cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Buletin Perpustakaan
ISSN : 08531544     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Buletin Perpustakaan merupakan sarana komunikasi informasi bagi pustakawan Universitas Islam Indonesia (UII) dan pustakawan dari luar UII. Media ini berfungsi untuk menampung, mendorong, melatih, mengembangkan pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan menulis bagi para pustakawan. Selain itu Buletin Perpustakaan ini juga berfungsi untuk mengembangkan perpustakaan yang bernuansa Islami dan berwawasan nasional.
Arjuna Subject : -
Articles 108 Documents
Perpustakaan sebagai Medium Moral Budaya Henny Surya Akbar Purna Putra
Buletin Perpustakaan Vol. 1 No. 2 (2018): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengungkap perpustakaan sebagai medium moral budaya, melalui permasalahan-permasalahan yang muncul pada generasi muda yang berimplikasi pada moralitas bangsa. Berbagai permasalahan tersebut, dibahas secara mendalam dalam tiga bab, yaitu: budaya bangsa, moral, dan perpustakaan sebagai medium budaya bangsa. Tidak terlepas dari jenis penelitian pada artikel ini, penelitian ini dengan menggunakan metode library reasearch dengan beberapa langkah, seperti: pencarian, pengelompokkan, dan mengintepretasi data melalui sumber-sumber buku atau pun artikel-artikel ilmiah yang ditemukan oleh peneliti.
KONTRIBUSI PERPUSTAKAAN DALAM MEMPERKUAT SOFT SKILLS MAHASISWA MELALUI MAGANG PERPUSTAKAAN Bambang Hermanto
Buletin Perpustakaan Vol. 2 No. 2 (2019): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan pendidikan salah satu fungsi dari perpustakaan. Perpustakaan sebagai tempat sumber informasi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk  belajar, penelitian dan pengembangan sumber daya manusia. Magang perpustakaan merupakan media pembelajaran bagi mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi dalam mengelola perpustakaan. Dengan mengikuti kegiatan magang perpustakaan akan menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan soft skills lulusan perguruan tinggi dalam memasuki dunia kerja. Peserta magang perpustakaan di perpustakaan perguruan tinggi akan memperoleh pembelajaran secara tidak langsung antara lain : 1). keteladanan dalam bekerja, 2). motivasi dalam bekerja, 3). belajar bertanggung jawab, 4). kedewasaan kehidupan sosial , 5). belajar disiplin, 6). membangun jaringan kerja, 7). pengetahuan tentang pengelolaan perpustakaan,  dan  8). melatih bekerja dalam tim.
ALIH MEDIA KOLEKSI PERSIAPAN MENUJU DIGITAL LIBRARY Umi Wardanah
Buletin Perpustakaan Vol. 3 No. 1 (2020): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perpustakaan Digital merupakan sebuah sistem perpustakaan yang menggunakan fasilitas elektronik dalam menyampaikan informasi dari sumber-sumber informasi yang dimiliki. Fasilitas elektronik yang digunakan dapat menjakau secara luas melalui komputer, telepon, internet, intranet dan piranti-piranti lain yang berkembang saat ini. Perpustakaan digital dapat diartikan juga sebagaimana sekumpulan kegiatan yang menggabungkan koleksi-koleksi, macam-macam layanan dan sumber daya manusia untuk mendukung penuh siklus penciptaan, diseminasi, pemanfaatan dan penyimpanan data informasi, serta pengetahuan. Dan sekumpulan kegiatan tersebut semua dalam bentuk format yang telah dievaluasi, diatur, diarsip dan disimpan dalam data base. Perpustakaan digital dapat juga merupakan sebuah konsep penggunaan internet atau intranet serta teknologi informasi dalam manajemen perpustakaan. Penerapan sistem perpustakaan digital ini akan sangat membantu pustakawan dan para pengguna perpustakaan dalam temu kembali informasi secara cepat. Bagi pustakawan, sistem ini akan membantu pekerjaan mereka melalui fungsi-fungsi otomasi yang tersedia, sehingga proses pengelolaan perpustakaan akan menjadi lebih efektif dan efisien. Pengembangan koleksi perpustakaan dari koleksi cetak ke koleksi perpustakaan elektronik (digital) merupakan hal yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pencari informasi dan untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Melalui perpustakaan digital, pemakai dapat mengakses sumber informasi perpustakaan lewat jarak jauh, lebih mudah, lebih murah, lebih  efektif dan efisien. Perpustakaan pada masa mendatang dituntut untuk mengembangkan kultur-kultur baru sesuai dengan perkembangan, dan meningkatkan mutu pelayanan bagi para pemustaka yang harus mulai diperlakukan sebagai customers. Sehingga akan segera terlihat bahwa kebutuhan fasilitas, sarana dan prasarana layanan secara teknis semakin meningkat dimasa yang akan datang. Berkaitan dengan peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana inilah pengembangan  perpustakaan yang berbasis aplikasi teknologi informasi, menjadi sangat mendesak untuk segera dipersiapkan dan diterapkan mulai dari sekarang.
PENGEMBANGAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN SECARA SELEKTIF AGAR RELEVAN DENGAN KEBUTUHAN PEMUSTAKA Winarno Budi Setyawan
Buletin Perpustakaan Vol. 2 No. 1 (2019): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu unsur yang memang harus ada di dalam sebuah perpustakaan adalah koleksi bacaan yang baik dan juga memadahi. Faktor pengembangan koleksi sangat menentukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan tersebut. Koleksi bahan bacaan yang ada didalam perpustakaan dapat disimpan, dapat disajikan, maupun diolah agar menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi pemustaka. Ada beberapa kebijakan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan koleksi inti perpustakaan, koleksi – koleksi inti perpustakaan berupa buku referensi, buku teks, majalah ilmiah dan koleksi-koleksi yang terkait langsung dengan subjek kajian lingkup perpustakaan dan Lembaga induk perpustakaan, serta pustaka yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan oleh institusi atau secara insitusional. Untuk mewujudkan perpustakaan yang memiliki koleksi tepat sasaran yaitu pengguna perpustakaan maka proses seleksi seperti melalui pembelian hadiah, tukar menukar, maupun memesan dengan sendirinya. Disamping itu preservasikoleksi juga perlu untuk diperhatikan baik untuk koleksi tercetak mauun digital. Dalam hal ini perpustakaan memiliki tantangan untuk mengalih mediakan informasi ke file digital.
PROMOSI ROTASI DAN DEMOSI PUSTAKAWAN Bambang Hermawan
Buletin Perpustakaan Vol. 3 No. 1 (2020): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pustakawan memiliki peran paling penting bagi kemajuan perpustakaan salah satunya dengan pengembangan sumber daya manusia. Salah satu pengembangan dan pengoptimalan kinerja pustakawan di Perpustakaan Universitas Islam Indonesia adalah dengan rotasi kerja.  Sedangkan demosi berarti perubahan jabatan menuju jenjang atau jabatan yang lebih rendah dan didasari oleh pertimbangan turunnya prestasi dan konduite (kemampuan) kerja karyawan yang bersangkutan. Dari pengertian di atas, sudah cukup jelas bahwa demosi adalah kebalikan dari promosi (kenaikan jabatan ke jenjang yang lebih tinggi). Proses demosi memang bukanlah proses yang mudah, tetapi dalam beberapa kasus harus dilakukan. Demosi di Universitas Islam Indonesia di awali dengan surat yang pada isinya surat tersebut adanya instruksi pendaftaran kompetensi kepala Divisi dan Kepala Urusan, diawali surat tersebut sudah ada worning bahwa yang tidak mendaftar dan mengikuti kompetisi akan di dilakukan Demosi.
