cover
Contact Name
Subhan
Contact Email
jsapalaut@uho.ac.id
Phone
+6285394139509
Journal Mail Official
jsapalaut@uho.ac.id
Editorial Address
Sekretariat Elektronik Jurnal Gedung Kardiyo P. Kardiyo, Lt.2 FPIK-UHO, Jl. HEA Mokodompit No.1, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu, Kendari Sulawesi Tenggara 93232
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Sapa Laut
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : ""     EISSN : 25030396     DOI : http://dx.doi.org/10.33772/jsl.v5i4
Cakupan artikel Jurnal Sapa Laut Meliputi : Bio-ekologi Kelautan Oseanografi dan Sains Atmosfer Remote Sensing Kelautan dan GIS Bioteknologi Kelautan Mitigasi Bencana Pesisir dan Adaptasi Perubahan Iklim Pencemaran Laut Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Ekowisata Bahari
Articles 174 Documents
IDENTIFIKASI JENIS SEDIMEN BERDASARKAN KARAKTERISTIK FISIK OSEANOGRAFI DI PERAIRAN BUNGKUTOKO SULAWESI TENGGARA Ardani, .; Afu, La Ode Alirman; Ira, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 2: Mei 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i2.12169

Abstract

Perairan Pulau Bungkutoko telah mengalami banyak perubahan yang diakibatkan adanya pembangunan jembatan serta kegiatan reklamasi, menyebabkan terjadinya sedimentasi di perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis sedimen berdasarkan karakteristik fisik oseanografi dan untuk mengetahui sebaran sedimen berdasarkan klasifikasi jenis. Pengambilan sampel sedimen mengunakan core sampel dilaksanakan pada bulan April- November 2019 di Perairan Pulau Bungkutoko kecamatan Abeli, Kota Kendari. Hasil penelitian menemukan lima jenis sedimen yaitu kerikil, pasir sangat kasar, pasir agak kasar, pasir halus dan pasir sangat halus. Dengan kecepatan arus dan cepat rambat gelombang dikategorikan sebagai arus dan cepat rambat gelombang sedang. Sebaran sedimen di Perairan Pulau Bungkutoko terdiri atas pasir agak kasar sampai pasir halus. Hal ini disebabkan oleh faktor reklamasi dan kondisi arus dan gelombang yang tidak stabil.Kata Kunci: Jenis Sedimen, Sebaran, Bungkutoko, Fisik Oseanografi
STUDI KESUBURAN PERAIRAN BERDASARKAN UNSUR HARA DAN KLOROFIL-a DI PERAIRAN PULAU SAPONDA LAUT KECAMATAN SOROPIA, KABUPATEN KONAWE Harianto, Fahrunnisa; Nurgayah, Wa; Irawati, Nur
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 2, No 1: Februari 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v2i1.3591

Abstract

Penelitian inibertujuan untuk menganalisis tingkat kesuburan  perairanberdasarkan unsur hara dan klorofil-a di Perairan Pulau Saponda Laut. Penelitian ini dilaksanakan bulan November sampai dengan Desember 2015. Lokasi pengambilan sampel dibagi dalam dua stasiun. Stasiun I terletak di bagian Utara dan stasiun II terletak dibagian Selatan. Penentuan lokasi didasarkan pada karakteristik perairan Pulau Saponda Laut dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil pengukuran parameter utama, yakni NO3, NO2, NH3 danPO4, 0,029 ̶ 0,03 mg/L, 0,004 ̶ 0,006 mg/L, 0,0156 ̶ 0,0238 mg/L dan 0,005 ̶ 0,006 mg/L. Hasil pengukuran parameter penunjang, yakni suhu, kecerahan, pH, salinitas dan DO perairan berkisar 29 ̶ 30°C, 12 ̶ 13 m, pH 7, 34 ̶ 35 ppt dan 7,4 ̶ 7,6 mg/L. Hasil pengukuran Klorofil-adi Pulau Saponda Laut rata-rata 0,97 ̶ 1,205 mg/L. Terdapat empat kelas fitoplankton yang menempati perairan Pulau Saponda Laut, yaitu kelas Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Dinophyceae dan Chlorophyceae. Kelas Bacillariophyceae merupakan kelas yang paling dominan di perairan Pulau Saponda Laut. Kelimpahan fitoplankton tertinggi ditemukan pada Bulan Desember sebesar 375 ind/L Kategori kesuburan perairan dan klorofil-aPerairan Pulau Saponda Laut masuk dalam kategori perairan oligotrofik.Kata kunci: Fitoplankton,Kesuburan Perairan, Klorofil-a, Saponda Laut.
KOMPOSISI JENIS DAN POLA DISTRIBUSI KRUSTASEA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI DESA LAOSU JAYA, KECAMATAN BONDOALA KABUPATEN KONAWE Rahyudin, Edi; Ramli, Muhammad; Nurgayah, Wa
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 3: Agustus 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i3.13447

