cover
Contact Name
Auliya Ridwan
Contact Email
aridwan@uinsby.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jpai@uinsby.ac.id
Editorial Address
Program Studi S1 Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Ampel Surabaya Jl. A. Yani 117 Surabaya Jatim 60237
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies)
ISSN : -     EISSN : 25274511     DOI : https://doi.org/10.15642/jpai.xxxx.xx.x.xx-xx
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) (print-ISSN: 2089-1946 & Electronic-ISSN: 2527-4511) is a peer-reviewed journal published by Islamic Education Teacher Training Program of UIN Sunan Ampel Surabaya. The journal issues academic manuscripts on Islamic Education Teaching and Islamic Education Studies in either Indonesian or international contexts with multidisciplinary perspective: particularly within scholarly tradition of classical Islam, Educational Studies, and other social sciences. The manuscripts are published in Bahasa Indonesia, English, and Arabic with abstract in both Bahasa Indonesia and in English. This is an open-access journal so that all parties are allowed to read, to download, to copy, to distribute, to print, or to link some or all parts of articles without any charge and without prior permission from either authors or journal editorial team. All articles in this journal have Document Object Identifier (DOI) number.
Articles 144 Documents
PANDANGAN AL-GHAZALI MENGENAI PENDIDIKAN AKLIAH (Tinjauan Teoretis dan Filosofis) Naufal Ahmad Rijalul Alam
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (990.286 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2015.3.2.346-367

Abstract

Bahasa Indonesia:Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pandangan Al-Ghazali mengenai pendidikan akliah dalam Islam. Dalam pandangannya, Islam memberikan penghargaan yang tinggi terhadap akal. Banyak dari ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang menganjurkan dan mendorong manusia untuk mempergunakan akalnya dan banyak berpikir guna mengembangkan intelektualnya. Merujuk kepada ayat-ayat Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat berbagai kata seperti dabbara, naz{ara, faqiha, tafakkara, ‘aqala, Al-Ghazali mengkaitkan kegunaan akal dengan kekuatan daya pikirnya. Pendekatan yang digunakan berbasis teoritis dan filosofis, dengan merujuk kepada ayat Qur’an yang berkaitan dengan keunggulan akal dalam skala makro berpikir manusia, serta pendapat para tokoh. Hasil dari pembahasan didapatkan, bahwa akallah yang menemukan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan yang dalam tahap selanjutnya dapat memperkokoh keimanan, keyakinan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Akal adalah sumber ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan yang dipergunakan untuk menciptakan alat-alat yang berguna dan menghadapi problem-problem manusia. Al-Ghazali menghendaki perkembangan akal, disamping ingin menjauhkan manusia dari manusia yang individualis, materialis dan pragmatis. Beliau menghendaki adanya keseimbangan antara kemajuan akal dan penghayatan spiritual, keseimbangan antara kegunaan dan kebenaran, sehingga pendidikan yang dicapai tidak hanya memiliki, tetapi juga memuat azas tanggung jawab kepada Tuhan, pencipta akal.English:This article aims to describe the view of Al-Ghazali on the nonsensical education in Islam. Al-Ghazali argues that Islam gives high appreciation of reason. Many of the verse of the Qur'an and the Hadith of the Prophet who was advocate and encourage people to use their minds and a lot of thinking to develop intellectually. Referring to the verses of the Qur'an in which there are various words such as dabbara, naz{ara, faqiha, tafakkara, ‘aqala, Al-Ghazali linking usability sense with the power of thought. The approach based on the theoretical and philosophic, with reference to the Qur'anic verses related to the sense of excellence in the macro-scale human thought, and scholars opinion. The conclution of this article, intellect which find cues science in the later stage can strengthen faith, belief and devotion to God Almighty. Intellect is the source of science, technology and culture which are used to create tools that are useful and faced with the problems of man. Al-Ghazali requires the development of reason, in addition to want to keep people from the man individualist, materialist and pragmatic. He calls for a balance between progress and appreciation of spiritual sense, a balance between usability and truth, then education is achieved not only have, but also includes the principle of responsibility to God, the creator of sense. 
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI Fauti Subhan
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 1 No. 2 (2013)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.937 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2013.1.2.353-373

