cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. jombang,
Jawa timur
INDONESIA
DIRASAT Jurnal Manajemen & Pendidikan Islam
ISSN : 25033506     EISSN : 25276190     DOI : -
Core Subject : Science,
Dir?s?t: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam (E-ISSN: 2527-6190; P-ISSN: 2503-3506) adalah jurnal ilmiah berkala sebagai media desiminasi hasil kerja akademik para peneliti, dosen dan penulis. Jurnal ini memuat artikel-artikel ilmiah konsepsional dan hasil penelitian seputar Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Agama Islam (PAI), dan Pendidikan Islam secara umum dan ditinjau dari berbagai aspeknya. Dir?s?t: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam terbit berkala setiap bulan Juni dan Desember. Dir?s?t: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam diterbitkan oleh Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 201 Documents
Tawaran Komplementer Hadis Nabi Untuk Gagasan “The Right Man On The Right Job”: Penelitian dan Pemahaman Hadis “Idhā Wussida al-Amr ila Ghayri Ahli-hi fa-Intaẓir al-Sā‘ah” Amrulloh, Amrulloh
DIRASAT Jurnal Manajemen & Pendidikan Islam Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6104.539 KB)

Abstract

Abstrak: Artikel ini berupaya menangkap tawaran komplementer hadis Nabi yang berbunyi, “idhā wussida al-amr ilā ghayri ahli-hi fa-intazir al-sā‘ah” (jika urusan dikuasakan kepada bukan-ahlinya maka tunggulah hari kiamat) untuk salah satu gagasan manajemen sumber daya manusia (SDM) yang sudah tidak asing lagi, yaitu “the right man on the right job” (orang yang tepat ditempatkan pada pekerjaan yang tepat), khususnya dalam konteks pendidikan Islam. Sekilas, kedua ungkapan tersebut tampak sama, namun jika ditelaah lebih mendalam sebenarnya yang pertama bisa melengkapi dan menyempurnakan yang kedua. Walaupun hadis tersebut disampaikan sekitar 14 abad yang lalu, namun sikap apatis terhadap gagasan manajerial yang terkandung di dalamnya sebaiknya dikesampingkan dahulu, mengingat Rasulullah, sang penutur hadis, adalah seorang “manajer” bahkan leader di berbagai bidang, termasuk “pendidikan”. Dengan terlebih dahulu memastikan otentisitas dan validitas hadis Nabi tersebut—dengan mengaplikasikan teori-teori penelitian hadis konvensional, di sini akan diungkap sisi komplementer hadis “idhā wussida al-amr ilā ghayri ahli-hi fa-intazir al-sā‘ah” untuk gagasan “the right man on the right job”. Asal hadis Nabi tidak dipandang secara kaku dan tekstual, tawaran komplementernya terhadap konsep-konsep dan gagasan-gagasan manajerial sebenarnya tidak patut dikesampingkan, apalagi dilupakan.Abstract: This article attempts to capture a complementary offer of Prophetic hadīth, which says, “idhā wussida al-amr ila ghayri ahli-hi fa-intazir al-sā‘ah” (if cases given to the non-experts then wait for the doomsday) for one of the human resource management idea, which is already familiar, namely “the right man on the right job,” especially in the context of Islamic education. At first glance, those two words seem have the same mean, but when examined more deeply the first one can complement and enhance the latter. Although the hadīth is delivered about 14 centuries ago, but apathy toward the managerial ideas contained in it should be ruled out, because the Prophet Muhammad—narrator of the hadīth—is a “manager” and even a leader in many fields, including the “education.” Firstly, verifying the authenticity and validity of the hadīth  must be conducted. By applying the theories of conventional research of hadīth, the complementary side of the hadīth that says, “idhā wussida ila al-amr ghayri ahli-hi fa-intazir al-sā‘ah,” for the idea that says, “the right man on the right job,” will be revealed here. As long as the Prophet’s hadīth is not viewed as rigid and textual, complementary offer to the concepts and ideas of managerial actually not be dismissed and forgotten.
Problematika Pendidikan Islam di Indonesia Abu Bakar, M. Yunus
DIRASAT Jurnal Manajemen & Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5195.03 KB)

