cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Kimia Riset
Published by Universitas Airlangga
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 150 Documents
POTENSI EKSTRAK METANOL DAUN MANGGA BACANG (Mangifera foetida L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Enterobacter aerogenes DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA AKTIFNYA Ely Setiawan; Tien Setyaningtyas; Dwi Kartika; Dian Riana Ningsih
Jurnal Kimia Riset Vol. 2 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (600.709 KB) | DOI: 10.20473/jkr.v2i2.5753

Abstract

AbstrakEnterobacter aerogenes merupakan bakteri penyebab berbagai macam infeksi. Salah satu pengobatan berbagai penyakit infeksi yaitu dengan pemberian antibiotik. Penggunaan  antibiotik  sintetik  secara  terus  menerus  dapat menyebabkan resistensi, sehingga untuk mengatasinya diperlukan pencarian bahan obat alami seperti ekstrak tanaman yang berpotensi sebagai antibakteri, salah satunya yaitu ekstrak daun mangga bacang (Mangifera foetida L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak daun mangga bacang sebagai antibakteri terhadap E. aerogenes, penentuan konsentrasi   hambat tumbuh minimum (KHTM) dan mengidentifikasi golongan senyawa aktif dari  ekstrak daun mangga bacang. Ekstrak daun mangga bacang diperoleh dengan cara maserasi menggunakan metanol. Ekstrak yang diperoleh diuji aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode difusi sumur. Konsentrasi  yang digunakan 1000 ppm, kontrol positif tetrasiklin 1000 ppm dan kontrol negatif aquades. Penentuan konsentrasi hambat tumbuh minimum menggunakan konsentrasi 1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm, 65 ppm, 30 ppm, 15 ppm, 10 ppm, 5 ppm. Ekstraksi daun mangga bacang menunjukan rendemen sebesar 10,61% (b/b) dan diameter zona hambat aktivitas antibakteri konsentrasi 1000 ppm sebesar 5,46 mm. KHTM ekstrak  metanol daun mangga bacang   terhadap E. aerogenes yaitu pada konsentrasi 5 ppm dengan diameter zona hambat sebesar 1,78 mm. Berdasarkan hasil uji fitokimia ekstrak metanol daun mangga bacang menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, stereoid, polifenol, tanin, dan saponin.AbstractEnterobacter aerogenes is causes various bacterium infections. One of the treatment of various infectious diseases is by antibiotics treatment. The long-term use of synthetic   antibiotics causes antibiotic resistance, so that research exploration of new antibiotic is needed, such as plant extracts potentially as an antibacterial, one of them is leaves extract of mango bacang (Mangifera foetida L.). This study aimed to examine the potential of leaves mango bacang extract as an antibacterial againts E. aerogenes, the determination of minimum inhibition concentration (MIC) and active compounds of leaves mango bacang extract. Leaves mango bacang extract obtained methanol maceration. The extract obtained was tested antibacterial activity by using the diffusion wells method. Concentration used was 1000 ppm, tetracycline of 1000 ppm as positif control and aquades as negative control. The determination of MIC was used various concentrations of 1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm, 65 ppm, 30 ppm, 15 ppm, 10 ppm, and 5 ppm. The extraction mango bacang leaves with yielded 10.61 % (b/b) and diameter of zone of the antibacterial activity extract of 1000 ppm was 5.46 mm. The MIC of the methanol extract against E. aerogenes was 5 ppm with the zone diameter of 1.78 mm. Phytochemistry analysis of mango bacang leaves extract using methanol result the alkaloid, flavonoid, stereoid, catakin, tannin, and saponin. 
EKSTRAK DAUN MANGGA (Mangifera indica L.) SEBAGAI ANTIJAMUR TERHADAP JAMUR Candida albicans DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWANYA Dian Riana Ningsih; Zusfahair Zusfahair; Diyu Mantari
Jurnal Kimia Riset Vol. 2 No. 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Airlangga, Campus C Mulyorejo, Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.616 KB) | DOI: 10.20473/jkr.v2i1.3690

