cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
ZOO INDONESIA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 420 Documents
PERFORMA REPRODUKSI DAN PERTUMBUHAN BOBOT MUTLAK NILEM (Osteochilus hasselti Cuvier & Valenciennes 1842) DENGAN PENAMBAHAN HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN KERAPU KERTANG Nadila Sutrisno; Deny Sapto Chondro Utomo; Munti Sarida
ZOO INDONESIA Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v29i2.3950

Abstract

Terdapat beberapa masalah dalam budidaya nilem seperti pertumbuhan lambat, kualitas telur rendah, kurangnya kontinuitas telur, dan terbatasnya waktu pemijahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa reproduksi dan pertumbuhan bobot mutlak nilem melalui metode oral yang mengandung hormon pertumbuhan rekombinan kerapu kertang (r-ElGH). Rancangan penelitian menggunakan lima perlakuan dengan ulangan individu: tanpa kuning telur, phosphate buffer saline, dan r-ElGH (A, kontrol negatif), dengan penambahan kuning telur, phosphate buffer saline, tanpa r-ElGH (B, kontrol positif), dan dosis r-ElGH berbeda (20, 35, 50 mg/kg pakan; C, D, dan E) dengan pemberian pakan perlakuan setiap 5 hari sekali selama 45 hari sedangkan pakan pemeliharaan menggunakan pakan tanpa penambahan r-ElGH, kuning telur, dan PBS (kontrol negatif (A) selama 67 hari setiap 3 kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari menggunakan metode ad satiation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan r-ElGH berpengaruh nyata terhadap performa reproduksi: meningkatkan fekunditas dan meningkatkan pertumbuhan bobot mutlak pada nilem betina dibandingkan dengan kontrol negatif.
IS FORAGING BEHAVIOR A DAILY ACTIVITY IN Hemidactylus platyurus? Huda Wiradarma; Auni Ade Putri; Tri Heru Widarto
ZOO INDONESIA Vol 30, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i2.4133

Abstract

To understand the role of the flat-tailed gecko on pest control in urbanized areas, we observed the foraging behavior and daily activity of H. platyurus. It is one of the house geckos easily found but more studies on their behavior are still lacking. The observation was conducted between 14−27 May 2021, for 18 hours starting from 09.00 to 03.00 WIB using the ad libitum sampling method. Our result suggests that the foraging behavior was found almost every hour of observation, which is strongly influenced by relative humidity and insect abundance. This gecko was observed as a sit-and-wait predator or passively searching for prey. Our observation also indicated that this species has potential to control one of the household pests, the adult ants (alates). Hopefully, this study contributed to the understanding of the foraging behavior of the flat-tailed gecko. However, more studies are needed for better understanding of foraging behavior in the flat-tailed gecko.Keywords: foraging, daily activity, Hemidactylus platyurus.
DISTRIBUTION, CHARACTERISTIC AND BEHAVIOR OF Rhinocypha anisoptera SELYS, 1879 (ODONATA: ZYGOPTERA: CHLOROCYPHIDAE) IN EAST JAVA Muhammad Muhibbuddin Abdillah; Pungki Lupiyaningdyah
ZOO INDONESIA Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v29i2.4014

Abstract

Rhinocypha anisoptera is distributed in Sumatra and Java. In Java, this species was previously recorded from Mount Wilis, Mount Arjuno, Mount Welirang, Mount Kawi, Nongkojajar, Mount Tengger, Mount Semeru, Ijen Crater and Baju-kidul, with most recent encounter at Mount Kelud. Despite the vast encounter localities, there was lack of specimens collected to reveal its typical characteristic and behavior. This study confirmed the existence of R. anisoptera at most localities in East Java as reported in 1934 by Lieftinck, with additional new distribution in Mount Anjasmoro. R. anisoptera is typically characterized by dark coloration at the hind wing leaving transparent in the bases with metallic blue-tinged covering 4–5 % area in mid-section of the hindwing. Differ from other Chlorocyphidae, R. anisoptera perch on leaves more frequently compared to perching on twigs and rocks near waterways.
PENAPISAN SENYAWA AKTIF DAN UJI TOKSISITAS LC50 LENDIR DUA SPESIES KEONG DARAT: Hemiplecta humphyreysiana Lea, 1840 DAN Amphidromus palaceus Mousson, 1849 SEBAGAI SEDIAAN NUTRIKOSMESETIKAL POTENSIAL Fuji Anandi; Pamungkas Rizki Ferdian; Jesima Pratiwi; Raden Lia Rahadian Amalia; Haerul Haerul; Narti Fitriana; Ayu Savitri Nurinsiyah
ZOO INDONESIA Vol 30, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i2.4223

