cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
flipmasngayah@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
ISSN : 2087118X     EISSN : 25807757     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 96 Documents
PENGENDALIAN HAMA TIKUS SAWAH DENGAN TEKNIK MINA PADI DESA LARA KECAMATAN TIRWUTA, KOLAKA TIMUR Rahman, Abdul; Nuriadi, Nuriadi; Taufik, Muhammad
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS Vol 9 No 1 (2018): Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
Publisher : Forum Layanan IPTEKS Bagi Masyarakat (FLipMAS) Wilayah Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman padi adalah komoditi penghasil karbohidrat dalam bentuk beras yang merupakan makanan pokok utama masyarakat Indonesia, termasuk di Sulawesi Tenggara. Salah satu masalah pada produksi padai di Desa Lara adalah serangan hama tikus sawah (Rattus argentiventer). Hama tikus adalah endemik dan kerugian yang diakibatkan gagal panen (fuso), khususnya di Desa Lara. Oleh karena itu tujuan artikel adalah bimbingan teknis pengendalian hama tikus sawah menggunakan sistem mina padi. Metode pendekatan kepada mitra adalah pelatihan dan pembuatan demo plot mina padi berukuran 50 m x 50 m. Demplot tersebut selanjutnya dibuat kolam isolasi berukuran lebar 1,5 m sepanjang sisi kolam dengan kedalam 80 cm. Kolam tersebut menjadi tempat penebaran ikan Nila, sedangkan dibagian tengah petakan digunakan untuk budidaya padi sawah. Tanaman padi ditanam terlebih dahulu, setelah tanaman padi berumur 4 minggu- penebaran ikan Nila dilakukan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa sistem mina padi efektif mengendalikan serangan hama tikus sawah. Terbukti tanaman padi tidak terserang dengan hama tikus sampai panen dilakukan. Keberadaan ikan Nila di kolam isolasi nampaknya mengganggu tikus sawah untuk menyerang tanaman padi yang berada di tengah petakan. Produksi Padi pada demplot Mina Padi mencapai sekitar 3 ton per hektar, namun produksi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan petakan tanpa sistem Mina Padi. Hal ini disebabkan berkurangnya populasi tanaman padi di petakan, sehingga produksi relatif rendah. Berkurangnya produksi padi pada sistem mina padi dapat disubtitusi dengan panen ikan Nila. Panen ikan Nila dapat menjadi sumber pendapatan baru pagi petani sawah. Petani atau mitra dapat memperoleh dua jenis hasil yaitu produki padi dengan karbohidrat dan produksi ikan Nila dengan protein. Hasil karbohirat dan protein tidak hanya dapat menjadi sumber pendapatan bagi padi sawah tetapi juga dapat meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat melalui asupan tambahan protein ikan Nila. Rice (Oryza sativa L.), is one of the most important food crops in Asia and Indonesia. Especially of rice is important and contributes to consume by people in Southeast Sulawesi. One of the problems in padai production in Lara Village is the rat pest attack (Rattus argentiventer). The rat pest is endemic and the losses caused by crop failure (fuso), especially in Lara Village. Therefore the purpose of the article is technical guidance of pest control of mice using rice mina system. The approach method to the partners is the training and making of a 50 m x 50 m mina rice plot plot. The demonstration plot is then made a width of 1.5 m wide insulation pool along the side of the pond with 80 cm deep. The pond is a place where Nila fish spread, while the center of the plot is used for rice cultivation. Rice crops are planted first, after the rice plants are 4 weeks old - the spread of Nila fish is done. The results of the devotion show that the rice mina system effectively controls the attacks of wet-rice pests. Proven rice plants are not attacked by pest rats until harvest is done. The existence of Tilapia fish in isolation ponds seems to disturb the rice fields to attack rice plants in the middle of the map. Rice production at the Mina Padi demonstration plot was about 3 tons per hectare, but the production was lower than that of the Mina Padi system. This is due to the reduced population of rice crops on the map, resulting in relatively low production. Reduced rice production in rice mina system can be substituted with Nila fish harvest. Tilapia fish harvest can be a new source of income early morning farmers. Farmers or partners can obtain two types of yields: rice production with carbohydrates and Nila fish production with protein. Carbohydate and protein yields can not only be a source of income for wetland rice but also can improve the level of public health through the additional intake of Nila fish protein.
