cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 18 Documents
Faktor-faktor Fenotipa dan Lingkungan Penentu Produktivitas Resin Kemenyan Toba (Styrax sumatrana J. J. Sm) Anas, Aswandi; Kholibrina, Cut Rizlani
Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana
Publisher : Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpks.2017.1.1.1-9

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penentu produktivitas getah kemenyan toba Styrax sumatrana. Faktor-faktor yang diukur dibatasi pada karakteristik fenotipa dan karakteristik lingkungan tegakan dari berbagai hutan kemenyan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara dan Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2012-2015. Karakteristik fenotipa yang diukur adalah diameter, tinggi, umur, percabangan, warna kulit, tebal kulit, pembungaan dan keberadaan buah. Karakteristik lingkungan yang diukur adalah ketinggian tempat, temperatur, kelembaban relatif, intensitas cahaya, kerapatan tegakan, intensitas pemeliharaan dan pola penanaman. Produktivitas getah diukur dari rata-rata berat getah pohon contoh pada setiap panen. Hasil analisis tandan menunjukkan terdapat empat kelompok kinerja pengelolaan hutan kemenyan yang menggambarkan tingkat produktivitas resin, intensitas pengelolaan, perbedaan kondisi lingkungan dan penampakan fenotipa tegakan kemenyan. Hasil analisis diskriminan diperoleh empat faktor penentu produktivitas getah yakni warna kulit batang (34%); jumlah penampakan bunga (20%), kelembaban relatif (23%), dan intensitas cahaya di bawah naungan (23%). Faktor-faktor ini memiliki konsekuensi terhadap teknik silvikultur yang diterapkan seperti pola pencampuran dan pengaturan jarak tanam. 
Pengaruh Suhu dan Waktu Pengempaan terhadap Sifat Papan Serat Kerapatan Sedang dari Kayu Mahang dengan Perekat Asam Malat Wahyudi, Agus
Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana
Publisher : Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpks.2017.1.1.55-61

Abstract

Penggunaan asam malat sebagai agen pengikat alami masih relative sedikit. Oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada pengaruh suhu dan lama waktu pengempaan terhadap sifat papan serat kerapatan sedang dari campuran serat kayu mahang 90% dan serat bambu petung 10% dengan kadar perekat asam malat 25%. Faktor pada penelitian ini adalah suhu pengempaan 140ºC, 160ºC dan 180ºC serta lama waktu pengempaan yang diberikan 10 menit dan 15 menit. Sifat fisika dan mekanika papan serat diuji berdasarkan standart pengujian JIS A 5905. Peningkatan suhu dan lama waktu pengempaan memperlihatkan kenaikan sifat fisika dan mekanika papan serat yang dihasilkan. Kualitas papan serat optimum diperoleh pada kondisi suhu pengempaan 180ºC selama 15 menit dengan nilai pengembangan tebal 2,44%, penyerapan air 51,23%, kekuatan rekat internal 0,71 MPa, keteguhan patah 9,21 MPa dan keteguhan elastisitas 2,65 GPa.
Model Penduga Produktivitas Getah Kemenyan Toba (Styrax sumatrana J.J. SM) di Sumatera Utara Anas, Aswandi; Kholibrina, Cut Rizlani
Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana
Publisher : Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpks.2017.1.1.10-21

Abstract

Semakin luasnya bekas luka penyadapan sejalan usia pengelolaan dan pertumbuhan Styrax sumatrana perlu ditelaah untuk mengetahui pengaruhnya terhadap produktivitas getah kemenyan. Model pendugaan produktivitas getah disusun berdasarkan keterkaitan antar berbagai variabel tegakan seperti diameter, tinggi, umur tegakan dan intensitas penyadapan terhadap getah kemenyan yang dihasilkan. Sebanyak 50 pohon contoh berdiameter 20 – 30 cm berumur 15 – 20 tahun diukur pada hutan rakyat kemenyan di Humbang Hasundutan Sumatera Utara. Berdasarkan uji validasi, hanya luas bidang penyadapan produktif yang dapat menggambarkan ragam produktivitas getah dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Interaksi diameter dan luas bidang penyadapan produktif meningkatkan ketelitian pendugaan produktivitas getah kemenyan. Luas bidang penyadapan produktif merupakan proporsi permukaan batang pohon kemenyan yang dapat disadap akibat akumulasi penambahan luka sadap.
cover Jurnal Vol.1 No.1 2017 Imanullah, Andika
Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana
Publisher : Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpks.2017.1.1.%p

