cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
konversi@ulm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Konversi
ISSN : 23023686     EISSN : 25413481     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 231 Documents
UPAYA PENURUNAN KADAR MERKURI DALAM MEDIA AIR MENGGUNAKAN ADSORBEN 2-MERCAPTOBENZOTHIAZOLE (MBT)–LEMPUNG AKTIF Wicakso, Doni Rahmat; Mirwan, Agus; Abdullah, Abdullah
Konversi Vol 1, No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v1i1.68

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat adsorben 2-Mercapto-benzothiazole (MBT) – Lempung Aktif yang akan digunakan dalam upaya menurunkan kadar merkuri dalam media air. Penelitian dimulai dengan melakukan proses demetalisasi pada lempung (bentonit) yang dilakukan dengan merendam bentonit dalam larutan HCl, larutan NH4NO3 dan kemudian dilanjutkan dengan pemanasan pada dua temperatur yang berbeda (120 oC dan 400 oC). Langkah berikutnya adalah proses pilarisasi yang dilakukan dengan merendam bentonit hasil demetalisasi selama 18 jam dalam larutan AlCl3 yang sebelumnya telah ditambah dengan NaOH 0,1 M. Pada tahap akhir proses pilarisasi, bentonit dipanaskan pada temperatur 120 oC dan 400 oC. Bentonit hasil pilarisasi kemudian diuji kemampuan adsorpsinya dengan larutan metilen blue. Hasil pengujian dengan metilen blue tersebut diambil sebagai dasar untuk menentukan tahap selanjutnya, yaitu proses impregnasi mercaptobenzothiazole (MBT) pada berbagai konsentrasi (6%, 8%, dan 10%). Adsorben hasil impregnasi selanjutnya digunakan dalam proses adsorpsi larutan Hg pada berbagai konsentrasi (0,1 – 0,5 ppm) guna mengetahui kemampuannya sebagai adsorben. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan temperatur pemanasan pada lempung (bentonit) berpengaruh terhadap daya serapnya terhadap metilen blue. Perlakuan pada bentonit (demetalisasi, pilarisasi pada dua temperatur yang berbeda) berpengaruh pada pola difraksi sinar-X nya.  Kapasitas adsorpsi dari MBT-lempung aktif yang diamati melalui penelitian ini belum berhasil ditentukan, sehingga perlu upaya lanjutan untuk mengetahuinya. Kata kunci : mercury, MBT, activated clay, bentoniteAbstract-The objective of thus research was to make adsorbent 2-Mercapto-benzothiazole (MBT) – active clay used to reduce mercury content in water medium. Firstly, this research was run by soakingin a solution ofHClbentonite, NH4NO3solutionandthen followed byheating attwodifferent temperatures(120° Cand 400° C). The next step was pillarization process by soakingthe bentonitefor 18hoursin solution ofAlCl3that have previously beenaddedwith 0.1 M NaOHAtthe final stage ofthe pillarization process, bentonitewas heatedat a temperature of120 oCand 400oC. After that, the bentonite was analyzed ability of adsorption by metilen blue solution. The test resultswith methylenebluewas takenas a basisfor determiningthe next stage, which wasthe process ofimpregnation MBT at various concentrations(6%, 8%, and 10%). The adsorbentof impregnationwas usedto adsorb Hgat various concentrations(0.1 to 0.5 ppm) for determininghis ability asadsorbent. The results showedthat thedifference inthe heating temperatureonclay(bentonite) affect theabsorbanceof themethyleneblue. Treatment ofbentonite(metal reduction, pillarizationon twodifferent temperatures) effected onX-ray diffractionpattern. MBT-adsorption capacityof theactivatedclaysobservedthroughthis studyhas not beensuccessfullydetermined,so we needfurthereffortsto find out. Keywords:mercury, MBT, activated clay, bentonite 
STUDI KINETIKA ADSORPSI Pb MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG Sanjaya, Ari Susandy; Agustine, Rizcy Paramita
Konversi Vol 4, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v4i1.261