Abstract

Tulisan ini membahas tentang keterkaitan antara pendidikan Islam dengan berbagai elemen kehidupan. Keterkaitan antara sisi teoritis pendidikan Islam dengan sisi praktis pendidikan Islam juga disampaikan di sini. Secara kajian, dimensi teoritis dengan aplikatif pendidikan Islam dapat dibahas sendiri-sendiri, tetapi secara praktis, kedua dimensi tersebut tidak bisa lepas satu sama lain. Pada prinsipnya, persoalan pendidikan Islam tidak dapat dilepaskan dari beragam persoalan lainnya. Pendidikan Islam selalu terkait dengan berbagai elemen kehidupan, terutama manusia. Melalui pendidikan Islam manusia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebaliknya, manusia (Muslim) juga menjadi aktor dari maju atau mundurnya pendidikan Islam. Antara umat Islam dan pendidikan Islam merupakan dua hal yang dapat diibaratkan seperti sekeping uang, yakni terdiri dari dua sisi yang berbeda tetapi tidak terpisah antara satu dengan lainnya.
DESAIN MATERI PENDIDIKAN KOSMOLOGI (KAWNIYYAH) PERSPEKTIF AL-QURAN Ah. Zakki Fuad
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.972 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2015.3.1.137-156

Abstract

Bahasa Indonesia:Eksploitasi dan pemanfaatan sumber kekayaan alam yang berlebihan dan tidak terkendali di Indonesia telah mengakibatkan banyak  bencana alam yang menelan  korban jiwa dan harta. Bencana alam ini tidak akan terjadi apabila manusia mempunyai hubungan dan pengetahuan yang baik tentang alam semesta. Hal yang harus dilakukan adalah menyiapkan generasi masa depan dengan bekal ilmu yang cukup tentang kosmos/alam semesta/kawniyyah melalui lembaga-lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai desainer harus menyiapkan materi pendidikan kosmologi bagi peserta didik yang baik dan aplikatif. Materi pendidikan kosmologi banyak ditemukan dalam ayat-ayat kawniyyah  dalam al-Quran, tetapi ayat-ayat tersebut masih belum didesain sebagi sebuah teori yang aplikatif bagi lembaga pendidikan. Dengan pendekatan tematik (mawdhu’i)  ayat-ayat al-Quran yang masih sangat luas bisa dibuat menjadi desain materi pendidikan kosmologi bagi lembaga pendidikan. Materi pendidikan kosmologi dalam al-Quran dibagi menjadi tiga jenis; 1) Kosmologi daratan yang meliputi bumi, tanah, tumbuh-tumbuhan dan hewan. 2) Kosmologi lautan yang meliputi air dan perikanan. 3) Kosmologi angkasa yang meliputi matahari, bulan, bintang, awan, hujan dan angin. Pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang kosmologi akan menghindarkan manusia dari musibah dan bencana alam.  English:Uncontrolled exploitation and utilization of natural resources in Indonesia has caused several natural disasters with victims and financial-material loss. The disasters would not happen if human beings has better understanding about the universe. Therefore, the next generations must be prepared with cosmology/kawniyyah in educational institutions. A more applicative cosmology in school is urgently needed. In a framework of thematic approach, Quranic verses is widely opened for the instructional material in educational institutions. Cosmological mystery in the Quran is defined into the following three categories: (1) land cosmology involving the earth, soil, plants, and animals; (2) sea cosmology including water and fishes; and (3) space cosmology mentioning the sun, the moon, clouds, rains, and winds. Better understanding of cosmology prevents human beings from natural disaster.
URGENSI MADRASAH DI ERA KONTEMPORER Anwar Rasjid
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.558 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2013.1.1.180-200

Abstract

BAHASA INDONESIA:Tulisan ini bermaksud megulas eksitensi madrasah di era kontemporer. Sebagai lembaga pendidikan yang sudah lama berkembang di Indonesia, madrasah selain telah berhasil membina dan mengembangkan kehidupan moral dan beragama di Indonesia, juga ikut serta berperan dalam menanamkan rasa kebangsaan ke dalam jiwa rakyat Indonesia, di samping itu Madrasah juga berperan  dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Meski demikian performa madrasah saat ini masih dirasakan berkualitas kurang dan sangat perlu untuk ditumbuh-kembangkan pada masa yang akan datang. Masyarakat di era sekarang (kontemporer) semakin menjadikan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang unik. Di saat ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, di saat filsafat hidup manusia modern mengalami krisis moral dan keagamaan, dan di saat perdagangan bebas dunia makin mendekati pintu gerbangnya, keberadaan madrasah tampak makin dibutuhkan orang. Hal ini menunjukkan urgensi dan signifikansi eksistensi madrasah di era kontemporer. ENGLISH:This article aims to explain the existence of Islamic school in contemporary era. As educational institution that has been developing for long in Indonesia. Islamic school not only success in building and developing the moral and religion in Indonesia but also participates in engaging the nationality to the soul of Indonesia society. Furthermore, Islamic School has role in educating the national life. In the other hand, the nowadays Islamic school performance is less satisfied and need to improve in the future. Today society (contemporary) made the Islamic school more unique. When the science and technology develop rapidly, the philosophy of modern life is seemingly lack of moral and religious crisis, and  world free trade comes closer, the existence of Islamic school is urgently needed. It shows that the urgency and significant of the Islamic school existence.
URGENSI PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL M. Nadlir
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 2 No. 2 (2014)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.93 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2014.2.2.299-330