INTRODUKSI TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS BATU CADAS ABASAN SEBAGAI BAHAN BANGUNAN STIL BALI Sudiana, I Ketut; Selamat, I Nyoman; Karyasa, I Wayan
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS Vol 9 No 1 (2018): Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
Publisher : Forum Layanan IPTEKS Bagi Masyarakat (FLipMAS) Wilayah Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batu cadas Abasan adalah sebuah produk bahan galian atau tambang yang memiliki keunggulan dari warna, tekstur dan kekuatannya, namun belum banyak dikenal dan belum digunakan secara luas. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya teknologi yang digunakan menambang dan memotong batu sehingga menghasilkan kualitas potongan batu cadas yang masih kurang memenuhi standar penggunaan khususnya untuk bangunan berarsitektur Bali dan produktivitas yang rendah. Teknologi tepat guna pemotongan batu dalam bentuk pelatihan dan pendampingan telah diintroduksibagi UKM Paras Sari yang merupakan satu-satunya usaha tambang batu cadas tradisional di Dusun Abasan Sangsit Buleleng. Kegiatan initelah melibatkan Kelompok Tukang Bangunan Stil Bali di Desa Bongkasa Badung sebagai mitra yang menggunakan langsung, memperluas penggunaan, dan memperkenalkannya di Bali Selatan. Hasil pelaksanaan kegiatan introduksi teknologi tepatguna adalah (1)meningkatkan presisi dimensi potongan balok cadas (dari 30% menjadi 100%), (2) meningkatkan kuantitas produksi (dari 2.500 menjadi 3.200 biji/bulan/orang), (3) meningkatkan lebih dari 25% omzet penjualan batu cadas Abasan,dan (4) dua buah kompleks bangunan berarsitektur Bali tradisional yang menggunakan cadas Abasan sekitar 8.000 buah telah dikerjakan oleh Kelompok Tukang Bangunan Stil Bali dari Desa Bongkasa yaitu satu di Kota Singaraja (Bali Utara) dan satunya lagi adadi Ubud (Bali Selatan). Indeks kepuasan pelanggan terhadap kualitas pengerjaan bangunan stil Bali yang menggunakan batu cadas Abasan berkatagori sangat memuaskan yang direspon oleh pemilik bangunan dan masyarakat sekitarnya. Rock stone of Abasan is a mining product which has excellences in color, tecsture and strength, but it has not yet been wellknown and not widely applied. This is caused by the lack of technology used for mining and cutting the rock hence the quality of the cutting rocks can not fullfill the standards application especially for Balinese architectural building and the productivity of the mining is low. An appropriate technology was introduced in form of training and coaching of cutting tool technology for small mining entreprises UKM Paras Sari, who is the only one traditional rock mining at Abasan Sangsit Village of Buleleng Regency. The activity involved A Skilled Builder Group for Balinese Style Buildings from Bongkasa Village of Badung Regency as a partner in order to directly uses of the rocky building material as well as to introduce the building material in Southern Bali. Results of the approriate technology inttroduction activity are (1) the increase the dimmension precision of rocky block cuts (from 30% into 100%), (2) the increase of production quantity (from 2,500 to 3,200 piecess/month/person), (3) the increase of selling omzet of Abasan rocky blocks more than 25% , and (4) two Balinese Style building complexes that used about 8,000 pieces of Abasan rocky blocks wreer already built by the Skilled Builder Group for Balinese Style Buildings (one at Singaraja City (Northen Bali), and the other one at Ubud (Southern Bali) The customer satisfaction index of the work quality of the Balinese style buildings using the Abasan rocky blocks is in catagory of very satisfaction.
INOVASI KERAJINAN LUKISAN WAYANG KAMASAN KLUNGKUNG Putra, I Gusti Lanang Agung Raditya; Trisna, Komang Wahyu; Wiradharma, I Gusti Bagus Made
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS Vol 9 No 1 (2018): Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
Publisher : Forum Layanan IPTEKS Bagi Masyarakat (FLipMAS) Wilayah Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Bali merupakan Pulau yang terkenal hingga penghujung dunia karena adat, seni, budaya yang dimiliki. Salah satu budaya yang dimiliki Pulau Bali adalah karya seni berupa lukisan. Lukisan khas Bali yang sudah diwariskan dari abad ke-17 adalah lukisan wayang Kamasan. Dikatakan lukisan wayang Kamasan, karena Kamasan merupakan salah satu nama Desa di Kabupaten Klungkung, serta pengerajin lukisan wayang ini hanya terdapat di Desa Kamasan, Klungkung. Berbagai produk telah dihasilkan oleh pengerajin, namun produk yang dihasilkan digunakan oleh konsumen yang terbatas. Faktor ini berhubungan dengan target pasar, saat ini hanya kalangan tertentu yang menggunakan produk lukisan wayang kamasan ini. Hal tersebut menyebabkan jumlah produksi lukisan wayang Kamasan sulit ditingkatkan, jumlah produksi yang terbatas ini berdampak pada rendahnya penghasilan pengerajin lukisan. Berdasarkan hal tersebut maka skala prioritas yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah 1) inovasi dan kualitas produk, 2) memperluas pasar. Inovasi produk berupa jam dinding dan bingkai menyala yang berlatar lukisan wayang Kamasan. Untuk memperluas pasar dengan cara digital marketing, yaitu pemasaran yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan konsep dan partisipatif. Pendekatan konsep pada dasarnya adalah untuk memberikan pemahaman konsep yang bermakna sehingga terjadi perubahan perilaku dan cara berfikir pada pengerajin. Pendekatan partisipatif bermakna melibatkan seluruh peserta pelatihan untuk berpartisipasi aktif ketika pelatihan keterampilan dilakukan, dengan harapan nantinya mereka memiliki keterampilan dalam proses pembuatan dan pemasaran produk. Inovasi lukisan wayang Kamasan berupa produk inovatif dan inovasi pemasaran. Inovasi produksi yang dilakukan pada kerajinan lukisan wayang Kamasan dengan memberi sentuhan