cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : 18298966     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Gradasi Teknik Sipil diterbitkan pertama kali dengan nama Jurnal Teknik Sipil pada bulan Agustus 2004 dengan ISSN 1829 – 8966, yang diterbitkan oleh Unit Pengembangan dan Kerjasama Jurusan Politeknik Negeri Banjarmasin. Ruang lingkup makalah meliputi bidang Teknik dan Manajemen dengan konsentrasi Bidang Transportasi, Geoteknik, Struktur, Keairan dan Manajemen Konstruksi.
Arjuna Subject : -
Articles 160 Documents
Koordinasi Simpang Empat Bersinyal Jalan S.Parman-Belitung Dengan S.Parman-Tarakan Kota Banjarmasin Anisari, Rezky
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.682 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v1i1.408

Abstract

Evaluasi lampu lalu lintas di kota Banjarmasin seharusnya dilakukan setiap tahun agar bisa diketahui apakah lampu lalu lintas tersebut sudah berfungsi dengan baik dan benar atau sebaliknya, agar tidak menimbulkan kemacetan, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Mengevaluasi ulang lampu lalu lintas yang berada di persimpangan jalan S.Parman-Belitung dengan jalan S.Parman-Tarakan Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. Agar dapat diketahui kapasitas jalan, waktu siklus, derajat kejenuhan dan koordinasi antar dua persimpangan. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode observasi, yaitu pengambilan data langsung dilapangan data yang diperlukan berupa data primer alat-alat yang diperlukan pada metode penelitian yaitu meteran, blanko dan alat tulis. Pengambilan data dilakukan selama dua hari dipersimpangan S.Parman-Belitung dengan S.Parman­Tarakan Hasil Penelitian pada persimpangan jalan S.Parman-Belitung dengan jalan S.Parman-Tarakan Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan kondisi existing sudah tidak efektif lagi, hal iniut dapat dilihat dari besarnya angka derajat kejenuhan pada tiap tiap lengan simpang yang rata-rata melebihi dari batas ideal yaitu <0,85 dengan demikian jelas bahwa pada simpang-simpang tersebut terjadi kemacetan. Waktu siklus pada kondisi existing pada persimpangan S.parman-Belitung 118 detik dan Persimpangan S,Parman-Tarakan 151 detik. Itu menunjukan bahwa waktu tersebut sangatlah lama sehingga disetting ulang persimpangan S.parman-Belitung 100 detik dan Persimpangan S,Parman-Tarakan 100 detik. Dengan kecepatan kendaraan rata-rata 20 km/jam dari persimpangan S.Parman-Belitung menuju persimpangan S.Parman-Tarakan maka dapat dipastikan bahwa kendaraan yang sudah melewati persimpangan S.parman-Belitung menuju S.Parman-Tarakan tidak akan ikut antrian selanjutnya di persimpangan S.Parman-Tarakan.
Identifikasi Dan Pemetaan Morfometri Daerah Aliran Sungai Martapura Menggunakan Teknologi GIS Sobatnu, Ferry; Irawan, Faris Ade; Salim, Agus
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.062 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v1i2.432

Abstract

The low location of the Banjar district land from the sea surface causes the flow of water on the soil surface becomes substandard. Consequently some areas always stagnant to reach 29.93 %, some 0.58 % flooded periodically. Almost every year when the rainy season arrives with a high intensity in the Martapura area there is a flood with an altitude of up to ± 1 meter. Based on data of regional disaster management agency (BPBD), there are eight districts that are prone to flooding. Namely, Sungai Pinang district, Sambung Makmur, Pengaron, Astambul, Karang Intan, Martapura, Sungai Tabuk, dan Mataraman. Research was conducted with the help of Arcgis software using a calculate geometry tool to identify morphometry. Watershed morphometry is a quantitative measure of watershed characteristics associated with the geomorphological aspects of a region. These characteristics are related to the rainwater drainage process that falls within the watershed. The research results show watershed Martapura has an area of 453.88 km2, the length of the main river reaches 36,566 meters, the slope (gradient) of 0.022 %. River density level is 0.828 km/km2.The order level of the river reaches 10 level. The pattern of the river is rektangular with the type of watershed in parallel. Based on data mapping and identification of Martapura river basin, so that important. information can be generated. such morphometric data can be used as reference for environmental problem solving and watershed management.
Tinjauan Perbandingan Biaya Penggunaan Bekisting Kolom Kayu, Plywood Dan Sistem Peri (PERI LICO) Rafik, Aunur; Cahyani, Rinova Firman
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.682 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v1i1.409