Abstract

Perkembangan industri nutrikosmesetikal global semakin meningkat. Salah satu sumber hayati yang menjadi bahan baku dari nutrikosmesetikal adalah lendir keong darat, namun penggunaan lendir keong masih terbatas pada beberapa spesies. Pemanfaatan keong darat yang keberagamannya cukup melimpah di Indonesia belum sampai pada sediaan nutrikosmesetikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap karakter farmakologi dasar dua spesies keong darat Indonesia Hemiplecta humphreysiana dan Amphidromus palaceus meliputi penapisan senyawa aktif dan analisis toksisitas LC50. Penapisan senyawa aktif dilakukan secara kualitatif sedangkan analisis toksisitas LC50 dilakukan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test. Hasil penapisan senyawa aktif menunjukkan bahwa lendir H. humphreysiana dan A. palaceus positif mengandung senyawa steroid-triterpenoid dan peptida. Nilai LC50 dari lendir H. humphreysiana dan A. palaceus secara berurutan yaitu 38278,745 ppm dan 10985,405 ppm sehingga keduanya dikategorikan sebagai bahan non-toksik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya dalam pengungkapan potensi lendir keong darat Indonesia sebagai sediaan nutrikosmesetikal.Kata kunci: A. palaceus, H. humphreysiana, lendir keong darat, penampisan senyawa aktif, toksisitas.
STUDI PENDAHULUAN PENENTUAN JENIS PAKAN ALTERNATIF KEONG DARAT ASAL MENOREH, YOGYAKARTA: Amphidromus palaceus, Dyakia rumphii, dan Hemiplecta humphreysiana Pamungkas Rizki Ferdian; Tri Hadi Handayani; Raden Lia Rahadian Amalia; Ayu Savitri Nurinsiyah
ZOO INDONESIA Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v29i2.4002

Abstract

Penentuan jenis pakan alternatif yang mudah didapatkan penting dilakukan untuk mengawali penelitian yang menggunakan satwa liar agar pengambilan dari alam dapat diminimalkan. Keong darat saat ini memiliki nilai bioekonomi yang cukup tinggi karena lendirnya dapat dijadikan komoditas nutricosmeceutical, namun spesies keong darat Indonesia, terutama spesies lokal belum banyak diteliti sehingga belum banyak dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ilmiah tentang jenis pakan alternatif yang dapat diterima keong darat dari Menoreh, Yogyakarta, meliputi: Amphydromus palaceus (AP), Dyakia rumphii (DR), dan Hemiplecta humphreysiana (HH). Penentuan jenis pakan alternatif menggunakan metode nonchoice test secara ad libitum dan terdiri atas tahap skrining dan tahap lanjutan. Penelitian ini menggunakan 10 jenis pakan berupa buah dan sayur yang mudah ditemukan di Indonesia. Selain itu, dilakukan analisis kandungan nutrisi dan energi jenis pakan yang disukai dan dapat diterima. Ketiga spesies tersebut lebih menyukai pakan berupa buah dengan tekstur berair. Hasil analisis menunjukkan pepaya disukai dan dapat diterima dengan baik oleh AP, DR, dan HH; timun disukai dan dapat diterima dengan baik oleh DR dan HH; sedangkan tomat disukai dan dapat diterima dengan baik oleh HH. Selain itu, pakan lainnya dapat diberikan pada AP adalah pir, DR adalah sawi putih, dan HH adalah jamur tiram.
ARE WAWO WORMS (Polychaeta, Annelida) UNIQUE TO MALUKU WATERS? Joko Pamungkas; Alfiah Alfiah; Riena Prihandini
ZOO INDONESIA Vol 30, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i2.4104

