cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Published by Universitas Trisakti
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 53 Documents
KAJIAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS TBK JAKARTA DS Silalahi, Mawar; Susanto, Amir; Feriandra Putra, Rico
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 6, No 4 (2013)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan.. Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), mengetahui langkah-langkah penanggulangan yang dilakukan ditempat kerja pabrik serta menentukan prioritas pengendalian resiko dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG). Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara kepada karyawan serta studi kepustakaan. Perusahaan telah berhasil menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan peraturan Permenaker No. PER-05/MEN/1996 yang dilihat dari program-program penerapan SMK3 .Adapun Potensi yang sering terjadi terdapat pada kategori klasifikasi jenis fisika dengan persentase sebesar 90,32 % sedangkan klasifikasi jenis biologi terjadi dengan presentase 9,68%. Kategori bahaya fisika ini merupakan bahayabahaya yang dapat menyebabkan potensi bahaya jatuh terpeleset, terkena panas tinggi, tertimpa benda, tangan tergores. Kategori bahaya biologi seperti potensi bahaya bagian tubuh terkena iritasi. Jenis kegitan yang memiliki bobot nilai risiko tertinggi yaitu kegiatan potong batu yang dapat mengakibatkan cacat atau cidera permanen seperti tangan terpotong dengan nilai 270, sehingga kegiatan dengan kategori risiko besar “perlu dilakukan perbaikan secepatnya dan kegiatan sebaiknya dapat dikurangi”. Adapun jenis kegiatan yang memiliki bobot nilai risiko terendah yaitu Pick up, Checker, Forklift/Truck Driver, Work Shop Maint, Washing & Chemical, Checker Cleaning dan Patrol yang dapat mengakibatkan cidera yang tidak serius dan hanya memerlukan penanganan P3K seperti jatuh terpeleset dengan nilai 3, sehingga termasuk dalam kategori “risiko sebaiknya diminimalisir tanpa penundaan, tetapi situasi bukan darurat”.Keyword : System Occupational Health and Safety Management, Risk, Control
Design Pengembangan Landfill Zona 3, Studi KasusLandfill Manggar Balikpapan Purwaningrum, Pramiati; Pratama, Iin; Handoko, Widhi
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 5, No 5 (2011)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rencana pembangunan satu zona khusus untuk sampah nonorganik di wilayah sanitary landfill TPA Manggar yang luasnya 25 Ha mengacu pada Undang-Undang RI nomor 18 tahun 2008. Berdasarkan perhitungan dan metode LeGrand lokasi TPA telah sesuai SK SNI T-11-1991-03 [1]. Jumlah penduduk kota Balikpapan pada tahun 2009 mencapai 538.525 jiwa dengan kenaikan rata-rata per tahun sebesar 1,44%. Total sampah yang masuk ke TPA per Januari tahun2009 sebesar 330.01 ton/hari [3]. Konsep perencanaan untuk landfill zona 3 (tiga) di TPA Manggar dikhususkan hanya untuk sampah anorganik. Namun pada perencanaan ini juga akan dibuat dua alternatif perhitungan 1 dengan sistem terpisah (khusus anorganik) dan alternatif 2 dengan sistem tercampur. Untuk sistem terpisah dengan komposisi sampah organik sebesar 66% dan sampah anorganik sebesar 34% [3]. Densitas sampah organik sebesar 290 kg/m3 dengan proyeksi timbulan sampah organik pada tahun 2014 sebesar 289,54 m3/hari. Densitas sampah anorganik sebesar 240 kg/m3 dengan proyeksi timbulan sampah anorganik pada tahun 2014 sebesar 235,51 m3/hari [3]. Hasil perhitungan didapatkan masa pakai zona 3 untuk alternatif 1 adalah 2 tahun 5 bulan. Untuk alternatif 2 hasil perhitungan timbulan sampah campuran yang telah dikurangi dari sampah pasar (perumahan, pertokoan, dan perkantoran) dengan densita sampah 290 kg/m3 maka timbulan sampah tahun 2014 sebesar 438 m3/hari didapatkan masa pakai dengan sistem tercampur selama 385 hari.Keywords: Sanitary Landfill, Inorganic, Feasibility Location