Abstract

Hutan semakin lama semakin berkurang dengan cepat sehingga kayu pun semakin langka. Kayu bekisting semakin lama semakin sulit didapat menjadikan kebutuhan kayu terus meningkat. Seiring dengan perkembangan teknologi konstruksi, salah satu langkah untuk menghemat penggunaan bekisting adalah dengan menggunakan sistem bekisting modern seperti Peri Sistem ataupun menggunakan bekisting plywood. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan cara menjelaskan dan menghitung penggunaan bekisting kayu, plywood, dan Peri Sistem (Sistem Lico). Serta penelitian komparatif yang bersifat membandingkan perbedaan biaya antara penggunaan bekisting kolom tersebut. Hasil perhitungan didapat biaya penggunaan bekisting kayu perkolom Rp. 1.015.350,00 biaya penggunaan bekisting plywood perkolom Rp. 1.259.350,00 biaya penggunaan bekisting Sistem Lico (harga beli) perkolom Rp. 33.273.680,00 serta biaya penggunaan bekisting Sistem Lico (harga sewa) perkolom Rp. 8.864.150,00. Dari hasil tersebut terdapat selisih perbandingan biaya yang cukup jauh antara bekisting kayu, plywood, dan Sistem Lico (dalam harga sewa) yaitu 1 : 1 : 8.
Perencanaan Pembuatan Tebing Jagaan Untuk Pengendalian Banjir Sungai Bitahan Kabupaten Tapin Firdaus, Muhammad; Wibowo, Banu
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.062 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v1i2.433

Abstract

Sungai Bitahan berada di Kabupaten Tapin yang tepatnya berada di Desa Bitahan. Sungai ini merupakan sungai keberadaannya sangat penting bagi masyarakat, karena sebagian besar masyarakat yang beraada di sepanjang tepian sungai menggunakan air dari Sungai Bitahan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari dan juga untuk pengairan daerah persawahan serta perkebunan. Meskipun telah dibangun pengaman tebing sungai namun dalam perencanaannya kebanyakan tidak melakukan pengamatan lebih jauh tentang predikdisi tinggi debit air sungai pada musim hujan dan tidak melakukan normalisasi dasar sungai serta peninggian tebing sungai untuk menghindari terjadinya luapan pada sungai. Penyusunan laporan dilakukan dengan metode pengamatan lapangan dan perhitungan. Untuk pengukuran penampang sungai menggunakan metode manual. Lokasi pengukuran penampang yang harus diperhatikan, yaitu lebar sungai, kedalaman sungai dalam jumlah 10 titik, Tinggi muka air normal. Perhitungan kecepatan menggunakan Rumus Manning , Debit merupakan jumlah air yang mengalir di dalam saluran atau sungai per unit waktu. Metode yang umum diterapkan untuk menetapkan debit sungai adalah metode profil sungai (cross section), Dari klasifikasi Sungai, Sungai Bitahan termasuk sungai kecil dengan lebar antara 3 – 10 m. Kecepatan aliran pada saluran Sungai Bitahan kondisi normal menggunakan Rumus Manning adalah 4,25 m/det. Untuk saluran Sungai Bitahan setelah di normalisasi didapat kecepatan aliran yang menggunakan rumus Manning adalah 4,86 m/det, Untuk debit aliran saluran sungai kondisi existing pada Sungai Bitahan adalah 119,27 m3/det, debit aliran untuk saluran sungai setelah di normalisasi adalah 148,57 m3/det. Dimensi saluran pada Sungai Bitahan setelah dinormalisasi menggunakan tanggul siring berbentuk dinding kantiliver dengan lebar atas saluran A = 0,4 m, untuk lebar dasar salurannya B = 2,80 m dengan tinggi saluran H = 4,00 m dan tebal kaki pondasi D = 0,40 m. Dan hasil perhitungan daya dukung tanah pondasi untuk dinding penahan tanah kantiliver dengan keadaan tanah timbunan kering ( ), stabilitas terhadap penggeseran dinyatakan aman Fgs = 2,44 , stabilitas terhadap penggulingan aman Fgl = 2,91 dan daya dukung F = 6,83. Dinding penahan tanah kantiliver dengan keadaan tanah timbunan jenuh (), stabilitas terhadap penggeseran dinyatakan aman Fgs = 3,21, stabilitas terhadap penggulingan aman Fgl = 3,28 dan daya dukung aman FK = 11,77.
Tinjauan Aliran Sungai Yang Berpotensi Terjadi Peluapan Aliran Muhlis, Adriani
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.682 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v1i1.410