Abstract

AbstrakCandida albicans adalah salah satu jamur yang dapat menyebabkan infeksi candidiasis. Salah satu bahan obat alami dari ekstrak tanaman yang berpotensi sebagai antijamur adalah ekstrak daun mangga (Mangifera indica L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur daun mangga terhadap C. albicans, penentuan konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM) dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia dari ekstrak tersebut yang berpotensi sebagai antijamur. Daun mangga diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol daun mangga yang dihasilkan dilakukan uji aktivitas antijamur terhadap C. albicans dengan menggunakan metode difusi. Setelah diketahui aktivitasnya, ekstrak metanol daun mangga kemudian ditentukan konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM) dan diuji kandungan metabolit sekundernya dengan uji fitokimia. Hasil ekstraksi daun mangga dengan pelarut metanol menghasilkan ekstrak metanol dengan rendemen 10,55% (b/b) dan menghasilkan aktivitas antijamur dengan zona hambat terbesar pada konsentrasi 1000 ppm dengan zona hambat 8,12 mm. KHTM ekstrak metanol daun mangga terhadap C. albicans yaitu pada konsentrasi 65 ppm dengan zona hambat sebesar 0,64 mm. Berdasarkan hasil uji fitokimia ekstrak metanol daun mangga menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, stereoid, polifenol, tanin, dan saponin. Kata kunci : antijamur, Candida albicans, KHTM, Mangifera indica L. 
ADSORPSI METILEN BIRU PADA ABU LAYANG (FLY ASH) HASIL PEMBAKARAN CANGKANG SAWIT PADA BOILER PABRIK KELAPA SAWIT Deni Agus Triawan; Nesbah Nesbah; Dyah Fitriani
Jurnal Kimia Riset Vol. 2 No. 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Airlangga, Campus C Mulyorejo, Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.317 KB) | DOI: 10.20473/jkr.v2i1.3011

Abstract

Telah dilakukan penelitian adsorpsi metilen biru pada adsorben abu layang (fly ash) hasil pembakaran cangkang sawit pada boiler. Adsorben abu layang terlebih dahulu dipersiapkan dengan aktivasi kimia menggunakan H3PO4 10% dan tanpa aktivasi sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorpsi metilen biru pada abu layang tanpa aktivasi maupun dengan aktivasi  mengikuti model kinetika orde dua semu menurut Ho dengan nilai R2 sebesar 0,990 untuk adsorben tanpa aktivasi dan 0,996 untuk adsorben dengan aktivasi. Isotherm adsorpsi zat warna metilen biru pada abu layang mengikuti model isotherm menurut Freundlich dengan nilai R2 sebesar 0,988 (kapasitas adsorpsi 19,81 mg/g) untuk abu layang tanpa aktivasi dan sebesar 0,991 (kapasitas adsorpsi 60,11 mg/g) untuk abu layang dengan aktivasi.
Pengaruh pH terhadap Degradasi Pewarna Direct Blue menggunakan Jamur Pelapuk Kayu Pleurotus flabellatus Niki Rachmanur Husna; Hasri Ummas; Sudding -
Jurnal Kimia Riset Vol. 2 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.184 KB) | DOI: 10.20473/jkr.v2i2.6546

Abstract

Pewarna sintetik banyak digunakan dalam industri, terutama industri tekstil karenamemiliki struktur kompleks dan limbahnya sulit terdegradasi. Pemakaian pewarna sintetik meningkat setiap tahunnya, dan berdampak pada peningkatan jumlah bahan pencemar di perairan, menyebabkan terganggunya ekosistem akuatik, sehinggadibutuhkan perhatian yang serius untuk menurunkan konsentrasi limbah cair pewarna dengan memanfaatkanmikroorganisme, oleh karenanya penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar limbah pewarna melalui optimasi pH pewarna direct blueyang dapat didegradasioleh enzim ligninolitik jamur pelapuk kayu. Variasi pH direct blue yang digunakan adalah3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Rasio ekstrak enzim dan direct blue yang digunakan pada proses degradasi adalah 3:1 dengan konsentrasi 50 ppm, dikontakkan selama180 menit pada suhu 50oC. Sisa direct bluehasil degradasi diukur menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 621,80 nm. Hasil penelitian diperoleh bahwa direct blue terdegradasi secara optimum pada pH 8 dengan efisiensi sebesar 53,45% dengan konsentrasi sisa 23,2714 ppm dan konsentrasi terdegradasi 26,7286 ppm. Kemampuan ini disebabkan adanya enzim ligninolitik yang dihasilkan oleh jamur P. flabellatus yang dapat memutus ikatan azo melalui mekanisme oksidasi.
Membran Blend Kitosan/Poli Vinil Alkohol (PVA): Pengaruh Komposisi material blend, pH, dan Konsentrasi bahan Pengikat Silang Bambang Piluharto; A Sjaifullah; I Rahmawati; Erix Nurharianto
Jurnal Kimia Riset Vol. 2 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.455 KB) | DOI: 10.20473/jkr.v2i2.6195

