cover
Contact Name
Rangga Saptya Mohamad Permana
Contact Email
rangga.saptya@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalprotvfunpad@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
ProTVF: Jurnal Kajian Televisi dan FIlm
ISSN : 2548687X     EISSN : 25490087     DOI : -
ProTVF is published twice a year (March and September) published by the Faculty of Communication Science, Universitas Padjadjaran. ProTVF provides open access to the public to read abstract and complete papers. ProTVF focuses on Television and Film studies.
Arjuna Subject : -
Articles 105 Documents
MEDIA TELEVISI DI ERA INTERNET Aceng Abdullah; Lilis Puspitasari
ProTVF Vol 2, No 1 (2018): March 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.872 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v2i1.19880

Abstract

Televisi sebagai media massa yang hampir satu abad menjadi media massa paling disukai saat ini mulai terganggu (disrupted) oleh kehadiran media baru, yakni media sosial. Media baru ini semakin berkembang di Tanah Air yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengguna internet tertinggi di dunia. Hampir setengah dari penduduk Indonesia saat ini menjadi pengguna internet, mereka mengakses internet umumnya dari telepon pintar atau smartphone. Khalayak media massa Indonesia pun (khususnya generasi muda) sekarang sudah beralih dalam penggunaan media, bukan hanya media cetak yang semakin tidak laku, tetapi juga mempengaruhi media televisi. Pola menonton TV pun telah berubah. Penonton tidak sepenuhnya terpaku oleh jam siaran dan waktu siaran. Di era internet orang bisa menonton TV kapan saja dan dimana saja. Selain itu, menonton acara TV pun tidak harus selalu dari pesawat televisi, tetapi banyak penonton, khususnya generasi milenial yang menonton melalui gadget, smartphone atau laptop. Siaran Televisi pun saat ini diatur dan diawasi dengan sangat ketat oleh pemerintah melalui Komisi Penyiaran Indonesia, tetapi media sosial terlihat masih sangat bebas karena belum adanya peraturan yang spesifik. Penonton bisa menonton apa saja termasuk tontonan yang sangat dilarang untuk disiarkan di televisi, melalui media sosial sebuah tontonan terlarang dengan sangat mudah dan bebas dapat ditonton oleh siapa saja.
DOKUMENTER TV : “UDJO & SAUNG ANGKLUNG” SEBAGAI MANIFESTASI BUDAYA SUNDA Iwan Setiawan
ProTVF Vol 1, No 1 (2017): March 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.103 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v1i1.13336

Abstract

Udjo dan Saung Angklung bukanlah sesuatu hal yang asing bagi masyarakat Indonesia khususnya bagi masyarakat Sunda.  Hal ini disebabkan musik angklung yang alatnya terbuat dari bambu merupakan kesenian tradisional khas dari suku Sunda. Pada masa lalu, angklung banyak di pergunakan pada kebutuhan-kebutuhan upacara adat. Di dalam perkembangannya, musik angklung telah mendunia, bahkan telah diakui oleh UNESCO sebagai musik asli Indonesia. Tokoh yang telah berjasa dalam mengembangkan musik angklung adalah Daeng Soetigna. Beliau dikenal sebagai Bapak Angklung Jawa Barat karena telah berhasil menciptakan nada Diatonis (do-re-mi), sebelumnya angklung hanya memiliki nada Tritonik/tetratonik.  Tokoh lain yang telah turut mengembangkan musik angklung adalah salah seorang murid dari Daeng Soetigna yang bernama Udjo Ngalagena atau lebih akrab disapa dengan nama Mang Udjo. Melalui tangan Mang Udjo inilah musik angklung bisa terus berkembang hingga terkenal ke segenap penjuru dunia sebagai kekhasan musik Indonesia. Bagi masyarakat banyak, pada akhirnya nama Mang Udjo lebih dikenal sebagai salah seorang tokoh angklung Jawa Barat. Akan tetapi dalam kiprahnya untuk mengembangkan Angklung, nama Udjo Ngalagena tidak terpisahkan dengan sanggar yang didirikannya yakni Saung Angklung Ujo. Selain biografi Udjo Ngalagena dan berdirinya Saung Angklung Udjo tidak terlepas dari peran Udjo sebagai pendirinya. Bahkan jika kita ingin mengadakan studi tentang Saung Angklung Udjo dapat dikatakan sangat erat kaitannya dengan studi tentang biografi Udjo Ngalagena dan keluarga. Hal ini didukung oleh pendapat dari para tokoh masyarakat dan budayawan Jawa Barat yang mengemukakan pendapat  pro dan kontra. Pada intinya dikatakan, Udjo dan Saung Angklung merupakan sebuah rawayan atau jembatan kecil menuju gerbang industri budaya kreatif dunia. Hasil penelitian ini diharapkan akan bisa memberikan berbagai kontribusi bagi masyarakat banyak. Selain memperkenalkan seni Filmis, juga tentang materi film itu sendiri. Bagaimana kehidupan seni angklung, perjalanan hidup Udjo Ngalagena hingga menjadi sebuah perusahaan (industri) budaya bagaimana manajemen dan perubahan-perubahannya dari tradisional menjadi modern serta sampai sejauh mana Udjo Ngalagena berjuang untuk menduniakan angklungnya.
“JATIDIRI PASUNDAN” SEBAGAI BRANDING BANDUNG TV DALAM MENGHADAPI TANTANGAN ISI SIARAN DI ERA DIGITALISASI Ahmad Taufiq Maulana Ramdan; Yanti Setianti; Aat Ruchiat Nugraha
ProTVF Vol 1, No 1 (2017): March 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.468 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v1i1.13332

