cover
Contact Name
Amelia Rahmi
Contact Email
icjfakdakom@walisongo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
icjfakdakom@walisongo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Isamic Communication Journal
ISSN : 25415182     EISSN : 26153580     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Islamic Communication Journal, ISSN: P-2541-5182 E-2615-3580, published by the Department of Communication and Islamic Broadcasting Faculty of Da'wa and Communication UIN Walisongo Semarang. This journal has a scope of studies and research on the science of communication, media and da'wah. Incoming articles can be either research or conceptual results of classical or current scholarship.
Arjuna Subject : -
Articles 238 Documents
Tingkat pengetahuan literasi media pada mahasantri di Pondok Pesantren Fadhul Fadhlan Semarang Nilnan Ni'mah; Alifa Nur Fitri; Fitri Fitri
Islamic Communication Journal Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2022.7.1.9734

Abstract

The development of technology and information today has placed the internet as a primary need in life. The simple to complex problems can be solved with the help of the internet. This fact has realized by Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Islamic (PPFF). PPFF is a life skills religious education institution that has many students at various levels. Media literacy at PPFF is important. Increased internet consumption necessitates a need for intelligent and critical media skills. This study focuses on the media literacy knowledge of students (mahasantri). This study aims to see the literacy skills of PPFF students. This type of research is field research. The method used is descriptive quantitative where the researcher intends to measure the media literacy ability of students. Data was collected by spreading questionnaires to respondents. The type of sampling method used simple random sampling. The level of media literacy knowledge is measured using the Likerts Summated Rating Scale (LSRS). Researchers used 9 media literacy instruments from Jenskin. There are play, performance, simulation, multitasking, distributed cognitions, collective intelligence, judgment, networking and negotiations. The results show that students at Pondok Pesantren Fadhul Fadhlan have good media literacy knowledge.***Kemajuan teknologi dan komunikasi saat ini telah menempatkan internet sebagai kebutuhan primer dalam kehidupan. Berbagai persoalan mulai dari yang sederhana sampai yang rumit dapat diselesaikan dengan bantuan internet. Fakta tersebut disadari oleh Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan (PPFF). PPFF merupakan lembaga pendidikan agama life skill yang memiliki santri dengan berbagai jenjang pendidikan. Literasi media di Ponpes Fadhul Fadhlan merupakan kajian yang menarik. Konsumsi internet yang meningkat meniscayakan sebuah kebutuhan skill cerdas dan kritis bermedia. Kajian ini fokus pada pengetahuan literasi media santri mahasiswa (mahasantri). Kajian ini bertujuan untuk melihat kemampuan literasi peserta didik PPFF. Jenis kajian ini adalah kajian lapangan dengan metode kuantitatif deskiptif dimana peneliti bermaksud untuk mengukur kemampuan literasi media mahasantri. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Jenis metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Pengukuran tingkat pengetahuan literasi media memakai Likkerts Summated Rating Scale (LSRS). Peneliti menggunakan 9 instrument literasi media dari Jenskin yaitu play, performance, simulation, multitasking, distributed cognitions, collective intelegence, judgment, networking dan negotiations. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa mahasantri di Pondok Pesantren Fadhul Fadhlan sudah memiliki pengetahuan literasi media yang baik. 
Identifikasi kompetensi komunikasi lulusan perguruan tinggi di era gig economy Fitri Annisaa; Prahastiwi Utari; Chatarina Heny Dwi Surwati
Islamic Communication Journal Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2022.7.1.9490