Abstract

Sejalan dengan perkembangan zaman timbul permasalahan-permasalahan pendidikan yang kompleks.  Memasuki masa era globalisasi, dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Berbagai persoalan pendidikan muncul dan berkembang seperti rendahnya kualitas pendidikan secara umum, masalah anggaran pendidikan, tidak meratanya kesempatan pendidikan, dan mahalnya biaya pendidikan. Dan lebih khusus lagi, problematika juga  terjadi pada profesi keguruan yang merupakan ujung tombak dunia pendidikan. Beberapa permasalahan yang teridentifikasi antara lain rendahnya kualitas guru, tidak profesional dalam melaksanakan tugas keguruan, kurangnya penghargaan masyarakat terhadap profesi guru, dan tingkat kesejahteraan guru yang relatif masih rendah. Makalah ini berusaha mengidentifikasi dan memahami permasalahan-permasalahan pendidikan Islam di era globalisasi. Perlu pula dikemukakan bahwa permasalahan pendidikan yang diuraikan dalam makalah ini terbatas pada permasalahan pendidikan formal.Along with the time, complicated educational problems emerge. Entering the era of globalization, the world of education has raised people’s interest. The interest is not in the successfulness of the quality of the national education, rather it is bacause of the awareness of the dangers of backwardness of education in Indonesia. Various educational issues arise and evolve such as: the poor quality of education in general, budgetting problems in education, unequal educational opportunities, and the high cost of education. More specifically, the problems also occur in the teaching profession that serve as the stakeholder of education. Some emerging problems include the low quality of teachers, unprofessional performance in carrying out the tasks of teacher, lack of public recognition of the teaching profession, and teachers welfare level which is still relatively low. This paper seeks to identify and understand the problems of Islamic education in the era of globalization. It should also be noted that the problems of education described in this paper are limited to the issues in formal education.
Implementasi Kepemimpinan Kiai dalam Pengembangan Pesantren: Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Ichsan Brangkal Sooko Mojokerto Sulfianah, Les; Anwar, M. Ansor
DIRASAT Jurnal Manajemen & Pendidikan Islam Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6364.926 KB)