modern berupa jam dinding dan bingkai menyala, dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas produk secara signifikan. Inovasi pemasaran yang dilakukan menggunakan teknik digital marketing, bertujuan untuk memperluas pasar. Disamping itu inovasi lukisan wayang Kamasan ini secara tidak langsung sebagai salah satu upaya untuk melestarikan warisan budaya Bali serta memperkokoh usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk akselerasi kemandirian Bangsa. The uniqueness of art and culture makes Bali be one of the famous Island of the world. One culture of Bali are works of art such as painting. Bali has a painting that has been inherited since the 17th century that is “Lukisan Wayang Kamasan”. The name of Lukisan Wayang Kamasan comes from the name of the village in Klungkung district. This painting is only found in that village. Various products have been produced by the craftsman, but the product only used by the limited consumer. This factor is related to the target market, currently only certain circles who use this painting. It cause the number of Lukisan Wayang Kamasan hard to increase. This problem has a big impact of the painters income decrease. Based on this problem the priority scale in this activity are 1) innovation and product quality, 2) expanding the market. Product innovation in the form of wall clocks and frames that lit behind the Lukisan Wayang Kamasan. To expand the market using information technology such as digital marketing. In this project we used conceptual and participatory approach. The conceptual approach is basically to provide a meaningful of the concept so it can be changed of behavior and the way thinking on the craftsman. The participatory approach involves all trainees to participate actively when skills training is conducted that they will have skills in the process of manufacturing and marketing the product. The innovation of Lukisan Wayang Kamasan are product innovation and marketing innovation. Product innovations are made on Lukisan Wayang Kamasan by giving modern touches such as wall clock and framed light. It can increase quantity and quality product significantly. Marketing innovations are conducted using digital marketing techniques, aim to expand the market. Besides the Lukisan Wayang Kamsan innovation as one of the effort to preserve Balinese cultural heritage as well as strengthen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) to accelerate the independence of the Nation.
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT PETANI GARAM DI PESISIR PANTAI SUWUNG BATAN KENDAL Sutrisna, I Nyoman Gede Tri; Cahyadi, Kadek Duwi; Edi, I Gede Made Saskara
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS Vol 9 No 1 (2018): Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
Publisher : Forum Layanan IPTEKS Bagi Masyarakat (FLipMAS) Wilayah Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Petani garam di Pantai Suwung Batan Kendal adalah petani garam tradisional yang memproduksi garam dengan membersihkan dan mengkristalkan kembali garam tambang yang didatangkan dari Madura. Proses pembersihan dan pengkristalan dilakukan secara tradisional dan sangat sederhana sehinggatidakdilakukankontrolprosesproduksi dankontrol kualitas produk yangdihasilkan. Dalam Program Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) dilakukan perbaikan sistem produksi dengan mengendalikan beberapa faktor, seperti kualitas air yang digunakan, pelarutan dan penyaringan air garam jenuh, termasuk efisiensi penggunaan kayu bakar, serta pemanfaatan panas tungku dalam pengeringan produk garam jadi. Kualitas produk akhir diukur kandungan cemaran logam berat, cemaran mikroba, dan kadar air sehingga memenuhi standar baku produk garam yang aman dikonsumsi. Diversifikasi produk garam yang dihasilkan akan dibuat dengan memproduksi garam beryodium, garam meja, dan garam mandi. Produksi garam beryodium akan meningkatkan peluang pemasaran produk petani garam untuk dijual ke pasar tradisional. Produk garam meja akan dipasarkan ke restoran yang banyak dikembangkan di kawasan Bali Selatan, sedangkan garam mandi merupakan produk baru yang sangat potensial untuk dipasarkan ke perawatan kecantikan. Diharapkan dengan memastikan kualitas produk, efisiensi proses produksi, dan diversifikasi produk akan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam di Pantai Suwung Batan Kendal. The salt farmers of SuwungBatan Kendal Beach are traditional salt farmers who produce salt by cleaning and recrystallizing mine salt imported from Madura. The cleaning and crystallization process is done in a traditional way and is so simple, the production process and the quality control of the resulting product can not be controlled. In the IBM (IpteksBagiMasyarakat) Program there will be improvement of the production system by controlling for several factors, such as the quality of water used, the dissolution and filtration of saturated brine, including the efficiency of the use of firewood, and the utilization of furnace heat in drying the finished salt product. The quality of the final product is measured a heavy metal content, microbial, and water content so that it will meet the raw standard of salt products that are safe for consumption. Diversification of salt products produced will be made by producing iodized salt, table salt, and bath salt. The production of iodized salt will increase the marketing opportunities of salt farmers' products to be sold to traditional markets. Table salt products will be marketed to restaurants that are widely developed in the area of South Bali, while bath salt is a new product that is very potential to be marketed to beauty care. It is expected that by ensuring product quality, efficiency of production process, and product diversification will be able to increase income and welfare of salt farmers in SuwungBatan Kendal Beach.