Abstract

AbstrakMembran blend biodegradabel dengan kestabilan termal dan mekanik yang berasal dari gabungan kitosan dan PVA telah dihasilkan melalui dua tahapan. Pada tahap pertama dilakukan proses pelarutan kitosan dan poli vinil alkohol dan selanjutnya pencampuran kitosan/PVA dan asam oksalat sebagai agen pengikat silang. Asam asetat dan air dipilih sebagai pelarut untuk kitosan dan PVA. Beberapa variasi dalam proses seperti perbandingan konsentrasi kitosan:PVA, konsentrasi agen pengikat silang dan pH buffer, dijadikan sebagai parameter pada penelitian ini. Kerapatan hidrogel dan kuat tarik mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan konsentrasi agen pengikat silang dan PVA dengan konsentrasi kitosan paling rendah. Namun derajat swelling memiliki trend yang berbeda dimana naiknya derajat swelling diperoleh seiring dengan peningkatan konsentrasi kitosan dengan kondisi konsentrasi agen pengikat silang dan PVA paling rendah. Keberhasilan proses blending  dan ikat silang ditunjukkan dari hasil spektra infra merah dimana analisa spektrum infra merah dari hidrogel kitosan murni dan hidrogel kitosan/PVA menunjukkan kenaikan intensitas serapan pada daerah amida (1600 cm-1 sampai 1670 cm-1), hal ini menguatkan dugaan terbentuknya ikatan silang antara asam oksalat sebagai crosslinker dengan kitosan. Kata kunci: membran blend, kitosan/PVA, asam oksalat, pengikat silang. AbstractBiodegradable blend membranes with thermal and mechanical stability based on combination of chitosan and PVA have been produced through two stages. In the first stage, chitosan and PVA are dissolved and further mixing chitosan/polyvinyl alcohol with oxalic acid as crosslinking agents. Acetic acid and water are selected as solvents for chitosan and PVA. Some variations in the process such as comparison of chitosan:PVA concentration, concentration of crosslinking agent and pH of buffer, are used as parameters in this study. The hydrogel density and tensile strength increased with increasing concentration of crosslinking agent and PVA with the lowest concentration of chitosan. However, the degree of swelling has a distinct trend in which the increase of degree of swelling is obtained along with the increase of chitosan concentration with the lowest concentration of crosslinking agent and PVA. The success of the blending and crosslinking process is shown by the results of infrared spectra where infrared spectrum analyzes from purified chitosan hydrogels and chitosan/chloride hydrogels show an increase in absorption intensity in the amide area (1600 cm-1 to 1670 cm-1), this reinforces the alleged crosslinking formation between oxalic acid as crosslinker and chitosan. Keywords: blend membrane, chitosan: PVA, crosslinker.
Analisa Kualitas Madu (Keasaman, Kadar Air, dan Kadar Gula Pereduksi) Berdasarkan Perbedaan Suhu Penyimpanan Devyana Dyah Wulandari
Jurnal Kimia Riset Vol. 2 No. 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.849 KB) | DOI: 10.20473/jkr.v2i1.3768