Abstract

Abstrak- Logam Pb merupakan salah satu pencemar lingkungan dan dapat mengakibatkan kematian atau gangguan kesehatan dalam waktu singkat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah pencemaran Pb adalah dengan menggunakan arang aktif dari kulit pisang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model kinetika yang sesuai pada proses adsorpsi Pb dengan melihat daya jerap arang aktif kulit pisang dalam berbagai variasi massa (1 g; 1,5g dan 2 g) dan waktu kontak (20 menit, 40 menit dan 60 menit). Analisa Kinetika didasarkan pada kinetika orde nol, orde satu dan orde dua serta menentukan kapasitas maksimum adsorpsi arang atif kulit pisang  terhadap logam Pb. Persamaan yang digunakan dalam proses adsorpsi adalah persamaan adsorpsi Isoterm Langmuir dan Freundlich. Dari hasil analisa, waktu optimum adsorbsi terjadi pada waktu 60 menit.  Kinetika adsorbsi logam Pb dengan arang aktif dari kulit pisang pada massa 1 dan 2 g mengikuti model kinetika orde 2, sedangkan pada massa 1,5 g mengikuti kinetika orde 0. Persamaan adsorpsi Langmuir lebih sesuai untuk isotherm adsorpsi pada penelitian ini. Adsorpsi Pb oleh kulit pisang yang sesuai dengan pola isotherm adsorpsi Langmuir mengindikasikan bahwa adsorpsi hanya berlangsung satu lapis (monolayer). Kapasitas adsorpsi maksimum ditunjukkan oleh nilai a yang besar, yaitu 1,4582 pada massa 1 g sedangkan kekuatan interaksi antara ion Pb2+ dengan kulit pisang terjadi pada massa 2 g yang ditunjukkan dengan nilai kL yang besarnya 0,409 Kata kunci : kinetika adsorpsi, arang aktif, kulit pisang, logam Pb  Abstract- Lead metal is one of environment polluter and can cause decease or health problems in sort time. The way to solve this problem is with used the carbon active from banana peel. This research is intend to find the kinetics model that appropriate in Pb adsorption process by knowing absorption of banana peel carbon active within mass variations (1; 1,5 and 2 g) and contact time (20, 40, and 60 minutes). Kinetics analysis are based from orde zero,one, and two and find the maximum capacity of adsorption from banana peel carbon active to lead metal. Equation which using at the adsorption process are Langmuir and Freundlich isotherm equations. From the analysis results, optimum time is at 60 minutes.kinetics of Pb absorption with carbon active from banana peel in mass 1 and 2 gr following kinetics model orde 2, then in mass 1,5 g following kinetics model orde 0. Langmuir equation is more appropriate in this research. Pb absorption from the banana peel that appropriate to Langmuir isotherm system is indicates adsorption was occur in one layer (monolayer). Maximum adsorption capacity is showing by the bigger value from a, that is 1,4582 in mass 1 g then interaction power of Pb with the banana peel was occur in mass 2 gr which showing with the value of kL is 0,4090.  Keywords : adsorption kinetics, carbon active, banana peel, Pb metal
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN AKTIVASI SECARA FISIKA, KIMIA DAN FISIKA-KIMIA Meisrilestari, Yessy; Khomaini, Rahmat; Wijayanti, Hesti
Konversi Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v2i1.136