INOVASI LONTAR PRASI DI DESA TENGANAN PENGRINGSINGAN KARANGASEM BALI Trinawindu, Ida Bagus Ketut; Wibawa, Arya Pageh; Artawan, Cokorda Alit
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS Vol 9 No 1 (2018): Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
Publisher : Forum Layanan IPTEKS Bagi Masyarakat (FLipMAS) Wilayah Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat di desa tenganan pengringsingan bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan prioritas yang dihadapi oleh para perajin lontar prasi yang ada di desa tenganan pegringsingan, baik dari aspek produksi maupun aspek manajemen usaha. Permasalahan dari aspek produksi misalnya ilustrasi yang ada masih sangat monoton, masih sama dari tahun ketahun yaitu hanya berupa kisah pewayangan Mahabarata dan Ramayana. Permasalahan dari aspek manajemen usaha, kelompok perajin ini memiliki permasalahan prioritas lainnya yaitu : perajin kurang memahami manajemen usaha dan pemasaran, perajin tidak memiliki media promosi yang tepat dalam memperkenalkan karya Prasi ke dunia internasional.Penawaran program kegiatan terhadap permasalahan tersebut adalah 1) Meningkatkan kemampuan perajin dalam menggambar wayang yang baik dan benar yaitu sesuai dengan pakem gambar wayang style Bali; 2) Perajin mampu memahami tentang manajemen usaha dan pemasaran, perajin memiliki media promosi yang tepat dalam memperkenalkan karya Lontar Prasi ke dunia internasional; 3) Perajin memilikimedia promosiberupa CD Rom Interactive, brosur, Kartu nama dan Website mengenai produk hasil karya perajin. CD rom akan digunakan untuk mendokumentasikan karya mereka dan memperkenalkan kepada wisatawan, Brosur dan kartu nama akan dapat disebarkan melalui konsumen, dan website akan online dan menyewa hosting dan domain selama 5 tahun, dengan demikian diharapkan potensi kerajinan Lontar Prasi di desa setempat dapat lebih dikenal masyarakat luas. Target luaran yang ingin dicapai terbagi menjadi 3 aspek yaitu aspek produksi, aspek manajemen usaha, aspek usaha. Target luaran pada aspek produksi adalah perajin lontar prasi memiliki kemampuan menggambar wayang yang sesuai dengan pakem wayang style Bali. Target luaran pada aspek manajemen usaha adalah perajin memahami manajemen pemasaran dengan baik. Sebagai indikatornya adalah kelompok mitra dapat membuat rancangan pemasaran secara tertulismulai dari harga bahan, ongkos kerja, harga jual dan penentuan pemasarannya. Target luaran untuk aspek usaha adalah perajin telah memiliki media promosi yang berupa CD Rom Interactive, brosur, Kartu nama dan Website mengenai produk hasil karya perajin. Metode yang digunakan untuk menghasilkan target luaran untuk mencapai tujuan adalah : 1) Mengembangkankemampuan menggambar wayang yang sesuai dengan pakem wayang style Bali. Dengan ceramah dan pelatihan menggambar wayang kepada kelompok perajin dan mendatangkan tenaga ahli dosen ISI Denpasar yang kompetensinya menggambar wayang diharapkan dapat membuat Lontar Prasi yang sesuai dengan pakem wayang style Bali mampu meningkatkan nilai estetika Lontar Prasi tersebut.2) Memberi pemahaman tentang dasar-dasar manajemen pemasaran. Metode yang digunakan adalah ceramah. Hasilnya perajin dapat menuliskan atau merancang manajemen pemasaran produknya berdasarkan 4P yaitu Product, Price, Place dan Promotion; 3) Membuat media promosi berupa CD Rom Interactive, brosur, Kartu nama dan Website tentang produk hasil karya perajin yang dapat disebarkan melalui konsumen, pemerintah daerah dan provinsi, dan wisatawan domestik serta wisatawan mancanegara dengan harapan potensi kerajinan Lontar Prasidi desa setempat dapat dikenal secara luas oleh wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Community service activities in Tenganan pegringsingan village aim to solve the problems that faced by the lontar craftsmen, both production aspects and business management aspects. Problems from aspects of production such as illustrations are still very monotonous, depicted from an episode of Mahabharata and Ramayana.Problems from the aspects of business management, i.e: crafters lack of understanding of business management and marketing and they do not have the media to promote their artworks. Thecommunity service programs offer: 1) Improving crafters ability in drawing accord of Bali wayang style standardization; 2) Improving crafters ability to understand about business management and marketing and having media to promote their artworks to the local and international visitors; 3) Having promotional media such as Interactive CDs, brochures, business cards and website. Interactive CDs will be used to record their artworks and promoted to the visitors. Brochures and business cards will be used to introduce themand their artworks to thevisitors, and the website will be online. The hosting and domain name for the website will be rented for 5 years, thus the village and crafters will be known in large. Outcome to be achieved are divided into 3 aspects: production aspect, business management aspect, business aspect. Outcome on production aspect is lontar prasi crafters have the ability in drawingaccording to Bali wayang style