seagrass stands as a result of photosynthesis produces relatively high seagrass biomass. In line with the production process, seagrass litter which decays at the bottom of the water as detritus undergoes a decomposition process by decomposing bacteria. This decomposition process will produce dissolved nutrients in the waters which are then reused by seagrass for the production process. Research on the study of the distribution of seagrass species associated with the distribution of nutrients in the seagrass beds of Awur Jepara Bay has been carried out with results showing the distribution of seagrass nutrients on four stations with 3 replications each indicating that seagrass species Thalasisia hemprichii and Enhalus acoroides tend to spread to habitats with muddy sand substrate with relatively high content of organic matter. While seagrass type Cymodocea serrulata and Syringodium isoetifolium are found more in habitats with fine sand substrate. The results of laboratory analysis for the content of aquatic and sediment nutrients showed varied results with an average range between 2,006-3,276 mg / l for nitrate and 0,0025 -0,0076 mg / l for aquatic phosphate and 4,254-7,324 mg / l for nitrate. and 2,324-5,544 mg / l for marine sediment phosphate. Diversity Index, Uniformity Index and Dominance Index of seagrass showed low to moderate values, varying according to the distribution of seagrass species found at the study site. Ekosistem padang lamun sebagai salah satu ekosistem di wilayah pesisir mempunyai produktifitas yang tinggi. Proses produksi tegakan lamun sebagai hasil fotosintesa menghasilkan biomassa lamun yang relative tinggi. Sejalan dengan proses produksi tersebut, serasah lamun yang luruh di dasar perairan sebagai detritus mengalami proses dekomposisi oleh bakteri pengurai. Proses dekomposisi ini akan menghasilkan nutrien terlarut di perairan yang kemudian akan dimanfaatkan kembali oleh lamun untuk proses produksi. Penelitian tentang kajian distribusi jenis lamun yang dihubungkan dengan sebaran nutrien perairan di padang lamun Teluk Awur Jepara telah dilakukan dengan hasil yang menunjukkan sebaran nutrient lamun di empat stasiun dengan masing masing 3 kali ulangan menunjukkan bahwa lamun jenis Thalasisia hemprichii dan Enhalus acoroides cenderung menyebar pada habitat dengan substrat pasir berlumpur dengan kandungan bahan organik yang relatif tinggi.sedangkan lamun jenis Cymodocea serrulata dan Syringodium isoetifolium lebih banyak ditemukan di habitat dengan substrat pasir halus. Hasil analisa laboratorium untuk kandungan nutrient perairan dan sedimen menunjukkan hasil yang bervariasi dengan kisaran rata-rata antara 2,006-3,276 mg/l untuk nitrat dan 0,0025 -0,0076 mg/l untuk phospat perairan serta 4,254-7,324 mg/l untuk nitrat dan 2,324-5,544 mg/l untuk phospat sedimen perairan. Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman dan Indeks Dominansi lamun menunjukan nilai rendah hingga sedang, bervariasi menurut distribusi jenis lamun yang ditemukan di lokasi penelitian.
Velocity Components of Currents and Transport Mechanism in the Ie Meulee Waters, Weh Island, Indonesia Ulung Jantama Wisha; Ilham Ilham
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 2 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1317.418 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i2.5779

Abstract

Weh Island has become an area of significance in which many developments are ongoing. Ie Meulee region was one of the developed areas where a new fishing port has been built which may impact to coastal instability. This study aims to determine the sea currents regime in the Ie Meulee waters and its relation to the transport mechanism. Field survey was conducted on March 2017 by which Tide Gauge and ADCP have installed within and without the port, respectively. Flow model was also simulated depicting current patterns for four extreme tidal conditions. The elliptical form of zonal and meridional components of current proves that the tidal current role takes place. The speed of tidal current ranged from 0-0.42 m/s and 0-0.85 m/s in the bottom and surface, respectively. The most prominent positive value of current components indicates that the transport mechanism is primarily surface ward during both ebb and flood tides. Reflection and diffraction are identified in the simulation testifying that the emergence of the fishing port has changed the hydrodynamic features. We also founded that the low-speed currents induced sediment settling within the jetty, so that it is essential to conduct regular dredging and bathymetry survey in the surrounding port. 
Potensi Hot Water Extract Rumput Laut Caulerpa sp. dan Sargassum Sebagai Komponen Immunonutrisi Pada Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vanamei) Subagiyo Subagiyo; Dyah Ismi Fatichah
Jurnal Kelautan Tropis Vol 18, No 3 (2015): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.52 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v18i3.528