Abstract

Tulisan ini mengurai pentingnya pembelajaran berbasis kearifan lokal di dalam dunia pendidikan. Pembelajaran di lembaga pendidikan terdiri atas berbagai materi ajar (subject matter), dimana setiap materi tersebut sudah ditentukan target-target pembelajarannya. Tanpa mengganggu sama sekali setiap materi ajar tersebut, bahkan memperkuatnya, muatan kearifan lokal perlu dimasukkan. Apapun yang diterima peserta didik merupakan sebuah materi ajar, baik berupa teori, praktik, contoh-contoh soal maupun sikap pendidik itu sendiri. Menggambarkan secara jelas kekhasan materi ajar, ruang kelas, lingkungan pendidikan maupun buku-buku/ media pendidikan menjadi sebuah kebutuhan lembaga pendidikan agar dapat diterima efektif oleh peserta didik. Pengintegrasian akan efektif jika muatan kearifan lokal dapat masuk menjadi materi ajar pokok yang tidak sekedar asal dapat ditempelkan. Dalam Pendidikan Agama, misalnya, perlu dapat menjelaskan hukumnya berwirausaha, berbisnis, belajar, bercocok tanam, memanfaatkan lahan kosong di bawah tegakan tanaman, mengolah makanan secara alami tanpa pewarna maupun pengawet buatan, mensyukuri kekayaan hayati, dan lain-lain. Di dalam PKn perlu untuk menjelaskan posisi negara yang penuh hutang, perlunya membangun kemandirian ekonomi, perlunya mencintai hasil produksi dalam negeri maupun praduk lokal dan lain-lain. Materi ajar Bahasa Indonesia dapat mengarahkan kesadaran anak tentang kearifan lokal melalui pelajaran mengarang, membuat puisi ataupun membuat peribahasa dengan tema-tema lokal. Demikian pula pada IPA, IPS, Seni Budaya dan Ketrampilan, Pendidikan kesehatan, berbagai materi ajar dasar maupun pengembangan diri.
INTEGRATED TWIN TOWERS DAN ISLAMISASI ILMU Syaifuddin Syaifuddin
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.057 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2013.1.1.1-20

Abstract

BAHASA INDONESIA:Tulisan ini menunjukkan beberapa pemikiran sebagai berikut: Pertama, desain integrated twin towers dilakukan dalam rangka menyongsong perubahan IAIN menjadi UIN Sunan Ampel. Dalam desain integrated twin towers posisi keilmuan agama dan umum tidak dicampur menjadi satu, tetapi dibiarkan berjalan sendiri-sendiri, dan pada saat tertentu dipertemukan untuk saling berdialog. Dalam desain integrated twin towers keilmuan agama tidak bermaksud mengintervensi keilmuan umum, karena keilmuan umum dianggap sudah mapan, jadi biarkan berjalan secara wajar pada posisinya; yang penting di antara kedua keilmuan itu bisa saling berkomunikasi. Kedua, desain Islamisasi ilmu dilakukan dalam rangka mengkritisi keilmuan umum yang notabene banyak bersumber dari Barat dan bersifat sekuleristik, materialistik, dan individualistik. Dalam proses Islamisasi ilmu, keilmuan Islam berupaya mengintervensi keilmuan umum dalam rangka memfilterisasinya sehingga keilmuan tersebut menjadi Islami. Jadi Islamisasi ilmu berarti memberikan wawasan (world view) keislaman kedalam keilmuan umum. Ketiga, meskipun ada perbedaan di antara desain integrasi keimuan berbasis Islamisasi ilmu dengan integrated twin towers, namun juga ada persamaannya. Perbedaannya terletak pada proses (epistemologi)-nya. Dalam prosesnya, desain Islamisasi ilmu berusaha mengintervensi kajian keilmuan umum dengan pendekatan kajian keagamaan; sedangkan dalam desain integrated twin towers keilmuan agama tidak bermaksud mengintervensi kajian keilmuan umum. Persamaannya terletak pada kurikulum (ontologi) dan tujuan (aksiologi). Dalam hal kurikulum, keilmuan yang dikaji adalah bidang kajian keilmuan agama dan umum. Sementara dalam hal tujuan, Islamisasi ilmu dan integrated twin towers sama-sama bertujuan untuk mengintegrasikan keilmuan agama dan umum, mendialogkan, mengkomunikasikan, dan mensinergiskannya; sehingga menjadi keilmuan yang utuh-integral-integratif. ENGLISH:This paper shows some idea as follows: First, integrated design of the Twin Towers as the changing action from IAIN to UIN Sunan Ampel. The religion and general knowledge’s position of Twin Towers’ integrated design is not mixed into one, but it works individually, and at the certain time are united in mutual dialogue. Second, Islamize design is done in order to criticize the general knowledge which has western sources and are secular, materialistic, and individualistic. In the process to Islamize the knowledge, Islamic knowledge tries to intervene the general knowledge in order to filter it so the knowledge will be Islamized. Consequently, to Islamize knowledge is to give an Islamic concept into general knowledge. Third, there are the similarities and differences between integrated design knowledge based on Islamic knowledge and integrated Twin Towers. The difference is in its epistemology process. The similarity is in the curriculum (ontology) and objective (axiology). In the curriculum, the examined knowledge is religion and general knowledge. While the objective, Islamize knowledge and integrated Twin Towers aims to integrate religion and general knowledge, to dialogue, to communicate, and to synergy, so it can be a knowledge which is intact-integral-integrative. 
ACADEMIC DISHONESTY ‘VERSUS’ PAKTA INTEGRITAS DAN PRESTISE SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL Ahmad Zaini
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.994 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2014.2.1.88-106