Abstract

Sebagian wilayah di kota Banjarmasin tergenang air apabila turun hujan dengan curah yang tinggi, itu diakibatkan kurang berfungsinya saluran drainase dan sungai. Dimana banyak saluran-saluran drainase di kota Banjarmasin ini dipenuhi banyak sampah, sedangkan kendala untuk sungai tidak berbeda jauh dengan kendala drainase, banyak dipenuhi sampah serta kondisi eksisting yang tidak sebanding dengan volume air yang ada dan dipengaruhi oleh bangunan-bangunan rumah penduduk yang menjorok ke bibir sungai. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa kondisi eksisting empat sungai di Kecamatan Banjarmasin Tengah yang sudah ada. Berdasarkan hasil penelitian ke-4 sungai, di dapat Sungai Tatas Qsal(1) 2.931 > Qaliran+hujan(1) 2.816, Sungai Teluk Dalam dengan Qsal(2) 3.082 > Qaliran+hujan(2) 3.027, Sungai Skip Lama dengan Qsal(3) 0.447 > Qaliran+hujan(3) 0.300, dan Sungai Skip Lama dengan Qsal(4) 0.447 > Qaliran+hujan(4) 0.287. Maka dapat diketahui ke-4 sungai dapat menampung debit yang ada, tetapi masih terjadi potensi peluapan pada waktu pasanga dan hujan, yang diakibatkan oleh adanya penyumbatan oleh sampah dan endapan di beberapa tempat sehingga mempengaruhi pengalirannya, sedangkan pada musim hujan menjadi tempat untuk pembuangan akhir drainase di sekitar sungai tersebut.
Analisa Kapasitas Jalan Dan Derajat Kejenuhan Berdasarkan Survey Lalu Lintas Harian Rata-Rata Di Kabupaten Paser Kalimantan Timur Anisari, Rezky
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.062 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v1i2.435

Abstract

In the province of East Kalimantan, especially the city of Tana Paser, Paser Regency, has a fairly high population growth, and is a fairly dense city and it is included as a fairly developed city hence many migrants who migrate to trade or to find a job. Based on the results of the Central Bureau of Statistics recording in 2016, the population of Tana Paser city was 50,000 people which make the city of Tana Paser as the city with the largest population in the Southern part of East Kalimantan Province. To find out the traffic density level, it is necessary to analyze and survey the traffic, the results of the analysis show that the surveyed road with the highest density level or the highest Degree of Saturation (DS) is MT Haryono road with DS value of 0.494 with road capacity of 1406 , 725 SMP / hour and total of traversing current of 694,4 SMP / hour followed by road of Untung Suropati with DS equals to 0,441 with road capacity of 2134,458 SMP / hour and total of traversing current equal to 942,350 SMP / hour. For the surveyed road with the lowest density level or the lowest Degree of Saturation (DS) is the Pelopor road with DS value of 0,020 with the road capacity of 2229,323 SMP / hour and the total traversing current is only 45,100 SMP / hour; then Sungai Tuak Sultan Hasanuddin road with DS value of 0,066 with road capacity of 3305,275 SMP / hour and total traversing current only equals to 217,050 hence the road is categorized as quiet road.
Fenomena Thixotropic Pada Lempung Sensitive Marzuki, Ahmad
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.707 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v1i1.411

Abstract

Prakiraan daya dukung ultimit tiang dilakukan dengan pendekatan teoritis dan aktual dimana pendekatan teoritis dilakukan dengan mengolah data pemeriksaan parameter tanah di lapangan dan atau di laboratorium. Pendekatan daya dukung aktual dilakukan di lapangan dengan menguji langsung kemampuan dukung tiang terhadap penurunannya. Nilai daya dukung dari 2 (dua) pendekatan tersebut tidak selalu sama, hal ini disebabkan perbedaan kondisi parameter tanah pada saat pra-pemancangan dan saat pemancangan. Terjadiya perbedaan kondisi tersebut karena perbedaan tingkat gangguan parameter dukung tanah terhadap beban aplikasi dan fungsi waktu. Beberapa eksperimental di lapangan (Herman wahyudi,1999) memperlihatkan bahwa daya dukung tanah lambat laun bertambah seiring dengan bertambahnya waktu atau dengan kata lain kekuatan tanah cenderung akan kembali sebagian ke keadaan daya dukung sebelum diganggu atau disebut peristiwa thixotropic. Pengamatan peristiwa thixotropic pada lempung, khususnya lempung sensitive sangatlah penting untuk memberi pendekatan dugaan tentang adanya kekuatan lebih dari lempung sensitive setelah diganggu daripada kekuatan lempung sensitive yang mengabaikan pengaruh thixotropic. Pemahaman tentang peranan thixotropi sangat menbantu dalam pendekatan nilai-nilai Safety Factor untuk menghitung daya dukung desain yang berpengaruh pada aspek ekomonis dan kemudahan pelaksanaan dilapangan dan menentukan waktu tunggu jika diperlukan setelah pelaksanaan pondasi dan sebelum pondasi dibebani oleh struktur diatasnya agar mendapatkan daya dukung yang optimal..
Perbandingan Daya Dukung Ultimit Tiang Pancang Antara Metode Teoretis Dan Metode Aktual Dengan Konfigurasi Tiang Dan Kedalaman Suhaimi, Muhammad; Fathurrozi, Fathurrozi; Aspihani Rahman, Muhammad
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.062 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v1i2.436