Abstract

The natives of Ambon believe that wawo worms are unique to Maluku waters. The present study aimed to prove the presence of the animals outside of those areas. Samples were collected from the intertidal area of Barrang Lompo (South Sulawesi) and Bitung (North Sulawesi). We found two nereidid species identical to wawo species used to swarming in Maluku waters, i.e., Perinereis helleri (Grube, 1878) and P. nigropunctata (Horst, 1889), suggesting that the animals are not unique to Maluku waters and have a wider geographic distribution around the tropics. More taxonomic investigations are required to reveal the biodiversity of these poorly-studied marine creatures.
Zoo Indonesia Volume 30, Nomor 01, Juli 2021 ZOO INDONESIA
ZOO INDONESIA Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v30i1.4377

Abstract

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN DAN HABITATNYA DI PERAIRAN KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) GUNUNG BROMO, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Ade Lukman Mubarik; Rahma Nabila Irsiananda Sutarqo; Sugiyarto Sugiyarto; Galuh Masyithoh; Ike Nurjuita Nayasilana
ZOO INDONESIA Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v31i1.4166

Abstract

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo dalam pengelolaannya wajib melaksanakan perlindungan biodiversitas yang ada di dalamnya. Pada kawasan tersebut terdapat aliran sungai yang menjadi habitat berbagai jenis ikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendataan keanekaragaman ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman ikan, nilai fisikokimiawi air, dan hubungan antara keduanya. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2020 di Sungai KHDTK Gunung Bromo. Stasiun penelitian terdiri dari tiga stasiun (I, II, III) yang didasarkan perbedaan tipe habitat (vegetasi riparian dan substrat dasar sungai). Pengambilan sampel ikan menggunakan bubu, pancing, dan serok. Sampling ikan dilakukan dua hari per minggu di setiap stasiun, kemudian ikan diidentifikasi dan dicatat jenis serta jumlah. Karakteristik fisikokimiawi air berupa suhu, lebar, dan kedalaman sungai, kecepatan arus, pH, oksigen terlarut, serta total padatan terlarut diukur secara in situ setiap seminggu sekali. Data jenis ikan dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman, kemerataan, dan dominansi. Hubungan keanekaragaman dan fisikokimia air dianalisis statistik menggunakan koefisien korelasi Pearson. Ikan yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak lima jenis dengan tingkat keanekaragaman berkisar antara 0,64 – 0,86 dengan nilai tertinggi di stasiun III dan terendah di stasiun I. Sungai KHDTK Gunung Bromo memiliki lebar 4,70 - 7,37 meter, kedalaman 0,42 - 1,15 meter kecepatan arus 0,08 - 0,21 m/s, suhu 27,62 - 31,09°C, oksigen terlarut 7,16 - 8,55 ppm, total padatan terlarut 825,80 - 995,4 mg/l, dan pH 7,18 - 7,34. Nilai-nilai tersebut masuk dalam kisaran optimum bagi ikan yang ditemukan. Analisis koefisien korelasi Pearson menunjukkan bahwa faktor abiotik tidak berkorelasi secara signifikan terhadap keanekaragaman ikan.
KARAKTERISTIK MORFOLOGI SIPUT TANPA CANGKANG (GASTROPODA: ONCHIDIIDAE) DI EKOSISTEM MANGROVE KECAMATAN PEMANGKAT KALIMANTAN BARAT Tri Rima Setyawati; Junardi Junardi; Asad Ahmad Jagad
ZOO INDONESIA Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v31i1.4254