Abstract

Abstrak: Artikel ini membahas model kepemimpinan kiai di pesantren dan implikasinya terhadap perkembangan pesantren tersebut. Dengan adanya kekuatan kiai, pesantren dapat menjadi model institusi pendidikan yang khas dan memiliki keunikan tersendiri dalam mewadahi tanggung jawab untuk mendidik santri menguasai ilmu keagamaan dan sekaligus pengembangan masyarakat. Disebabkan keberadaan kiai, pesantren dapat menjadi institusi yang memiliki keunggulan, baik pada sisi keilmuan dan juga transmisi serta internalisasi moralitasnya. Keadaan pesantren yang memiliki kiai yang tidak kharismatik, misalnya, menjadikan pesantren kehilangan kepercayaan masyarakat termasuk kepercayaan alumni itu sendiri. Sehingga, alumni dan masyarakat tidak mau membantu pesantren baik dari segi pengelolaan maupun pendanaan, serta masyarakat menjadi ragu untuk menyerahkan pendidikan anaknya di lingkungan pesantren. Salah satu pesantren yang disinggung itu adalah Pondok Pesantren Al-Ichsan Brangkal Sooko Mojokerto. Berangkat dari itu, penelitian ini berupaya menjawab tiga pertanyaan mendasar: (1) bagaimana kepemimpinan kiai di Pondok Pesantren Al-Ichsan? (2) bagaimana pengembangan Pondok Pesantren Al-Ichsan? (3) bagaimana hubungan antara kepemimpinan kiai dengan perkembangan pondok pesantren Al-Ichsan?Abstract: This article discusses leadership models of the kiais (leaders of pesantrens or Muslim societies) in pesantrens (Islamic boarding schools) and its implications for the development of the pesantrens. By the power of kiais, pesantrens can be a model of unique educational institution that has its own uniqueness to accommodate a responsibility for santris’ education. They have to master Islamic sciences and serving societies at the same time. Due to the presence of kiais, schools can become an institution that has many advantages, both on the scientific side, and also the transmission and internalization of morality. The pesantrens which have kiais who are not charismatic, for example, make the pesantrens lose their public trust, including trust of the alumni of the pesantrens themselves. Thus, alumni and societies do not want to help the pesantrens in term of both management and funding, as well as the societies became hesitant to hand over their children’s education in the pesantrens. One of the pesantrens mentioned above is Pondok Pesantren Al-Ichsan Brangkal Sooko Mojokerto. This study means to answer three fundamental questions: (1) how is the leadership of the Kiais in Pondok Pesantren Al-Ichsan? (2) how is the development of Pondok Pesantren Al-Ichsan? (3) how is the relevancy between the Kiais’ leadership and the development of Pondok Pesantren Al-Ichsan.
Implementasi dan Problematika Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Jurusan Keagamaan di MAN Rejoso Jombang Nuroidah, Ifadatun; Anwar, M. Ansor
DIRASAT Jurnal Manajemen & Pendidikan Islam Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5630.313 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk mendeskripsikan implementasi  Kurikulum 2013  pada mata pelajaran jurusan Ilmu-ilmu Keagamaan PAI di  MAN Rejoso; (2) untuk mendeskripsikan problematika implementasi  Kurikulum 2013  pada mata pelajaran PAI  jurusan Ilmu-ilmu Keagamaan di  MAN Rejoso. Untuk mendeskripsikan sebab munculnya problematika dan solusi dari problematika implementasi  Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI jurusan Ilmu-ilmu Keagamaan di MAN Rejoso. Penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan metode diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati, dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan analisis menggunakan reduksi data, penyajian data dan verivikasi data. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: (1) implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI di MAN Rejoso berjalan dengan baik walaupun masih banyak kendala, namun kendala tersebut sedikit demi sedikit bisa diatasi; (2) problematika implementasi Kurikulum 2013 memang tidak sedikit baik problem internal maupun eksternal, hal ini terjadi karena masih minimnya informasi yang diperoleh tentang implementasi Kurikulum 2013 secara utuh.This study aims to: (1) describe the implementation of the Curriculum 2013 for Religious subjects at the Islamic Education Department of MAN Rejoso; (2) describe the problematic implementation of the Curriculum 2013 for Religious subjects at the Islamic Education Department of MAN Rejoso. This research describes the problems and solutions for the problems in the implementation of Curriculum 2013 for Religious subjects at the Islamic Education Department of MAN Rejoso. The current research apllied qualitative approach with descriptive methods, that is observing subjects’ written or spoken words and behavior. The data collection was done by conducting interviews, observation, data reduction analysis, and data verification. Based on the results of research, it can be concluded that: (1) the implementation of the curriculum 2013 on the Islamic Education subjects in MAN Rejoso has been going well although there are still many obstacles. These obstacles, however, can be overcome little by little; (2) the problems, both internal and external problems, in implementing the Curriculum 2013 were not insignificant because of the lack of information on the implementation of the Curriculum 2013.
Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Berkarakter dan Pengembangan Pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di MAN 7 Jombang Hakim, Dhikrul
Dirāsāt: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Dirāsāt: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.611 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan KTSP Berkarakter dan pengembangan pendidikan karakter dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif (descriptive research). Metode penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data digunakan metode triangulasi. Analisisnya menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan: KTSP disesuaikan dengan amanat pemerintah yang dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah. Peran Kepala Sekolah sebagai pemberi keputusan terhadap pemberlakuan KTSP Berkarakter dan perumusan KTSP di MAN 7 Jombang dengan strategi sosialisasi dan mengadakan workshop. Implementasi KTSP Berkarakter oleh guru dalam pembelajaran relatif maksimal, dilihat dari penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi. Terdapat peningkatan Prestasi belajar siswa setelah diterapkannya KTSP Berkarakter dan Pengembangan Pendidikan Karakter. Segi kognitif diketahui dari hasil prestasi yang meningkat. Psikomotor diketahui dari mulai beraninya siswa berbicara dan mengutarakan pendapat dan mendemonstrasikannya. Untuk afektif dapat diketahui dari mulai berubahnya sikap siswa seperti halnya cara mereka menghormati guru, berkata dengan guru dan teman.This study aims to determine the application of KTSP with Character and the development of character education in improving student achievement. This is a descriptive research. The research methods are interview, observation and documentation. To test the validity of the data, I used the triangulation method. To analyze the data, I use data reduction methods, data presentation methods and conclusion methods. The results of this study show: KTSP is adjusted to the government’s mandate based on the laws and regulations of the government. The Principal as a decision maker for the implementation of KTSP with Character in MAN 7 Jombang implements socialization strategy and organizes a workshop. The implementation of KTSP with Character by teachers in learning is relatively maximal, seen from the use of varied learning methods. There is an increase in student achievement after the application of KTSP with Character and Development Character Education. The cognitive aspects are known from the results of increased achievement. The psychomotor aspects are known from the fact that the students dare to talk, express and demonstrate opinions well. The affective aspects are known from the fact that the students cange their attitudes as well as how they respect their teachers and friends.
Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Nilai di Madrasah Tsanawiyah Negeri Gunawan, Agus
Dirasat: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 4, No 1 (2018): June
Publisher : Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.322 KB) | DOI: 10.26594/dirasat.v4i1.1195