Abstract

This research aims to identify the communication competencies needed by college graduates to face the gig economy era. In addition, this research will look at the latest trends in required competencies in the gig economy era. These competencies are essential to discuss because graduates in the COVID-19 era need to adapt to the needs of the industry and a disruptive work environment. Using a case study method, we conducted this research with six informants' purposive sampling data collection techniques and in-depth interviews. In addition, we also conducted interviews with informants who have different types of gig jobs to enrich the research results. The results of this study are that the communication competencies needed are public speaking, creative writing, networking, and good teamwork in separated team. However, communication competence alone is not enough. The research informants also added that universities must also change and teach various other competencies such as how to read and negotiate contracts and look at job trends and minimum salaries for gig workers in these fields.***Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi komunikasi yang dibutuhkan lulusan perguruan tinggi untuk menghadapi era gig economy. Selain itu, penelitian ini akan melihat tren terkini kompetensi yang dibutuhkan di era gig economy. Kompetensi tersebut penting untuk dibahas karena lulusan di era COVID-19 perlu beradaptasi dengan kebutuhan industri dan lingkungan kerja yang disruptif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus, dengan teknik pengumpulan data purposive sampling dan wawancara mendalam pada enam informan. Peneliti melakukan wawancara dengan informan yang memiliki jenis pekerjaan gig berbeda agar memperkaya hasil penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah kompetensi komunikasi yang dibutuhkan adalah kemampuan berbicara di depan umum, menulis kreatif, berjaringan, serta bekerja sama dalam tim yang terpisah. Namun, kompetensi komunikasi saja tidak cukup. Para informan penelitian juga menambahkan bahwa perguruan tinggi juga harus berubah dan mengajarkan berbagai kompetensi lain, seperti cara membaca dan menegosiasi kontrak, serta melihat tren pekerjaan dan gaji minimum pekerja gig di bidang tersebut.
The role of sharia banking communication in strengthening decision making's factors Fania Mutiara Savitri; Fika Safitri; Kartika Yunita; Endah Puspa Setyari; Osman Erdem Yapar
Islamic Communication Journal Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2022.7.2.11317

Abstract

 Bank Syariah Indonesia (BSI) is the new brand from the merger of three Banks: BRI Syariah, BNI Syariah and Bank Mandiri Syariah. The leaders face the difficulties to manage every decision and human resource harmonization in branch level because of culture on each bank. This research was conducted to determine the effect of emotional intelligence professionalism and participatory leadership on participatory leadership with communication as a moderating variable. The research method in this study is a quantitative method. The population of this study was 100 employees of the BSI with the sampling technique using purposive sampling. The analysis used is in the form of SEM analysis using the PLS application. The results of this study indicate that the emotional intelligence of professionalism and participatory leadership has no effect on participatory leadership. Meanwhile, after being moderated by communication, the emotional intelligence, professionalism and participatory leadership have effects on decision making. Main conclusion is collaboration requires communication. This study has implications for the importance of a communication model based on Islamic values in managing Islamic institutions/organizations.***Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan brand baru dari penggabungan tiga Bank: BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank Mandiri Syariah.  Para pemimpin menghadapi kesulitan untuk mengelola setiap keputusan dan harmonisasi sumber daya manusia di tingkat cabang karena budaya di masing-masing bank.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme kecerdasan emosional dan kepemimpinan partisipatif terhadap kepemimpinan partisipatif dengan komunikasi sebagai variabel moderasi.  Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.  Populasi penelitian ini adalah 100 pegawai BSI dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis yang digunakan berupa analisis SEM dengan menggunakan aplikasi PLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional profesionalisme dan kepemimpinan partisipatif tidak berpengaruh terhadap kepemimpinan partisipatif.  Sedangkan setelah dimoderatori oleh komunikasi, kecerdasan emosional, profesionalisme dan kepemimpinan partisipatif berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Kesimpulan utama penelitian ini adalah kolaborasi menyaratkan komunikasi. Studi ini berimplikasi terhadap pentingnya suatu model komunikasi berbasis nilai-nilai Islam dalam mengelola lembaga/organisasi keislaman.
Traditionalist salafi’s involvement in the religious moderation da’wah Hafiz Muhammad Farooq Abdullah; Lukmanul Hakim; M. Syahidan
Islamic Communication Journal Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2022.7.2.12664