Abstract

The soil layers in Banjarmasin are generally soft clay soil, whereas hard soil layers are in the range of 30 to 50 matters below ground level. Therefore, deep foundation is the right alternative to build a stronger and more stable construction. This study aims to determine the comparison value of pile bearing capacity based on theoretical and actual result so it can be used to determine the selection for planning and execution in installation of piles foundation. The study was conducted at Lambung Mangkurat University (ULM) Campus, Jl. Brigjend H. Hasan Kayu Tangi, Banjarmasin. This study used mini piles size of 20cm x 20cm with vary in length. The type of soil bearing capacity against piles is friction. In theoretical calculation, it used sondir data while in actual bearing capacity it used the result from loading data test at pile B, E, G and I, then all data processed and analyzed by using methods from Davission (1973), Mazurkiewich (1973), and Chin (1970). The results of the calculation of bearing capacity of the ultimit piles, both theoretical and actual show a very significant difference. A very large difference on pile E4 with a depth of 12 meters of 53,25%, and the smallest difference in pile I with a depth of 12 meters by 15,25%.
Pengaruh Agregat Gabungan Terhadap Hasil Marshall Untuk HRS-WC Dan HRS-Base Gazalie, Rifanie; Firdaus, Muhammad; Hawinuti, Riska
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.062 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v1i2.430

Abstract

The cause of the failure and damage to the roughness of the road is because the use of asphalt with high penetration value concurent with low levels mixture asphalt and the implementation of which has not been in compliance with the existing requirements, thus reduce the age of the road plan. The most commont asphalt roughness layer failure is permanent deformation AS a result of less stability and crack due to fatigue. One of the main consideration in determe the quality of asphalt mixture is the strength of the aggregate in order to endure in compliance with road planning. The issues discussed in this research is how the combined aggregate influence towards optimum levels of asphalt and asphalt mixture stability value. The research sample is asphalt penetration 60/70, coarse aggregate Awang Bangkal and Katunun-Banjarbaru Pelaihari, fine aggregate is Barito sand, filler Awang Bangkal rock burst and Tiga Roda Cement, witch total of 48 samples with levels 5-7% asphalt. Parameters of mix are stability , flow of air cavities, Voids in Mix (VIM), Void in Mineral aggeggate (VMA), Void Filled with Asphalt (VFA), Marshall Quotient (MQ), and VIM refusal to AC-WC determined from analysis of Marshall. The result achieved is the reduction in consumption levels of optimum asphalt of 0.5% for combined aggregate Awang Bangkal and Katunun Lataston mixed HRS-WC and a reduction in consumption levels of optimum asphalt of 0.2% on the mix HRS-Base on the minimum spesification 800 kg.
Perencanaan Campuran Lapis Aspal Beton Permukaan Dengan Asbuton Butir Sebagai Filler Surat, Surat; Gazalie, Rifanie; Mumamiroh, Pazilatul
Jurnal Teknik Sipil Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2018
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3929.836 KB) | DOI: 10.31961/gradasi.v2i1.574

Abstract

The objective of this research was to use mineral in asbuton as filler and asphalt will be taken into account to reduce the use of oil asphalt in Asphalt Concrete Wearing Course. The material used in this research was aggregate crushed stone from Katunun Mountain, Tanah Laut Regency, South Kalimantan, asphalt Pen 60/70 production of Pertamina and Asbuton grade 15/20. Use of Asbuton 7% in Asphalt Concrete Wearing Course mixture with optimum asphalt content of 5.25% mixed properties of VIM 3.5%, VMA 15.7%, VFB 77,9%, Stability 1484 kg, Flow 3.3 mm, VIM PRD 3.0%, Stability remaining 90.8% obtained. At the optimum asphalt content of 5.25%, mixed experiments with Asbuton grains were varied, 5.0%, 9.0%, 11.0% and 13.0%. The Marshall test showed that the greater the addition of Asbuton, the higher the stability value, the sequential stability value of 1058 kg, 1449 kg, 1509 kg and 1600 kg. Flow range from 3.1 mm to 3.5 mm. The VIM 3.5% up to 5.6%, VMA 15.75% up to 16.87%, VFB 68.1% up to 71.9%. The experimental results with Marshall testing of the asphalt mixture qualities meet the Asphalt Concrete Wearing Course criteria.

Page 1 of 16 | Total Record : 160