Abstract

Penyimpanan madu akan dapat mempengaruhi mutu. Suhu penyimpanan untuk madu yang terbaik adalah 36 – 38 o C dengan kelembaban 75 – 78 persen. Dengan cara ini madu dapat tahan 2 – 4 minggu lamanya tanpa banyak mengalami penurunan mutu. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh suhu penyimpanan terhadap kualitas madu nektar karet berdasarkan keasaman, kadar air, dan kadar gula pereduksi. Keasaman diukur menggunakan metode titrasi asam basa, kadar air diukur secara gravimetri, dan kadar gula pereduksi diukur dengan metode Luff Schrool. Madu suhu ruang memiliki kadar keasaman rata-rata 45 ml NaOH 0,1N/kg dan madu suhu dingin kadar keasaman rata-rata 32 ml NaOH 0,1N/kg. Kadar air madu suhu ruang rata-rata 28,595% dan kadar air madu suhu dingin rata-rata 27,112%. kadar gula pereduksi, madu suhu ruang memiliki kadar gula pereduksi sebesar 51,625%, sedangkan pada madu suhu dingin memiliki kadar gula pereduksi sebesar 62,5%.
Silika pada Togkol Jagung yang Dikarakterisasi Menggunakan Spektroskopi Infra Merah dan Difraksi Sinar-X Gladys Ayu Paramita Kusumah Wardhani
Jurnal Kimia Riset Vol. 2 No. 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Airlangga, Campus C Mulyorejo, Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.341 KB) | DOI: 10.20473/jkr.v2i1.3542

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi silika pada tongkol jagung menggunakan HCl dengan variasi suhu perendaman. Silika yang diperoleh dikarakterisasi ikatan dan strukturnya menggunakan spektroskopi infra merah dan difraksi sinar-X. Silika dari serbuk tongkol jagung diperoleh dengan cara nontermal melalui perendaman dengan HCl pada suhu kamar dan suhu 60˚C selama 3 jam dan cara termal melalui pembakaran pada suhu 800˚C. Silika yang diperoleh dikarakterisasi ikatannya dan diperoleh  pita serapan karakteristik silika muncul pada bilangan gelombang 1101, 794, dan 468 cm-1. Struktur silika yang dikarakterisasi menggunakan difraktometer sinar-X menunjukkan fase amorf silika pada 2θ˚ = 21 - 25ᵒ dan mulai terbentuk fase kristalin pada 2θ˚ = 26ᵒ. Kata Kunci : silika dari tongkol jagung, spektra FT-IR, difraktogram XRD
PENGEMBANGAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI MIP DENGAN MONOMER ASAM METAKRILAT SEBAGAI SENSOR PADA ANALISIS KREATIN SECARA POTENSIOMETRI Usreg Sri Handajani; Cahya Nurrahmi H Amilianti; Miratul Khasanah
Jurnal Kimia Riset Vol. 2 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.475 KB) | DOI: 10.20473/jkr.v2i2.6699

Abstract

Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan elektroda pasta karbon/MIP untuk analisis kreatin secara potensiometri. Pemilihan teknik imprinting bertujuan untuk membentuk cetakan yang sesuai dengan sisi aktif kreatin pada MIP.  Elektroda yang dibuat dari campuran karbon aktif, parafin, dan MIP dengan perbandingan 11:7:2 bagian menunjukkan kinerja optimum. Kinerja elektroda pasta karbon/MIP ditunjukkan oleh nilai faktor Nernst dan linieritas pengukuran yaitu 27,2 mV/dekade dan 0,9915 pada konsentrasi jangkauan pengkuran 10-6-10-2 M, limit deteksi sebesar 1,1x10-6 M, akurasi 55-125,8%, dan nilai koefisien variasinya 0,27-0,60%. Elektroda masih memberikan kinerja yang baik hingga pemakaian ke-85. Uji selektivitas terhadap elektroda dilakukan dengan menggunakan matriks glukosa dan menunjukkan hasil bahwa glukosa pada konsentrasi rendah dan normal dalam darah tidak mengganggu analisis kreatin, tetapi glukosa pada konsentrasi tinggi mengganggu proses analisis kreatin.
EFEKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper Crocatum) DAN EKSTRAK BIJI ALPUKAT (Persea americana) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Candida albicans Vini Anggraini; Masfufatun Masfufatun
Jurnal Kimia Riset Vol. 2 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.859 KB) | DOI: 10.20473/jkr.v2i2.6196