FOTOKATALISIS ORGANIK KMnO 4 , SURFAKTAN DAN AMONIAK DALAM INLET WADUK MUARA BARU, JAKARTA UTARA, MENGGUNAKAN SINAR UV DENGAN KATALISATOR TiO 2 0,1% Lindu, Muhammad; ., Ratnaningsih; Ardyarini Sekartaji, Putri
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan studi fotokatalisis terhadap sumber air sungai yang memasuki Waduk Pluit, Muara Baru, Jakarta Utara, yang akan digunakan sebagai sumber air baku air bersih. Terpantau nilai surfaktan, organik KMnO 4 , dan amoniak tinggi berkisar masing-masing 1.8 mg/L, 54 mg/L, dan 1.11 mg/L. Berdasarkan Permenkes Air Bersih No. 416/MENKES/PER/1X/1990, bahwa penggunaan langsung sumber air tersebut sebagai air baku menggunakan metode konvensional, seperti koagulasi, flokulasi dan sedimentasi berpotensi menghasilkan air olahan yang tidak sesuai dengan baku mutu air bersih. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan studi fotokatalisis untuk menurunkan kadar-kadar berlebih. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan selama bulan Agustus 2011 hingga September 2011. Penelitian dilakukan dalam reaktor batch dengan ukuran 30x20 cm, menggunakan lampu UV-C 15 watt x 2, dan TiO 2 berupa suspensi. Selama percobaan air di suplai udara dengan aerator 220v/100v 18 watt. Studi dilakukan untuk mengetahui pengaruh fotokatalisis sebagai fungsi volume reaktor dan waktu, variasi volume 2-6 liter dan waktu fotokatalisis 0, 5, 15, 30, 45 dan 60 menit dan pengambilan sampel 10 kali. Dari hasil penelitian bahwa volume fotokatalisis yang terbaik adalah 3 liter untuk penurunan kadar organik KMnO 4 dan 4 liter untuk surfaktan dengan efisiensi penyisihan berkisar antara 6.1%-14.8% organik dan 59.8%-87.2% surfaktan, pada waktu fotokatalisis 60 menit. Penurunan kadar organik cenderung mengalami penurunan tetapi fluktuatif. Penurunan kadar surfaktan berbanding lurus dengan waktu. Persamaan kecepatan reaksi untuk surfaktan lebih cenderung pada orde satu dengan konstanta kecepatan reaksi 0,027; 0,023; 0,017; 0,029; 0,02. Sebaliknya pengaruh fotokatalisis terhadap amoniak cenderung meningkatkan kadar amoniak, hal ini diakibatkan adanya reaksi fotoreduksi. Nilai awal amoniak 1.16 mg/L menjadi 4.93 mg/L pada volume reaktor 4 liter, selama 60 menit. Pengaruh waktu terhadap amoniak, pada awal 5 menit pertama kadar amoniak meningkat, setelah itu terjadi penurunan yang cenderung fluktuatif. Kata kunci : fotokatalitik, senyawa organik, amoniak, surfaktan, efisiensi
ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DI TERMINAL PAKUPATAN (KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN) Ferial, Linardita; Susanto, Endro; DS Silalahi, Mawar