Abstract

Keberadaan televisi lokal menyongsong era digitalisasi akan semakin tertantang dengan adanya persaingan untuk mendapatkan perhatian publik yang semakin kritis dan tersegmentasikan dengan jelas. Persaingan diantara industri penyiaran lokal dapat diatasi melalui tayangan isi siaran yang mengandung nilai-nilai budaya sebagai keunggulan sebuah televisi lokal di suatu daerah. Tuntutan isi siaran pada televisi lokal harus harus mengimbangi terhadap perkembangan budaya modern dan teknologi informasi yang semakin “bebas” memasuki ruang pribadi dan ruang publik secara berkesinambungan. Disisi lain, televisi sebagai media komunikasi massa yang cukup ampuh dalam menyampaikan pesan-pesan terhadap publik telah merubah pemikiran dan budaya bangsa secara bertahap. Hal inilah yang terdapat pada isi siaran televisi lokal Bandung TV yang masih tetap mempertahankan isi siaran dengan konsep-konsep budaya lokal Kesundaan sebagai identitas Branding keberadaan televisi lokal di era persaingan siaran analog dan digital yang semakin kompetitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana Bandung TV membangun branding “Jatidiri Pasundan” melalui program tayangan advertorial gelaran event 1001 produk wirausaha baru Jawa Barat 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatankualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa konsep tayangan yang menunjang branding “Jatidiri Pasundan” disiarkan dengan penggunaan bahasa Sunda lomamengenai isi tayanganevent Gelar 1001 Produk Wirausaha Baru Jawa Barat 2016. Simpulan dari penelitian ini bahwa Bandung TV telah berhasil menanamkan sebagian dari nilai-nilai “Jatidiri Pasundan” dalam tayangan event Gelar 1001 Produk Wirausaha Baru Jawa Barat 2016.Kata-kata Kunci: Siaran Televisi, Branding, Televisi Lokal
PROSES CORPORATE REBRANDING PJTV BANDUNG MENJADI SKTV Yuliyanti Sholihat; Susie Perbawasari; Syauqy Lukman
ProTVF Vol 2, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (966.854 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v2i2.20823