Abstract

Onchidiidae merupakan salah satu famili siput tanpa cangkang dalam Pulmonata yang sepenuhnya bernafas menggunakan paru-paru yang dapat ditemukan di ekosistem mangrove. Terdapat 15 jenis Onchidiidae di Indonesia dari 143 jenis di dunia. Minimnya data diduga karena kurangnya penelitian dan publikasi mengenai Famili Onchidiidae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan karakteristik morfologi siput dalam Famili Onchidiidae yang terdapat di ekosistem mangrove Kecamatan Pemangkat, Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus hingga September 2020 di empat titik lokasi di ekosistem mangrove. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan handcollecting berbasis waktu pasang-surut air laut. Sebanyak 180 individu dikoleksi pada penelitian ini, yang terdiri lima jenis dari anggota Famili Onchidiidae, meliputi Onchidium typhae (50 individu), Onchidium stuxbergii (35 individu), Platevindex martensi (20 individu), Platevindex tigrinus (15 individu), dan Paromoionchis sp. (60 individu). Anggota Famili Onchidiidae yang ditemukan memiliki variasi ukuran panjang tubuh yang dikelompokkan menjadi Onchidiidae berukuran kecil (Paromoionchis: 18-25mm); berukuran sedang (Platevindex: 32-35mm) dan berukuran besar (Onchidium: 55-60mm). Bentuk tubuh oval, memanjang atau membulat dengan warna tubuh bagian dorsal lebih gelap dibandingkan dengan bagian ventral tubuh kecuali pada P.tigrinus. Karakter pembeda antargenera Onchidiidae yang ditemukan adalah tonjolan pada tentakel mulut, bercak pada permukaan hyponotum, dan perbedaan posisi lubang kelamin.
LANDSCAPE ECOLOGY OF ENDEMIC BLACK-WINGED STARLING Acridotheres melanopterus tricolor (HORSFIELD, 1821) RELATED TO ENVIRONMENTAL FACTORS IN A TROPICAL SAVANNA OF INDONESIA Andriwibowo Andriwibowo; Katherine Hedger; Adi Basukriadi; Erwin Nurdin
ZOO INDONESIA Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v31i1.4229

Abstract

The black-winged starling (Acridotheres melanopterus tricolor) is a bird species in Southeast Asia, and this species still exists within Indonesia's tropical savanna landscape. This study aims to estimate the population density of the A. m. tricolor and to model the relationship between this species density and its environmental factors in several land cover types in the Baluran National Park savanna landscape in Java. The environmental factors were Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), land cover size, and distance to river obtained from Landsat 8 Operational Land Imager (OLI) and analyzed using Geographical Information System (GIS). General Additive Models (GAM) combined with Principal Component Analysis (PCA) was used to analyze the correlation of bird density with environmental factors. Based on the results, the average density of the A. m. tricolor was eight (8) inds./km2. The correlation model showed a significant positive relationship between bird density and NDVI and a significant negative relationship for distance to river factors, while land cover size did not significantly correlate with the bird density. These findings suggest that vegetation and access to water sources remain a relatively important environmental factors for supporting A. m. tricolor populations and this species conservation in the tropical landscape. The novelty of this research is satellite imagery and GIS usage to elaborate the landscape and habitat of A. m. tricolor. In addition, this study also contributes to modelling the most overarching environmental factors of A. m. tricolor in Indonesia's tropical savanna landscape.