Abstract

Immunonutisi adalah nutrient spesifik yang mampu memodulasi aktivitas sistem immun. Ada tiga target untuk immunonutrisi diantaranya adalah sistem pertahanan seluler. Pada udang sistem pertahanan seluler bertumpu pada aktivitas fagositosis hemosit. Pada penelitian ini dikaji potensi hot water extract rumput laut Caulerpa sp dan Sargassum sp sebagai immunonutrisi pada budidaya udang vanamei berdasarkan jumlah total dan aktivitas fagositosis hemosit udang vanamei. Percobaan telah dilakukan dengan cara memberi makan udang dengan pakan udang yang diperkaya dengan hot water extract rumput laut Caulerpa sp dan Sargassum sp. Ekstrak rumput laut diberikan pada konsentrasi 1 % (10 g/kg pakan). Udang diberi pakan sebanyak 5 % berat badan sehari yang diberikan dalam 3 kali pemberian pakan (pagi siang dan malam). Darah udang (hemolimfe) diambil setiap 4 hari sekai selama 2 minggu. Setiap kali pengambilan darah dilanjutkan dengan penghitungan jumlah total hemosit dan pengukuran aktivitas fagositosis hemosit. Data sekunder mengenai kandungan nutrisi dan komponen fungsional ekstrak Caulerpa dan Sargassum digunakan untuk mendukung hasil percobaan potensi rumput laut sebagai sumber immunonutrisi. Hasil penelitian menunjukan bahwa hot water extract rumput laut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai sumber immunonutrisi untuk budidaya udang. Hal ini ditunjukan oleh percobaan pemberian pakan udang yang diperkaya dengan ekstrak Caulerpa sp dan Sargassum sp mampu meningkatkan jumlah total dan aktivitas fagositosis hemosit udang vanamei. Data sekunder menunjukan bahwa Caulerpa dan Sargassum kaya akan sulphated polysaccharide, asam amino esensial, mineral dan vitamin yang semuanya berperan dalam menstimulasi sistem immunitas.Kata kunci : immunonutrisi, ekstrak rumput laut, sistem pertahanan seluler, udang vanamei 
Logam berat Pb, Cr dan Cd dalam Perairan Pelabuhan Tanjung Mas Semarang Chrisna Adhi Suryono; Ali Djunaedi
Jurnal Kelautan Tropis Vol 20, No 1 (2017): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.036 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v20i1.1350

Abstract

The concentrations of metals in the marine waters were found in water pound of Tannjung Mas Semarang Harbour.  Three metals (Pb, Cr, and Cd) have found in that research areas.  Majority of heavy metal have found during research was undetected / below detected.  However Cr was increasing that concentration during on July and Cd was increase on September and November.  The higher Cr concentration was found in station 1 and Cd found in station 1 and 4  Konsentrasi logam berat telah ditemukan dalam air laut kolam pelabuhan asedimen Tanjung Mas Semarang. Tiga logam berat seperti (Pb, Cr, dan Cd) telah ditemukan di lokasi penelitian.  Konsentrasi logam berat yang ditemukan selama penelitian kebanyak tidak terditeksi/ below detected.  Namun logam Cr meningkat pada bulan Juli dan logam Cd meningkat pada bulan September dan Nopember.  Konsentrasi Cr ditemukan pada stasiun 1 sedang Cd tertinggi ditemukan pada stasiun 1 dan 4.  
Pengaruh Nutrisi Dan Suhu Terhadap Selektivitas Potensi Antibakteri Dari Bakteri Yang Berasosiasi Dengan Spons Tutik Murniasih; Joko Tri Wibowo; Masteria Yunovilsa Putra; Febriana Untari; Mery Maryani
Jurnal Kelautan Tropis Vol 21, No 1 (2018): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.954 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v21i1.2084