POTENSI IMPLEMENTASI INTERNET OF THINGS (IOT) UNTUK PERPUSTAKAAN Teguh Prasetyo Utomo
Buletin Perpustakaan Vol. 2 No. 1 (2019): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masuknya Era Revolusi Industri 4.0 dimana keberadaan Internet of Things (IoT) menjadi salah satu ciri utamanya telah membuat perubahan yang sangat signifikan di berbagai sektor kehidupan. IoT dipandang sebagai sebuah solusi cerdas yang menjadikan manusia dan  berbagai benda; objek ataupun perangkat yang ada di alam nyata bisa saling terhubung dan saling berkomunikasi dalam sebuah sistem yang terintegrasi dengan menggunakan jaringan internet sebagai penghubungnya. Hal ini memiliki tujuan agar manusia penggunanya bisa mengambil informasi semua benda; objek; atau perangkat tersebut kapan pun dan di manapun, untuk kemudian bisa mengambil keputusan untuk melakukan suatu tindakan yang tepat berdasarkan informasi tersebut. Dalam bidang perpustakaan, IoT menjadi salah satu bentuk inovasi yang revolusioner. Perpustakaan yang semula hanya sebagai sebuah bangunan berisikan deretan buku-buku tecetak yang hanya berkutat pada penyediaan koleksi dan layanan perpustakaan, kini tidak lagi. Dengan mengimplementasikan IoT, perpustakaan mampu menjadi suatu institusi informasi yang tidak hanya menyediakan koleksi dan layanan, tapi juga memberikan nilai tambah bagi pemustakanya. Beberapa bentuk potensi dari implementasi IoT di perpustakaan antara lain adalah (1) Literasi Informasi, (2) Akses Terhadap Perpustakaan dan Koleksinya, (3) Manajemen Koleksi, (4) Layanan Rekomendasi, (5) Layanan Berbasis Lokasi, dan (6) Manajemen Peralatan.
PENINGKATAN KINERJA DENGAN MENGACU PADA PENGAWASAN MANAJEMEN Umi Wardanah
Buletin Perpustakaan Vol. 2 No. 2 (2019): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengawasan atau Controlling didefinisikan sebagai suatu usaha yang sistematis untuk menetapkan standar prestasi pada sasaran perencanaan, merancang system umpan balik informasi, membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang terlebuh dahulu ditetapkan, menentukan apakah ada penyimpangan-penyimpangan di dalam pelaksanaan pekerjaan, menentukan sejauh mana penyimpangan tersebut (jika ada penyimpangan), dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar penggunaan sumber daya dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Pengawasan adalah mengukur dan mengoreksi prestasi kerja bawahan guna memastikan bahwa bawahan tersebut sedang dalam proses melaksanakan pekerjaan menuju hasil yang sudah ditargetkan atau sudah direncanakan. Jadi, fungsi tersebut harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan di semua lini mulai dari kepala perpustakaan sampai kepada kepala urusan atau unit terkecil  dari organisasi perpustakaan. Proses pengawasan kinerja adalah melakukan perbaikan jika ditemukan penyimpangan-penyimpangan, yang tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil sesuai dengan hasil yang diinginkan dalam organisasi. Pertimbangan-pertimbangan yang ada dalam lingkup internal organisasi perpustakaan yang diambil diharapkan dapat memperlancar distribusi kerja dan capaian-capaian pekerjaan yang telah digariskan pimpinan. Pertimbangan-pertimbangan yang diambil, yang diharapkan dapat memperlancar distribusi kerja dan capaian-capaian pekerjaan yang telah digariskan pimpinan.