Filter by Year

1983 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 2 (2022): Desember 2022 Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022 Vol 30, No 2 (2021): Desember 2021 Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021 Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020 Vol 29, No 1 (2020): Juli 2020 Vol 28, No 2 (2019): Desember 2019 Vol 28, No 1 (2019): Juli 2019 Vol 27, No 2 (2018): Desember 2018 Vol 27, No 1 (2018): Juli 2018 Vol 26, No 2 (2017): Desember 2017 Vol 26, No 2 (2017): Desember 2017 Vol 26, No 1 (2017): Juli 2017 Vol 26, No 1 (2017): Juli 2017 Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016 Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016 Vol 25, No 1 (2016): Juli 2016 Vol 25, No 1 (2016): Juli 2016 Vol 24, No 2 (2015): Desember 2015 Vol 24, No 2 (2015): Desember 2015 Vol 24, No 1 (2015): Juli 2015 Vol 24, No 1 (2015): Juli 2015 Vol 23, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 23, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 23, No 1 (2014): Juli 2014 Vol 23, No 1 (2014): Juli 2014 Vol 22, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 22, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 22, No 1 (2013): Juli 2013 Vol 22, No 1 (2013): Juli 2013 Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 21, No 1 (2012): Juli 2012 Vol 21, No 1 (2012): Juli 2012 Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 20, No 1 (2011): Juli 2011 Vol 20, No 1 (2011): Juli 2011 Vol 19, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 19, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 19, No 1 (2010): Juli 2010 Vol 19, No 1 (2010): Juli 2010 Vol 18, No 2 (2009): November 2009 Vol 18, No 2 (2009): November 2009 Vol 18, No 1 (2009): Juli 2009 Vol 18, No 1 (2009): Juli 2009 Vol 17, No 2 (2008): November 2008 Vol 17, No 2 (2008): November 2008 Vol 17, No 1 (2008): Juni 2008 Vol 17, No 1 (2008): Juni 2008 Vol 16, No 2 (2007): November 2007 Vol 16, No 2 (2007): November 2007 Vol 16, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 16, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 15, No 2 (2006): November 2006 Vol 15, No 2 (2006): November 2006 No 29 (2002): Zoo Indonesia No. 29 Desember 2002 No 29 (2002): Zoo Indonesia No. 29 Desember 2002 No 28 (2001): Zoo Indonesia No. 28 September 2001 No 28 (2001): Zoo Indonesia No. 28 September 2001 No 31 (1997): Zoo Indonesia No. 31 No 31 (1997): Zoo Indonesia No. 31 No 30 (1997): Zoo Indonesia No. 30 No 30 (1997): Zoo Indonesia No. 30 No 29 (1997): Zoo Indonesia No. 29 No 29 (1997): Zoo Indonesia No. 29 No 28 (1996): Zoo Indonesia No 28 No 28 (1996): Zoo Indonesia No 28 No 27 (1996): Zoo Indonesia No 27 No 27 (1996): Zoo Indonesia No 27 No 26 (1995): Zoo Indonesia No 26 No 26 (1995): Zoo Indonesia No 26 No 25 (1995): Zoo Indonesia No 25 No 25 (1995): Zoo Indonesia No 25 No 24 (1994): Zoo Indonesia No 24 No 24 (1994): Zoo Indonesia No 24 No 23 (1994): Zoo Indonesia no 23 No 23 (1994): Zoo Indonesia no 23 No 22 (1993): Zoo Indonesia No 22 No 22 (1993): Zoo Indonesia No 22 No 21 (1993): Zoo Indonesia No 21 No 21 (1993): Zoo Indonesia No 21 No 20 (1993): Zoo Indonesia No 20 No 20 (1993): Zoo Indonesia No 20 No 19 (1993): Zoo Indonesia No 19 No 19 (1993): Zoo Indonesia No 19 No 18 (1993): Zoo Indonesia No 18 No 18 (1993): Zoo Indonesia No 18 No 17 (1993): Zoo Indonesia No 17 No 17 (1993): Zoo Indonesia No 17 No 16 (1992): Zoo Indonesia No 16 No 16 (1992): Zoo Indonesia No 16 No 15 (1992): Zoo Indonesia No. 15 No 15 (1992): Zoo Indonesia No. 15 No 14 (1992): Zoo Indonesia No.14 No 14 (1992): Zoo Indonesia No.14 No 13 (1992): Zoo Indonesia No. 13 No 13 (1992): Zoo Indonesia No. 13 No 12 (1991): Zoo Indonesia No. 12 No 12 (1991): Zoo Indonesia No. 12 No 11 (1991): Zoo Indonesia No. 11 No 11 (1991): Zoo Indonesia No. 11 No 10 (1990): Zoo Indonesia No. 10 No 10 (1990): Zoo Indonesia No. 10 No 9 (1990): Zoo Indonesia No. 9 No 9 (1990): Zoo Indonesia No. 9 No 8 (1989): Zoo Indonesia No. 8 No 8 (1989): Zoo Indonesia No. 8 No 7 (1987): Zoo Indonesia No. 7 No 7 (1987): Zoo Indonesia No. 7 No 6 (1986): Zoo Indonesia No 6 No 6 (1986): Zoo Indonesia No 6 No 5 (1985): Zoo Indonesia No. 5 No 5 (1985): Zoo Indonesia No. 5 No 4 (1985): Zoo Indonesia No. 4 No 4 (1985): Zoo Indonesia No. 4 No 3 (1985): Zoo Indonesia No. 3 No 3 (1985): Zoo Indonesia No. 3 No 2 (1983): Zoo Indonesia No. 2 No 2 (1983): Zoo Indonesia No. 2 No 1 (1983): Zoo Indonesia No. 1 No 1 (1983): Zoo Indonesia No. 1 More Issue