Abstract

 roduction of pharmacological activity by marine microorganism is strongly influenced by nutrition and environmental conditions. In this study would  discuss about the influence of several type of media to the production of antibacterial agent by sponge-. associated microorganisms. About 3 sponges tissue Theonella sp, Callispongia sp. and Lithistide sp. collected from Seribu Island will be used for the host of associated microorganism. Agar medium used for isolation were M1 that contained amylum,  yeast extract and peptone, M2 (10% marine broth media) contained yeast extract and peptone, M3 only sea water without adding any nutrients. Beside the nutrient variation,  heat sock treatment at 50oC toward the sponge solution also apply to this study. The bacterial isolation data indicated that bacterial density in (CFU/100µL) of  Theonella sp, Callispongia sp. and Lithistide sp. were minimum when spreading in M3 medium with heat sock treatment. This data showed that limiting in nutrient and heating could increasing bacterial selectivity. The antibacterial activity capability of bacterial strains isolated using M1, M2 and M3 respectively in range were 81,8-90,9%; 50-87,5%  and; 66,7 -100%. This results showed that less nutrient of media will rise the number of antibacterial activity strains,and decreasing of bacterial density. This study reported that the minimum nutrient of isolation media and heat shock treatment could be used for selecting the antibacterial strains of sponge associated bacteria.  Aktifitas farmakologi yang dihasilkan oleh mikroorganisme laut sangat dipengaruhi oleh nutrisi dan kondisi lingkungan. Hal tersebut mendorong untuk digali lebih dalam tentang aspek-aspek yang mempengaruhi seleksi mikroba potensial pada spons. Metode isolasi mikroba dari jaringan spons menjadi kunci dalam menguak potensi mikroba simbionnya. Dalam penelitian ini akan membahas pengaruh berbagai media isolasi bakteri yang berasosiasi dengan spons asal Kep. Seribu. Terhadap 3 specimen spons Theonella sp., Callispongia sp. dan Lithistide sp. dilakukan isolasi bakteri dengan metode direct sampling menggunakan media M1, M2 dan M3. Media M1 mengandung nutrisi antara lain amilum, ekstrak khamir dan pepton, sedangkan media M2 mengandung sumber nutrisi ekstrak khamir dan pepton dan M3 hanya media agar dan air laut. Selain variasi nutrient dalam media, perlakuan pemanasan pada suhu 50oC juga akan dilakukan terhadap larutan sampel spons sebelum dilakukan penyebaran pada media isolasi. Hasil isolasi bakteri yang diisolasi spons Theonella sp, Callispongia sp. dan Lithistide sp. menunjukkan bahwa kepadatan minimum diperoleh dengan menggunakan media M3 dengan perlakuan pemanansan. Dari data isolasi bakteri menunjukkan bahwa selain kandungan nutrient yang minimum, perlakuan pemanasan akan menurunkan kepadatan jumlah bakteri yang tumbuh, sehingga pemanasan merupakan salah satu cara dalam seleksi isolasi bakteri yang berasosiasi dengan spons. Hasil analisis aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa persentase strain-strain bakteri yang aktif terhadap antimikroba Vibrio eltor, Eschericia coli dan Bacillus subtilis dengan variasi media M1 berkisar antara 81,8-90,9%;  M2 berkisar 50-87,5% dan M3 berkisar 66,7-100%. Dari data tersebut disimpulkan bahwa semakin sedikitnya nutrisi media isolasi maka semakin tingginya mikroba-mikroba potensial penghasil antibiotik. Media M3 merupakan media yang selektif untuk isolasi mikroba potensial dari spons, terbukti dengan tingginya prosentase bakteri yang aktif dan berkurangnya jumlah koloni yang tumbuh.
Uji Kerawanan Terhadap Tsunami Dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) Di Pesisir Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta Petrus Subardjo; Raden Ario
Jurnal Kelautan Tropis Vol 18, No 2 (2015): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1220.435 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v18i2.519

Abstract

Tsunami merupakan jenis bahaya alam yang belum dapat diprediksi waktu terjadinya. Tsunami adalah salah satu bencana alam yang senantiasa mengancam penduduk yang tinggal di daerah pesisir. Walaupun jarang terjadi, namun daya hancurnya yang besar membuat bencana tsunami ini harus diperhitungkan. Kabupaten Bantul, Yogyakarta termasuk salah satu wilayah rawan bencana tsunami yang meliputi 21 wilayah di Indonesia.Untuk mendukung langkah-langkah mitigasi bencana terhadap tsunami, salah satunya dengan memetakan tingkat kerentanan bencana tsunami di pesisir Pantai Depok Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Adapun lokasi secara administratif masuk wilayah Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun peta kerentanan wilayah terhadap tsunami di pesisir Pantai Depok Kecamatan Kretek,Bantul, Yogyakarta. Metode analisis yang dilakukan pada beberapa macam peta dikenal dengan metode tumpang susun (overlay method). Hasil penelitian menunjukan bahwa lokasi Ketinggian daratan di Kecamatan Kretek terdiri dari daerah-daerah yang rendah di wilayah pesisir hingga daerah tinggi di sekitar pegunungan. Dataran rendah yang berada di dekat pantai mempunyai tingkat kerawanan paling tinggi terhadap bencana tsunami dibandingkan dengan dataran yang tinggi. Ketinggian ini akan berpengaruh pada daerah penggenangan tsunami (Tsunami Inundation Area). Wilayah yang sangat rendah di Kecamatan Kretek terdapat hampir di seluruh kecamatan yang berada di pesisir. Secara umum beberapa bagian wilayah pesisir yang rendah ini akan sangat mungkin terendam apabila di kemudian hari terjadi lagi bencana tsunami dengan tinggi run up yang samaKata Kunci: Kerawanan, Tsunami, Pesisir, Bantul 

Page 5 of 33 | Total Record : 321