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tahapan analisis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi proses corporate rebranding PJTV Bandung menjadi SKTV. Paradigma yang digunakan adalah paradigma positivisme, jenis studi deskriptif, dan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi pustaka. Penelitian ini dilakukan di kantor SKTV yang berada di Gedung Lucky Square Lt.1 Blok A2-05, Jl. Terusan Jakarta No. 2 Bandung. Berdasarkan hasil penelitian menunjuka bahwa SKTV dalam melakukan proses rebranding melalui empat tahap. Pertama, tahapan analisis dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor pendorong proses rebranding. Kedua, tahap perencanaan yang dilakukan dengan mengubah target audience, mengganti nama PJTV Bandung menjadi SKTV, menganti atribut visual, dan melakukan pergantian kepala departemen yang terjadi pada struktur organisasi SKTV. Ketiga tahap implementasi yang terdiri dari sub fase relaunching untuk internal dengan mengadakan syukuran dan gathering bersama seluruh karyawan dan relaunching untuk eksternal dengan membuat promosi di berbagai media, serta membuat talkshow budaya yang mengundang berbagai pihak eksternal perusahaan. Keempat, tahap evaluasi dilakukan dengan mengadakan meeting dan kordinasi di setiap departemen. Simpulan dari penelitian ini adalah proses corporate rebranding yang dilakukan oleh SKTV sudah baik, namun belum maksimal dalam tahap analisis, dan evaluasi karena SKTV belum melakukan penelitian yang dilakukan secara langsung untuk mengetahui tanggapan target audience baik sebelum maupun sesudah rebranding.
RELASI KUASA MEDIA DAN ISU GENDER DALAM PROGRAM TELEVISI DI INDONESIA Catur Nugroho
ProTVF Vol 2, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.786 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v2i2.20816

Abstract

Media saat ini bukan lagi sebagai media penyampai pesan (mediasi) tetapi telah menjadi media yang mempengaruhi opini dan sikap masyarakat (mediatisasi). Media massa akan bergerak dinamis diantara pusaran-pusaran kepentingan yang sedang bermain, baik kepentingan ekonomi, sosial maupun politik. Media di Indonesia banyak dikuasai konglomerat media yang memiliki banyak perusahaan media dalam berbagai platform, baik berupa media mainstream maupun media baru. Hanya sedikit media di Indonesia yang merupakan perusahaan media diluar konglomerasi media, salah satunya adalah media televisi NET.TV. di tengah persaingan bisnis media di Indonesia yang sangat ketat, NET.TV hadir memberikan warna baru dalam dunia pertelevisian dengan mengusung semangat anak muda dan generasi masa kini. Penelitian ini menganalisis salah satu program acara NET.TV yang merupakan program talkshow, yaitu Satu Indonesia, episode Sultan Hamengkubuwono X. Dengan menggunakan metode analisis wacana kritis model Norman Fairclough, penelitian ini mencoba membongkar wacana tentang feminisme yang dikonstruksi NET.TV dalam tayangan programnya. Dari berbagai alat kebahasaan yang digunakan NET.TV dalam program acara dialog “Satu Indonesia” episode Sultan hamengku Buwono X, terdapat tiga alat yang menandai representasi tokoh yang terlibat dalam acara ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kebahasaan berupa diksi, penggunaan kalimat, dan pemilihan tata bahasa yang digunakan NET.TV telah menempatkan tema mengenai suksesi kepemimpinan di Yogyakarta yang berkaitan dengan isu kesetaraan gender sebagai sesuatu yang tak perlu dirisaukan seluruh kalangan masyarakat. Selain  itu aspek kebahasaan juga telah menempatkan tokoh Sultan dan institusi keraton dan Gubernur dalam representasi yang positif. Hal ini erat kaitannya dengan penggunaan bahasa dan penguasaan wacana menjadi alat bagi penguasa untuk melanggengkan hegemoninya.
KONTRIBUSI GENRE ASSOCIATION PICTURE STORY DALAM MEMPRODUKSI WACANA KEBANGSAAN PADA FILM DOKUMENTER EPIC JAVA DAN ETANAN Febriyanti Pratiwi
ProTVF Vol 2, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.705 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v2i2.20821

Abstract

Tulisan ini mengkaji dua film dokumenter Indonesia dengan genre association picture story yang berjudul Epic Java (2013) karya Febrian Nurrahman dan Etanan (2018) karya Riandhani Yudha. Fokus kajian ini menganalisis bagaimana genre association picture story dalam dua film tersebut berkontribusi dalam memproduksi dan mengartikulasikan wacana kebangsaan menjadi sebuah film dokumenter non-narasi. Dengan menggunakan teori semiotika film dari Christian Metz dan multimodality dari Gunther Kress dan Theo Van Leeuwen, analisa elemen sinematografi dari film Epic Java dan Etanan menunjukkan bahwa kriteria dan bentuk dari genre association picture story mempengaruhi bagaimana narasi kebangsaan dituturkan lewat kumpulan asosiasi visual.
PROSES PUBLIC RELATIONS DALAM PROGRAM LAYAR TANCAP UNTUK SEMUA OLEH SCTV Andika Pakaradena; Hanny Hafiar; Aat Ruchiat Nugraha
ProTVF Vol 2, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.566 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v2i2.20817