Abstract

Krustasea merupakan hewan yang diketahui berasosiasi dengan baik di ekosistem mangrove, namun informasi mengenai komposisi jenis dan pola distribusi krustasea ini masih sangat kurang sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis dan pola distrbusi krustasea yang meliputi indeks keanekaragaman, keseragaman, dominansi yang ada di Desa Laosu Jaya Kec. Bondoala Kab. Konawe. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Juni 2019. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode transek kuadrat berukuran 10 x 10 m2 dengan tiga stasiun pengambilan sampel yang berdasarkan kondisi ekosistem mangrove yaitu rusak, sedang dan padat.Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis krustasea pada setiap stasiun dengan nilai tertinggi yaitu krustasea jenis kepiting P. guttatum dengan persentase 47% - 52% pada bulan gelap, 45% - 49% pada bulan terang. Keanekaragaman (H’) diperoleh sekitar 1,69 - 1,80 pada bulan gelap, 1,69 – 1,83 pada bulan terang. Keseragaman (E) diperoleh sekitar 1,54 – 1,69 pada bulan gelap, 1,58 – 1,69 pada bulan terang. Dominansi (C) diperoleh sekitar 0,26 – 0,30 pada bulan gelap, 0,24 – 0,28 pada bulan terang. Untuk pola penyebaran krustesea pada setiap stasiun termasuk kedalam kategori merata/ seragam.Kata Kunci: Krustasea, Komposisi Jenis, Pola Distribusi, Keanekaragaman, Keseragaman, Dominansi.
TINGKAH LAKU IKAN BESENG (Apogon linieatus) BERDASARKAN KENAIKAN SUHU PADA WADAH TERKONTROL Rivaldy, Muh.; Ramli, Muhammad; Yusnaini, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 2, No 2: Mei 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v2i2.3596

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu kritis ikan beseng pada wadah terkontrol serta mengetahui tingkah laku ikan beseng akibat pengaruh kenaikan suhu air laut. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2015 yang bertempat di Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi. Metode yang digunakan adalah Critical Thermal Method (CTM), dengan pendekatan batas Critical Thermal Maximum (CTMax) pada wadah terkontrol dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hewan uji diawal perlakuan dimasukkan pada suhu air pada kisaran rata-rata 27,6 °C, dan setiap menit suhu air dinaikan sebesar 0,2–0,3 °C sehingga pada jangka waktu 5 menit dan diperoleh kenaikan suhu 1°C. Hasil dari penelitian menunjukkan disetiap kenaikan suhu ikan beseng memperlihatkan tingkah laku pergerakan lebih cepat, berenang miring, menabrak-nabrak dinding wadah pemeliharaan. Ikan beseng (Apogon lineatus) mampu hidup pada paparan suhu sampai dengan 39,1 °C dengan lama waktu pengujian selama 54 menit. Kata Kunci: Daya tahan tubuh, Ikan Beseng (Apogon linieatus), suhu
PENGARUH ARUS LAUT TERHADAP SEBARAN TSS DI PERAIRAN RAROWATU UTARA KABUPATEN BOMBANA Saiful, Muhammad; Yasir Haya, La Ode Muhammad; Pratikino, A. Ginong
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 3: Agustus 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i3.13454

Abstract

Penyebaran TSS di perairan pantai dan estuari dipengaruhi oleh pola arus pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pola arus, sebaran TSS dan untuk mengetahui hubungan pola arus dan sebaran TSS di Rarowatu Utara Kabupaten Bombana. Pengambilan data lapangan meliputi pengukuran arus menggunakan current meter, pengukuran pasang surut, dan pengambilan sampel air TSS. Hasil pengukuran arus yang diperoleh yaitu kecepatan arus rata-rata pada saat pengukuran di lokasi stasiun adalah 0,611 m/s dengan arah arus dominan ke arah barat laut. Kecepatan arut tertinggi terdapat pada stasiun V dengan kecepatan arus 0,111 m/s dan kecepatan arus terendah didapatkan pada stasiun IV dengan kecepatan arus yaitu 0.093 m/s. Nilai rata-rata kandungan TSS pada saat pasang yaitu 22,15 mg/l. Hasil pengukuran TSS tertinggi berada pada stasiun IV yaitu 24,6 mg/l sedangkan hasil pengukuran terendah pada stasiun III yaitu 15,4 mg/l. Sebaran TSS sangat dipengaruhi oleh pola arus dimana kecepatan arus yang tinggi dan cenderung mengarah ke barat laut menyebabkan konsentrasi sedimen tersuspensi terakumulasi di dekat dengan garis pantai dan estuari.Kata Kunci: arus, pasang surut, TSS, perairan Rarowatu Utara
HUBUNGAN KLOROFIL-a KAITANNYA DENGAN PARAMETER FISIKA KIMIA DI PERAIRAN DESA TANJUNG TIRAM KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN Irman, .; Nurgayah, Wa; Irawati, Nur
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 2, No 4: November 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v2i4.3817