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktivitas di terminal berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan antara lain kebisingan. Penelitian dilakukan di Terminal Pakupatan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten menggunakan 7 titik pengamatan, pada hari Senin (mewakili hari kerja), Jum’at (mewakili hari terakhir kerja), Sabtu (mewakili hari libur) dan Minggu (mewakili hari libur). Nilai Leq rata-rata di Terminal Pakupatan sebesar 77,82 dB(A) dan nilai Lsm sebesar 79,03 dB(A). Nilai ini dibandingkan dengan baku mutu menurut KepMen LH No.48/MENLH/11/1996 sesuai dengan peruntukannya, yakni peruntukkan perdagangan dan jasa sebesar 70 dBA. Selanjutnya dilakukan pemetaan tingkat kebisingan di kawasan terminal Pakupatan dengan bantuan software Surfer 11. Koefisien korelasi serta signifikan yang didapat menunjukkan hubungan antara jumlah kendaraan yang masuk dengan kebisingan yang berkorelasi kuat dengan koefisien korelasi R2=0,996 pada titik satu hari Senin yang menandakan adanya hubungan kuat antara tingkat kebisingan dengan jumlah kendaraan yang melintas. Upaya pengelolaan lingkungan untuk mengurangi kebisingan terutama pada daerah penelitian yang memiliki tingkat kebisingan yang melebihi baku mutu antara lain dengan menanam tanaman berkanopi tebal sebagai barrier rambatan bising di area pintu masuk sebelah utara dan selatan Terminal Pakupatan dan memanajemen lamanya kendaraan berhenti di terminal sehingga tingkat kebisingan di lingkungan sekitar terminal menjadi berkurang dan menciptakan suasana nyaman bagi penumpang. Keywords: Noise. Leq, Lsm, Mapping, Terminal Pakupatan 
KinetikaReaksi Transesterifikasi pada Pengolahan Limbah Minyak Gorteng Bekas (Waste Vegetable Oil) menjadi Bahan Bakar Biodiesel Silalahi, Mawar; Ariefiyanti Hidayah, Maulin
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 5, No 5 (2011)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biodiesel sebagai bahan bakar nabati pengganti bahan bakar minyak memiliki fungsi yang sangat penting demi tersedianya pasokan energi jangka panjang, biodiesel dapat dibuat dari limbah minyak goreng bekas. Industri makanansiap saji memproduksi limbah minyak goreng bekas bagi lingkungan, oleh karena itu sebaiknya limbah yang sudah tidak digunakan lagi, dikonversikan menjadi bahan bakar alternatif. Dari hasil test pendahuluan terhadap limbahMinyak goreng bekas restoran siap saji, minyak tersebut mengandung asam lemak bebas diatas 5%. Oleh karena itu dilakukan proses esterifikasi dua tahap, yaitu esterifikasi asam dengan katalis H2SO4 dan esterifikasi basa (transesterifikasi) dengan katalis KOH. Pada tahap esterifikasi dilakukan beberapa variasi penelitian yaitu variasi mol metanol (5.3:1, 6.3:1, 7.3:1, 8.3:1, 9.3:1), variasi suhu (60oC,70oC,80oC), variasi waktu (30’,60’,90’,120’) dan variasi katalis (0.5%, 1%, 1.5%, 2%). Dari esterifikasi didapatkan hasil FAME terbaik yaitu pada metanol 9.3 mol sebesar 96.46 %. Kemudian dilakukan analisis transesterifikasi dengan variasi mol metanol (5.3:1, 6.3:1, 7.3:1, 8.3:1) dan variasi waktu (90’ dan 120’). Dari transesterifikasi dapat diketahui bahwa waktu optimum pembentukan biodiesel adapada waktu 90 menit dengan metanol 7.3 mol. Namun jika ditinjau dari sisi ekonomis, FAME sebesar 95.21% diperoleh saat metanol 6.3 mol. Presentase pembentukan FAME tiap satuan waktu juga diamati dalam penelitian ini untuk mengetahui kinetika pembentukan FAME serta penguraian trigliserida yang terjadi. Pada metanol 5.3 mol diperoleh konstanta reaksi sebesar 0.003170506/menit, sedangkan untuk metanol 5.5 mol diperoleh konstanta reaksi sebesar 0.006668549/menit dan untuk metanol 6.3 mol sebesar 0.004073389/menit.Keywords: Waste Vegetable Oil, Esterification, Transesterification, Kinetics.