Implementasi Tangung Jawab Moral Profesi Pustakawan Ismanto Ismanto
Buletin Perpustakaan Vol. 1 No. 2 (2018): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanggungjawab moral merupakan salah satu dari ciri  etis profesi seorang pustakawan. Tanggung jawab moral  adalah kemampuan seseorang dalam menjalankan tugasnya serta memberikan tanggapan dari pemustaka berdasarkan prinsip-prinsip  etis. Dari pengertian ini ada dua aspek tanggungjawab moral terhadap profesi pustakawan, yakni menunjukkan diri sebagai seorang yang professional yang bermutu dan berani menjawab persoalan-persoalan yang muncul di dalam menjalankan tugasnya. Aspek pertama yaitu meliputi pengakuan diri sebagai pribadi yang mandiri dan bebas, serta sadar dan tahu apa yang akan dilakukan serta cinta pada pekerjaannya. Aspek kedua, seorang professional berani menanggung resiko dari perbuatannya sebagai seorang profesi pustakawan. Ini berarti bahwa seorang pustakawan menyadari bahwa profesi pustakawan adalah mempunyai sifat mandiri dalam mejalankan tugasnya tidak dipengaruhi oleh jabatan struktural. Dan ia menyadari akan prosedur-prosedur dan memiliki pengetahuan yang memadai dalam menjalankan pekerjaannya. Selain itu seorang pustakawan berani menanggung resiko dari perbuatannya. Singkatnya tanggung jawab moral adalah ciri dari seorang yang professional sebagai yang mengemban profesi misalnya, profesi pustakawan dalam melaksanakan kompetesinya, baik kompetensi  teknis maupun kopentensi etis dalam menjalankan tugasnya.
PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENDUKUNG AKREDITASI PROGRAM STUDI Suharti AD
Buletin Perpustakaan Vol. 2 No. 2 (2019): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam institusi pendidikan, akreditasi sangat penting artinya sebagai dasar untuk mengetahui kualitas suatu lembaga pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan terus dituntut untuk meningkatkan kualitas lulusan maupun dalam rangka penyelenggaraan proses belajar mengajar di perguruan tinggi tersebut. Kualitas pendidikan yang baik akan mengakibatkan penilaian akreditasi yang baik pula. Untuk mencapai kualitas yang unggul diperlukan adanya kerja sama yang sinergis dan dukungan dari berbagai pihak. Perpustakaan perguruan tingggi  sebagai unsur penunjang di lembaga induknya mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyediaan dan penyebaran sumber-sumber informasi yang bermanfaat dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi tersebut. Ada beberapa unsur perpustakaan yang menjadi komponen penilaian dalam borang akreditasi perguruan tinggi yaitu jumlah pustakawan, ketersediaan koleksi, aksesibilitas dan kerja sama perpustakaan. Untuk memperoleh nilai akreditasi yang baik, semua komponen penilaian minimal harus sesuai dengan yang dipersyaratkan.
PELESTARIAN KOLEKSI LANGKA MELALUI RESTORASI Neneng Asaniyah
Buletin Perpustakaan Vol. 2 No. 1 (2019): Buletin Perpustakaan
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Restorasi merupakan salah satu cara untuk melestarikan bahan pustaka. Pelestarian dengan restorasi dilakukan untuk buku yang telah rusak agar informasi yang terkandung didalam bahan pustaka tidak hilang dan tetap dapat dimanfaatkan oleh pemustaka. Koleksi buku langka terbuat dari bahan kertas yang dalam jangka waktu lama rentan mengalami kerusakan. Koleksi langka memiliki nilai sejarah dan informasi yang perlu dilestarikan. Koleksi langka merupakan koleksi yang sulit untuk didapatkan di pasaran karena sudah tidak diterbitkan lagi atau karena diterbitkan dalam jumlah terbatas, sehingga koleksi langka perlu untuk dilestarikan. Pelestarian koleksi langka dengan cara restorasi dapat menyelamatkan fisik bahan pustaka dan juga isinya. Langkah-langkah dalam melakukan restorasi adalah menambal kertas, memutihkan kertas, mengganti halaman yang robek, mengencangkan jilid buku yang rusak, memperbaiki punggung buku. Adapun kendala yang dialami pada saat restorasi koleksi langka diantaranya tingkat kerusakan koleksi langka, terbatasnya sarana dan prasarana, terbatasnya sumber daya manusia, dan keterbatasan anggaran. Tujuan restorasi agar koleksi langka tetap lestari sehingga koleksi tersebut tetap dapat dimanfaatkan oleh pemustaka. Restorasi perlu dilakukan agar koleksi langka yang masih dibutuhkan oleh pemustaka tetap terjaga kelestariannya.

Page 4 of 11 | Total Record : 108