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan klorofil-a kaitannya dengan parameter fisika-kimia perairan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 di Perairan Desa Tanjung Tiram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan analisis data menggunakan analisis deskripsi yaitu data disajikan dengan menjelaskan dan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Parameter yang diamati meliputi kecerahan, arus, suhu, salinitas, pH, DO, nitrat, ortofosfat, dan klorofil-a. Berdasarkan hasil penelitian nilai klofil-a tertinggi pada stasiun III (karamba) dengan kosentrasi klorofil-a sebesar 1,425 mg/L. Tingginya kosentrasi klorofil-a pada stasiun III diduga masih adanya pengaruh aktifitas Karamba Jaring Apung yang dilakukan oleh masyarakat seperti pemberian pakan pada organisme yang dipelihara di Karamba jaring Apung. berdasarkan hasil pengukuran nilai klorofil-a pada keempat stasiun berkisar 0,775–1,425 mg/L. Hasil analisis deskripsi menunjukkan kontribusi parameter kimia perairan, korelasi yang signifikan terhadap klorofil-a adalah nitrat dan ortofosfat sedang parameter suhu, DO, pH, salinitas, dan arus tidak menunjukkan adanya hubungan.Kata Kunci :Tanjung Tiram, Klorofil-a, Fisika Kimia
VARIASI SPASIAL DAN TEMPORAL TERHADAP KOMPOSISI JENIS IKAN YANG BERASOSIASI PADA EKOSISTEM MANGROVE DESA LAMONTOLI KECAMATAN BUNGKU SELATAN Muhu, Rusham; Ramli, Muhammad; Nurgayah, Wa
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 4: November 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i4.15493

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan daerah spawning, nursery ground dan tempat berlindung bagi berbagai jenis ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis ikan pada ekosistem mangrove berdasarkan fase bulan gelap, ¼ bulan terang, bulan terang, ¼ bulan gelap dan untuk mengetahui hubungan kerapatan mangrove terhadap komposisi jenis ikan. Penelitian ini dilaksanakan di perairan Desa Lamontoli selama satu bulan dengan 4 kali pengambilan sampel. Ikan yang ditangkap menggunakan jaring insang dengan mata jaring 1,5 inci. Data dianalisis dengan melihat indeks keanekaragaman, dominansi dan keseragaman. Selama penelitian ditemukan 1.086 ekor ikan yang terdiri dari 15 spesies dan 10 famili. Secara berturut-turut, ditemukan 142 ekor, 152 ekor, 355 ekor dan 86 ekor pada fase bulan gelap, ¼ bulan terang, bulan terang, dan ¼ bulan gelap. Pada ekosistem mangrove dengan kerapatan tinggi, nilai keanekaragaman ikan berada pada kategori sedang pada fase bulan gelap dengan nilai (H'=2,512), keseragaman tinggi pada fase ¼ bulan gelap (E=1,148) dan dominansi tertinggi pada fase 1/4 bulan terang (C=0,176) dan keanekaragaman terendah pada fase ¼ bulan gelap dengan nilai (H'=1,919), keseragaman terendah pada fase ¼ bulan terang (E=0,873) dan dominansi terendah pada fase bulan gelap (C=0,090). Pada ekosistem mangrove dengan tingkat kerapatan sedang, keanekaragaman tertinggi pada fase bulan gelap dengan nilai (H'=2,217), keseragaman tertinggi pada fase ¼ bulan gelap (E=1,103) dan dominansi tertinggi pada fase 1/4 bulan gelap (C=0,222) dan keanekaragaman terendah pada fase ¼ bulan gelap dengan nilai (H'=1,755), keseragaman terendah pada fase ¼ bulan terang (E=0,941) dan dominansi terendah pada fase bulan gelap (C=0,137). Secara umum keseragaman jenis cukup tinggi dan menunjukan bahwa tidak ada jenis ikan yang mendominasi serta penyebarannya merata. Tingginya kelimpahan ikan sangat dipengaruhi oleh kerapatan mangrove dan perbedaan fase bulan.Kata Kunci : Komposisi Jenis Ikan, Mangrove, Fase Bulan, Perairan Desa Lamontoli.
KARAKTERISTIK HABITAT, KEPADATAN DAN KOMPOSISI JENIS BIVALVIA DI ZONA INTERTIDAL PERAIRAN DESA WAWATU KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN Desmari, Tti; Ramli, Muhammad; Pratikino, A. Ginong
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 4: November 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i4.15498