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT TAPIOKA MENJADI ETANOL DENGAN MENGGUNAKAN Aspergillus niger, Bacillus licheniformis DAN Saccharomyces cerevisiae Nugroho, Astri; Effendi, Edison; Novaria, Tika
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah padat tapioka merupakan hasil samping dari pengolahan tepung tapioka berupa ampas dan banyak mengandung karbohidrat yang dapat dikembangkan manfaatnya dengan cara mengolah limbah tersebut melalui proses hidrolisis asam dan fermentasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai C/N sebagai cara untuk mengetahui laju dekomposisi bahan organik dan mengetahui kadar etanol yang dihasilkan dari proses hidrolisis dan fermentasi pada limbah padat tapioka. Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan 1.5% 1M H2SO4. Fermentasi dilakukan dengan variasi mikroorganisme 10% dan 20% secara mixed culture menggunakan Bacillus licheniformis, Aspergillus niger dan Saccharomyces cerevisiae pada limbah padat tapioka 50 gr, 100 gr, 150 gr dan 200 gr. Kadar etanol tertinggi pada variasi mikroorganisme 10% terjadi pada substrat 50 gr jam ke-120 yaitu 4.40% dengan jumlah mikroorganisme 2.29x1017 koloni/ml, pH = 4.60, nilai C/N = 36.43 Pada variasi mikroorganisme 20%, kadar etanol tertinggi terjadi pada substrat 50 gr jam ke-120 yaitu 3.26%, jumlah mikroorganisme 1.82x1017 koloni/ml,             pH = 3.70,  nilai C/N= 49.33. Nilai kinetika pada limbah padat tapioka 50 gr, µ = 0.003206 – 0.009712 1/jam,       µm = 0.00006120 /jam, Ks = 1036.78 mg/1, Y = 23.79, q = 0.000135 – 0.000408 1/jam, YT = 23.79 /jam,               Yobs = 1.8147 – 5.4977 /jam dan Kd = 0.0323 – 0.0388 /jam. Nilai kinetika pada mixed culture 20% pada limbah padat tapioka 50 gr, µ = 0.001818 – 0.008016 1/jam, µm=0.00004288/jam, Ks= 965.94 mg/1, Y = 7.27, q = 0.000250 – 0.001103 1/jam,  YT = 7.27 /jam, Yobs = 0.0961 – 0.4235  /jam dan Kd = 0.1296 – 0.1358 /jam.Kata kunci: Limbah padat tapioka, Bioethanol, Fermentasi, Aspergillus niger, Bacillus licheniformis, Saccharomyces cerevisiae 
PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN DI HARVEST CITY, CIBUBUR ., Winarni; Yanidar, Ramadhani; Saputri, Meifani
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 5, No 3 (2010)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Harvest City merupakan kawasan perumahan seluas kurang lebih 950 Ha yang terletak di Cileungsi-Cibubur. Perencanaan jaringan Sistem Penyaluran Air Buangan ini direncanakan melayani 100% penduduk hingga lahan terisi penuh.Sistem penyaluran air buangan di Harvest City sampai akhir perencanaan direncanakan dapat melayani penduduk total 120.321 jiwa. Faktor hari maksimum 1,3 dan persentase air buangan didapat dari hasil survey di STP (Sewerage Treatment Plant) Lippo Karawaci, Tangerang, kemudian dibandingkan dengan referensi tugas akhir yang mengambil persentase air buangannya di Lippo Karawaci, lalu dilakukan uji statistik, sehingga diperoleh persentase air buangan sebesar 81,43 %. Debit rata-rata air buangan akhir perencanaan sebesar 265,22 L/dtk. Pemilihan jalur alternatif 1 pada bagian barat sampai ke utara perumahan Harvest City akan melalui jalan utama dan akan melalui taman, rumah sakit dan komersial area untuk menuju daerah bagian timur, selain melalui jalan utama, jalur pipa akan melalui jalan utama di dalam cluster, total panjang pipa sebesar 15232 m. Jalur alternatif 2, pipa induk pada daerah bagian utara akan melalui jalan-jalan utama Harvest City. Pada daerah bagian utara, jalur pipa akan melalui jalur yang sama seperti alternatif 1, total panjang pipa sebesar 14553 m. Pemilihan alternatif ketiga merupakan perpaduan dari kedua alternatif yang ada, total panjang pipa sebesar 13821 m. Alternatif yang terpilih adalah alternatif 3, dengan total biaya investasi rencana sistem penyaluran air buangan + IPAL sebesar Rp. 119. 