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik produk hasil pembuatan arang aktif dari cangkang kelapa sawit secara aktivasi fisika, kimia dan fisika-kimia dan mengetahui kemampuan adsorpsi arang aktif dari cangkang kelapa sawit dalam uji adsorpsi dengan asam asetat 0,5 N. Proses aktivasi dilakukan secara kimia, fisika, dan fisika-kimia. Pada aktivasi secara fisika dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi menggunakan furnace yaitu pada suhu 750oC selama 3 jam. Pada aktivasi secara kimia menggunakan ZnCl2 sebagai aktifator dan direndam selama 24 jam. Aktivasi secara fisika-kimia merupakan penggabungan dari aktivasi fisika dan aktivasi kimia. Kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui karakteristik arang aktif dan uji kemampuan daya adsorben arang aktif terhadap asam asetat. Berdasarkan hasil penelitian arang aktif yang dibuat dari cangkang kelapa sawit dengan proses aktivasi secara fisika-kimia mempunyai daya jerap yang paling baik di antara arang aktif lain yang diaktivasi dengan proses fisika dan kimia. Pada waktu penjerapan 4 jam, arang aktif berdiameter 355 µm dengan aktivasi fisika-kimia mampu menjerap sebanyak 34,4% bagian dari larutan asam asetat 0,5 N.Keywords: Arang aktif, asam asetat, aktivasi, adsorpsiThis study was carried out to investigate the characteristics of activated carbon from coconut palm shell and also the performance of activated carbon for adsorption 0.5 N acetic acid solution. Activated carbon obtained from coconut palm shell was activated by chemical, physical and combination of physical and chemical methods. Physical activation was performed by heating the carbon at 750oC for 3 hours while chemical activation process was exhibited by immersing the carbon in ZnCl2 solution for 24 hours. Furthermore, the combination of physical-chemical activation was gained by heating carbon at 750oC for 3 hours and then immersing in ZnCl2 solution for 24 hours.The adsorption performance of activated carbon was investigated by immersing activated carbon in 0.5 N acetic acid solution for specific time. The result showed that activated carbon which was obtained by combination of physical and chemical process was the best among the other methods that mentioned earlier. The highest adsorption capacity for 0.5 N acetic acid solution was achieved 34,4% for 4 hours by using355 µm of particle size..Keywords: activated carbon, acetic acid, activation,adsorption
PENGARUH ABU PELEPAH PISANG SEBAGAI KATALISATOR BASA PADAT TERHADAP ANGKA ASAM PRODUK BIODIESEL Mardina, Primata; Prayudi, Aldipo; Chumaidi, Mirza
Konversi Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v2i1.120

Abstract

Penggunaan minyak dedak padi mentah dengan kandungan asam lemak bebas yang tinggi akan menghasilkan biodiesel dengan kandungan impurities yang tinggi jika dibuat dengan reaksi transesterifikasi berkatalisator basa homogen. Untuk meminimalisasi kandungan impurities dalam produk biodiesel, maka digunakan katalisator basa padat yang berasal dari bahan alam yaitu abu pelepah pisang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi abu pelepah pisang sebagai katalisator basa padat terhadap banyaknya kandungan asam lemak bebas sebagai impurities dalam produk biodiesel. Biodiesel dibuat dengan cara mencampurkan minyak dedak padi mentah, metanol dan abu pelepah pisang dalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan piringan pemanas, pengaduk magnet dan pendingin balik. Sistem dijaga suhunya pada 60oC dan molar rasio antara metanol dan minyak dedak mentah sebesar 6:1. Proses pembuatan biodiesel ini menggunakan konsentrasi katalisator sebesar 1%, 2% dan 3%w/w minyak dengan pengambilan waktu sampel 30, 60 dan 90 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi abu pelepah pisang menghasilkan kecenderungan yang positif terhadap kandungan asam lemak bebas dalam produk biodiesel, yang dinyatakan dengan semakin menurunnya nilai angka asam. Angka asam terkecil adalah 76,1885 mg KOH/gram sampel terjadi pada konsentrasi katalisator 3%w/w untuk waktu reaksi 90 menit.  Keywords: biodiesel, katalisator basa padat, angka asam The effect of ash from pseudo stem of banana as base solid catalyst on free fatty acid content in biodiesel product from crude rice bran oil was investigated. The base solid-catalyzed transesterification for synthesis of biodiesel from crude rice bran oil was carried out in a laboratory scale reactor. The reaction temperature and stirring speed were maintained constant at 60oC and 400 rpm for 30, 60 and 90 minutes.  Molar ratio of metanol to crude rice bran oil was 6:1 and the concentration of catalyst was 1% , 2% and 3% based weight of oil. The results showed that the addition of concentration of  solid base catalyst brought positive trend on free fatty acid content in biodiesel, which expressed by the declining of the acid value. The smallest acid value was 76.1885 mg KOH/gram at 3% w/w catalyst for 90 minutes of reaction time.Keywords: biodiesel, solid base catalyst, acid value.
PENGURANGAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (FREE FATTY ACID) DAN WARNA DARI MINYAK GORENG BEKAS DENGAN PROSES ADSORPSI MENGGUNAKAN CAMPURAN SERABUT KELAPA DAN SEKAM PADI Irawan, Chairul; Awalia, Tiara Nur; W.P.H, Sherly Uthami
Konversi Vol 2, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v2i2.82