standardization. The crafters understand marketing management as outcome on the aspect of business management. The success indicator of this activitiesarethe crafters can create their marketing plan starting from the price of materials, cost of work, selling price and determination of target market. Outcome on the business aspect is the crafters have thepromotional media such as Interactive CDs, brochures, business cards and website about their artworks. The methods are used to be achieved the objectives are: 1) Developing the ability to draw wayang in accordance with wayang Bali style.Educating and training in drawing wayang to the craftersare comingfrom ISI Denpasar who have a competency to make Lontar Prasi drawing in accordance with wayang Bali style. They are expected toimprove the aesthetic value of Lontar Prasi. 2) Giving an understanding of the basic of marketing management. The method is used a lecture. The resultsare crafters can plan or design marketing management products based on 4P namely Product, Price, Place and Promotion; 3) Creating promotional media such as interactive CDs, brochures, business cards and websites about their artworks that can be disseminated not onlydomestic and internationalvisitorsbut also provincial governments in the hope that the potential of Lontar Prasi craft in the Tenganan pegringsingan village can be known broadly.
IPTEK BAGI PRODUK EKSPORKERAJINAN SONGKET MOTIF BALI DI KABUPATEN KARANGASEM BALI TAHUN KEDUA Yulyantari, Luh Made; Adh, IGKG Puritan Wijaya
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS Vol 9 No 1 (2018): Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
Publisher : Forum Layanan IPTEKS Bagi Masyarakat (FLipMAS) Wilayah Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya permintaan kain tenun songket memunculkan usaha-usaha mikro dalam pembuatan tenun songket yang tersebar di desa Sidemen yang memiliki ciri khas tersendiri dari tenun songket Bali. Songket Ayu Sidemen dan UK Suastini Songket merupakan usaha tenun songket yang berbahan dasar benang. Permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini adalah seperti kurangnya tempat kerja yang representatif, kurangnya alat-alat tenun yang sudah berfungsi kurang baik karena usia alat tenun, pengolahan dan pengelolaan bahan baku dan hasil produksi yang belum terkelola dengan baik, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan yang perlu ditingkatkan, kemasan produk yang masih sangat sederhana, motif tenun songket yang masihkurang variatif, dan teknik-teknik pemasaran yang masih tradisional dan belum tersentuh teknologi sebagai alat bantu pemasaran. Berdasarkan permasalahan yang dihadapai maka akan dilakukan kegiatan bertahap selama tiga tahun mulai dari manajemen pengolahan bahan tenun sampai dengan pengemasan produk hasil dan pemasaran produk melalui jalur internet. Pada tahun pertama (2016) mencapai luaran berupa perbaikan tempat kerja 100% menjadi lebih baik, aset UKM meningkat 50%, tenaga kerja dapat dengan baik mengelola bahan tenun dan meningkatnya kualitas hasil produk sebesar 20%. Selanjutnya, pelaksanaan tahun kedua yaitu pada Tahun 2017memiliki luaran berupa kemampuan membuat konten digital sebagai sarana pendukung pemasaran pada media daring mencapai 75% dari kesuluruhan tenaga kerja pihak UKM, pemilik UKM dapat dengan baik menguasai manajemen operasional dan penjualan ekspor sehingga peningkatan penjualan hasil produk sebesar 40%. Pelatihan desain dan pengemasan produk juga dilakukan pada tahun kedua dengan luaran berupa kemasan produk berstandar internasional. The increasing demand for songket woven fabric raises micro businesses in the making of songket weaving spread in the village of Sidemen which has its own distinctive features of Bali songket weaving. Songket Ayu Sidemen and UK Suastini Songket is a songket-based weaving business. The current problems are the lack of representative workplaces, the lack of well-functioning looms due to the age of the looms, the processing and management of raw materials and unreliable production, human resource management and management finance that needs to be upgraded, product packaging that is still very simple, songket weaving motives are still less varied, and marketing techniques are still traditional and untapped technology as a marketing tool. Based on the problems faced it will be a gradual activity for three years ranging from weaving material processing management to packaging products and product marketing through the internet. In the first year (2016) the output of workplace improvement 100% to be better, the assets of SMEs increased 50%, the workforce can properly manage the loom and increase product quality by 20%. Furthermore, the second year of 2017 has the ability to create digital content as a means of marketing support to online media reaching 75% of the total workforce of SMEs, the owners of SMEs can well master the operational management and export sales resulting in increased sales of products by 40%. Product design and packaging training is also done in the second year with output in the form of packaging of international standard products.