Abstract

Program Layar Tancap Untuk Semua dilaksanakan oleh Departemen Program Communication SCTV pada 9 Desember 2017 di Sukoharjo, Jawa Tengah. Program ini dilaksanakan berdasarkan Proses Public Relations menurut Cutlip, Center, dan Broom. Metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah metode deskriptif dengan paradigma post-positivisme. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Simpulan dari penelitian ini adalah pada tahap defining the problem, analisis situasi yang dilakukan Departemen Program Communication peneliti masih kurang mengetahui analisis situasi yang sesungguhnya dilakukan. Pada tahap planning and programing, dilakukan perencanaan dengan baik. Pada tahap action and communicating, dilakukan dengan baik berkoordinasi dengan Event Organizer dan Departemen Marketing Communication. Pada tahap evaluating the program, belum dilakukan dengan baik karena proses evaluasi hanya dilakukan dengan mengukur kehadiran pengunjung. Saran dari peneliti adalah pada tahap penelitian, sebaiknya analisi situasi yang dilakukan tidak hanya melihat secara internal tetapi juga secara eksternal. Kemudian untuk proses riset sebaiknya tidak hanya dilakukan dengan sebatas diskusi, tetapi juga bisa dilakukan dengan setiap pernyataan masalah berisi ukuran konkrit dari situasi masalah berdasarkan penelitian yang obyektif. Pada tahap pelaksanaan, peneliti menyarankan agar penyusunan cue card dan rundown ditambahkan lagi konten mengenai pesan SCTV sebagai Rumah Film Indonesia agar semakin meningkatkan awareness masyarakat. Pada tahap evaluasi, sebaiknya evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan metode yang memiliki output lebih terukur seperti survey dengan kuisioner untuk melihat keberhasilan program apakah tujuan yang ingin dicapai sudah tercapai atau belum.
STRATEGI PERENCANAAN PUBLIC RELATIONS NET. TV DALAM MEMBENTUK CITRANYA SEBAGAI TELEVISI MASA KINI Susanne Dida; Shafira Putri Citra Utami; FX. Ari Agung Prastowo
ProTVF Vol 1, No 1 (2017): March 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.695 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v1i1.13334

Abstract

Penelitian yang berjudul ”Strategi Perencanaan Public Relations NET.TV dalam membentuk citranya sebagai Televisi Masa Kini” bertujuan untuk mengetahui analisa riset formatif, menetapkan dan memformulasikan strategi, pemilihan dan pengimplementasian taktik dan evaluasi yang dilakukan oleh NET.TV dalam membentuk citranya sebagai Televisi Masa Kini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis data kualitatif. Landasan konsep yang digunakan adalahh Strategy Planning for Public Relations dari Ronal D. Smith. Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan strategi perencanaan public relations dalam membentuk citranya sebagai Televisi Masa Kini cukup efektif. Dalam fase riset formatif tahap analisis situasi, NET.TV melihat kesempatan yang ada pada zaman sekarang adalah perkembangan digital, dan NET. Memilih segmentasi pasarmereka adalah family AB, konten tayangan dikemas sesuai dengan segment arsip asa rmereka,Dalam fase strategi, konten tayangan program disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan serta identitas mereka, yaitu menyajikan konten program yang educating, informating, danentertaining. Fase taktik NET.TV memilih taktik komunikasi seperti tatap muka, dan juga beberapa alat media atau periklanan untuk promosi programnya. Fase evaluasi, NET. Melakukan evaluasi dengan dibagi menjadi evaluasi program On Air dan program Off Air, evaluasi program On Air dilakukan oleh direksi, divisi sales & production, dan jajaran atas lainnya, sedangkan untuk evaluasi program Off Air dilakukan oleh divisi PR. Saran yang ingin disampaikan peneliti kepada NET.TV sebaiknya NET.TV lebih memperhatikan hambatan yang adadengan perkembangan digital, dan juga lebih mengadakan kegiatan yang melibatkan audiens karena lebih efektif dalam meningkatkan awareness publiknya.
SI DOEL ANAK SEKOLAHAN, SINETRON INDONESIA PALING FENOMENAL (TINJAUAN ILMU KOMUNIKASI ATAS SINETRON SI DOEL ANAK SEKOLAHAN) Aceng Abdullah; Jimi Narotama Mahameruaji; Evi Rosfiantika
ProTVF Vol 2, No 2 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.731 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v2i2.20822