Abstract

Traditionalist Salafi groups differ from political and jihadist salafi groups. Traditionalist Salafi chose a moderate path in their preaching. This article aims to analyze the moderate path of Salafi Rodja in Indonesia. Using a qualitative method where data is collected through observation and reading the community's official website and interviewing key informants, we argue that Rodja as a traditionalist salafi in Indonesia develops a moderate way of preaching by applying two approaches. First, contextualizing the understanding of jihad by rejecting violence in the name of Islamic jihad. Second, engage in social activities by providing educational services and moral and material assistance to people in need. Both of these approaches show the humanization of salafi teachings which are usually associated with extremism. This fact shows that Indonesian traditionalist Salafi seeks to emphasize moderate and humanist religious ways in their preaching. However, the tendency to moderate the way (manhaj) of da'wah cannot be separated from its position as a breakaway among mainstream moderate Islamic groups (Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah), in addition to the government's efforts to eradicate extremist movements. This study contributes to the strengthening of moderate da'wah discourse among splinter groups***Kelompok Salafi tradisionalis berbeda dengan kelompok Salafi politik dan jihadis. Salafi tradisionalis memilih jalan moderate dalam dakwahnya. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis jalur moderat Salafi Rodja di Indonesia. Dengan menggunakan metode kualitatif di mana data dikumpulkan melalui observasi dan membaca website resmi komunitas serta mewawancarai informan kunci, kami berpendapat bahwa Rodja sebagai salafi tradisionalis di Indonesia mengembangkan cara dakwah moderat dengan menerapkan dua pendekatan. Pertama, mengkontekstualisasikan pemahaman jihad dengan menolak kekerasan atas nama jihad Islam.  Kedua, terlibat dalam kegiatan sosial dengan menyediakan layanan pendidikan dan bantuan moril dan material kepada masyarakat yang membutuhkan. Kedua pendekatan ini menunjukkan humanisasi ajaran salafi yang biasanya sering diasosiasikan dengan ekstremisme. Fakta ini menunjukkan bahwa Salafi tradisionalis Indonesia berusaha untuk menekankan cara-cara keagamaan yang moderat dan humanis dalam dakwahnya. Namun, kecenderungan untuk memoderasi cara (manhaj) dakwah tidak lepas dari posisinya sebagai sempalan di antara kelompok arus utama Islam moderat (Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah), di samping upaya pemerintah memberantas gerakan ekstremis. Studi ini memberikan kontribusi bagi penguatan diskursus dakwah moderat dalam kalangan kelompok sempalan.
Cyberbullying on YouTube social media: Ria Ricis's feedback on haters Diyanti Diyanti; Vyki Mazaya
Islamic Communication Journal Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2022.7.2.12318

Abstract

Interactive communication in virtual space enables free and uncontrolled communication. This study aims to know the communication of Ria Ricis and the netizen and her feedback on haters. Ria Ricis is an influencer who often gets a negative response the netizen on her social media contents. This study will look at Ria Ricis feedback communication patterns on YouTube with Wilbur Schramm's theory. The data source was based on the haters' comments on a video "Ricis reaction in reading hate comments on Tiktok…Wkwk" uploaded by RICIS TV YouTube channel. The data analysis technique used data reduction, display, and conclusion. The result showed that the communication process started from some Ria Ricis posts on a TikTok account get many negative comments from the netizen. Then, there was a lot of pressure from her fans. So, she then created a YouTube video as the Ria Ricis's positive feedback for the haters.  A positive response to the haters is given to minimize the occurrence of an unhealthy communication atmosphere and to reduce endless communication conflicts. The results of this study contribute to strengthening the existence of Islamic communication principles which can become a moral basis for communication activities on social media. ***Komunikasi interaktif di ruang maya memungkinkan komunikasi yang bebas dan tidak terkendali. Studi ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi Ria Ricis dan netizen serta tanggapannya terhadap haters. Ria Ricis merupakan salah satu influencer yang sering mendapatkan respon negatif dari netizen pada konten media sosialnya. Studi ini akan melihat pola komunikasi umpan balik Ria Ricis di YouTube dengan teori Wilbur Schramm. Sumber datanya berdasarkan komentar para haters pada video “Reaksi Ricis membaca komentar kebencian di Tiktok...Wkwk” yang diunggah kanal YouTube RICIS TV. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil kajian menunjukkan bahwa proses komunikasi yang dimulai dari beberapa postingan Ria Ricis di akun TikTok mendapatkan banyak komentar negatif dari netizen. Kemudian, ada banyak tekanan dari para penggemarnya sehingga ia lantas membuat video YouTube sebagai tanggapan positif Ria Ricis terhadap para haters. Tanggapan positif terhadap para pembenci diberikan untuk meminimalisir terjadinya suasana komunikasi yang tidak sehat dan untuk meredam konflik komunikasi yang tidak berkesudahan. Hasil studi ini berkontribusi bagi penguatan eksistensi prinsip komunikasi Islam yang dapat menjadi basis moral bagi kegiatan berkomunikasi di media sosial.
Pesantren and madrasa-based digital literacy practices: The case of the Darunnajah Islamic Boarding School, Jakarta Deden Mauli Darajat; Iding Rosyidin; Dedi Fahrudin
Islamic Communication Journal Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2022.7.2.13619