Abstract

Penggunaan  minyak goreng yang berulang- ulang dapat merubah struktur fisik dan kimia tersebut sesuai dengan komposisi dan jenis minyak. Beberapa perubahan yang terjadi pada minyak  setelah  penggorengan yaitu perubahan  warna dan  terurainya  komponen  penyusun  minyak menjadi senyawa lain yaitu Free Fatty Acid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian  campuran adsorben dalam mengurangi kadar FFA dan warna pada minyak jelantah. Adsorben yang digunakan berupa sekam padi dan serabut kelapa yang sudah diaktivasi. Adsorben dibuat dengan membakar masing-masing bahan yaitu sekam dan serabut kelapa dan diaktivasi menggunakan H3PO4 1 M. Adsorben yang diperoleh digunkan untuk mengadsorpsi minyak jelantah sebanyak 5, 10 dan 20% dari berat minyak dengan variasi komposisi campuran sekam dan serabut kelapa dengan perbandingan  30:70 ; 70:30 ; 50:50 ; 100:0 dan 0:100. Adsorben yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi minyak jelatah kemudian dilakukan proses adsorpsi minyak menggunakan pemanas dan magnetic stirrer. Proses adsorpsi berlangsung secara batch selama 60 menit pada suhu 80oC dengan kecepatan pengadukan 100 rpm. Setelah disaring, minyak jelantah  dianalisa kadar FFA, warna, densitas dan kadar air. Hasil penelitian yang maksimum untuk kondisi yang dijalankan didapatkan dengan menggunakan berat adsorben sebanyak 20%  dari berat minyak dengan perbandingan komposisi sekam dan serabut kelapa 30:70 dengan kadar FFA 0,294% dan warna 295 PtCo dengan penurunan sebesar 57,07% serta penurunan nilai warna sebesar 37,04%.Kata kunci: adsorbsi, sekam padi, serabut kelapa, FFA, dan warna minyakCooking oils that used frequently will be destructed the physical and chemical of its composition and  structure. The treatment of waste cooking oil is challenging due to the pressure of undesirable component such as FFA and colour degradation. This research  aims are investigated  the ability of mixed adsorbent  from rice husk and coir coconut fiber to reduce FFA and colour of  waste cooking oil. The adsorbent was activated with H3PO4 1 M. This adsorben use about 5, 10, and 20% of weight waste cooking oil with composition mixing adsorbent of rice husk and coir coconut fiber 30:70 ; 70:30 ; 50:50 ; 100:0 and 0:100  have  prepared. Adsorben put into beaker glass of waste cooking oil then batch adsorption  proccess  was going on about 1 hour use heater and magnetic stirrer with mixing speed 100 rpm and temperature 80oC, then  filtered  and analyzed in order of FFA, colour, density, and water content. As the result, the best dose adsorben  for maximum reduce FFA was 20% of weight waste cooking oil with composition mixing adsorbent of rice husk and coir coconut fiber 30:70 which gave FFA was 0,294% and value of colour was 295 PtCo.The effectivity reduce for FFA was 57,07% and value of colour was 37,04%.Keywords : Adsorption, Rice Husk, Coir Coconut Fiber, FFA, and Colour
PENGARUH SUHU DAN KONSENTRASI PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG BERBAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN PROSES PIROLISIS Ristianingsih, Yuli; Ulfa, Ayuning; Syafitri K.S, Rachmi
Konversi Vol 4, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v4i2.266