PENINGKATAN KOMPETENSI KADER TAMAN POSYANDU BERLATAR BELAKANG IBU RUMAH TANGGA Setiasih, Setasih; Budhyantoro, Arief; Endah S., Alita
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS Vol 9 No 1 (2018): Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
Publisher : Forum Layanan IPTEKS Bagi Masyarakat (FLipMAS) Wilayah Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman Posyandu merupakan bentuk PAUD yang holistik integratif dan mendapat perhatian serius dari pemerintah. Kader taman Posyandu adalah ibu rumah tangga yang mempunyai kepedulian terhadap perkembangan anak dan secara sukarela memberikan layanan untuk ibu dan anak usia 0-3 tahun. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kompetensi kader Taman Posyandu, menggunakan metode partisipatif, yaitu dengan cara memberikan penyuluhan tentang tumbuh kembang anak dan workshop tentang cara untuk memberikan stimulasi dan pembuatan rancangan pembelajaran untuk anak usia 0-3 tahun. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan ada peningkatan pemahaman kader tentang tumbuh kembang anak. Para kader mampu membuat alat permainan edukatif sebagai sarana stimulasi tumbuh kembang anak, membuat program pembelajaran untuk satu semester, rancangan kegiatan pembelajaran mingguan dan rancangan kegiatan harian. Kemampuan kader perlu senantiasa ditingkatkan dengan memberikan penyuluhan atau pelatihan secara berkala.Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan pendidikan tinggi atau kementrian pendidikan. Kemampuan kader Taman Posyandu meningkat setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan dalam program pemberdayaan ini. Taman Posyandu is a holistic integrative form of PAUD and get a serious attention from the government. Kader Taman Posyandu actually a housewives which care about child development, and voluntarily gives services to a woman who has a child under three years old. Aim of this activiy are to increase the competency of kader Taman Posyandu, used a participative methods, by giving a knowledge about child development and workshop about teaching design for child under three years old. Result of this activity are increased of knowledge of kader Tamn Posyandu. They can make an educational instrument that supported child’s development, also teaching of semester program, weekly teaching program and daily teaching program. Kader’s competency has to developed continously by giving a knowledge or training. This activity could be done by making a joined program with university or education ministry.
PENINGKATAN USAHA JAJANAN KHAS DESA SADING MELALUI TRANSFER TEKNOLOGI YANG EFEKTIF Kartika, Luh Gede Surya; Korry, Putu Dyah Permatha; Putra, I Gede Eka Wiantara
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS Vol 9 No 1 (2018): Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
Publisher : Forum Layanan IPTEKS Bagi Masyarakat (FLipMAS) Wilayah Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penganan Kering Sengait merupakan salah satu penganan tradisional masyarakat Bali yang banyak diproduksi di Desa Sading sehingga menjadi salah satu ciri khas desa tersebut. Nama lain dari jajanan ini adalah kue Cakar Ayam. Sering kali jajanan ini juga digunakan dalam kegiatan upacara adat di Bali. Bahan dasar dari penganan ini adalah singkong, ubi jalar, dan talas serta gula merah. Jajanan ini memiliki peluang untuk dipasarkan tidak hanya di Bali namun juga di luar pulau Bali. Mitra dalam kegiatan ini adalah Bapak I Wayan Sujana dan Ibu Ni Nengah Sutarmi. Kedua mitra berasal dari Banjar Pekandelan, Desa Sading, kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.Permasalahan utama mitra adalah tempat produksi yang kurang nyaman, kemasan yang kurang baik, proses pemarutan bahan yang lama, dan keinginan mitra untuk memperluas pangsa pasar. Untuk mengatasi permasalahan utama mitra tersebut, maka berdasarkan kesepakatan antara mitra dan pelaksana akan dilaksanakan pelatihan teknik pemasaran, pemberian bantuan alat pengemasan, pemberian desain kemasan yang baik serta pelatihan pengemasan, dan perbaikan tempat kerja. Hasil dari evaluasi kegiatan menunjukkan tim dan mitra menyepakati konsep kegiatan pada saat sosialisasi dilaksanakan. Pelatihan kemasan dibantu oleh Rumah Kemasan yang bernaung dibawah Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar. Mitra memiliki label baru pada kemasan. Produk kedua mitra sudah mulai di pasarkan di Gianyar dan Tabanan. Estimasi perluasan pasar mencapai peningkatan 45% dari pangsa pasar sebelumnya. Produk mitra sudah dipasarkan pada situs e-commerce komersil. Kedua mitra melakukan perbaikan tempat kerja. Sengait dry snack is one of traditional Balinese snacks. These snacks are widely produced in Sading Village. Another name of this snack is the chicken claw pie. This snack is also used in traditional ceremonial activities in Bali. The basic ingredients of this confectionery are cassava, sweet potato, and taro and brown sugar. This snack has the opportunity to be marketed not only in Bali but also outside the island of Bali. Partners in this activity are Mr. I Wayan Sujana and Mrs. Ni Nengah Sutarmi. Both partners are from Banjar Pekandelan, Sading Village, Mengwi Sub-district, Badung Regency. The main issues of partners are the less convenient production sites, poor packaging, the old material process, and the partner's desire to expand market share. To overcome the main problems of the partners, then based on agreement between partner and implementer will be executed marketing technique training, giving aid of packing equipment, giving good packaging design and packing training, and repair work place. The results of the activity evaluation show the team and the partners agreed on the concept of the activity when the socialization was implemented. The packaging training is assisted by Rumah Kemasan which is shelter under Denpasar Industry and Trade Agency. Partner has a new label on the packaging. The products of both partners have started to be marketed in Gianyar and Tabanan. Estimated market expansion reached 45% increase from previous market share. Partner products are already marketed on commercial e-commerce sites. Both partners do workplace improvements.