Abstract

Islamic boarding schools (pesantren) and madrasas have their own tradition of implementing digital literacy. This article aims to answer how digital literacy is practiced in Darunajah Islamic boarding schools? The method used in this study is a participatory method that involves research subjects in the research process. There are three digital literacy treatments given to subjects, namely content creator training, video making training, and Islamic journalism training. The results show that the students who are the subject of the research have the ability to become content creators, can produce videos, and understand journalistic work. The students carry out these three aspects based on the moral values of the pesantren. In addition, the students have the ability to read and understand digital media. One of the emphasis in digital literacy is on hoax news. As many as 75% of digital literacy participants stated that if they get news, they will check the truth. Uniquely, the santri emphasize the values and traditions of the pesantren in showing literate behavior. Thus, this study can contribute to the development of digital literacy based on Islamic boarding schools' values.***Pesantren dan madrasah memiliki tradisi sendiri dalam menerapkan literasi digital. Artikel ini bertujuan untuk menjawab bagaimana praktik literasi digital di pesantren Darunajah? Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode partisipatif dengan melibatkan subjek penelitian dalam proses penelitian. Terdapat tiga treatment literasi digital yang diberikan kepada subjek yaitu pelatihan content creator, pelatihan pembuatan video, dan pelatihan jurnalistik Islam. Hasilnya menunjukkan bahwa santri yang menjadi subjek penelitian memiliki kemampuan untuk menjadi konten creator, dapat memproduksi video, dan memahami kerja jurnalistik. Para santri melakukan ketiga aspek tersebut berbasis pada nilai moral pesantren. Selain itu, para santri memiliki kemampuan membaca dan memahami media digital. Salah satu penekanan dalam literasi digital adalah tentang berita hoaks. Sebanyak 75% peserta literasi digital menyatakan bahwa jika mereka mendapatkan berita maka mereka akan mengecek kebenarannya. Uniknya para santri menekankan nilai-nilai dan tradisi pesantren dalam menunjukkan perilaku literate. Dengan demikian, studi ini dapat berkontribusi bagi pengembangan literasi digital yang berbasis pada nilai-nilai pesantren.
Research trends of Islamic Communication and Broadcasting (KPI) students and challenges of Islamic communication science Usman Usman; Abdul Manan; Yummil Hasan
Islamic Communication Journal Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2022.7.2.12342

Abstract

The scientific development of Islamic communication is determined by research based on Islamic values. However, the challenge is that Islamic communication deals with established general communication sciences. This study aims to see trends in the research direction of Islamic Communication and Broadcasting Study Program students and its position in the development of Islamic communication science. This study uses a type of qualitative study conducted at the Department of Islamic Communication and Broadcasting, Faculty of Da'wah and Communication Studies, UIN Imam Bonjol Padang with documentation data collection techniques. The objects studied were original documents resulting from student research for the last 5 (five) years totaling 298 titles. The study findings show that 40.98% of students choose mass communication and new media studies, only 19.67% choose da'wah communication studies and da'wah scholarship. This certainly has an influence on the scientific construct of Islamic communication. This means that the discourse on communication science is still dominated by "secular" communication studies, there are still few communication studies originating from Islamic teachings.  The implication of this study is the need to encourage the integration of Islamic communication science and general communication science in future KPI student research activities. ***Perkembangan keilmuan komunikasi Islam ditentukan oleh penelitian-penelitian yang berbasis pada nilai Islam. Namun, tantangannya adalah komunikasi Islam berhadapan dengan keilmuan komunikasi umum yang sudah mapan. Studi ini bertujuan untuk melihat kecenderungan arah penelitian mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam serta posisinya bagi pengembangan keilmuan komunikasi Islam. Studi ini menggunakan jenis kajian kualitatif yang dilakukan di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Imam Bonjol Padang dengan teknik pengumpulan data dokumentasi. Objek yang dikaji adalah dokumen asli hasil penelitian mahasiswa selama 5 (lima) tahun terakhir sebanyak 298 judul.  Temuan studi menunjukkan 40,98% mahasiswa memilih kajian komunikasi massa dan media baru, hanya 19,67% memilih kajian komunikasi dakwah dan keilmuan dakwah. Hal ini tentu memberikan pengaruh terhadap konstruk keilmuan komunikasi Islam. Artinya wacana tentang ilmu komunikasi masih didominasi oleh kajian-kajian komunikasi yang bersifat “sekuler”, masih sedikit kajian-kajian komunikasi yang bersumber dari ajaran agama Islam. Implikasinya, studi ini mendorong perlunya integrasi keilmuan komunikasi Islam dan ilmu komunikasi umum dalam kegiatan riset mahasiswa KPI kedepan.  
Pilgrimage as a form of transcendental communication: A study at the burial site of Habib Abdurrahman bin Abdullah Al-Habsyi Achmad Jamil; Rizki Briandana; Ahmad Hannan; Muhammad Raqib Mohd Sofian
Islamic Communication Journal Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2022.7.2.12526