Abstract

Abstrak-Tandan Kosong Kelapa Sawit merupakan limbah padat hasil produksi Crude Palm Oil (CPO). Setiap 1(satu) ton tandan buah segar dihasilkan 23% limbah padat. Limbah padat ini dapat di konversi menjadi bahan bakar pengganti minyak yaitu briket. Briket bioarang adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak dan gas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu pirolisis terhadap yield bioarang yang dihasilkan dan mengetahui pengaruh konsentrasi perekat kanji (5% w/w, 10% w/w, 15% w/w) terhadap karakteristik briket hasil penelitian (kadar air, volatile matter, kadar abu, fixed carbon, nilai kalor dan laju pembakaran). Penelitian dilakukan dengan metode pirolisis yaitu proses pembakaran bahan baku dalam reaktor pirolisis dengan menggunakan suhu yang tinggi dan tanpa atau dengan sedikit oksigen. Pirolisis dilakukan selama 2,5 jam dengan variasi suhu yaitu 350°C, 400°C, 450°C dan 500°C. Arang yang dihasilkan dicampur dengan perekat sesuai variasi dan dicetak menjadi briket. Briket kemudian dianalisa kadar air, kadar abu, kadar karbon, kadar zat terbang, nilai kalor dan laju pembakaran. Briket dengan yield tertinggi terdapat pada suhu 350°C sebesar 51,53% dan yield terendah pada suhu 500°C sebesar 26,03%. Briket hasil penelitian ini telah memenuhi standar mutu briket sebagai bahan bakar dilihat dari nilai kalor. Komposisi optimal antara perekat kanji dan arang TKKS hasil pirolisis yaitu pada 5%:95% yang menghasilkan nilai kalor terbesar yaitu 6748,15kal/g.  Kata kunci : Briket Bioarang, Pirolisis, Tandan Kosong Kelapa Sawit                Abstract-Palm Oil Empty Fruit Bunches are solid waste from Crude Palm Oil (CPO industry). For 1 ton of fresh fruit bunches produced 23% of solid waste. This solid waste can be converted into alternative energy that called briquettes. Briquettes are solid fuel that can be used as an alternative fuel replacement for fossil fuels such as oil and gas. This study aims to determine the effect of temperature on the yield generated briquettes and the effect of stach adhesive concentration (5, 10 and 15% wt) to briquettes characteristics (moisture content, volatile matter, ash content, fixed carbon, calorific value and the rate of combustion). In this reseacrh, two kilograms of palm oil empty fruit bunches was burned using pyrolisis reactor at different temperatur (350, 400, 450 and 5000C) for 2.5 hour. Charcoal produced was mixed with an adhesive in accordance variations and molded into briquettes. Briquettes then analyzed the water content, ash content, carbon content, volatile matter content, heating value and rate of combustion. The maximum yield of briquettes which was obtained in this research is 51.53% at temperature 3500C and the lowest yield at temperature of 500 ° C by 26.03%. Briquettes results of this study have met the quality standards of fuel briquettes as seen from the heating value. Optimal adhesive composition between starch and charcoal TKKS is 5%: 95% that generates highest calorific value about 6748.15kal/ g. Keywords: Briquette Bioarang, Pyrolysis, oil palm empty bunches
MINYAK KULIT JERUK PAKIS SEBAGAI ESSENTIAL OIL DALAM PEMBUATAN SABUN: EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI Nata, Iryanti Fatyasari; Herlina, Herlina
Konversi Vol 3, No 2 (2014): Oktober 2014
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v3i2.162