Abstract

This article tries to elaborate the academic dishonesty vis a vis integrity pact and school prestise during the implementation of Ujian Nasional (National Examination). It has been known that National Examination is still debatable. Many disagree to do it because the final evaluation must be returned to the teachers. Whereas, government agrees to do so in order to standardize the result of teaching learning process. To guarantee fair play in the exam, all headmasters sign integrity pact. Therefore, students are motivated to study hard to pass the exam. Unfortunately, many students even their teachers and headmasters cheat in many ways to achieve high results. The background can be traced into many factors: internal and external of the students and the prestige of the schools which “must be maintained” by national and private schools.
PERSPEKTIF MAHASISWA BERLATAR JURUSAN KEISLAMAN TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Qori’ah Maghfirotillah; Latifatul Fajriyah; Alfan Hariri
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.439 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2015.3.2.257-275

Abstract

Bahasa Indonesia:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif mahasiswa dengan latar jurusan keislaman terhadap pembelajaran Bahasa Inggris. Dua pertanyaan yang dikemukakan, yakni: 1) Apa perspektif mahasiswa dengan latar jurusan keislaman di UIN Sunan Ampel Surabaya tentang pentingnya belajar Bahasa Inggris?, 2) Apakah pembelajaran Bahasa Inggris yang dilakukan di UIN Sunan Ampel Surabaya dapat membantu mahasiswa dengan latar jurusan keislaman untuk memahami disiplin keilmuan terkait? Mixed method dipilih sebagai metode untuk melakukan pengumpulan dan analisis data. Dalam pertanyaan pertama, bentuk  survey dipilih sebagai metode penelitian, dengan instrumen berupa angket. Angket yang digunakan berisi sepuluh pertanyaan yang disebarkan kepada 100 orang mahasiswa. Untuk pertanyaan kedua, pendekatan kualitatif dirasa cocok dan dipilih sebagai metode untuk memperoleh jawaban. Wawancara digunakan sebagai tehnik pengumpulan data dan melibatkan 25 mahasiswa sebagai informan. Pada akhirnya, ditemukan bahwa mahasiswa berlatar jurusan keislaman memiliki persepsi positif terkait dengan pentingnya mempelajari Bahasa Inggris. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwasannya proses pembelajaran Bahasa Inggris di UIN Sunan Ampel oleh sebagian besar informan dianggap belum berjalan efektif dan tidak memberikan banyak kontribusi dalam upaya meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris dan menghubungkannya dengan disiplin keilmuan terkait. Dengan demikian, persepsi positif mahasiswa tentang pentingnya mempelajari Bahasa Inggris belum difasilitasi dengan cukup baik oleh pembelajaran yang berlangsung.English:This research’s goal is to know the perspective of Islamic studies students towards English learning process. For reaching this goal, there are two research questions: 1) what is the perspective of Islamic studies students towards English learning process in State Islamic University of Sunan Ampel Surabaya? 2) how does English learning process help Islamic studies students in State Islamic University of Sunan Ampel Surabaya to enrich their field study knowledge?. Mixed method was chosen as the method to collect and analysis the data. To answers the first research question, survey was used as research method, and questioner was used as instrument. There were 10 statements in the questioners that were given to 100 participants. Meanwhile, to answer the second research question, qualitative approach was chosen as method to gain answer. Interview was used as data collecting technique that involved 25 participants as informant. Finally, it was found that Islamic studies students had positive perception dealing with the importance of learning English. The result also showed that English learning process on most of students’ perspective had not been effective and it did not give much contribution in increasing students’ English ability which deals with their disciplines. In conclusion, positive perception of students about the importance of learning English was not facilitated enough by learning process.
POLA PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT LUQMAN AYAT 12-19 Sutikno Sutikno
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 1 No. 2 (2013)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.066 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2013.1.2.287-302