Abstract

Korelasi Genetik Pertumbuhan dan Produksi Getah pada Uji Keturunan Pinus merkusii di KPH Banyumas Barat Muslimin, Imam
Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana
Publisher : Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpks.2017.1.1.22-32

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi genetik pertumbuhan (tinggi dan diameter) tanaman uji keturunan Pinus merkusii dengan produksi getah. Penelitian dilakukan pada uji keturunan half-sib P. merkusii produksi getah umur 4 tahun, menggunakan Incomplete Block dengan Row Column Design sistem sub galur (Sulawesi 1, KBS Sumedang 1, Sulawesi 2 dan Jatim 2). Korelasi genetik antara tinggi dan diameter dengan produksi getah pada sub galur KBS Sumedang bernilai negatif sehingga seleksi lebih lanjut hanya ditujukan untuk produksi getah saja. Sedangkan korelasi genetik pada sub galur Sulawesi 2, Sulawesi 1 dan Jatim 2 bernilai positif sehingga seleksi lebih lanjut ditujukan untuk produksi kayu dan getah.
Preface JPKS Vol. 1 No. 1 2017 Agustina, Fitri
Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana
Publisher : Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpks.2017.1.1.I-X

Abstract

Serapan Karbon Hutan Tanaman Krasikarpa pada Lahan Basah di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan Siahaan, Hengki; Sumadi, Agus
Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana
Publisher : Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpks.2017.1.1.33-41

Abstract

Hutan tanaman industri yang dibangun pada lahan terdegradasi seperti semak belukar dan padang rumput dapat meningkatkan serapan karbon pada lahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menilai serapan karbon hutan tanaman krasikarpa (Acacia crassicarpa) yang dibangun pada lahan rawa terdegradasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan dengan menganalisa data dari 433 petak ukur permanen yang dibangun pada tipe lahan marine clay, gambut dangkal (peat VI) dan gambut dalam (peat VII) yang diukur dari tahun 2005-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model serapan karbon berbeda pada masing-masing tipe lahan basah, yaitu Y = 34,82/(1+77,71 exp (-1,44 X)) pada tipe lahan marine clay, Y = 28,05/(1+17,64 exp (-0,96 X)) dan Y = 25,52/(1+ 40,89 exp (-1,47 X)) pada tipe lahan gambut dangkal dan gambut dalam. Berdasarkan model tersebut, serapan karbon maksimum berbeda pada tiap tipe lahan, yaitu sebesar 34,82 ton C/ha pada lahan marine clay; 28,05 ton C/ha pada gambut dangkal (peat VI) dan 25,52 ton C/ha pada lahan gambut dalam (peat VII). Riap serapan rata-rata maksimum pada lahan marine clay dan peat VI terjadi pada umur 4,25 tahun sebesar 7,0 dan 5,08 ton C/ha/tahun, tetapi pada peat VII terjadi lebih dulu yaitu pada umur 3,75 tahun sebesar 5,89 ton C/ha/tahun.
Studi Kerusakan Semai Laban (Vitex pubescens) oleh Serangan Ulat Pelipat Daun (Cnaphalocrocis medinalis) Kurniawan, Agus; Purwanto, Purwanto; Imanullah, Andika
Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana
Publisher : Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpks.2017.1.1.42-54