PEMANFAATAN DAUN SUKUN SEBAGAI LOTION ANTINYAMUK DALAM PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI SD SARASWATI 2 DENPASAR Wardani, I Gusti Agung Ayu Kusuma; Udayani, Ni Nyoman Wahyu
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS Vol 9 No 1 (2018): Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
Publisher : Forum Layanan IPTEKS Bagi Masyarakat (FLipMAS) Wilayah Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang meresahkan masyarakat karena penyebarannya sangat cepat dan dapat menyebabkan kematian. WHO memperkirakan sebanyak 2,5 sampai 3 milyar penduduk dunia berisiko terinfeksi virus dengue dan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta penduduk dunia terinfeksi dengue, 500 ribu diantaranya membutuhkan perawatan intensif di fasilitas pelayanan kesehatan. Setiap tahun dilaporkan sebanyak 21.000 anak meninggal karena DBD atau setiap 20 menit terdapat satu orang yang meninggal (Depkes RI, 2010). Tingginya angka kejadian demam berdarah harus segera ditanggulangi, baik melalui pemberantasan secara kimia maupun biologi. Penggunaan obat antinyamuk yang berasal dari bahan kimia umumya mempunyai dampak positif dan negatif (Flona, 2006). Dampak positifnya yaitu dapat membasmi nyamuk, sedangkan dampak negatifnya dapat menimbulkan polusi udara, menimbulkan bau yang menyengat dan bisa menimbulkan sesak nafas sehingga akan berpengaruh terhadap kesehatan (Kardinan, 2003). Insektisida alternatif yang aman bagi lingkungan berasal dari tumbuhan (Pujiyanti, 2007). Salah satu tanaman yang digunakan masyarakat secara turun-temurun sebagai pengusir nyamuk adalah tanaman sukun. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, daun sukun berpotensi sebagai insektisida nabati. Sasaran dalam kegiatan pengabdian ini adalah siswa di SD Saraswati 2 Denpasar dengan persentase kehadiran peserta sebesar 92%, hasilini menunjukkan antusisme siswa dalam mengikuti kegiatan ini relatif tinggi. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Karya utama dari pengabdian ini meliputi aspek produk dan pengetahuan. Pada aspek produk, dilakukan dengan memproduksi sediaan lotion herbal antinyamuk dari daun sukun. Produk herbal antinyamuk ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam melindungi tubuh (kulit) dari gigitan nyamuk selain penggunaan zat kimia yang berpotensi menimbulkan polusi udara, bau menyengat bahkan sesak nafas sehingga berpengaruh terhadap kesehatan. Pada aspek pengetahuan, diperoleh peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta terhadap pencegahan DBD dengan besarnya tingkat pemahaman siswa sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan sebesar 21% yaitu dari 54% (persentase nilai pretest) menjadi 74% (persentase nilai posttest). Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the diseases that disturb the community because the spread is very fast and can cause death. WHO estimates that 2.5 to 3 billion people worldwide are at risk of dengue virus infection and each year there are 50-100 million people in the world infected with dengue, 500 thousand of which require intensive care in health care facilities. Every year, 21.000 children die from dengue or every 20 minutes there is one person who died (Depkes RI, 2010). The high incidence of dengue fever should be addressed, either through chemical or biological eradication. The use ofchemical insecticidahas a positive and negative impact (Flona, ​​2006). The positive impact is to eradicate mosquitoes, while the negative impacts can cause air pollution, causing a stinging smell and shortness of breath that will affect health (Kardinan, 2003). An alternative insecticida that is safe for the environment comes from plants (Pujiyanti, 2007). One of the plants that people use as a mosquito repellent is a sukun plant. Based on preliminary research that has been done, the leaves of sukun have the potential as a herbal insecticida. Target in this activity is a student at primary school with the percentage of attendance equal to 92%, this result shows that antusisme student in following this activity is relatively high. The stages undertaken in this activity is the stage of preparation and implementation. The main work of this activity includes the product and knowledge aspects. Product aspect, done by producing the preparation of herbal lotion from the leaves of sukun. Herbal insecticida products are expected to be a solution in protecting the body (skin) from mosquito bites in addition to the use of chemicals that have the potential to cause air pollution, odor and even breathless breath that affect health. In the knowledge aspect, there is an increase of knowledge and understanding of the participants on the prevention of DHF by the level before and after the activity by 21% from 54% (percentage of pretest value) to 74% (percentage of posttest value).