Abstract

Abstrak- Kulit jeruk pakis (Citrus grandis) merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri dan pertanian. Dengan proses distilasi kulit jeruk pakis dapat diambil minyaknya sebagai citrus oil yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan sabun. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan rendemen dan mutu citrus oil dari bahan baku kulit jeruk pakis segar dan dikeringkan (40 oC, 6 jam) dengan metode water distillation. Massa kulit jeruk yang digunakan adalah 200, 300, 400 dan 500 gram diekstraksi selama 3 jam pada 100 °C. Rendemen minyak yang diperoleh untuk kulit jeruk pakis segar berturut-turut pada massa kulit jeruk 200, 300, 400 dan 500 gram ialah  0,888 %, 0,619%, 0,178% dan 0,239% sedangkan untuk kulit jeruk yang keringkan diperoleh rendemen berturut-turut 0,214%, 0,029%,0,074% dan 0,023%. Minyak yang dihasilkan dari kulit jeruk segar dan kering dianalisa dengan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS) mengandung 82,136% limonen. Kulit jeruk pakis sebelum dan sesudah diekstraksi dianalisa dengan Scanning Electro Microscopy (SEM) dan X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan bahwa struktur permukaan setelah ekstrasi menjadi rusak dan struktur kristalinnya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Minyak yang dihasilkan selanjutnya direaksikan dengan NaOH 30% untuk menghasilkan sabun. Kadar pH sabun pada konsentrasi (w/v) 1%, 5% dan 10% dalam 100mL air berturut-turut sebesar 9, 10 dan 10 sedangkan kadar air dalam sabun yang diperoleh sebesar 37,25%. Kata Kunci: jeruk pakis, minyak kulit jeruk, water distillation, sabun Abstract- Pakis orange peel is one of wasted product from household, industry and agriculture activities. Pakis orange peel can be extracted by distillation as citrus oil. Furthermore, it can be used as essential oil in production of soap. The purposes of this research  is to compare yield and quality of citrus oil base on fresh and dried  pakis orange peel (40°C, 6 hours) by water distillation methode. The variation mass of orange peel was used  200, 300, 400 and 500 gram then was extracted  for 3 hours at 100°C. The yield of citrus oil from fresh pakis orange peel with weight 200, 300, 400 and 500 gram are 0,888%, 0,619%, 0,178% and 0,239%,  respectively. The dried pakis orange peel was produced citrus oil 0,214%, 0,029%, 0,074% and 0,023%, respectively. The citrus oilwas analyzed by Gas Chromatoghrapy Mass Spectrometry (GCMS) which was contained ca. 82,13% of limonene. Pakis orange peel before and after extraction analyzed with Scanning Electro Microscopy (SEM) and X-Ray Diffraction (XRD) were indicated the structure of surface area after extraction has become broken  and the sructure of crystalline structure was not significant changes. Furthermore, citrus oil obtained from extraction was reacted with 30% NaOH for soap production. The pH of soap at concentration 1%, 5% and 10% (w/v) in water  9, 10 and 10, respectively.  The water content in the soap about 37,25%. Keywords: pakis orange, orange peel oil, water distillation, soap
PRODUKSI BIOETANOL DARI ALKALI-PRETREATMENT JERAMI PADI DENGAN PROSES SIMULTANEOUS SACHARIFICATION AND FERMENTATION (SSF) Nata, Iryanti Fatyasari; Prayogo, Jody Hartoto; Arianto, Toni
Konversi Vol 3, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v3i1.132