Abstract

Pengembangan sumber energi terbarukan sebagai  alternatif pengganti sumber energi fosil makin diperlukan. Salah satunya dengan menggunakan energi biomassa. Laban (Vitex pubescens) memiliki potensi yang cukup baik sebagai penyedia energi biomassa. Laban memiliki keunggulan nilai kalor yang tinggi dan pertunasan yang tinggi sehingga dapat menyediakan biomassa dalam waktu relatif cepat. Budidaya tanaman laban sering kali menjumpai masalah, diantaranya adalah serangan hama ulat pada fase semai. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis hama, mengukur luas dan intensitas serangan hama yang menyerang semai laban di persemaian Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Kemampo serta alternatif pengendaliannya. Berdasarkan hasil identifikasi diketahui, hama ulat yang menyerang semai laban di persemaian adalah jenis ulat Cnaphalocrocis medinalis. C. medinalis dikenal sebagai hama penting pada tanaman padi. Daun yang terserang menunjukkan gejala terlipat, berlubang-lubang seperti jaring dan menyisakan urat daun serta tulang daun. Hama ini dikenal dengan nama ulat pelipat daun. Daun yang terserang C. medinalis akan kehilangan mesofil daun sehingga akan mengganggu proses fotosintesis. Berdasarkan pengamatan pada saat serangan hama, hampir seluruh tanaman terserang hama intensitas serangan agak berat sampai dengan berat. Pengendalian hama dilakukan menggunakan insektisida berbahan aktif fipronil dapat menurunkan luas serangan maupun intensitas serangan hama. 
Analisis Penginderaan Jauh Multi-Temporal terhadap Perubahan Penutupan Lahan di Daerah Penyangga dan Dalam Kawasan Taman Nasional Way Kambas, Lampung Andyono, Gebyar; Marsono, Djoko; Sadono, Ronggo; Imran, M. Ali
Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana
Publisher : Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpks.2018.1.2.1-11

Abstract

Paper ini meneliti mengenai perubahan penutupan lahan yang terjadi di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Indonesia. Perubahan penutupan lahan ini penting karena merupakan penyebab dari perubahan iklim global dan regional serta mendorong perubahan ekologi, siklus biogeokimia dan hidrologi serta perubahan sosial kemasyarakatan. Data penutupan lahan tahun 1990, 2000 dan 2010 di kawasan penyangga dan di dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas dianalisis dengan menggunakan teknik penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis. Data dikumpulkan dari Lansat 5 TM liputan Januari 1990, Lansat 7 (ETM) Maret 2000, Mei 2010 dan Lansat 8 OLI/TIRS Mei 2013. Kelas penutupan lahan menggunakan Standard Nasional Indonesia 7645:2010, dengan 17 kelas penutupan lahan. Perubahan terbesar pada kawasan penyangga terjadi kenaikan penutupan lahan pada kelas Sawah (sawah, sawah irigasi dan sawah pasang surut) dan pemukiman. Sedangkan di dalam kawasan taman nasional, perubahan terbesar terjadi pada penurunan penutupan lahan hutan primer dan naiknya penutupan hutan rawa dan hutan sekunder. Pemantauan secara berkesinambungan diperlukan untuk membantu pengelola menentukan strategi pengelolaan yang efektif. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memodelkan hubungan antara perubahan penutupan lahan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor kebijakan, sosio-ekonomi masyarakat dan bio-fisik lingkungan.
Manfaat besar di balik penampilan kecil Hidayat, Asep; Turjaman, Maman
Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana
Publisher : Jurnal Penelitian Kehutanan Sumatrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpks.2018.2.1.13-26

Abstract

Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang besar terbentang mulai dari tegakan hutan hujan tropis yang luas sampai dengan beragam mikroba yang kasat mata. Mereka memerankan fungsi yang saling bertautan untuk menyimbangkan kondisi lingkungan yang ideal. Namun fungsi yang menguntungkan dari mikroba akan hilang saat kondisi lingkungan hutan mendapatkan tekanan, seperti oleh aktivitas illegal logging, kebakaran, konversi dan eksploitasi yang berlebihan. Sejalan dengan perkembangan teknologi, peran dan fungsi mikroba semakin meningkat dengan cepat baik dari segi nilai ekonominya ataupun perannya terhadap lingkungan. Tulisan ini menjelaskan tentang beberapa biospospek pemanfaatan mikroba hutan untuk kesehatan (bio-health), lingkungan (bioremediasi, bioplastik), energi (bio-energy), dan kehutanan (pemicu pertumbuhan). Dengan mengetahui manfaaat tersebut diharapakan program perlindungan hutan dan reforestasi dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan mempertimbangkan kelestarian sumber daya mikroba yang ada di dalamnya. Diantara upaya pelestarian mikroba hutan adalah dilakukannya kegiatan isolasi, identifikasi dan bio-prospecting untuk berbagai kemanfaatannya, dan hal tersebut harus dilakukan secepat mungkin berlomba dengan tingginya laju kepunahan hutan.

Page 1 of 2 | Total Record : 18