IbPE KERAJINAN PERAK DI GIANYAR DAN DENPASAR BALI Sarja, Ni Luh Ayu Kartika Yuniastari; Wiyati, Ratna Kartika; Suwirmayanti, Luh Gede Pivin; Ratniasih, Ni Luh
Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS Vol 9 No 1 (2018): Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS
Publisher : Forum Layanan IPTEKS Bagi Masyarakat (FLipMAS) Wilayah Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerajinan perak merupakan salah satu kerajinan tangan terdapat pada tersebar di daerah di Bali. Karya Kita Silver dan Budi Silver merupakan salah satu usaha yang memproduksi dan menjual berbagai produk perak yang terletak di Kesiman Denpasar dan Celuk Gianyar. Terdapat beberapa kendala berupa pada usaha perak berupa kurangnya variasi desain produk, kurangnya pengetahuan mengenai ekspor dan kurang luasnya pemasaran produk khususnya pemasaran online. Pada kegiatan pengabdian ini difokuskan pada manajemen produksi dan manajemen pemasaran.Kegiatan dimulai dengan sosialisasi, pelatihan desain produk perak, pelatihan pembuatan wax produk perak, pelatihan manajemen ekspor, pembuatan website pemasaran, pelatihan penggunaan website pemasaran, pengadaan alat penunjang pemasaran, kemasan dan labeling produk serta evaluasi dan monitoring kegiatan. Pada aspek produksi diadakan kegiatan pelatihan desain dan wax produk dilakukan agar terciptanya variasi dari desain produk usaha. Sedangkan dari aspek pemasaran, penggunaan media pemasaran online berupa website agar pemesanan produk dapat dilakukan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain website, pemberian peralatan untuk menunjang pemasaran seperti notebook dan tab sehingga mitra dapat dengan mudah mengakses website. Perluasan pemasaran lainnya dilakukan dengan memberikan kemasan produk dan label kemasan produk sehingga produk lebih dikenal oleh masyarakat. Indikator capaian adalah peningkatan pendapatan mitra hingga 50%, 100% anggota mampu membuat desain produk danwaxproduk, mitra mempunyai website pemasaran dan dapat menggunakan website tersebut, meluasnya pasar produk sebanyak 30%. Setelah dilakukan kegiatan dan evaluasi,peningkatan pendapatan mitra 53%. Untuk pembuatan desain dan wax, 80% anggota mampu membuat desain dan wax produk perak. Dalam hal penggunaan website sebagai media pemasaran online tercapai, 2 orang anggota usaha dapat menggunakan website. Untuk perluasan pasar produk 33% meningkat, yaitu dengan dapat melakukan ekspor ke Amerika. Silver handicraft is one of the handicraft found in scattered area in Bali. Karya Kita Silver and Budi Silver is one of the businesses that produce and sell various silver products located in Kesiman Denpasar and Celuk Gianyar. There are several obstacles in the form of silver business in the form of a lack of product design variation, lack of knowledge about exports and less extensive marketing of products, especially online marketing. In this activity focused on production management and marketing management. The activities begin with socialization, silver product design training, silver product waxing training, export management training, website marketing, website marketing training, procurement of marketing support tools, product packaging and labeling as well as evaluation and monitoring activities. In production aspect, design training activities and product wax are conducted to create variation of product business design. While from the aspect of marketing, use of online marketing media in the form of website ordering product can be done either from domestic or abroad. In addition to websites, the provision of equipment to support marketing such as notebooks and tabs so that partners can easily access the website. Other marketing expansions are carried out by providing product packaging and product packaging labels so that the product is better known to the public. Indicator of achievement is the increase of partner's income up to 50%, 100% members are able to make product design and product wax, partners have marketing website and can use the website, widespread product market as much as 30%. After conducting the activity and evaluation, the revenue increase of partners is 53%. For design and wax making, 80% of members are able to make designs and waxes of silver products. In the case of using the website as an online marketing medium is achieved, 2 business members can use the website. For 33% market expansion of products increased, that is to be able to export to America.

Page 1 of 10 | Total Record : 96