Abstract

Abstrak- Jerami padi merupakan limbah pertanian yang mengandung 39% selulosa dan 27,5% hemiselulosa, jika dihidrolisis jerami padi dapat dikonversi menjadi gula sederhana selanjutnya difermentasi menjadi bioetanol.  Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pretreatment jerami padi dan kondisi operasi (jumlah enzim selulase dan Saccharomyces cereviseae) dalam produksi bioetanol dengan proses Simultaneous Saccharification Fermentation (SSF). Proses delignifikasi dilakukan dengan cara merendam jerami padi yang sudah dihaluskan dengan 2% NaOH (w/v) pada suhu 85oC selama 1 jam. Jerami padi dikeringkan setelah pretreatmen yang sebelumnya dicuci sampai pH filtratnya netral. Selanjutnya jerami padi kering digunakan sebagai substrat dalam SSF dengan menggunakan enzim selulase (20, 30 dan 40 FPU) dan S. Cerevisiae ( 2, 4 dan 6 ose) selama 3 hari dalam acetate buffer pH 5 serta penentuan konsentrasi etanol menggunakan Gas Chromatography (GC). Dengan analisis Scanning Electrom Microscope (SEM) dan X-Ray Diffraction (XRD), struktur permukaan yang rapi dan diselimuti oleh lignin menjadi kasar dan pecah yang diiringi dengan peningkatan struktur kristal sebesar 33,24% dari jerami padi setelah pretreatment dengan NaOH. Kadar bioetanol yang dihasilkan untuk 20 FPU, 30 FPU dan 40 FPU dengan kandungan S.Cerevisiae 2 ose berturut-turut adalah 0,45%, 0,44% dan 0,43%.  Dari variasi jumlah S. Cerevisiae 2,4 dan 6 ose dengan enzim selulase 20 FPU menghasikan bioetanol sebesar 0,45%, 0,46% dan 1,07%.  Kadar bioetanol yang dihasilkan dengan substrat yang di pretreatment dapat meningkatkan konsentrasi bioetanol sebesar 82,2% pada kondisi SSF yang sama. Pretreatment terhadap substrat memberikan efek terhadap produk SSF karena dengan penghilangan lignin akan memaksimalkan kerja enzime selulase mengkonversi sellulosa menjadi glukosa.  Kata Kunci : Jerami padi, delignifikasi, bioetanol, SSFAbstract- Rice straw is an agricultural waste which contains 39% cellulose and 27.5% hemicelluloses. Rice straw can be converted into bio ethanol by Simultaneous Saccharification Fermentation (SSF) process.  The aims of this research are to investigate the influence of rice straw pretreatment and operation condition (number of cellulose enzyme and Saccharomyces cereviseae) for bioethanol production. The bioethanol conversion was devided by 2 steps, there were delignification and SSF. Delignification process was done by soak rice straw in NaOH 2% heated at temperature 85 oC for 1 hour then washed with water. The pretreatment rice straw was used as substrate in SSF. SSF was conducted in the presence of cellulase enzyme (20, 30, and 40 FPU) and Sacharomyces Cerevisiae (2,4 and 6 ose) for 3 days. The bioethanol concentration produced for 20 FPU, 30 FPU, and 40 FPU in 2 ose S.careviseae are 0,45%, 0,44%, and 0,43%  respectively. The addition number of Saccharomyces cereviseae was gave high concentration of bioethanol. The result shown that bioethanol concentration of 2 ose, 4 ose and 6 ose are 0,45%, 0,46% and 1,07%, respectively. In the same concentration of enzyme (20 FPU) which pretreatment and non pretretament substrate was increased of bioethanol concentration up to 82,2%. The pretretment process was broken the structure of lignin and made enzyme easy to attached cellulose and converted to glucose. Keywords : Rice straw, delignification, bioethanol, SSF
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI KATALISATOR ASAM TERHADAP SINTESIS FURFURAL DARI SEKAM PADI Juwita, Rinna; Syarif, Lailan Rizki; Tuhuloula, Abubakar
Konversi Vol 1, No 1 (2012): Oktober 2012
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v1i1.113

Abstract

Abstrak-Indonesia merupakan negara agraris dengan produksi padi yang besar, dimana seiring tingginya produksi padi maka semakin tinggi pula potensi limbah padi yang dihasilkan, salah satunya berupa sekam padi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan furfural. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh jenis dan konsentrasi katalisator asam terhadap perolehan furfural, menentukan kadar furfural yang diperoleh dengan menggunakan kedua jenis katalisator asam dalam berbagai variasi konsentrasi serta menentukan jenis dan konsentrasi katalisator asam yang dapat menghasilkan kadar furfural terbesar. Penelitian ini berlangsung dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan bahan baku, proses hidrolisa dan distilasi. Persiapan bahan baku dilakukan dengan menghaluskan sekam padi hingga 80 mesh kemudian dikeringkan menggunakan oven. Proses hidrolisa menggunakan katalisator asam dilakukan selama 4 jam dengan suhu 85oC, hidrolisat disaring untuk selanjutnya dilakukan pemurnian dengan distilasi. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan katalisator asam berupa asam sulfat dan asam klorida dengan konsentrasi 1%, 3%, 5%, 7% dan 9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintesis furfural dari sekam padi dapat menghasilkan furfural tertinggi pada katalisator asam sulfat dengan konsentrasi 1%. Adapun kadar furfural yang diperoleh pada katalisator asam sulfat dengan konsentrasi 1%, 3%, 5%, 7% dan 9% berturut-turut sebesar 1,815%; 1,256%;  0,933%; 0,733% dan 0,730%, sedangkan kadar furfural yang diperoleh pada katalisator asam klorida sebesar 1,659%; 1,126%; 0,848%; 0,737% dan 0,726%. Keywords:hidrolisa, distilasi, katalisator asam, furfural Abstract-Indonesia is an agrarian country with a large rice production, where rice production is often high, the potential of rice waste will be higher, one of the waste is rice hull that can be used as raw material for the manufacture of furfural. This research aims to determine the type and concentration of acid catalyst in the manufacture of furfural, and analyze the effect of acid catalyst type and concentration to furfural obtained. This research was done by three stages, namely preparation of raw materials, hydrolysis and distillation process. Preparation of raw materials was started by reducing the rice hull’s size up to 80 mesh and then drying. Acid catalyst hydrolysis carried out for four hours with the operating temperature of 85 oC, then filtered hydrolyzate was purified by distillation. Research was done by varying the acid catalyst in the form of sulfuric acid and hidrochloric acid with the concentration of 1%, 3%, 5%, 7% and 9%. The results showed that the synthesis of furfural from rice hull obtained the highest furfural concentration on the sulfuric acidcatalyst at 1% concentration. The furfural obtained with concentration of 1%, 3%, 5%, 7% and 9% on a sulfuric acidcatalyst respectively at 1.815%; 1.256%; 0.933%; 0.733% and 0.730%, while the furfural obtained on the hydrochloric acid catalyst respectively at 1.659%; 1.126%; 0.848%; 0.737% and 0.726%. Keywords:hydrolysis, distillation, acid catalyst, furfural
PENINGKATAN KADAR GLISEROL HASIL SAMPING PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN METODE ADSORPSI ASAM LEMAK BEBAS (ALB) MENGGUNAKAN FLY ASH Nadir, Mardhiyah; Marlinda, Marlinda
Konversi Vol 2, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v2i2.69