Abstract

Education value and national education both have same functions and goals in shaping a good personality towards students, therefore value education is very important to build the character of the Indonesia people. The aim of this study is to determine the governance model of curriculum development of the value education and development barriers of curriculum of the value education in character building efforts. This research uses descriptive quantitative method, and sampling is taken by census, that is 46 teachers. Data were analyzed using Likert scale and also analyzed descriptively. The results show two conclusions. First, the overall assessment of the scores on the model of curriculum development of the value education in Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Serang City included in both categories in accordance with the average score of 4.00 and the achievement of maximum score 82. Second, the model of curriculum development of the value education in Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Serang City is not yet optimal, because there are still some obstacles in developing the curriculum of the value education in Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Serang City.
Praktik Plularisme di Pondok Pesantren Ngalah Sholikhudin, M. Anang
Dirāsāt: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Dirāsāt: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.4 KB)

Abstract

Konsep multikulturalisme menjadi suatu kebutuhan yang tepat untuk menjawab kekhawatiran intoleransi, seperti yang sudah diterapkan oleh K.H. M. Sholeh Bahrudin, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Ngalah Pasuruan. Beliau menerapkan Islam dan multikulturalisme di Pondok Pesantren yang ajaranya dapat diserap oleh santri serta masyarakat di kabupaten Pasuruan khususnya. Fokus penelitian yang digali adalah tentang praktik pluralisme di Pondok Pesantren Ngalah Pasuruan. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa K.H. M. Sholeh Bahrudin konsisten dalam memperjuangkan ajaran dan sikap pluralisme di Pondok Pesantren Ngalah. Pertama, dibuktikan dengan tingginya praktik toleransi umat beragama di tengah-tengah Pondok Pesantren Ngalah. Kedua, Pondok Pesantren Ngalah teguh dalam menjalin kerukunan umat beragama. Secara spesifik, keterlibatan Kiai Sholeh dalam membangun kerukunan umat beragama di kabupaten Pasuruan ini, menjadi bukti secara nyata dan harus dilanjutkan secara estafet oleh para santri.The concept of multiculturalism becomes an appropriate need to address intolerance concerns, as K.H. M. Sholeh Bahrudin—founder and caretaker of the Pondok Pesantren Ngalah Pasuruan—did. He implements Islam and multiculturalism in Pondok Pesantren Ngalah where his teachings can be absorbed by santris and the social community in Pasuruan. This research aims to explor the practices of pluralism in Pondok Pesantren Ngalah Pasuruan. Here I use phenomenology approach. The results show that K.H. M. Sholeh Bahrudin is consistent in practicing the teachings and attitudes of pluralism in Pondok Pesantren Ngalah. First, evidenced by the high practice of religious tolerance in the middle of Pondok Pesantren Ngalah. Second, Pondok Pesantren Ngalah always establishes religious harmony. Specifically, the involvement of Kiai Sholeh in establishing religious harmony in Pasuruan becomes a real evidence and must be continued by the santris.
PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DI PESANTREN DARUL ULUM PETERONGAN JOMBANG Rikza, Abdullah; Masyhari, Fauziah
Dirāsāt: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Dirāsāt: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.018 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi mengenai kepemimpinan Kiai di Pondok Pesantren Darul Ulum  Jombang dan inovasinya dalam mengembangkan lembaga pendidikan di bawah naungan system pendidikan pesantren. Studi ini bersifat  eksploratif  dengan pendekatan kualitatif dengan harapan dapat memberi gambaran tentang pola kepemimpinan yang dibangun di pondok pesantren Darul Ulum, serta upaya-upaya yang dilakukan oleh para kiainya dalam mengembangkan lembaga pendidikan. Data dalam penelitian ini diperoleh  melalui literatur dan wawancara dengan para kiai dan orang-orang  yang  yang  terkait dengan objek penelitian  serta pengamatan langsung. Sedangkan analisis data dipergunakan metode deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam menjalankan kepemimpinannya Kiai Muh. As’ad Umar, objek utama penelitian ini, telah mengimplementasikan prinsip-prinsip kepemimpinan  dan manajerial modern. Dalam menyelasaikan persoalan kepesantrenan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang rasional. Pengembangan lembaga pendidikan di Pondok Pesantren ini disesuaikan dengan tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan. Tipologi kepemimpinan yang dikembagkan oleh Kiai As’ad adalah rational-collective-managerial.Abstract: This study aimed to obtain information about the leadership of Kiai in Pondok Pesantren (Islamic boarding school) Darul Ulum Jombang and his innovation in developing educational institutions under the auspices of pesantren system. This study uses qualitative approach and tries to give an idea of leadership that was built in the Pondok Pesantren Darul Ulum, as well as the efforts made by the kiais of pesantren in developing educational institutions. The data in this study were obtained through literatures and interviews with the kiais and the people associated with the object of study, and also through direct observation. The data analysis used in this study is descriptive and qualitative method. The results show that Kiai Muh. As’ad Umar has implemented the principles of leadership and managerial style. In solve problems of pesantren, Kiai As’ad used rational approach. The development of educational institutions in the pesantren is tailored to the demands of the times and the needs of the educational society. The leadership typology developed by Kiai As’ad is rational-collective-managerial.
SMK Pesantren: Sebuah Penelusuran Akar Ideologi Pendidikan A’isyah, Siti
Dirāsāt: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Dirāsāt: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.721 KB)