407. 115. 589, dengan diameter yang digunakan 200 mm-1000 mm, jumlah manhole 67 buah, dan perlengkapan lain berupa 4 buah bangunan gelontor, dan sambungan rumah sebesar 26236 buah. Biaya investasi per rumah sebesar Rp.3.552.451 untuk rumah tipe A, Rp.4.973.431 untuk rumah tipe B, C dan apartemen. Biaya operasional pengaliran air buangan per rumah sebesar Rp. 747 untuk rumah tipe A, Rp.1.062 untuk rumah tipe B, C dan apartemen. Pentahapan pada alternatif ini dibagi 3 tahap.Keyword: Waste Water, designing, installation of water treatment of wasteHarvest City merupakan kawasan perumahan seluas kurang lebih 950 Ha yang terletak di Cileungsi-Cibubur. Perencanaan jaringan Sistem Penyaluran Air Buangan ini direncanakan melayani 100% penduduk hingga lahan terisi penuh.Sistem penyaluran air buangan di Harvest City sampai akhir perencanaan direncanakan dapat melayani penduduk total 120.321 jiwa. Faktor hari maksimum 1,3 dan persentase air buangan didapat dari hasil survey di STP (Sewerage Treatment Plant) Lippo Karawaci, Tangerang, kemudian dibandingkan dengan referensi tugas akhir yang mengambil persentase air buangannya di Lippo Karawaci, lalu dilakukan uji statistik, sehingga diperoleh persentase air buangan sebesar 81,43 %. Debit rata-rata air buangan akhir perencanaan sebesar 265,22 L/dtk. Pemilihan jalur alternatif 1 pada bagian barat sampai ke utara perumahan Harvest City akan melalui jalan utama dan akan melalui taman, rumah sakit dan komersial area untuk menuju daerah bagian timur, selain melalui jalan utama, jalur pipa akan melalui jalan utama di dalam cluster, total panjang pipa sebesar 15232 m. Jalur alternatif 2, pipa induk pada daerah bagian utara akan melalui jalan-jalan utama Harvest City. Pada daerah bagian utara, jalur pipa akan melalui jalur yang sama seperti alternatif 1, total panjang pipa sebesar 14553 m. Pemilihan alternatif ketiga merupakan perpaduan dari kedua alternatif yang ada, total panjang pipa sebesar 13821 m. Alternatif yang terpilih adalah alternatif 3, dengan total biaya investasi rencana sistem penyaluran air buangan + IPAL sebesar Rp. 119. 407. 115. 589, dengan diameter yang digunakan 200 mm-1000 mm, jumlah manhole 67 buah, dan perlengkapan lain berupa 4 buah bangunan gelontor, dan sambungan rumah sebesar 26236 buah. Biaya investasi per rumah sebesar Rp.3.552.451 untuk rumah tipe A, Rp.4.973.431 untuk rumah tipe B, C dan apartemen. Biaya operasional pengaliran air buangan per rumah sebesar Rp. 747 untuk rumah tipe A, Rp.1.062 untuk rumah tipe B, C dan apartemen. Pentahapan pada alternatif ini dibagi 3 tahap.Keyword: Waste Water, designing, installation of water treatment of waste
PERENCANAAN TEKNIS PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN CAKUNG, JAKARTA TIMUR Indrawati, Dwi; Purwaningrum, Pramiati; Laily Megawarni, Andi
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 6, No 2 (2012)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu masalah perkotaan saat ini adalah timbulan sampah hasil dari berbagai macam aktivitas terus meningkat, sehingga dibutuhkan pengelolaan sampah yang lebih baik. Kecamatan Cakung terletak di Jakarta Timur dengan luas 42,47 Km 2 dan jumlah penduduk pada awal tahun 2009 ± 248.327 jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kondisi eksisting sistem pengelolaan sampah serta merencanakan pengumpulan dan pengangkutan sampah yang lebih efektif dan efisien. Metode yang digunakan untuk memproyeksikan timbulan sampah pada tahun mendatang yaitu diperkirakan sesuai dengan kecenderungan tingkat aktivitas dan produktivitas industri serta income per kapita penduduk. total timbulan sampah di Kecamatan