Abstract

Proses produksi biodiesel menimbulkan hasil samping crude glycerol sekitar 10% (w/w). Kadar gliserol dalam crude tersebut masih rendah karena masih mengandung pengotor sehingga perlu pemurnian agar dapat dimanfaatkan untuk bahan baku industri, misalnya industri obat dan kosmetika. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemurnian crude glycerol dengan metoda adsorpsi menggunakan fly ash dan menentukan kapasitas adsorpsinya. Data kesetimbangan adsorpsi asam lemak bebas dalam gliserol didekati dengan Model Langmuir dan Freundlich. Berat adsorben pada penelitian ini berturut- turut 2,5; 5,0; 7,5 dan 10 gram dengan waktu adsropsi bervariasi selama 40, 50, 60 , 70 dan 80 menit. Hasil pemurnian dianalisa kandungan asam lemak bebas dan gliserol. Kadar asam lemak bebas dapat teradsorpsi maksimum ketika pemurnian menggunakan 10 g adsorben selama 60 menit. Kapasitas maksimum adsorpsi sebesar 5,186x10-4 mmol/g. Berdasarkan nilai koefisien korelasi (R2) menunjukkan bahwa model Langmuir dan Freundlich cocok untuk penelitian ini. Kata kunci : adsorpsi, Crude glycerol, biodiesel, fly ash Crude glycerol is a byproduct of the production of biodiesel produced about 10% (w/w) of the weight of biodiesel . Crude glycerol still contains many impurities that cause low levels of glycerol into that utilization is not maximized . Purified glycerol widely used in several fields such as manufacture of drugs and cosmetic. Therefore, there needs to be a process of purification in order to obtain higher levels of glycerol . This study aims to perform the purification of crude glycerol to determine the method of adsorption and adsorption capacity of fly ash. Adsorption processes associated with the equilibrium adsorption performed at constant temperature (isotherms) to obtain the maximum adsorption capacity data. Langmuir and Freundlich models proposed to interpret the data of adsorption equilibrium of free fatty acids in the glycerol . This research was carried out by varying the mass of adsorbent 2.5g , 5.0g , 7.5g and 10g, and the adsorption time 40, 50, 60, 70 and 80 minutes. Purification of crude glycerol were analyzed using analysis of free fatty acids and glycerol analysis. The results showed that 10g Mass adsorbent and adsorption time of 60 minutes can reduce Free Fatty Acid (FFA) that glycerol levels increased . The maximum adsorption capacity of 5.186 x10- 4 mmol/g. Based on the value of the correlation coefficient (R2) indicates that the Langmuir and Freundlich models are suitable for this study. Keywords: adsorption, crude glycerol, biodiesel, fly ash  

Page 2 of 24 | Total Record : 231