Abstract

Tulisan ini mengulas pola pendidikan Islam dalam surat Luqman ayat 12-19. Pola pendidikan yang terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19 merupakan pola pendidikan yang Islami, pola pendidikan yang berbasis keagamaan. Komponen-komponen pendidikan yang terkandung dalam surat Luqman ayat 12-19 antara lain: pendidik, peserta didik, materi pendidikan, metode pendidikan, dan tujuan pendidikan. Pendidiknya adalah Luqman; peserta didiknya anaknya Luqman; materi pendidikannya berisi aqidah, syari’ah, moral; metode pendidikannya bersifat nasihat; tujuan pendidikannya adalah keimanan, ketaqwaan, dan akhlak yang luhur.
INOVASI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES Titin Nurhidayati
Jurnal Pendidikan Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 3 No. 1 (2015)
Publisher : UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (919.413 KB) | DOI: 10.15642/jpai.2015.3.1.23-56

Abstract

Bahasa Indonesia:Teori Multiple Intelligences (MI) muncul sebagai bentuk krtitik terhadap teori Intellectual Quotient (IQ) yang membatasi kecerdasan hanya pada kecerdasan Logis-Matematis dan Linguistik saja. Sementara dalam teori MI terdapat Sembilan kecerdasan manusia yakni: (1) Kecerdasan Liguistic, (2) Kecerdasan Logis-Matematic, (3) Kecerdasan Visual-Spasial, (4) Kecerdasan Kinestetik, (5) Kecerdasan Musik, (6) Kecerdasan Interpersonal, (7) Kecerdasan Intrapersonal, (8) Kecerdasan Naturalis, (9) Kecerdasan Eksistensialis. Teori ini menyadari betul bahwa setiap anak yang lahir ke dunia memiliki keunikan tersendiri yang berhak mendapatkan pengakuan dan diapresiasi dalam kehidupan utamannya dalam pendidikan. Sebab pendidikan merupakan wadah bagi siswa untuk membentuk dan mengembangkan potensi untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi dan membawa rahmat bagi seluruh alam ini. Pembelajaran berbasis MI merupakan suatu bentuk inovasi pembelajaran yang dapat menjadi pilihan bagi guru Pendidikan Agama Islam di Indonesia. Mengimplementasikan pembelajaran berbasis MI berarti menggunakan pendekatan interdisipliner dalam mengembangkan materi pembelajaran, menggunakan multimodel pembelajaran, dan penilaian autentik dalam evaluasi pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mewadahi keberagaman kecerdasan yang dimiliki oleh siswa.English:Multiple Intelligences (MI) emerged as a critical response to Intelligence Quotients (IQ) which limits the definition of intelligence in logical-mathematical and linguistic areas. The MI theory defines nine intelligence of human being such as (1) the linguistic, (2) the logical-mathematical, (3) the visual-spatial, (4) the kinesthetic, (5) the musical, (6) the interpersonal, (7) the intra-personal, (8) the natural, and (9) the existential. This theory recognizes the fact that every child has his/her own uniqueness and deserves appreciation in his/her education. This is important for the reason that education is a mode of developing students’ potentials in purpose of implementing their caliphate roles and bringing God’s mercy in the world. MI-based learning is an alternative in teaching Islamic education as a school subject in Indonesia. Implementing MI-based learning means implementing interdisciplinary approach in developing learning materials, making use multi-model of learning activities, and authentically assessed the learning itself. This purposes to accommodate the diversity of students’ intelligences.

Page 1 of 15 | Total Record : 144