Abstract

Transcendental communication is a part of ritual communication. This form of communication is the least discussed in the discipline of communication. This study discusses transcendental communication in a pilgrimage to the burial site of Habib Abdurrahman in Cikini, Jakarta. The paradigm of this study is a constructivist paradigm using a qualitative approach with a case study method. The techniques used for data collection are interviews, observation, literature study, and documentation. The results show that the meaning of pilgrimage as a medium for transcendental communication is built on three things, namely, communicative situations, communicative events, and communicative acts, all of which can be observed from the attitudes of the pilgrims. These three elements are based on spiritual values in Islamic religious beliefs strengthened by the Sunnah of the Prophet Muhammad and continued by generations after that until today. Thus, this study contributes to the existence of Islamic communication scholarship where every communication behavior in everyday life is always based on human personal communication with the creator.***Salah satu bentuk komunikasi ritual adalah komunikasi transendental. Bentuk komunikasi transendental ini paling sedikit dibicarakan dalam disiplin ilmu komunikasi. Studi ini bertujuan membahas komunikasi transendental dalam ziarah ke makam Habib Abdurrahman di Cikini, Jakarta. Paradigma pada penelitian ini adalah paradigma konstruktivis dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi kepustakaan dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan makna ziarah sebagai media komunikasi transendental dibangun pada 3 hal yaitu, situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindak komunikatif, yang ketiganya dapat diamati dari sikap para peziarah. Ketiga elemen itu didasari atas nilai-nilai spiritual dalam keyakinan agama Islam yang dikuatkan oleh Sunnah Nabi Muhammad dan dilanjutkan oleh generasi-generasi setelahnya sehingga saat ini. Dengan demikian, studi ini berkontribusi bagi eksistensi keilmuan komunikasi Islam dimana setiap perilaku komunikasi berbasis pada komunikasi personal manusia dengan sang pencipta.
Cancel culture and nude living on virtual media: A case of Guru Mizan Qudsiyah Lombok Muhammad Fikri; Ishak Hariyanto; Donie Kadewandana
Islamic Communication Journal Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2022.7.2.11189