Abstract

Abstrak   Candida albicans merupakan salah satu mikrooganisme penyebab infeksi kandidiasis. Daun sirih merah (Piper crocatum) dan biji alpukat (Persea americana) telah diteliti dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kombinasi daun sirih merah (Piper crocatum) dan ekstrak biji alpukat (Persea americana) dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. Penelitian bersifat eksperimental laboratorium (true experiment) dengan pendekatan post test control group design only. Daun sirih merah dan biji alpukat diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol.    Pada masing-masing ekstrak etanol dilakukan uji pendahuluan untuk mengetahui konsentrasi optimum ektrak dalam memnghambat pertumbuhan C. albicans. Daya Hambat pertumbuhan C. albicans diuji menggunakan metode difusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraks daun sirih merah dan biji alpukat masing-masing memiliki daya hambat terbesar pada konsentrasi 10%. Kombinasi ekstrak daun sirih merah dan ekstrak biji alpukat memiliki daya hambat yang signifikan terhadap pertumbuhan Candida albicans dibandingakan kontrol negatif, kontrol positif dan ekstrak daun sirih merah. Dengan demikian kombinasi ekstrak daun sirih dan biji aplukat etanol berpotensi sebagai antifungi dalam menghambat pertumbuhan C. albicans sehingga diharapkan bisa mengurangi prevalensi kandidiasis. Kata Kunci :    daun sirih merah,  biji alpukat, Candida albicans,                                                           Abstract Candida albicans is one of the microbialism that causes candidiasis infection. Red betel leaf (Piper crocatum) and avocado seed (Persea americana) have been studied to inhibit the growth of C. albicans. The purpose of this study was to determine the effectiveness of red betel leaf (Piper crocatum) and avocado seed extract (Persea americana) combination in inhibiting the growth of C. albicans. Research is experimental laboratory (true experiment) with post test approach control group design only. Red betel leaf and avocado seeds are extracted by maceration using ethanol solvent. In each ethanol extract, a preliminary test was performed to find out the optimum concentration of extract in inhibiting the growth of C. albicans. C. albicans growth retardant was tested using diffusion method. The results showed that the extract of red betel leaf and avocado seeds each had the greatest inhibitory concentration at 10%. The combination of red betel leaf extract and avocado seed extract have significant inhibitory effect on C. albicans growth compared to negative control, positive control and red betel leaf extract. Thus, the combination of betel leaf extract and ethanol  seed has the potential as an antifungal in inhibiting the growth of C. albicans so it is expected to reduce the prevalence of candidiasis. Keywords: red betel leaf, avocado seed, Candida albicans, 
Isolasi dan Identifikasi Minyak Atsiri dari Biji Tanaman Kapulaga (AmomumcaedamomumWilld) Lilis Rosmainar Tambunan
Jurnal Kimia Riset Vol. 2 No. 1 (2017): Juni
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.646 KB) | DOI: 10.20473/jkr.v2i1.4023

Abstract

Minyak atsiri disebut juga minyak eterisatau minyak yang mudah menguap banyak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, memilikisifatmudahmenguap, berbau khas sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, getir, memabukkan, larut dalam larutan organic namun tidat larut dalam air. Minyak atsiri dihasilkandari bagian jaringan tanaman tertentu seperti akar, batang, kulit, daun, bunga, buah, ataubiji.Tanaman kapulaga (AmomumCardamomum) telah lama diusahakan dibeberapa daerah Indonesia. Kapulaga selama ini dikenal sebagai rempah untuk masakan.Biji kapulaga yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar dapat dimanfaatkan sebagai obat. Biji kapulaga mengandung terpineol, terpineolasetat, sineol, borneol, dankamfer yang berkhasiat mengencerkan dahak, memudahkan pengeluaran air dari perut, menghangatkan, membersihkandarah, menghilangkan rasa sakir, mengharumkan, stimulandanpemberi aroma.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan yang terkandung dalam minyak atsiri Biji Kapulaga dengan cara mengisolasi biji Kapulaga dengan menggunakan destilasi uap dan air. Rendemen minyakatsiri yang diperolehsebesar 0,76 % dan kemudian di identifikasi dengan menggunakan Spektroskopi IRdan GC-MS sehingga diperoleh senyawa alpha pinen, sabinen, beta pinen, sineol, 3-sikloheksen-1-metanol, 12-kloro-bisiklo, 9-oktadekenal, 9,12-asam oktadekadienoat, metil ester dari asam risinoleat, 4H-siklopentasiklookten-4-on.Kata kunci : kapulaga, amomumcardamomum, sineol

Page 4 of 15 | Total Record : 150