Abstract

Zona Intertidal merupakan wilayah peralihan antara ekosistem laut dan ekosistem daratan (terestrial). Bivalvia merupakan salah satu kelompok organisme invertebrata yang banyak ditemukan dan  hidup di daerah intertidal. Penelitian ini berujuan untuk mengetahui karakteristik habitat bivalvia, kepadatan dan komposisi jenis Bivalvia serta hubungan kepadatan dan komposisi jenis Bivalvia terhadap parameter perairan di Perairan Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan.  Pengambilan data dilakukan pada Bulan Juni - Desember 2019 di Perairan Desa Wawatu, Kecamatan Moramo Utara.  Metode pengambilan data bivalvi menggunakan metode Transek Kuadrat. Karakteristik substrat pasir dan lempung berpasir.  Kepadatan bivalvia berkisar 2,8-4,3 ind/m2.  Kepadatan tertinggi bivalvi ditemukan  daerah substrat lempung berpasir yang berasosiasi dengan padang lamun.  Terdapat 7 jenis bivalvia yang ditemukan  pada lokasi pengamatan.  Komposisi jenis tertinggi bivalvia pada Tachycardium subrugosum dan Anadara granosa, sedangkan komposisi jenis terendah  Pinna Muricata.  Kepadatan jenis bivalvia memiliki hubungan korelasi positif yang sangat kuat dengan pH, BO dan  kedalaman. Kata kunci:  Bivalvia,  Kepadatan, Komposisi Jenis, Intertidal, Wawatu
KEANEKARAGAMAN DAN KEPADATAN KARANG LUNAK DI PERAIRAN WAWORAHA KECAMATAN SOROPIA Wanda, Erni; Sadarun, Baru; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 3, No 1: Februari 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v3i1.6504

Abstract

Karang lunak merupakan salah satu anggota Cnidaria yang berperan dalam pembentukan terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kepadatan karang lunak di Perairan Waworaha Kecamatan Soropia. Pengambilan data dilakukan    pada bulan April 2017 dengan menggunakan metode belt transect. Luas area pemantauan 700 m², dengan spesifikasi panjang 70 m dan lebar 10 m.  Jenis karang lunak yang ditemukan berjumlah 8 jenis, yaitu 5 Lobophytum crassum, 13 Sarcophyton glaucum, 2 Sinularia flexibilis, 4 Sinularia leptoclados, 8 Lemnalia flava,  2 Dendronephtya hemprichii, 2 Litophyton, dan 7 Capnella fungiforms kukenthal. Kepadatan karang lunak yang diperoleh pada stasiun I sebesar 0,007 koloni/m², stasiun II sebesar 0,34 koloni/m², dan stasiun III sebesar 0,020 koloni/m². Frekuensi kemunculan diperoleh sebesar 33,33-66,67%.Kata kunci: Keanekaragaman, Kepadatan, Karang lunak, Perairan Waworaha.
PREFERENSI HABITAT BINTANG LAUT (Asteroidea) DI PADANG LAMUN PERAIRAN DESA LANGARA BAJO, KONAWE KEPULAUAN Alfatmadina, Nur; Ira, .; Haya, La Ode Muhammad Yasir
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 4, No 1: Februari 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v4i1.6804

Abstract

Bintang laut merupakan salah satu kelompok hewan dalam Filum Echinodermata yang ditemukan hampir di semua perairan di Indonesia. Bintang laut biasanya ditemukan pada ekosistem yang ada di pesisir, termasuk ekosistem lamun. Lamun merupakan tempat bagi sebagian besar organisme khususnya bintang laut untuk mencari makan, berpijah dan tempat berlindung dari predator. Perbedaan pemilihan habitat pada organisme biasanya disebabkan oleh faktor internal (genetik) dan eksternal (kemampuan adaptasi dengan lingkungannya). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan kepadatan bintang laut dan lamun di Perairan Desa Langara Bajo berdasarkan jenis substratnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2018 di perairan Desa Langara Bajo Konawe Kepulauan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode transek kuadrat sebanyak tiga kali pengulangan pada sertiap stasiun pengamatan.Penelitian ini  menemukan tiga jenis bintang laut,  yaitu Protoreaster nodosus, Linckia laevigata dan Archaster typicus dengan kepadatan berkisar 1.63-2 ind/m2. Jenis lamun yang ditemukan berasal dari jenis Enhalus acoroides dengan kepadatan berkisar 189.7-589.7 tegakan/m2. Jenis bintang laut P.nodosus banyak ditemukan di stasiun yang kerapatan lamunnya tinggi denan substrat berpasir, sedangkan jenis A. typicus ditemukan pada stasiun yang kerapatan lamunnya jarang dengan substrat berpasir.Kata Kunci: Bintang Laut, Lamun, Kepadatan, Substrat, Konawe Kepulauan 

Page 3 of 18 | Total Record : 174