Abstract

This article discusses about SMK Pesantren with a focus on the search of it’s educational ideology. As the perspective, this article uses the theory of educational ideology from Giroux and Aronowitz (conservative, liberal and critical), as well as Freire’s consciousness theory (magical, naive, and critical). Based on the background that SMK and pesantren, epistemologically, depart from different, and even contradictive, ideological ideals. Being seen from the ideological theory initiated by Giorux and Aronowitz, pesantren education can be included into conservative and critical categories, while vocational education is more appropriate to be included in the liberal category. As seen from the Freire consciousness theory, pesantren education can uniquely combine magical and critical awareness, while vocational education departs from naive consciousness. Could educational institutions depart from the critical ideology as well as the liberals simultaneously? Could a naive consciousness be coupled with a critical awareness of the same entity? This article tries to answer these questions with the main purpose of SMK Pesantren is not mutually disagree between the two entities that build it, namely SMK and pesantren.
Analisis Daya Beda Soal, Taraf Kesukaran, Validitas Butir Tes, Interpretasi Hasil Tes dan Validitas Ramalan dalam Evaluasi Pendidikan Solichin, Mujianto
Dirāsāt: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Dirāsāt: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.978 KB)

Abstract

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pintar (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya beda disebut indeks diskriminasi, yang mana berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Validitas ramalan (predictive validity) merupakan suatu tes yang diharapkan mampu meramalkan keberhasilan studi para calon mahasiswa dalam mengikuti program pendidikan di suatu perguruan tinggi pada masa-masa yang akan datang. Adapun yang menjadi permasalahan di sini adalah bagaimana cara yang dapat ditempuh agar kita dapat sampai pada kesimpulan bahwa suatu tes telah memiliki validitas ramalan? Analisis soal sesungguhnya bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan “petunjuk” untuk mengadakan perbaikan dalam pembelajaran. Kualitas tes dan butir soal sangat ditentukan oleh: (1) validitas, (2) reliabilitas, (3) objektivitas, (4) praktikabilitas, (5) daya pembeda, (6) taraf atau derajad kesukaran, (7) efektivitas pilihan, dan (8) efisiensi.What is meant here is the ability of the question to distinguish between clever students and not-clever students. Figures indicating the magnitude of discriminating ability are called discriminative indices, which range from 0.00 to 1.00. Numbers that indicate difficult and easy questions are called difficulty indexes. The magnitude of the index of difficulty between 0.00 to 1.0. This difficult index indicates the difficulty level of the question. Questions with a .07 difficult index suggest that the question is too difficult, otherwise index 1.0 indicates that the question is too easy. Predictive validity is a test that is expected to predict the success of the study of students in following the education program in college in the future. As for the problem here is how do we get to the conclusion that a test has had the validity of the prediction? Question analysis aims to identify good and bad questions. The analysis of the questions obtained informations about the badness of questions and “guidance” to make improvements in learning. The quality of tests and questions is largely determined by: (1) validity, (2) reliability, (3) objectivity, (4) practice, (5) distinguishing ability, (6) level or degree of difficulty, (7) effective option (8) efficiency.

Page 2 of 21 | Total Record : 201