Abstract

Virtual media has a major influence on human life as a means of interaction and has even become a major force for society in controlling social change. Nonetheless, human interaction in virtual media is haunted by the pain of boycott and rejection. This study aims to examine the cancel culture phenomenon that occurs in virtual media. This study uses a qualitative method in which the primary data is taken from Youtube and articles related to the issue of cancel culture. Data on the cancel culture phenomenon experienced by Tuan Guru Mizan Qudsiyah from Lombok on YouTube media were analyzed using Pierre Bourdieu's genetic structuralism theory. The results of the study reveal that there is a cancel culture: boycotts or rejection because the statements and actions of Tuan Guru Mizan Qudsiyah on YouTube in 2020 are considered to have damaged public psychology. Tuan Guru Mizan's lecture on YouTube went viral because of his statement insulting the tombs of Lombok's saints who were considered sacred and was eventually canceled by a mob who then attacked and burned his pesantren. This study contributes to the formation of a new virtual space based on the value of Islamic communication, where cancellation occurs if friendly Islamic communication is not implemented.***Media virtual memiliki pengaruh besar bagi kehidupan manusia sebagai sarana berinteraksi bahkan menjadi kekuatan besar bagi masyarakat dalam mengendalikan perubahan sosial. Meskipun demikian, interaksi manusia di media virtual dihantui oleh pedihnya boikot dan penolakan. Studi ini bertujuan mengkaji fenomena ‘cancel culture’ yang terjadi dalam media virtual.  Studi ini menggunakan metode kualitatif dimana data primer diambil dari Youtube dan artikel terkait isu cancel culture. Data tentang fenomena cancel culture yang dialami oleh Tuan Guru Mizan Qudsiyah asal Lombok pada media YouTube dianalisis dengan menggunakan teori strukturalisme genetik Pierre Bourdieu. Hasil kajian mengungkapkan adanya budaya batal: boikot atau penolakan karena pernyataan dan tindakan Tuan Guru Mizan Qudsiyah di YouTube pada tahun 2020 yang dinilai mencederai psikologi publik. Ceramah Tuan Guru Mizan di YouTube menjadi viral karena pernyataannya yang menghina makam para wali Lombok yang dianggap keramat dan akhirnya dibatalkan oleh massa yang kemudian menyerang dan membakar pesantrennya. Kajian ini berkontribusi pada pembentukan ruang virtual baru berbasis nilai komunikasi Islam, dimana pembatalan terjadi jika komunikasi Islami yang ramah tidak diterapkan.
Youth santri communication strategies to reduce uncertainty at the beginning of relationships with the opposite sex Ihwan Agung Nugroho; Kusumajanti Kusumajanti; Aniek Irawatie
Islamic Communication Journal Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/icj.2022.7.2.12600

Abstract

Communication between the opposite sex among Islamic boarding school students is a separate field in Islamic communication because they are governed by strict rules. This study aims to examine the communication strategies used by adolescents who are in Islamic boarding schools to reduce uncertainty at the beginning of their relationship. This study is interesting because santri are basically teenagers like teenagers in general. This study uses a quasi-qualitative method with a phenomenological approach. The research data was obtained through in-depth interviews conducted directly with six informants. The data is then analyzed by Uncertainty Reduction theory. The results of the research show that interpersonal communication is used as a strategy to reduce uncertainty. Interpersonal communication acts as a bridge of information and a means of confirming the correctness of data obtained by informants about the opposite sex, as well as bonding and enhancing closeness in relationships. This research also reveals that the basic reason for young students wanting to have a relationship is because they are curious and need someone to encourage them. This study contributes to the development of a communication strategy based on pesantren morals. The moral of the pesantren itself is one of the bases of the Islamic communication tradition.***Komunikasi antar lawan jenis dalam kalangan santri pesantren merupakan bidang tersendiri dalam komunikasi Islam karena mereka diatur oleh aturan pesantren yang ketat. Studi ini bertujuan untuk mengkaji strategi komunikasi yang digunakan oleh para remaja yang berada di dalam pondok pesantren guna mengurangi ketidakpastian pada awal hubungan mereka. Kajian ini menarik karena santri pada dasarnya adalah para remaja sebagaimana remaja pada umumnya.  Studi ini menggunakan metode quasi-kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam yang dilakukan secara langsung kepada enam informan. Data tersebut kemudian dianalisis dengan teori Pengurangan Ketidakpastian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi digunakan sebagai strategi mengurangi ketidakpastian. Komunikasi antarpribadi berperan sebagai jembatan informasi dan sarana mengkonfirmasi kebenaran data yang diperoleh para informan tentang lawan jenisnya, juga sebagai perekat dan penambah kedekatan dalam hubungan. Studi ini juga mengungkap alasan mendasar santri remaja ingin menjalin hubungan adalah karena rasa ingin tahu dan membutuhkan sosok penyemangat. Kajian ini berkontribusi bagi pengembangan strategi komunikasi yang berbasis pada moral pesantren. Moral pesantren sendiri merupakan salah satu basis tradisi komunikasi Islam.