Abstract

Sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” (SDAS) arahan Rano Karno sampai tahun 2018 masih diputar ulang di salah satu stasiun TV kita. “SDAS” saat ini menjadi satu-satunya sinetron yang sukses meraih simpati penonton di Indonesia. Selain mampu meraih rating dan share tertinggi dalam acara televisi di Indonesia pada tahun 90-an, sinetron ini sampai hampir 25 tahun kemudian masih diputar ulang dan masih dipercaya oleh para pemasang iklan. Karena daya tariknya, SDAS pun sukses di beberapa versi layar lebar termasuk “Si Doel The Movie” yang menjadi film nomor-4 di Indonesia yang paling digemari. Mengapa sinetron ini begitu fenomenal, padahal di pertengahan tahun 90-an itu hampir semua stasiun TV sedang terlena dengan sinetron-sinetron yang mengumbar kemewahan dan seting kisah yang tidak realistis, sementara SDAS hanyalah sebuah sinetron berjenre etnis yang pemainnya kebanyakan adalah seniman lenong Betawi dan Srimulat yang berkisah tentang kaum marginal yang terpinggirkan secara sosial, ekonomi termasuk pendidikan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui Genre, nilai dramatik serta aspek Komunikasi dalam Sinetron Si Doel Anak Sekolahan Berdasarkan kajian ilmu komunikasi, SDAS sukses karena kisah yang ditampilkan, tokoh yang dimunculkan, setting dan adegan yang dibangun merupakan refleksi dari wajah khalayak televisi Indonesia sendiri. SDAS adalah gambaran masyarakat Indonesia yang sesungguhnya. Keluguan dan kesederhanaan yang ditampilkan tampil dengan natural tidak berlebihan. Dari sudut pandang ilmu komunikasi klasik, SDAS sudah amat sesuai dengan bidang pengalaman dan kerangka referensi dari khalayaknya.
PROSES PERSUASI RUANG FILM BANDUNG KEPADA ANGGOTA KOMUNITAS FILM DI BANDUNG DALAM PROGRAM KLINIK FILM Fisti Eliana Barezki; Hanny Hafiar
ProTVF Vol 1, No 1 (2017): March 2017
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.024 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v1i1.13328

Abstract

Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui upaya yang dilakukan Ruang Film Bandung dalam rangka persuasi terhadap komunitas film di Bandung dalam program Klinik Film dengan mengkajinya dalam enam langkah persuasi yaitu presenting, attending, comprehending, yielding, retaining, dan acting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi lapangan dan pengumpulan dokumen.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ruang Film Bandung melakukan tahap presenting dengan melibatkan persuader yang dianggapnya kredibel, menunjukkan kesamaannya dengan komunitas film di Bandung dan menggunakan power dalam mengumpulkan komunitas-komunitas film di Bandung untuk mempresentasikan program. Pada tahap attending, Ruang Film Bandung  melakukan pendekatan personal dalam menyampaikan pesan, menggunakan tema yang berbeda setiap bulannya, dan menekankan manfaat dari program untuk menarik komunitas film di Bandung. Pada tahap comprehending, Ruang Film Bandung menyampaikannya dengan menggunakan istilah film serta melakukan penjelasan berulang setiap awal dan akhir pelaksanaan acara Klinik Film. Pada tahap yielding, Ruang Film Bandung menggunakan strategi argumen dalam membuat komunitas film di Bandung setuju. Pada tahap retaining, Ruang Film Bandung konsisten dalam pelaksanaan Klinik Film. Pada tahap acting, Ruang Film Bandung berupaya mengubah keyakinan, sikap dan perilaku dari komunitas film di Bandung.

Page 3 of 11 | Total Record : 105