Cakung awal tahun 2009 sebesar 816 m 3 /hari dan yang terangkut sebesar 715 m 3 /hari, sehingga tingkat pelayanan di Kecamatan Cakung sebesar 87,62%. Periode perencanaan direncanakan untuk 10 tahun mendatang yang dibagi dalam 3 (tiga) tahap. Direncanakan tingkat pelayanan naik sebesar 5% setiap 3 tahun. Pemilahan direncanakan dilakukan di sumber. Pola pengumpulan sampah yang diterapkan adalah pola individual langsung, dan pola individual tidak langsung, pola komunal tidak langsung. Sampah yang terkumpul dari pola individual tidak langsung dibawa ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pulogebang. Kata kunci: sampah, kota, pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan
PENGARUH PENGADUKAN PADA KOAGULASI MENGGUNAKAN ALUM ., Winarni; Iswanto, Bambang; Karina, Citra
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 5, No 6 (2011)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengadukan cepat bertujuan untuk mendispersikan koagulan secara merata ke dalam air baku untuk memacu pembentukan flok. Pada proses koagulasi menggunakan alum, interaksi yang terjadi adalah antara partikel koloid dengan produk hidrolisa aluminum yang terbentuk pada kondisi pH operasi tertentu. Produk hidrolisa aluminum terbentuk dalam waktu yang sangat singkat sehingga diperlukan pengadukan dengan intensitas tinggi agar spesies ini dapat teradsorpsi di permukaan koloid. Penelitian ini merupakan penelitian awal guna mengembangkan rancangan penelitian pengaruh pengadukan pada koagulasi alum. Untuk melihat dampak pengadukan pada koagulasi dengan adsorpsi monomer dan polimer aluminum, perlu dilakukan proses koagulasi pada pH 4. Suspensi air baku diperluas dengan suspensi kekeruhan tinggi untuk mengkonfirmasi pecahnya flok. Guna mengatasi kendala kecepatan pengadukan jar-test yang terbatas maka diperlukan reaktor mini koagulasi-flokulasi-sedimentasi dengan motor pengaduk intensitas tinggi yang mencapai gradient kecepatan 16000 detik -1 .Keywords: coagulation, mixing, velocity gradient, adsorption, sweep coagulation  
EFISIENSI PENYISIHAN SENYAWA KARBON PADA EFLUEN IPAL BOJONGSOANG DENGAN CONSTRUCTED WETLAND TIPE SUBSURFACE HORIZONTAL FLOW : STUDI POTENSI DAUR ULANG AIR LIMBAH ., Tazkiaturrizki
TEKNOLOGI LINGKUNGAN Vol 8, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi daur ulang limbah merupakan solusi tepat dalam menangani kelangkaan air bersih saat ini. Efluen IPAL Bojongsoang di Bandung merupakan salah satu potensi daur ulang air limbah jika ditambahkan pengolahan lebih lanjut dengan menggunakan lahan basah buatan (constructed wetland). Dengan menggunakan media seperti tanah, pasir, kerikil dan menambahkan tanaman Typha latifolia dan Scirpus grossus serta sistem aerasi parameter seperti BOD/COD dapat tersisihkan dengan sangat baik dengan efisiensi 80-90%. Modifikasi dilakukan dengan tiga tahapan pengolahan yaitu tahap I untuk penyisihan BOD/COD dengan Typha latifolia ditambah aerasi dan tahap II untuk penyisihan fosfat dengan Scirpus grossus dengan dan tanpa aerasi dan tahap III ditujukan untuk melengkapi penyisihan nitrogen melalui proses denitrifikasi dengan Glycine max dan tanpa aerasi. Didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan efisiensi penyisihan fosfat hingga mencapai 80-99%. Proses aerasi dan kombinasi tanaman (T.latifolia, S.grossus, G.max) serta pengolahan bertahap terbukti memberikan pengaruh dalam penyisihan nitrogen dan fosfat. Diperoleh hasil bahwa konsentrasi efluen yaitu COD berada pada rentang 6 – 17 mg/L; BOD berada pada rentang 1 – 4 mg/L telah memenuhi standar kualitas air kelas 2 berdasarkan baku mutu PP 82/2001 dan berpotensi untuk digunakan sebagai daur ulang air limbah.Kata kunci: daur ulang, air limbah, lahan basah buatan, karbon